Anda di halaman 1dari 18

REFERATTETANUS

BAB IPENDAHULUAN

Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang
dihasilkan olehClostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang periodik dan
berat.

Tetanus disebut jugadengan "Seven day Disease ". Dan pada tahun 1890,
diketemukan toksin seperti strichnine,kemudian dikenal dengan tetanospasmin,
yang diisolasi dari tanah anaerob yang mengandung bakteri. lmunisasi dengan
mengaktivasi derivat tersebut menghasilkan pencegahan dari tetanus.(Nicalaier 1884,
Behring dan Kitasato 1890 ). Tet anus yang j uga di kenal dengan Lockjaw,
mer upakan penyakit ya n g d i s e b a k a n o l e h tetanospasmin, ya i t u
s e j e n i s neurotoksinyang di pr oduksi ol eh Clostridium tetani yang menginfeksi
sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku (rigid). Kitasato
merupakan orang pertama yang berhasil mengisolasi organismedari korbanmanusia
yang terkena tetanus dan juga melaporkan bahwa toksinnya dapat dinetralisasi
denganantibodiyangspesifik . K a t a tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos
dari teinein yang berarti menegang. Penyakit ini adalah penyakit infeksi di
saatspasmeotot tonik dan hiperrefleksiamenyebabkan trismus ( nlockjaw ), spasme
otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus) ,spasme gl ot al , kej ang, dan
par al i si s per napas an. Spor a Cl ost r i di um t et ani bi as anya masuk kedalam
tubuh melalui luka pada kulit oleh karena terpotong , tertusuk ataupun luka bakar serta pada
infeksi tali pusat (Tetanus Neonatorum ).

