Anda di halaman 1dari 19

TINJAUAN PUSTAKA

I.
Definisi
1
Artritis reumatoid (AR) merupakan suatu penyakit yang tersebar luas serta
melibatkan semua kelompok ras dan etnik di dunia. Penyakit ini merupakan suatu penyakit
autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang walaupun
terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga melibatkan organ tubuh lainnya.
ebagian besar pasien menunjukkan gejala penyakit kronik yang hilang timbul, yang jika
tidak diobati akan menyebabkan terjadinya kerusakan persendian dan deformitas sendi
yang progresif yang menyebabkan disabilitas bahkan kematian dini. !alaupun faktor
genetik, hormon seks, infeksi dan umur telah diketahui berpengaruh kuat dalam
menentukan pola morbiditas penyakit ini, hingga etiologi AR yang sebenarnya tetap belum
diketahui se"ara pasti.
II.
Epidemiologi
#
$i seluruh dunia, kejadian per tahun AR adalah sekitar % kasus per 1&.&&&
penduduk, dan tingkat prevalensi adalah sekitar 1', meningkat dengan usia dan men"apai
pun"aknya pada usia %()(& tahun. AR mempengaruhi semua populasi, meskipun penyakit
ini jauh lebih umum di beberapa kelompok (misalnya, ()*' dalam beberapa kelompok
penduduk asli Amerika) dan jarang terjadi pada kelompok lainnya (misalnya, orang)orang
hitam dari kawasan +aribia). +eturunan pertama individu dengan RA berada pada
peningkatan risiko (# hingga % kali lipat) dari penyakit. Penyakit konkordansi dalam
kembar mono,igotik adalah sekitar 1()#&', menunjukkan bahwa faktor nongenetik
memainkan peran penting. +arena frekuensi di seluruh dunia RA relatif konstan, agen
menular di mana)mana telah dipostulasikan untuk memainkan peran etiologi.
!anita terkena AR sekitar % kali lebih sering daripada pria, tetapi perbedaan seks
berkurang pada kelompok usia lebih tua. $alam menyelidiki apakah tingkat yang lebih
tinggi AR pada wanita dapat dikaitkan dengan faktor)faktor resiko reproduksi, sebuah
penelitian dari $enmark menemukan bahwa tingkat AR lebih tinggi pada wanita yang
telah melahirkan hanya 1 anak daripada pada wanita yang pernah melahirkan # atau %
keturunan. -amun, tidak ada tingkat peningkatan ditemukan pada wanita nulipara atau
yang memiliki riwayat kehamilan yang hilang. Pengaruh postpartum juga signifikan.
1
$alam 1)( tahun periode postpartum penurunan risiko AR telah terbukti, bahkan pada
mereka yang berisiko tinggi penanda ./A.
tudi $enmark juga menemukan risiko rheumatoid arthritis yang lebih tinggi di
antara perempuan dengan riwayat preeklamsia, hiperemesis selama kehamilan, atau
hipertensi gestasional. Para penulis menyarankan bahwa ini menunjukkan bahwa adaptasi
kekebalan berkurang pada kehamilan mungkin ada pada wanita yang memiliki
ke"enderungan untuk pengembangan AR atau bahwa mungkin ada hubungan antara
mi"ro"himerism janin (di mana sel)sel janin hadir dalam sirkulasi maternal) dan AR.
III.
Etiologi
%
Penyebab Artritis Reumatoid masih belum diketahui. 0aktor genetik dan beberapa
faktor lingkungan telah lama diduga berperan dalam timbulnya penyakit ini. .al ini
terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks histokompatibilitas utama
kelas 11, khususnya ./A)$R
2
dengan AR seropositif. Pengemban ./A)$R
2
memiliki
resiko relatif 231 untuk menderita penyakit ini.
+e"enderungan wanita untuk menderita AR dan sering dijumpainya remisi pada
wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan
hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini. !alaupun
demikian karena pemberian hormon estrogen eksternal tidak pernah menghasilkan
perbaikan sebagaimana yang diharapkan, hingga kini belum berhasil dipastikan bahwa
faktor hormonal memang merupakan penyebab penyakit ini.
ejak tahun 14%&, infeksi telah diduga merupakan penyebab AR. $ugaan faktor
infeksi sebagai penyebab AR juga timbul karena umumnya onset penyakit ini terjadi
se"ara mendadak dan timbul dengan disertai oleh gambaran inflamasi yang men"olok.
