Anda di halaman 1dari 8

SINUSITIS

Sinusitis berasal merupakan peradangan atau pembengkakan yang terjadi di jaringan yang melapisi
sinus (Sinus terletak di daerah sekitar wajah). Biasanya sinus berisi udah, tetapi ketika sinus
tersumbat berisi cairan, kuman (bakteri, virus, dan jamur) dapat berkembang dan menyebabkan
infeksi. Sinusitis itu sangatlah bahaya bisa tidak segera disembuhkan karena sinusitis itu bisa
bertampah parah berjalannya waktu. Sinusitis di kategoreikan menjadi 3 yaitu :
1. Sinusitis Akut
2. Sinusitis Subakut
3. Sinusitis Kronis

Sinusitis berasal dari akar bahasa Latinnya, akhiran umum dalam
kedokteran itis berarti peradangan karena itu sinusitis adalah suatu peradangan sinus
paranasal. Di sekitar rongga hidung terdapat empat sinus yaitu sinus maksilaris ( terletak di pipi)
, sinus etmoidalis ( kedua mata) , sinus frontalis (terletak di dahi) dan sinus sfenoidalis ( terletak
di belakang dahi).
Sinusitis adalah peradangan, atau pembengkakan, dari jaringan yang melapisi sinus. Biasanya
sinus berisi udara, tetapi ketika sinus tersumbat dan berisi cairan, kuman (bakteri, virus, dan
jamur) dapat berkembang dan menyebabkan infeksi.
Secara klinis sinusitis dibagi atas berbagai jenis, termasuk:
1. Sinusitis akut: Sebuah kondisi mendadak seperti gejala seperti pilek, hidung tersumbat dan
nyeri wajah yang tidak hilang setelah 10 sampai 14 hari. Sinusitis akut biasanya berlangsung 4
minggu atau kurang. 2. Sinusitis subakut: Sebuah peradangan yang berlangsung 4 sampai 8
minggu. 3. Sinusitis kronis: Suatu kondisi yang ditandai dengan gejala radang sinus yang
berlangsung 8 minggu atau lebih. 4. Sinusitis berulang: Beberapa serangan dalam setahun.
[1]