BAB IITINJAUAN PUSTAKADefinisi
Tetanus adalah Gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkat nya tonus
otot danspasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein yang
kuat yang dihasilkanoleh Clostridium tetani
. Penyakit ini disebabkan oleh Clostridium tetani
, merupakan basil Gram positif anaer ob. Bakt er i i ni nonencapsulated
dan ber bent uk spor a, yang t ahan panas, penger i ngan dan desinfektan. Spora
adalah di mana-mana dan ditemukan di tanah, debu rumah, usus hewan dan
kotoranma n u s i a . S p o r a i n i a k a n me ma s u k i t u b u h p e n d e r i t a , l a l u
me n g e l u a r k a n t o k s i n ya n g b e r n a ma tetanospasmin.
Karakteristik
Clostridium tetani
Clostridium tetaniC. tetani
termasuk dalam bakteri Gram positif, anaerob obligat, dapat membentuk spora,
dan berbentuk
drumstick
. Spora yang dibentuk oleh C. tetani ini sangat resistenterhadap panasdan antiseptik . Ia
dapat t ahan wal aupun t el ah di aut okl af ( 121 0 C, 10- 15 meni t ) dan j uga
r esi st enterhadap fenoldan agen kimia lainnya. Bakteri Clostridium tetani ini banyak
ditemukan ditanah,kotoranmanusia dan hewan peliharaan dan di daerah pertanian.
Umumnya, spora bakteri ini terdistribusi pada tanah dan saluran penceranaan
sertafeses dari kuda, domba, anjing, kucing, tikus, babi, dan ayam. Ketika bakteri
tersebut berada di dalam tubuh, ia akan menghasilkanneurotoksin(sejenis protein yang
bertindak sebagai racun yang menyerang bagian sistem saraf). C. tetani menghasilkan
dua buah eksotoksin, yaitutetanolysindantetanospasmin.Fungsi dari tetanolysin tidak
diketahui dengan pasti, namun juga dapat menyebabkan lisis dari sel- sel darah merah
Tetanospasmin merupakan toksin yang cukup kuat. Tetanospasmin
merupakan proteindengan berat molekul 150.000 Dalton, larut dalam air, labil pada panas
dan cahaya, rusak denganenzim proteolitik Bentuk vegetative tidak tahan terhadap
panas dan beberapa antiseptic. Kuman tetanus tumbuhsubur pada suhu 17oC
dalam media kaldu daging dan media agar darah. Demikian pula media bebas gula
karena kuman tetanus tidak dapat mengfermentasi glukosa.
Patogenesis dan Patofisiologi
Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin) dari bakteriGram positif anaerob,
Clostridium tetani, dengan mula-mula 1 hingga 2 minggu setelahinokulasibentuk sporake
dalam tubuh yang mengalami cedera/luka (masa inkubasi). Penyakit ini merupakan 1 dari 4
penyakit penting yangmanifestasikl i ni s ut amanya adal ah hasi l dar i pengar uh
kekuat an eksotoksin(tetanus, gas ganggren, dipteri, botulisme). Tempat masuknya
kuman penyakiti ni bi s a ber upalukayang dalam yang berhubungan dengan kerusakan
jaringan lokal, tertanamnya benda asing atau sepsisdengan kontaminasi tanah, lecet
yang dangkal dan kecil atau luka geser yang terkont aminasitanah, trauma pada jari
tangan atau jari kaki yang berhubungan dengan patah tulang jari dan luka
pada pembedahan dan pemotonga tali pusat yang tidak steril. Pada keadaananaerobik ,
spora bakteri ini akan bergerminasi menjadi sel vegetatif bila dalam lingkungan
yang anaerob, dengan tekanan oksigen jaringan yang rendah.
Selanjutnya,toksin akan diproduksi dan menyebar ke seluruh bagian tubuh
melalui peredarandarah dan sistemlimpa. Toksin tersebut akan beraktivitas pada
tempat-tempat tertentu seperti pusat sistem saraf termasuk otak. Gejala klinis timbul
sebagai dampak eksotoksin pada sinaps ganglion spinal dan
neuromuscular junction
serta syaraf autonom. Toksin dari tempat luka menyebar ke
motor endplate
dan setelah masuk lewat ganglioside dijalarkan secara intraaxonal ke dalam sel
saraf tepi, kemudian ke kornu anterior sumsum tulang belakang. Akhirnya
menyebar ke SSP. Gejalaklinis yang ditimbulakan dari eksotoksin terhadap
susunan saraf tepi dan pusat tersebut adalahdengan memblok pelepasan
darineurotransmiter s ehi ngga t er j adi kont r aksi ot ot yang t i dak t e r k o n t r o l /
e k s i t a s i t e r u s me n e r u s d a n s p a s me . Ne u r o n i n i me n j a d i t i d a k
ma mp u u n t u k melepaskan neurotransmitter. Neuron, yang melepaskan gamma
aminobutyric acid (GABA) dan glisin, neurotransmitter inhibitor utama, sangat
sensitif terhadap tetanospasmin, menyebabkankegagalan penghambatan refleks respon
motorik terhadap rangsangan sensoris. Kekakuan mulai pada t empat masuknya
kuman at au pada ot ot mass et er ( t r i smus ) , pada saat t oxi n masuk
kesumsum tulang belakang terjadi kekakuan yang berat, pada ext remitas, otot-
otot bergari padadada, perut dan mulai timbul kejang. Bilamana toksin mencapai korteks
serebri, menderita akanmu l a i me n g a l a mi k e j a n g u mu m y a n g s p o n t a n .
Ka r a k t e r i s t i k d a r i s p a s me t e t a n i i a l a h menyebabkan kontraksi umum
kejang otot agonis dan antagonis. Racun atau neurotoksin ini pertama kali
menyerang saraf tepi terpendek yang berasal dari system saraf kranial,
dengangejala awal distorsi wajah dan punggung serta kekakuan dari otot
leher.Tet anospasmi n pada s yst em s ar af ot onom j uga ver pengar uh, s ehi ngga
t er j adi gangguan p e r n a p a s a n , me t a b o l i s m, h e mo d i n a mi k a ,
h o r mo n a l , s a l u r a n c e r n a , s a l u r a n k e mi h , d a n neuromuscular. Spasme
larynx, hipertensi, gangguan irama janjung, hiperflexi, hyperhidrosismerupaka n
penyulit akibat gangguan saraf ototnom, yang dulu jarang karena penderita
sudahmeninggal sebelum gejala timbul. Dengan penggunaan diazepam dosis
tinggi dan pernapasanmekanik, kejang dapat diatasi namun gangguan saraf otonom harus
dikenali dan di kelola denganteliti.Tet anospas mi n adal ah t oksi n yang
menyebabkan spas me, beker j a pada beber apa l evel dar i susunan syaraf pusat,
dengan cara :

Toksin menghalangi neuromuscular transmission dengan cara menghambat
pelepasanacethyl-choline dari terminal nerve di otot.

Karakteristik spasme dari tetanus terjadi karena toksin mengganggu fungsi dari
reflekssynaptik di spinal cord.