!alaupun hingga kini belum berhasil dilakukan isolasi suatu mikroorganisme dari jaringan
sinovial, hal ini tidak menyingkirkan kemungkinan bahwa terdapat suatu komponen
peptidoglikan atau endotoksin mikroorganisme yang dapat men"etuskan terjadinya AR.
Agen infeksius yang diduga merupakan penyebab AR antara lain adalah bakteri,
mikoplasma atau virus.
Heat sho"k protein (.P) adalah sekelompok protein berukuran sedang (*& sampai
4& k$a) yang dibentuk oleh sel seluruh spesies sebagai respons terhadap stress. !alaupun
telah diketahui terdapat hubungan antara .P dan sel 5 pada pasien AR, mekanisme ini
belum diketahui dengan jelas.
2
IV.
Patogenesis
%
$ari penelitian mutakhir diketahui bahwa patogenesis AR terjadi akibat rantai
peristiwa imunologis sebagai berikut 3
uatu antigen penyebab AR yang berada pada membran sinovial, akan diproses
oleh antigen presenting cells (AP6) yang terdiri dari berbagai jenis sel seperti sel
sinoviosit A, sel dendritik atau makrofag yang semuanya mengekspresi determinan ./A)
$R pada membran selnya. Antigen yang telah diproses akan dikenali dan diikat oleh sel
6$
2
7 bersama dengan determinan ./A)$R yang terdapat pada permukaan membran AP6
tersebut membentuk suatu kompleks trimolekular. +ompleks trimolekular ini dengan
bantuan interleukin)1 (1/)1) yang dibebaskan oleh monosit atau makrofag selanjutnya
akan menyebabkan terjadinya aktivasi sel 6$
2
7.
Pada tahap selanjutnya kompleks antigen trimolekular tersebut akan mengekspresi
reseptor interleukin)# (1/)#) Pada permukaan 6$
2
7. 1/)# yang diekskresi oleh sel 6$
2
7
akan mengikatkan diri pada reseptor spesifik pada permukaannya sendiri dan akan
menyebabkan terjadinya mitosis dan proliferasi sel tersebut. Proliferasi sel 6$
2
7 ini akan
berlangsung terus selama antigen tetap berada dalam lingkunan tersebut. elain 1/)#,
6$
2
7 yang telah teraktivasi juga mensekresi berbagai limfokin lain seperti gamma)
interferon, tumor necrosis factor b (5-0)b), interleukin)% (1/)%), interleukin)2 (1/)2),
granulocyte-macrophage colony stimulating factor (89)60) serta beberapa mediator
lain yang bekerja merangsang makrofag untuk meningkatkan aktivitas fagositosisnya dan
merangsang proliferasi dan aktivasi sel : untuk memproduksi antibodi. Produksi antibodi
oleh sel : ini dibantu oleh 1/)1, 1/)#, dan 1/)2.
etelah berikatan dengan antigen yang sesuai, antibodi yang dihasilkan akan
membentuk kompleks imun yang akan berdifusi se"ara bebas ke dalam ruang sendi.
Pengendapan kompleks imun akan mengaktivasi sistem komplemen yang akan
membebaskan komponen)komplemen 6
(a
. +omponen)komplemen 6
(a
merupakan faktor
kemotaktik yang selain meningkatkan permeabilitas vaskular juga dapat menarik lebih
banyak sel polimorfonuklear (P9-) dan monosit ke arah lokasi tersebut. Pemeriksaan
histopatologis membran sinovial menunjukkan bahwa lesi yang paling dini dijumpai pada
AR adalah peningkatan permeabilitas mikrovaskular membran sinovial, infiltrasi sel P9-
dan pengendapan fibrin pada membran sinovial.
0agositosis kompleks imun oleh sel radang akan disertai oleh pembentukan dan
pembebasan radikal oksigen bebas, leukotrien, prostaglandin dan protease neutral
(collagenase dan stromelysin) yang akan menyebabkan erosi rawan sendi dan tulang.
;,1&
3
Radikal oksigen bebas dapat menyebabkan terjadinya depolimerisasi hialuronat sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan viskositas "airan sendi. elain itu radikal oksigen
bebas juga merusak kolagen dan proteoglikan rawan sendi.
Prostaglandin <
#
(P8<
#
) memiliki efek vasodilator yang kuat dan dapat
merangsang terjadinya resorpsi tulang osteoklastik dengan bantuan 1/)1 dan 5-0)b.
Rantai peristiwa imunologis ini sebenarnya akan terhenti bila antigen penyebab
dapat dihilangkan dari lingkungan tersebut. Akan tetapi pada AR, antigen atau komponen
antigen umumnya akan menetap pada struktur persendian, sehingga proses destruksi sendi
akan berlangsung terus.
1&
5idak terhentinya destruksi persendian pada AR kemungkinan
juga disebabkan oleh terdapatnya faktor reumatoid. 0aktor reumatoid adalah suatu
autoantibodi terhadap epitop fraksi 0" 1g8 yang dijumpai pada =&)4& ' pasien AR. 0aktor
reumatoid akan berikatan dengan komplemen atau mengalami agregasi sendiri, sehingga
proses peradangan akan berlanjut terus. Pengendapan kompleks imun juga menyebabkan
terjadinya degranulasi mast cell yang menyebabkan terjadinya pembebasan histamin dan
berbagai en,im proteolitik serta aktivasi jalur asam arakidonat.
9asuknya sel radang ke dalam membran sinovial akibat pengendapan kompleks
imun menyebabkan terbentuknya pannus yang merupakan elemen yang paling destruktif
dalam patogenesis AR. Pannus merupakan jaringan granulasi yang terdiri dari sel fibroblas
yang berproliferasi, mikrovaskular dan berbagai jenis sel radang. e"ara histopatologis
pada daerah perbatasan rawan sendi dan pannus terdapatnya sel mononukleus, umumnya
banyak dijumpai kerusakan jaringan kolagen dan proteoglikan.
2
V.
Gambaran Klinis
Ada beberapa gambaran klinis yang la,im ditemukan pada penderita artritis reumatoid.
8ambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena
penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi.
1.
8ejala)gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan
demam. 5erkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
#.
Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi)sendi di tangan, namun
biasanya tidak melibatkan sendi)sendi interfalangs distal. .ampir semua sendi
diartrodial dapat terserang.
%.
+ekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam3 dapat bersifat generalisata tatapi
terutama menyerang sendi)sendi. +ekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada
4
osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu
kurang dari 1 jam.
2.
Artritis erosif merupakan "iri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan
sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat dilihat pada
radiogram.
(.
$eformitas3 kerusakan dari struktur)struktur penunjang sendi dengan perjalanan
penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal,
deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering
dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang
timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. endi)sendi besar juga dapat terserang dan
mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerak
ekstensi.
*.
-odula)nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga
orang dewasa penderita arthritis rheumatoid. /okasi yang paling sering dari deformitas
ini adalah bursa olekranon (sendi siku ) atau di sepanjang permukaan ekstensor dari
lengan> walaupun demikian nodula)nodula ini dapat juga timbul pada tempat)tempat
lainnya. Adanya nodula)nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk suatu penyakit
yang aktif dan lebih berat.
=.
9anifestasi ekstra)artikular3 artritis reumatoid juga dapat menyerang organ)organ lain
di luar sendi. ?antung (perikarditis), paru)paru (pleuritis), mata, dan pembuluh darah
dapat rusak.
(
5
5abel. +riteria Ameri"an Rheumatism Asso"iation untuk Artritis Reumatoid, Revisi 14;=
*
6
@ntuk keperluan klasifikasi, seseorang dikatakan menderita artritis reumatoid jika
ia sekurang)kurangnya memenuhi 2 dari = kriteria di atas. +riteria 1 sampai 2 harus
terdapat minimal selama * minggu. Pasien dengan dua diagnosis tidak dieksklusikan.
Pembagian diagnosis sebagai artritis reumatoid klasik, definit, probable atau possible tidak
perlu dibuat.
VI.
Komplikasi
+elainan sistem pen"ernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik
yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (AA1-)
atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying antirheumatoid drugs,
$9AR$) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada artritis
reumatoid.
+omplikasi saraf yang terjadi tidak memberikan gambaran jelas, sehingga sukar
dibedakan antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik. @mumnya berhubungan dengan
mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.
VII.
Pemeriksaan Penn!ang
5idak banyak berperan dalam diagnosis artritis reumatoid, namun dapat
menyokong bila terdapat keraguan atau untuk melihat prognosis pasien. Pada pemeriksaan
laboraturium terdapat3
1. 5es faktor reuma biasanya positif pada lebih dari =(' pasien artritis reumatoid terutama
bila masih aktif. isanya dapat dijumpai pada pasien lepra, tuberkulosis paru, sirosis
hepatis, hepatitis infeksiosa, lues, endokarditis bakterialis, penyakit kolagen, dan
sarkoidosis.
#. Protein 6)reaktif biasanya positif.
%. /<$ meningkat.
2. /eukosit normal atau meningkat sedikit.
(. Anemia normositik hipokrom akibat adanya inflamasi yang kronik.
*. 5rombosit meningkat.