Ke j a n g p a d a t e t a n u s , mu n g k i n d i s e b a b k a n p e n g i k a t a n d a r i t o k s i n
o l e h c e r e b r a l ganglioside.Beberapa penderita mengalami gangguan dari Autonomik
Nervous System (ANS ) dengan gejala: berkeringat, hipertensi yang fluktuasi,
periodisiti takikhardia, aritmia jantung, peninggian cathecholamine dalam urine.
Ti mbul nya kegagal an mekani sme i nhi bi si yang nor mal , yang
menyebabkan meni ngkat nya aktifitas dari neuron yang mensarafi otot masetter
sehingga terjadi trismus. Oleh karena ototmasetter adalah otot yang paling
sensitif terhadap toksin tetanus tersebut. Stimuli terhadapafferen tidak hanya
menimbulkan kontraksi yang kuat, tetapi juga dihilangkannya kontraksiagonis dan
antagonis sehingga timbul spasme otot yang khas .Ada dua hipotesis tentang cara bekerjanya
toksin, yaitu:1. Toksin diabsorbsi pada ujung syaraf motorik dari melalui sumbu silindrik
dibawa kekornuanterior susunan syaraf pusat2. Toksin diabsorbsi oleh susunan limfatik,
masuk kedalam sirkulasi darah arteri kemudianmasuk kedalam susunan syaraf pusat.Aki bat
dar i t et anus adal ah
rigid paralysis
( kehi l angan kemampuan unt uk ber ger ak) pada
voluntary muscles
(otot yang geraknya dapat dikontrol), sering disebut lockjaw karena biasanya pertama kali
muncul pada otot rahang dan wajah. Kematian biasanya disebabkan oleh
kegagalan pernafasan dan rasio kematian sangatlah tinggi.
Epidemiologi
Di negar a yang t el ah maj u s eper t i Amer i ka Ser i kat kej adi an t et anus yang
di l apor kan t el ahmenurun secara substansial sejak pertengahan 1940 karena
meluasnya penggunaan imunisasi terhadap tetanus (lihat grafik di bawah). Selain itu
sanitasi lingkungan yang bersih,(Penurunan kasus tetanus di AS karena ada program
imunisasi nasional)


Namun berbeda dengan yang terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, insiden dan
angkakematian akibat tetanus masih cukup tinggi, hal ini disebabkan karena tingkat
kebersihan masihsangat kurang, mudah terjadi kontaminasi, perawatan luka yang kurang
diperhatikan, kurangnyakesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kekebalan
terhadap tetanus. Oleh karenaitu tetanus masih menjadi masalah kesehatan, terutama
penyebab kematian neonatal terseringol eh kar ena t et anus neonat or um. Akhi r -
akhi r i ni dengan adanaya penyebar l uasan pr ogr amimunisasi di seluruh dunai,
maka angka kesakitan dan kematian menurun secara drastis.
Mortalitas dan morbiditas
Secara keseluruhan, tingkat kematian sekitar 45%. Klinis tetanus bergantung
terhadap pernah atautidaknya seseorang mendapatkan vaksin tetanus toksoid pada waktu
selama hidup mereka. Yang pernahmendapatkan vaksin klinisnya tidak begitu berat berbeda
dengan yang tidak cukup divaksinasi atau tidak divaksinasi sama sekali. Angka kematian di
AS 6% bagi mereka yang telah menerima 1-2 dosis toksoidtetanus, dibandingkan dengan
15% bagi mereka yang tidak divaksinasi. Angka kematian di AmerikaSerikat adalah
18% 1998-2000 dan 11% tahun 1995-1997, tingkat kematian sebesar 91% dilaporkan
padatahun 1947. Angka kematian yang tertinggi bagi orang-orang berusia 60
(40%) dibandingkan denganmereka yang berusia 20 sampai 59 tahun (8%). Dari tahun
1998 hingga 2000, 75% kematian di AmerikaSerikat adalah di antara pasien yang lebih tua
dari 60 tahun.