=. +adar albumin serum turun dan globulin naik.
Pada periksaan rontgen, semua sendi dapat terkena, tapi yang tersering adalah sendi
metatarsofalang dan biasanya simetris. endi sakroiliaka juga sering terkena. Pada
awalnya terjadi pembengkakan jaringan lunak dan demineralisasi juksta artikular.
+emudian terjadi penyempitan sendi dan erosi.
7
VIII.
Penatalaksanaan
etelah diagnosis AR dapat ditegakkan, pendekatan pertama yang harus dilakukan
adalah segera berusaha untuk membina hubungan yang baik antara pasien dengan
keluarganya dengan dokter atau tim pengobatan yang merawatnya. 5anpa hubungan yang
baik ini agaknya akan sukar untuk dapat memelihara ketaatan pasien untuk tetap berobat
dalam suatu jangka waktu yang "ukup lama.
1. Pendidikan pada pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan yang akan
dilakukan sehingga terjalin hubungan baik dan terjamin ketaatan pasien untuk tetap
berobat dalam jangka waktu yang lama.
#. AA1- diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang sering
dijumpai. AA1- yang dapat diberikan3
a. Aspirin
Pasien dibawah (& tahun dapat mulai dengan dosis %)2 B 1 gChari, kemudian
dinaikkan &,%)&,* g per minggu sampai terjadi perbaikan atau gejala toksik. $osis
terapi #&)%& mgCdl.
b. 1buprofen, naproksen, piroksikam, diklofenak, dan sebagainya.
%. $9AR$ digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi
akibat artritis reumatoid. 9ula khasiatnya baru terlihat setelah %)1# bulan kemudian.
etelah #)( tahun, maka efektivitasnya dalam menekan proses reumatoid akan
berkurang. +eputusan penggunaannya bergantung pada pertimbangan risiko manfaat
oleh dokter. @mumnya segera diberikan setelah diagnosis artritis reumatoid ditegakkan,
atau bila respon AA1- tidak baik, meski masih dalam status tersangka.
?enis)jenis yang digunakan adalah3
a. +lorokuin, paling banyak digunakan karena harganya terjangkau, namun
efektivitasnya lebih rendah dibandingkan dengan yang lain. $osis anjuran
klorokuin fosfat #(& mgChari hidrosiklorokuin 2&& mgChari. <fek samping
bergantung pada dosis harian, berupa penurunan ketajaman penglihatan, dermatitis
makulopapular, nausea, diare, dan anemia hemolitik.
b. ulfasala,in dalam bentuk tablet bersalut enteri" digunakan dalam dosis 1 B (&&
mgChari, ditingkatkan (&& mg per minggu, sampai men"apai dosis 2 B (&& mg.
etelah remisi ter"apai, dosis dapat diturunkan hingga 1 gChari untuk dipakai dalam
jangka panjang sampai ter"apai remisi sempurna. ?ika dalam waktu % bulan tidak
terlihat khasiatnya, obat ini dihentikan dan diganti dengan yang lain, atau
dikombinasi. <fek sampingnya nausea, muntah, dan dyspepsia.
8
". $)penisilamin, kurang disukai karena bekerja sangat lambat. $igunakan dalam
dosis #(&)%&& mgChari, kemudian dosis ditingkatkan setiap #)2 minggu sebesar
#(&)%&& mgChari untuk men"apai dosis total 2B #(&)%&& mgChari. <fek samping
antara lain ruam kulit urtikaria atau mobiliformis, stomatitis, dan pemfigus.
d. 8aram emas adalah gold standard bagi $9AR$. +hasiatnya tidak diragukan lagi
meski sering timbul efek samping. Auro sodium tiomalat (A5) diberikan
intramuskular, dimulai dengan dosis per"obaan pertama sebesar 1& mg, seminggu
kemudian disusul dosis kedua sebesar #& mg. eminggu kemudian diberikan dosis
penuh (& mgCminggu selama #& minggu. $apat dilanjutkan dengan dosis tambahan
sebesar (& mg tiap # minggu sampai % bulan. ?ika diperlukan, dapat diberikan dosis
(& mg setiap % minggu sampai keadaan remisi ter"apai. <fek samping berupa
pruritis, stomatitis, proteinuria, trombositopenia, dan aplasia sumsum tulang. ?enis
yang lain adalah auranofin yang diberikan dalam dosis # B % mg. <fek samping
lebih jarang dijumpai, pada awal sering ditemukan diare yang dapat diatasi dengan
penurunan dosis.
e. Abat imunosupresif atau imunoregulator.
9etotreksat sangat mudah digunakan dan waktu mula kerjanya relatif pendek
dibandingkan dengan yang lain. $osis dimulai ()=,( mg setiap minggu. :ila dalam
2 bulan tidak menunjukkan perbaikan, dosis harus ditingkatkan. $osis jarang
melebihi #& mgCminggu. <fek samping jarang ditemukan. Penggunaan siklosporin
untuk artritis reumatoid masih dalam penelitian.
f. +ortikosteroid hanya dipakai untuk pengobatan artritis reumatoid dengan
komplikasi berat dan mengan"am jiwa, seperti vaskulitis, karena obat ini memiliki
efek samping yang sangat berat. $alam dosis rendah (seperti prednison ()=,( mg
satu kali sehari) sangat bermanfaat sebagai bridging therapy dalam mengatasi
sinovitis sebelum $9AR$ mulai bekerja, yang kemudian dihentikan se"ara
bertahap. $apat diberikan suntikan kortikosteroid intraartikular jika terdapat
peradangan yang berat. ebelumnya, infeksi harus disingkirkan terlebih dahulu.
2. Riwayat Penyakit alamiah
Riwayat penyakit alamiah AR sangat bervariasi. Pada umumnya #(' pasien
akan mengalami manifestasi penyakit yang bersifat monosiklik (hanya mengalami satu
episode AR dan selanjutnya akan mengalami remisi sempurna). Pada pihak lain
sebagian besar pasien akan menderita penyakit ini sepanjang hidupnya dengan hanya
diselingi oleh beberapa masa remisi yang singkat (jenis polisiklik). ebagian ke"il
9
lainnya akan menderita AR yang progresif yang disertai dengan penurunan kapasitas
fungsional yang menetap pada setiap eksaserbasi.
Penelitian jangka panjang menunjukkan bahwa dengan pengobatan yang
digunakan saat ini, sebagian besar pasien AR umumnya akan dapat men"apai remisi
dan dapat mempertahankannya dengan baik pada ( atau 1& tahun pertamanya. etelah
kurun waktu tersebut, umumnya pasien akan mulai merasakan bahwa remisi mulai
sukar dipertahankan dengan pengobatan yang biasa digunakan selama itu. .al ini
mungkin disebabkan karena pasien sukar mempertahankan ketaatannya untuk terus
berobat dalam jangka waktu yang lama, timbulnya efek samping jangka panjang
kortikosteroid. +hasiat $9AR$ yang menurun dengan berjalannya waktu atau karena
timbulnya penyakit lain yang merupakan komplikasi AR atau pengobatannya. .al ini
masih merupakan persoalan yang banyak diteliti saat ini, karena saat ini belum berhasil
dijumpai obat yang bersifat sebagai disease controlling antirheumatic therapy ($6)
AR5).
(. Rehabilitasi pasien AR
Rehabilitasi merupakan tindakan untuk mengembalikan tingkat kemampuan
pasien AR dengan "ara3
D 9engurangi rasa nyeri
D 9en"egah terjadinya kekakuan dan keterbatasan gerak sendi
D 9en"egah terjadinya atrofi dan kelemahan otot
D 9en"egah terjadinya deformitas
D 9eningkatkan rasa nyaman dan keper"ayaan diri
D 9empertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung kepada orang lain.
Rehabilitasi dilaksanakan dengan berbagai "ara antara lain dengan
mengistirahatkan sendi yang terlibat, latihan serta dengan menggunakan modalitas
terapi fisis seperti pemanasan, pendinginan, peningkatan ambang rasa nyeri dengan arus
listrik. 9anfaat terapi fisis dalam pengobatan AR telah ternyata terbukti dan saat ini
merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dalam penatalaksanaan AR.
2
*. Pembedahan
?ika berbagai "ara pengobatan telah dilakukan dan tidak berhasil serta terdapat
alasan yang "ukup kuat, dapat dilakukan pengobatan pembedahan. ?enis pengobatan ini
pada pasien AR umumnya bersifat ortopedik, misalnya sinovektoni, artrodesis, total hip
replacement, memperbaiki deviasi ulnar, dan sebagainya.
10
I".
Prognosis
#
AR yang tetap aktif terus)menerus selama lebih dari 1 tahun "enderung
menyebabkan deformitas sendi dan "a"at. Periode aktivitas hanya berlangsung minggu
atau beberapa bulan diikuti dengan remisi spontan meramalkan prognosis yang lebih baik.
9orbiditas dan mortalitas kardiovaskular meningkat pada pasien dengan AR.