Manifestasi klinik
Mas a i nkubasi 5- 14 har i , t et api bi sa l ebi h pendek ( 1 har i at au l ebi h l ama
3 at au beber apaminggu). Makin pendek masa inkubasi makin jelek
prognosisnya. Terdapat hubungan antara jarak tempat invasi Clostridium tetani
dengan susunan saraf pusat dan interval antara luka dan permulaan penyakit, dimana
makin jauh tempat invasi maka masa inkubasi makin panjang.
Ada tiga bentuk tetanus yang dikenal secara klinis, yakni:
1. Local i t ed t et anus ( Tet anus Lokal )
2 . C e p h a l i c T e t a n u s
3. Generalized tetanus (Tetanus umum)Dan ada Neonatal tetanus.
Karakteristik dari
tetanus Kejang
bertambah berat
selama 3 hari
pertama, dan
menetap selama 5 -
7 hari. Setelah 10
hari kejang mulai
berkurang
frekuensinya
Setelah 2 minggu
kejang mulai
hilang. Biasanya
didahului dengan
ketegangaan otot
terutama pada
rahang dari leher.
Kemudian
timbulkesukaran
membuka mulut (
trismus, lockjaw )
karena spasme Otot
masetter. Kejang
otot berlanjut ke
kuduk kaku (
opistotonus , nuchal
rigidity ) Risus
sardonicus karena
spasme otot muka
dengan gambaran
alis tertarik keatas,
sudut muluttertarik
keluar dan ke
bawah, bibir
tertekan kuat .
Gambaran Umum
yang khas berupa
badan kaku dengan
opistotonus, tungkai
dengan
eksistensi,lengan
kaku dengan
mengepal, biasanya
kesadaran tetap
baik. Karena
kontraksi otot yang
sangat kuat, dapat
terjadi asfiksia dan
sianosis, retensi
urin, bahkandapat
terjadi fraktur
collumna vertebralis
( pada anak ).
1. Tetanus lokal
(lokalited Tetanus)
Pada lokal tetanus
dijumpai adanya
kontraksi otot yang
persisten, pada
daerah
tempatdimana luka
terjadi (agonis,
antagonis, dan
fixator). Hal inilah
merupakan tanda
dari tetanuslokal.
Kontraksi otot
tersebut biasanya
ringan, bisa
bertahan dalam
beberapa bulan
tanpa progressif
dan biasanya
menghilang secara
bertahap.Lokal
tetanus ini bisa
berlanjut menjadi
generalized tetanus,
tetapi dalam bentuk
yangringan dan
jarang
menimbulkan
kematian. Bisajuga
lokal tetanus ini
dijumpai sebagai
prodromal

dari klasik tetanus
atau dijumpai
secara terpisah. Hal
ini terutama
dijumpai sesudah
pemberian profilaks
is antitoksin

2. Chepalic Tetanus
Cephalic tetanus adalah bentuk yang jarang dari tetanus. Masa inkubasi berkisar 1
2hari, yang berasal dari otitis media kronik (seperti dilaporkan di India ), luka pada daerah
mukadan kepala, termasuk adanya benda asing dalam rongga hidung. Tetanus cephalic
dicirikan olehlumpuhnya saraf kranial VII paling sering terlibat. Tetanus Ophthalmoplegic
ialah tetanus yang berkembang setelah menembus luka mata dan luka dalam dengan
kelumpuhan dari safar kranialIII dan adanya ptosis. Selain itu bisa juga kelumpuhan
dari N. IV, IX, X, XI, dapat sendiri -sendiri maupun kombinasi dan menetap dalam
beberapa hari bahkan berbulan-bulan.Tetanus chepalic dapat berkembang menjadi tetanus
umum. Pada umumnya prognosanya jelek.
3. Generalized Tetanus
Bent uk i ni yang pal i ng banyak di kenal . Ser i ng menyebabkan kompl i kasi
yang t i dak dikenal beberapa tetanus lokal oleh karena gejala timbul secara diam-diam.
Trismus merupakangejala utama yang sering dijumpai ( 50 %), yang disebabkan
oleh kekakuan otot-otot masseter, bersamaan dengan kekakuan otot leher yang
menyebabkan terjadinya kaku kuduk dan kesulitanmenelan. Gejala lain berupa Risus
Sardonicus (Sardonic grin) yakni spasme otot -otot muka,opistotonus ( kekakuan
otot punggung), kejang dinding perut. Spasme dari laring dan otot -otot pernafasan
bisa menimbulkan sumbatan saluran nafas, sianose asfiksia. Bisa terjadi disuria danretensi
urine,kompressi frak tur dan pendarahan didalam otot. Kenaikan temperatur
biasanyahanya sedikit, tetapi begitupun bisa mencapai 40 C. Bila dijumpai hipertermi
ataupun hipotermi,tekanan darah tidak stabil dan dijumpai takhikardia, penderita
biasanya meninggal. Diagnosaditegakkan hanya berdasarkan gejala klinis.Menurut berat
ringannya tetanus dibagi atas:

1 . T e t a n u s r i n g a n : T r i s mu s l e b i h d a r i 3 c m, t i d a k d i s e r t a i
k e j a n g u mu m w a l a u p u n dirangsang.2.Tetanus sedang : trismus kurang dari 3
cm dan disertai kejang umum bila dirangsang.3.Tetanus berat : trismus kurang 1
cm dan disertai kejang umum yang spontan. Cole dan Youngman (1969) membagi
tetanus umum atas :
Grade I: ringan-
Masa inkubasi lebih dari 14 hari.- P e r i o d o f o n s e t > 6
h a r i - T t r i s m u s p o s i t i f t a p i t i d a k b e r a t - Sukar
makan dan minum tetapi disfagi tidak adaLokalisasi kekakuan dekat dengan luka berupa
spasme disekitar luka dan kekakuan umum terjadi beberapa jam atau hari.
Grade II: sedang
- M a s a i n k u b a s i 1 0 - 1 4 h a r i - P e r i o d o f o n s e t 3 h a r i a t a u
k u r a n g - T r i s m u s d a n d i s f a g i a d a - Kekakuan umum t er j adi dal am
beber apa har i t et api di spnoe dan si anos i s t i dak ada
Grade III: berat
- Masa inkubasi < 10 hari- Period of onset < 3 hari- Trismus dan disfagia beratKekakuan
umum dan gangguan pernapasan asfiksia, ketakutan, keringat banyak dan takikardia.

4. Neonatal tetanus
Biasanya disebabkan infeksi
C. tetani,
yang masuk melalui tali pusat sewaktu proses pertolongan persalinan. Spora yang
masuk disebabkan oleh proses pertolongan persalinan yangt i dak st er i l , bai k ol eh
penggunaan al at yang t el ah t er kont ami nasi spor a
C.tetani
, ma u p u n penggunaan obat-obatan untuk tali pusat yang telah terkontaminasi.Kebiasaan
menggunakan alat pertolongan persalinan dan obat tradisional yang
tidak steril,merupakan faktor yang utama dalam terjadinya neonatal tetanus.Menurut
penelitian E.Hamid.dkk, Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS Dr.Pringadi Medan,
padatahun 1981, ada 42 kasus dan tahun 1982 ada 40 kasus tetanus

biasanya ditolong melaluitenaga persalianan tradisional ( TBA =Traditional Birth Attedence
). 56 kasus ( 68,29 % ),tenaga bidan 20 kasus ( 24,39 % ) , dan selebihnya melalui
dokter 6 kasus ( 7, 32 %) ).Berikut ini tabel. Yang memperlihatkan instrument Untuk
memotong tali pusat.
Tabel I : BAHAN UNTUK MEMOTONG TALI PUSAT
Sedangkan ber i kut i ni pada t abel 2. Memper l i hat kan mat er i al yang
di per gunakan unt uk t al i pusat.
TABEL 2. : MATERIAL UNTUK TALI PUSAT
a d i d a r i t a b e l d i a t a s ( T a b e l 2 ) t e r l i h a t d a r i 2 9 k a s u s (
3 5 , 3 7 % ) b i a s a n y a me r e k a mempergunakan alkohol /spiritus untuk
perlindungan terhadap tali pusat, sedangkan 26 kasus( 31,70 %) mereka
mempergunakan material yang berbeda berupa herbal origin
Diagnosis
Diagnosis tetanus dapat diketahui dari pemeriksaan fisik pasien sewaktu istirahat, berupa
:1.Gejala klinik - Kejang tetanic, trismus, dysphagia, risus sardonicus ( sardonic smile ).2.
Adanya luka yang mendahuluinya. Luka adakalanya sudah dilupakan.3. Kultur:
C. tetani
(+).4. Lab : SGOT, CPK meninggi serta dijumpai myoglobinuria.