0aktor risiko nontradisional tampaknya memainkan peran penting. infark miokard,
disfungsi miokard, dan efusi perikardial asimtomatik yang umum, perikarditis dan gejala
perikarditis konstriktif jarang. 9iokarditis, vaskulitis koroner, penyakit katup, dan
konduksi "a"at kadang)kadang diamati. AR juga dikaitkan dengan faktor risiko
kardiovaskular, baik tradisional dan nontradisional.
5ingkat mortalitas se"ara keseluruhan pada pasien dengan AR dilaporkan #,( kali
dari populasi umum. Pada mereka dengan artikular parah dan ekstra)artikular penyakit,
angka kematian pendekatan yang pasien dengan %)penyakit pembuluh koroner atau
penyakit .odgkin stadium 1E. :anyak mortalitas berasal dari infeksi, vaskulitis, dan gi,i
buruk. $engan penge"ualian limfoma, kematian akibat kanker tidak berubah.
11
UNIVE#SITAS ANDA$AS
%AKU$TAS KED&KTE#AN
KEPANITE#AAN K$INIK #&TASI TA'AP II
5A5@ PA1<-
1. 1dentitas Pasien
a. -amaC+elaminC@murC 3 9arleni C PerempuanC 2( tahun
b. PekerjaanCpendidikan 3 8uru 9P
". Alamat 3 5eluk +abung,:ungus
#. /atar :elakang sosial)ekonomi)demografi)lingkungan keluarga
a. tatus Perkawinan 3 9enikah
b. ?umlah AnakC audara 3 # orang
". tatus <konomi +eluarga3 9ampu, penghasilan sebagai guru adalah Rp
#.(&&.&&& C bulan.
d. +: 3 5idak ada
e. +ondisi Rumah 3
) Rumah permanen, % kamar tidur, dan 1 kamar mandi.
) /antai rumah dari keramik, ventilasi udara dan sirkulasi udara baik,
pen"ahayaan "ukup.
) ?amban berada di dalam rumah.
) /istrik ada.
) umber air 3 P$A9
) .alaman rumah "ukup luas.
) ampah dipungut oleh petugas kebersihan.
) Rumah dihuni oleh 2 orang yang terdiri dari pasien, suami pasien, dan #
orang anak.
+esan 3 .igiene dan sanitasi lingkungan "ukup.
f. +ondisi /ingkungan +eluarga
) Pasien tinggal di lingkungan yang "ukup padat penduduk.
) /ingkungan sekitar "ukup bersih.
%. Aspek Psikologis di keluarga
) .ubungan dengan anggota keluarga baik
2. Riwayat Penyakit ekarang
+eluhan utama 3 -yeri pada kedua sendi tangan, lutut, dan kaki sejak # hari yang
lalu.
) -yeri pada kedua tangan, lutut, dan kaki sejak # hari yang lalu.
-yeri sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya, pasien
mengeluhkan demam selama # hari. etelah itu, tiba)tiba pasien merasakan
nyeri pada kedua sendi tangan, lutut, dan kaki. -yeri dirasakan bertambah
apabila berdiri dan dibawa berjalan serta sedikit berkurang dengan istirahat.
12
) 5erasa kaku pada kedua sendi tangan, lutut, dan kaki saat bangun
tidur, terutama pada pagi hari yang dirasakan berkurang setelah beberapa
jam.
) +esemutan pada tangan dan kaki.
) :adan sering terasa pegal)pegal dan mudah lelah.
) Rasa panas di kedua sendi kaki ada.
) 5erdapat kulit berwarna kemerahan di kedua sendi kaki .
) Riwayat trauma tidak ada.
) Pasien jarang berolah raga.
) +ebiasaan makan pasien makan % kali C hari.
) Pasien sering berobat ke :idan, Puskesmas atau beli obat sendiri di
apotik ketika mengalami keluhan seperti ini sejak 2 bulan yang lalu.
) Pasien sering mengeluhkan menderita sakit perut sejak beli obat
sendiri.
(. Riwayat Penyakit $ahulu C Penyakit +eluarga
) Pasien tidak pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnya.
) Ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan seperti ini, yaitu
kakak pasien.