Diagnosis banding
Unt uk membedakan di agnosi s bandi ng dar i t et anus , t i dak akan sukar
sekal i di j umpai dar i pemeriksaan fisik, laboratorium test (dimana cairan serebrospinal
normal dan pemeriksaan darahr ut i n nor mal at au sedi ki t meni nggi , sedangkan
SGOT, CPK dan SERUM al dol ase s edi ki t meninggi karena kekakuan otot -otot
tubuh), serta riwayat imunisasi yang lengkap atau tidak lengkap, kekakuan otot-otot
tubuh), risus sardinicus dan kesadaran yang tetap normal.
1 . Me n i n g i t i s b a c t e r i a l Pada penyakit ini trismus tidak ada da kesadaran penderita
biasanya menurun. Diagnosisd i t e g a k k a n d e n g a n me l a k u k a n l u mb a l
p u n g s i , d i ma n a a d a n y a k e l a i n a n c a i r a n serebrospinal yaitu jumlah sel
meningkat, kadar protein meningkat dan glukosa menurun.
2 . P o l i o m y e l i t i s Didapatkan adanya paralisis flaksid dengan tidak dijumpai adanya
trismus. Pemeriksaancai r an s er ebr os pi nal i s menunj ukan l ekosi t osi s. Vi r us
pol i o di i sol asi dar i t i nj a dan pemeriksaan serologis, titer antibody meningkat.

3 . R a b i e s Sebel umnya ada r i wayat gi gi t an anj i ng at au hewan l ai n.
Tr i smus j ar ang di t emukan, kejang bersifat klonik.
4 . Ke r a c u n a n s t r y c h n i n e Pada keadaan ini trismus jarang, gejala berupa kejang tonik
umum.
5 . T e t a n i

Timbul karena hipokalsemia dan hipofosfatemia dimana kadar kalsium dan fosfat
dalamser um r endah. Yang khas bent uk spasme ot ot i al ah kar popedal
spasme dan bi asanya diikuti dengan laringospasme, jarang dijumpai
trismus.6 . Re t r o p h a r yn g e a l a b s e s Trismus selalu ada pada penyaikit ini, tetapi kejang
umum tidak ada.7 . T o n s i l l i t i s b e r a t Pada penderita panas tinggi, kejang tidak ada
tapi trismus ada.8 . Ef e k s a mp i n g f e n o t i a s i n Adanya riwayat minum obat fenotiasin.
Kelainan berupa sindrom ektrapiramidal. Adanyareaksi distonik akut, torsicolis dan kekakuan
otot.9. Kaku kuduk j uga dapat t er j adi pada mast oi di t i s , pneumoni a l obar i s
at as , mi osi t i s l eher dan spondilitis leher.Berikut ini Tabel 3 yang memperlihatkan
differential diagnosis Tetanus

Antikonvulsan
Tabel 5 : JENIS
ANTIKONVULSAN _________________________________________________________
__ J e n i s O b a t D o s i s E f e k
S a m p i n g ________________________________________________________ Di a z
e p a m 0 , 5 1 , 0 mg / k g Be r a t b a d a n / 4 j a m ( I M) S t u p o r ,
Ko ma Meprobamat 300 400 mg/ 4 jam (IM) Tidak AdaKlorpromasin 25 75 mg/ 4 jam
(IM) HipotensiFenobarbital 50 100 mg/ 4 jam (IM) Depressi
pernafasan ________________________________________________________ Obat yang
lazim digunakan ialah :- Di a z e p a m. Bi l a p e n d e r i t a d a t a n g d a l a m k e a d a a n
k e j a n g ma k a d i b e r i k a n d o s i s 0 , 5 mg/kgbb/kali i.v. perlahan-lahan dengan dosis
optimum 10mg/kali diulang setiap kalikej ang. Kemudi an di i kut i pember i an
di azepam per or al - ( sonde l ambung) dengandosis 0,5/kgbb/kali sehari diberikan 6
kali.-Dosis maksimal diazepam 240mg/hari. Bila masih kejang (tetanus yang
sangat berat),h a r u s d i l a n j u t k a n d e n g a n b a n t u a n v e n t i l a s i me k a n i k ,
d o s i s d i a z e p a m d a p a t d i tingkatkan sampai 480mg/hari dengan bantuan ventilasi
mekanik, dengan atau tenpakur ar i s asi . Dapat pul a di per t i mbangkan penggunaan
magnesi um s ul f at , di l a ada gangguan saraf otonom.-Fenobarbital. Dosis awal : 1
tahun 50 mg i.m.; 1 tahun 75 mg i.m. Dilanjutkan dengandosis oral 5-9 mg/kgbb/hari
dibagi dalam 3 dosis.- Lar gact i l . Dosi s yang di anj ur kan 4 mg/ kgbb/ har i di bagi
dal am 6 dosi s .
Komplikasi
- P a d a s a l u r a n p e r n a p a s a n Oleh arena spasme otot-otot pernapasan dan
spasme otot laring dan seringnya kejangmenyebabkan t er j adi nya asf i ksi a. Kar ena
akumul asi s ekr esi sal i va ser t a s ukar menel an ai r l i ur dan makanan dan
mi numan s ehi ngga ser i ng t er j adi pneumoni a