*. Pemeriksaan 0isik
tatus 8eneralis
+eadaan @mum 3 :aik
+esadaran 3 +omposmentis +ooperatif
-adi 3 ;# BCmenit
-afas 3 ## BCmenit
5$ 3 1%&C;& mm.g
uhu 3 %*,*
&
6
:: 3 *; kg
5: 3 1(& "m
:91 3 %&,##
tatus 8i,i 3 Abesitas
9ata 3 +onjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
+ulit 3 Pu"at tidak ada, sianosis tidak ada, ikterik tidak ada
5.5 3 5idak ada kelainan
/eher 3 5idak ada pembesaran +8:
$ada
Paru
1nspeksi 3 imetris kiri dan kanan
Palpasi 3 0remitus kiri sama dengan kanan
Perkusi 3 onor
Auskultasi 3 Eesikuler, whee,ing ()), ronkhi ())
?antung
1nspeksi 3 1ktus tidak terlihat
13
Palpasi 3 1ktus teraba 1 jari medial /96 R16 E
Perkusi 3
+iri 3 1 jari medial /96 R16 E
+anan 3 /$
Atas 3 R16 11
Auskultasi 3 :unyi jantung murni, irama teratur, bising())
Abdomen
1nspeksi 3 Perut tampak membun"it
Palpasi 3 upel, hati dan lien tidak teraba
Perkusi 3 5impani
Auskultasi 3 :@ (7) -
Anggota gerak 3
<kstremitas atas 3 deformitas ()C)), peradangan ()C)), nyeri (7C7),
RA9 dalam batas normal.
<kstremitas bawah 3 deformitas ()C)), peradangan (7C7), nyeri (7C7), efusi
()C)), krepitasi ()C)), hipertrofi ()C)), RA9 dalam batas
normal.
=. /aboratorium 3 5idak ada.
;. Pemeriksaan anjuran 3
) Pemeriksaan darah (hemoglobin, leukosit, /<$)
) Rontgen manus, artikulasio talo"ruralis dan pedis deBtra et sinistra AP F
lateral
) Pemeriksaan imunologi (faktor reumatoid)
4. $iagnosis +erja
) Reumatoid Artritis
1&. $iagnosis :anding 3
) Asteoartritis
11. 9anajemen
a. Preventif 3
) 9engurangi aktifitas fisik yang berlebihan.
) +urangi berat badan.
) 9enghindari posisi berdiri, melutut dan menjongkok terlalu lama.
) Alahraga teratur % kali seminggu selama minimal %& menit.
) 9akan makanan yang bergi,i.
b. Promotif 3
) 9enjelaskan kepada pasien tentang penyakit pasien yaitu penyakit
peradangan pada sendi, faktor pen"etus, perjalanan penyakit, pengobatan
dan komplikasinya.
14
) 9emberikan penjelasan pada pasien untuk selalu menerapkan pola hidup
sehat dan makan se"ara teratur.
) Pasien dianjurkan supaya makan dulu sebelum mengkonsumsi obat anti
nyeri untuk menghindari sakit lambung.
) 9enginformasikan pada pasien agar tidak mengobati penyakitnya dengan
obat)obat tanpa resep dokter.
". +uratif 3
) 1buprofen # B 1 tab G 2&& mg
) Ranitidin # B 1 tab G 1(& mg
) Eit : "ompleB % B 1 tab
) +ompres dengan air hangat pada sendi yang bengkak
d. Rehabilitatif 3
) +ontrol teratur % hari lagi ke Puskesmas dan istirahat dengan "ukup.
) ?ika sulit berjalan, anjuran penggunaan tongkat untuk mengurangi
rasa sakit yang diderita.
) 0isioterapi
$inas +esehatan +odya Padang
Puskesmas :ungus 5eluk +abung
15
$okter 3 $olly Pradana
5anggal 3 1* Aktober #&1#
RC 1buprofen tab 2&& mg -o. H
I # dd tab 1
JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJK
RC Ranitidine tab 1(& mg -o. H
I # dd tab 1
JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJK
RC Eitamin : kompleks tab -o. H
I % dd tab 1
JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJK
Pro 3 9arleni
@mur 3 2( tahun
Alamat 3 5eluk +abung
DISKUSI
16
eorang pasien perempuan berumur 2( tahun datang ke Puskesmas :ungus 5eluk
+abung Padang dengan keluhan nyeri pada kedua sendi tangan, lutut, dan kaki sejak # hari
yang lalu. -yeri sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya, pasien mengeluhkan
demam selama # hari. etelah itu, tiba)tiba pasien merasakan nyeri pada kedua sendi
tangan, lutut, dan kaki. -yeri dirasakan bertambah apabila berdiri dan dibawa berjalan
serta sedikit berkurang dengan istirahat. +esemutan pada tangan dan kaki. 5erasa kaku
pada kedua sendi tangan, lutut, dan kaki saat bangun tidur, terutama pada pagi hari yang
dirasakan berkurang setelah beberapa jam. :adan terasa pegal)pegal dan mudah lelah.