aspirasi, atelektasis akibat obstruksi oleh secret. Pneumothoraks dan
mediastinalemfisema biasanya terjadi akibat dilakukannya trakeostomi.- P a d a
k a r d i o v a s k u l a r Kompl i kasi ber upa akt i vi t as si mpat i s meni ngkat
ant ar a l ai n ber upa t aki kar di a, hipertensi, vasokonstriksi perifer dan rangsangan
miokardium.- P a d a t u l a n g d a n o t o t - P a d a o t o t k a r e n a s p a s me
y a n g b e r k e p a n j a n g a n b i s a t e r j a d i p e r d a r a h a n d a l a m o t o t . Pada
t ul ang dapat t er j adi f r akt ur col umna ver t ebr al i s aki bat kej ang yang
t er usmenerus terutama pada anak dan orang dewasa, beberapa peneliti
melaporkan jugadapat miositis ossifikans sirkumskripta.- K o m p l i k a s i y a n g
l a i n : 1 . La s e r a s i l i d a h a k i b a t k e j a n g 2.Dekubitus karena penderita
berbaring satu posisi saja3. Panas yang t i nggi kar ena i nf eksi sekunder at au
t oksi n yang menyebar l uas danmengganggu pusat oengatur suhu.Penyebab
kemat i an pada t et anus i al ah aki bat kompl i kasi yai t u :
br onkopneumoni a, cardiac arrest, septicemia dan pneumothoraks.
Prognosa
Dipengaruhi oleh beberapa factor :1 . M a s a i n k u b a s i Maki n panj ang mas a
i nkubasi nya maki n r i ngan penyaki t nya, sebal i knya maki n pendek masa
inkubasi penyakit makin berat. Pada umumnya bila inkubasi < 7 hari tergolong
berat.

2 . U m u r Makin muda umur penderita seperti pada neonatus maka prognosanya
makin jelek.3 . P e r i o d o f o n s e t Per i od of ons et adal ah wakt u ant ar a
t i mbul nya gej al a t et anus, mi s al nya t r i smus sampai terjadinya kejang umum.
Kurang dari 48 jam, prognosanya jelek.4 . P a n a s Pada tetanus tidak selalu ada febris.
Adanya hiperpireksia prognosanya jelek.5 . P e n g o b a t a n Pengobatan yang terlambat
prognosanya jelek.6 . Ad a t i d a k n y a k o mp l i k a s i 7 . F r e k u s e n s i
k e j a n g Semakin sering prognosanya makin jelek.
Pencegahan
Namun sampai pada saat ini pemberian imunisasi dengan tetanus toksoid merupakan satu-
satunyacara dalam pencegahan terjadinya tetanus. Pencegahan denganpemberian
imunisasi telah dapat di mul ai s ej ak anak ber usi a 2 bul an, dengan car a
pember i an i muni s as i akt i f ( DPT at au DT ) .
Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada
mengobatinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian
darivaksinDPT (difteri, pertusis, tetanus) Bagi yang sudah dewasa sebaiknya menerima
booster
.Selain itu perawatan luka yang benar dan antitetanus serum untu profilaksis.
Komplikasi
- P a d a s a l u r a n p e r n a p a s a n Oleh arena spasme otot-otot pernapasan dan
spasme otot laring dan seringnya kejangmenyebabkan t er j adi nya asf i ksi a. Kar ena
akumul asi s ekr esi sal i va ser t a s ukar menel an ai r l i ur dan makanan dan
mi numan s ehi ngga ser i ng t er j adi pneumoni a
spirasi, atelektasis akibat obstruksi oleh secret. Pneumothoraks dan
mediastinalemfisema biasanya terjadi akibat dilakukannya trakeostomi.- P a d a
k a r d i o v a s k u l a r Kompl i kasi ber upa akt i vi t as si mpat i s meni ngkat
ant ar a l ai n ber upa t aki kar di a, hipertensi, vasokonstriksi perifer dan rangsangan
miokardium.- P a d a t u l a n g d a n o t o t - P a d a o t o t k a r e n a s p a s me
y a n g b e r k e p a n j a n g a n b i s a t e r j a d i p e r d a r a h a n d a l a m o t o t . Pada
t ul ang dapat t er j adi f r akt ur col umna ver t ebr al i s aki bat kej ang yang
t er usmenerus terutama pada anak dan orang dewasa, beberapa peneliti
melaporkan jugadapat miositis ossifikans sirkumskripta.- K o m p l i k a s i y a n g
l a i n : 1 . La s e r a s i l i d a h a k i b a t k e j a n g 2.Dekubitus karena penderita
berbaring satu posisi saja3. Panas yang t i nggi kar ena i nf eksi sekunder at au
t oksi n yang menyebar l uas danmengganggu pusat oengatur suhu.Penyebab
kemat i an pada t et anus i al ah aki bat kompl i kasi yai t u :
br onkopneumoni a, cardiac arrest, septicemia dan pneumothoraks.
Prognosa
Dipengaruhi oleh beberapa factor :1 . M a s a i n k u b a s i Maki n panj ang mas a
i nkubasi nya maki n r i ngan penyaki t nya, sebal i knya maki n pendek masa
inkubasi penyakit makin berat. Pada umumnya bila inkubasi < 7 hari tergolong
berat.