Rasa panas di kedua sendi kaki ada. 5erdapat kulit berwarna kemerahan di kedua sendi
kaki. Pasien jarang berolah raga. +ebiasaan makan pasien makan % kali C hari. Pasien
sering berobat ke :idan, Puskesmas atau beli obat sendiri di apotik ketika mengalami
keluhan seperti ini sejak 2 bulan yang lalu. Pasien sering mengeluhkan menderita sakit
perut sejak beli obat sendiri. $ari gejala di atas, sesuai dengan teori telah memenuhi 2
kriteria arthritis rheumatoid, yaitu kaku pagi hari, arthritis pada % daerah persendian atau
lebih, arthritis pada persendian tangan, dan arthritis simetris. :adan terasa pegal)pegal dan
mudah lelah disebabkan otot dan tendon yang berdekatan dengan persendian yang
mengalami peradangan "enderung untuk mengalami spasme dan pemendekan. Rasa
kesemutan pada tangan dan kaki disebabkan penekanan pada nervus akibat sinovitis
sehingga menimbulkan gejala neuropati tekanan.
$ari anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis kerja pada pasien ini adalah
Artritis Reumatoid. @ntuk memastikan diagnosisnya kami menganjurkan untuk melakukan
Rontgen artikulasio talo"ruralis dan pedis deBtra et sinistra AP F lateral untuk melihat
apakah ada perubahan gambaran radiologis yang khas bagi arthritis rheumatoid tangan
posterior atau pergelangan tangan yang harus menunjukkan adanya erosi atau dekalsifikasi
tulang yang berlokasi pada sendi atau daerah yang berdekatan dengan sendi serta pada
sendi lainnya yang terkena. Pada penderita arthritis rheumatoid biasanya menunjukkan
faktor rheumatoid serum positif, yaitu terdapatnya titer abnormal faktor rheumatoid serum.
Penatalaksanaannya adalah dengan tindakan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
5indakan preventifnya adalah mengurangi aktifitas fisik yang berlebihan, kurangi berat
badan, mengurangi posisi berdiri, melutut dan menjongkok terlalu lama, olahraga teratur %
kali seminggu, dan makan makanan yang bergi,i.
@paya promotifnya adalah menjelaskan pada pasien penyakit pasien yaitu panyakit
peradangan pada sendi, faktor pen"etus, perjalanan penyakit, pengobatan dan
komplikasinya. 9emberikan penjelasan pada pasien untuk selalu menerapkan pola hidup
17
sehat dan makan se"ara teratur. Pasien dianjurkan supaya makan dulu sebelum
mengkonsumsi obat anti nyeri untuk menghindari sakit lambung. 9enginformasikan pada
pasien agar tidak mengobati penyakitnya dengan obat)obat tanpa resep dokter.
@paya kuratifnya adalah ibuprofen # B 2&& mg, untuk mengurangi rasa nyeri pada
sendi)sendi pasien. Ranitidin # B 1(& mg untuk mengurangi efek samping obat anti nyeri.
Eitamin : kompleks untuk gejala parestesia akibat neuropati tekanan. @paya
rehabilitatifnya adalah kontrol teratur % hari lagi ke Puskesmas, istirahat dengan "ukup,
jika sulit berjalan anjuran penggunaan tongkat untuk mengurangi rasa sakit yang diderita
dan fisioterapi.
DA%TA# PUSTAKA
1. $aud, Ri,asyah. Artritis Reumatoid dalam :uku Ajar 1lmu Penyakit $alam ?ilid 11.
?akarta3 Pusat Penerbitan $epartemen 1lmu Penyakit $alam 0+@1> #&&=. h. 11=2.
18
#. Rheumatoid Arthritis. $iunduh dari3 http3CCemedi"ine.meds"ape."om. $i akses tanggal
; $esember #&11.
%. Artritis Reumatoid. $iunduh dari3 http3CCmedlinuB.blogspot."om. $iakses tanggal ;
$esember #&11.
2. $aud. R. dan Adnan ..9., Artritis Reumatoid $alam3 -oer . (<ditor) :uku Ajar
Penyakit $alam ?ilid 1, ed. 111.. ?akarta3 :alai Penerbit 0+@1> 144*. h. *#)=&.
(. 9i"hael A. 6arter, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, :uku #, <disi
1E. ?akarta3 <86> 144(. h. 1##%)4.
*. Arnett 06, <dworthy 9, :lo"h $A, et al., 14;;, The American Rheumatism
Association 1!"# Re$ised %riteria for the %lassification of Rheumatoid of Rheumatoid
Arthritis& Arthritis Rheum> %1 (%)3%1()#2.
19

Anda mungkin juga menyukai