2 . U m u r Makin muda umur penderita seperti pada neonatus maka prognosanya
makin jelek.3 . P e r i o d o f o n s e t Per i od of ons et adal ah wakt u ant ar a
t i mbul nya gej al a t et anus, mi s al nya t r i smus sampai terjadinya kejang umum.
Kurang dari 48 jam, prognosanya jelek.4 . P a n a s Pada tetanus tidak selalu ada febris.
Adanya hiperpireksia prognosanya jelek.5 . P e n g o b a t a n Pengobatan yang terlambat
prognosanya jelek.6 . Ad a t i d a k n y a k o mp l i k a s i 7 . F r e k u s e n s i
k e j a n g Semakin sering prognosanya makin jelek.
Pencegahan
Namun sampai pada saat ini pemberian imunisasi dengan tetanus toksoid merupakan satu-
satunyacara dalam pencegahan terjadinya tetanus. Pencegahan denganpemberian
imunisasi telah dapatdi mul ai s ej ak anak ber usi a 2 bul an, dengan car a
pember i an i muni s as i akt i f ( DPT at au DT ) .
Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada
mengobatinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian
darivaksinDPT (difteri, pertusis, tetanus) Bagi yang sudah dewasa sebaiknya menerima
booster
.Selain itu perawatan luka yang benar dan antitetanus serum untuk profilaksis




BAB IIIKESIMPULAN

Angka kejadian penyakit tetanus sudah mulai berkurang di Negara maju, namun
berbedadengan yang terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, insiden dan angka
kematian akibattetanus masih cukup tinggi, hal ini disebabkan karena tingkat
kebersihan masih sangat kurang,mudah terjadi kontaminasi, perawatan luka yang
kurang diperhatikan, kurangnya kesadaranmasyarakat akan pentingnya kebersihan dan
kekebalan terhadap tetanus.Tetanus adalah penyakit yang gejalanya adalah kekakuan
dari otot, terutama otot wajahdan leher. Hal ini disebabkan oleh masuknya spora
dari kuman
Clostridium tetani
yang masuk melalui luka pada tubuh walaupun luka itu kecil. Berat ringannya
penyakit ini tergantung dari masa i nkubasi , per i od of onset , kej ang l ocal
at au umum dan ada at au t i daknya gangguan autonomic karena hal ini yang
menyebabkan kematian pada tetanus.Oleh karena itu tetanus masih menjadi masalah
kesehatan, terutama penyebab kematiann e o n a t a l t e r s e r i n g o l e h k a r e n a
t e t a n u s n e o n a t o r u m. A k h i r - a k h i r i n i d e n g a n
a d a n y a penyebar l uasan pr ogr am i muni sasi di sel ur uh duni a, maka angka
kes aki t an dan kemat i anmenurun secara drastis.
DAFTAR PUSTAKA
Hendarwanto.
llmu Penyakit Dalam
, jilid 1, Balai Penerbit FK UI, Jakarta: 2001,49- 51

Anda mungkin juga menyukai