Etiologi[sunting | sunting sumber]
Sedangkan berdasarkan penyebabnya sinusitis :
1. Rhinogenik (penyebab kelainan atau masalah di hidung), segala sesuatu yang menyebabkan
sumbatan pada hidung dapat menyebabkan sinusitis. Termasuk flu biasa, rhinitis alergi
(pembengkakan pada lapisan hidung), polip hidung (pertumbuhan kecil di lapisan hidung), atau
septum menyimpang (pergeseran di rongga hidung).
2. Dentogenik/Odontogenik (penyebabnya kelainan gigi), yang sering menyebabkan sinusitis
infeksi pada gigi geraham atas (pre molar dan molar)
Pemeriksaan Sinusitis[sunting | sunting sumber]
Sebagian besar sinusitis sudah dapat didiagnosa hanya berdasarkan pada riwayat keluhan
pasien serta pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter.
Pemeriksaan Fisik : Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan adanya kemerahan dan
pembengkakan pada rongga hidung, ingus yang mirip nanah, serta pembengkakan disekitar
mata dan dahi. Rhinoskopi adalah sebuah cara untuk melihat langsung ke rongga hidung,
diperlukan guna melihat lokasi sumbatan ostia. Terkadang diperlukan penyedotan cairan sinus
dengan menggunakan jarum suntik untuk dilakukan pemeriksaan kuman. Pemeriksaan kuman
berguna untuk menentukan jenis infeksi yang terjadi.
Pemeriksaan menggunakan CT Scan dan MRI : Pemeriksaan menggunakan CT
Scan dan MRI akan diperlukan bila sinusitis gagal disembuhkan dengan pengobatan awal.
Pengobatan[sunting | sunting sumber]
1. Sinusitis karena virus
Untuk sinusitis yang disebabkan oleh karena virus tidak diperlukan pemberian antibiotika. Obat
yang biasa diberikan untuk sinusitis virus adalah penghilang rasa nyeri sepertiparasetamol dan
dekongestan.
2. Sinusitis karena bakteri
Curiga telah terjadi sinusitis infeksi oleh bakteri apabila terdapat gejala nyeri pada wajah, ingus
yang bernanah, dan gejala yang timbul lebih dari seminggu. Sinusitis infeksi bakteri umumnya
diobati dengan menggunakan antibiotika. Pemilihan antibiotika berdasarkan jenis bakteri yang
paling sering menyerang sinus karena untuk mendapatkan antibiotika yang benar benar pas
harus menunggu hasil dari biakan kuman yang memakan waktu lama.
Lima jenis bakteri yang paling sering menginfeksi sinus adalah ''Streptococcus
pneumoniae'', ''Haemophilus influenzae'', ''Moraxella catarrhalis'', ''Staphylococcus aureus'',
dan''Streptococcus pyogenes''.
Antibiotika yang dipilih harus dapat membunuh kelima jenis kuman ini. Beberapa pilihan
antiobiotika seperti amoxicillin, cefaclor, azithromycin, dan cotrimoxazole. Jika tidak terdapat
perbaikan dalam lima hari maka perlu dipertimbangkan untuk memberikan amoxicillin plus asam
klavulanat. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 10 sampai 14 hari.
Pemberian dekongestan dan mukolitik dapat membantu untuk melancarkan drainase cairan
mukus. Pada kasus kasus yang kronis, dapat dipertimbangkan melakukan drainase cairan
mukus dengan cara pembedahan.
Gejala Sinusitis[sunting | sunting sumber]
Pada penderita sinusitis, biasanya bisa di temukan gejala-gejala seperti di bawah ini :
Napas berbau
Sakit kepala
Hidung tersumbat
Postnasal Drip
Batuk, biasanya akan memburuk saat malam
Rasa sakit atau adanya tekanan di daerah dahi, pipi, hidung & di antara mata
Berkurangnya daya pengecap
Hidung terus meler dengan warna hijau pekat
Demam
Berkurangnya daya penciuman
gejala memburuk ketika malam hari
Komplikasi[sunting | sunting sumber]
Komplikasi sinusitis lebih sering terjadi pada anak-anak daripada pada orang dewasa. Jika anak
anda mengalami sinusitis dan telah pembengkakan di sekitar tulang pipi atau kelopak mata, ini
mungkin merupakan infeksi bakteri pada jaringan kulit dan lembut atau infeksi pada jaringan
sekitarnya mata.
Jika Anda melihat gejala ini, bawa anak Anda untuk periksa ke dokter, yang mungkin mereka
akan merujuk ke spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (THT).
Infeksi tulang
Bila kondisinya parah, antibiotik sering dapat mengendalikan penyebaran infeksi ke tulang di
dekatnya. Namun, dalam kasus yang sangat jarang (sekitar satu dari 10.000), infeksi dapat
menyebar ke daerah sekitar mata, tulang, darah atau otak.
[2]

Prognosis
1. Viral sinusitis
Biasanya sembuh tanpa pengobatan khusus
2. Bakteri sinusitis
a. Akut bakteri sinusitis : Sampai dengan 10% dari pasien tidak menanggapi
terapi antimikroba awal.
b. Bakteri sinusitis kronis : Kekambuhan adalah umum. Kesembuhan klinis sangat sulit,
meskipun kursus berulang agen antibakteri dan operasi sinus.
3. Jamur sinusitis
Akut sinusitis jamur (misalnya, mucormycosis). Pasien biasanya datang dengan penyakit lanjut.
Prognosis buruk, terutama dalam kasus-kasus otak, sinus kavernosus, atau keterlibatan karotis.
Angka kematian keseluruhan dari mucormycosis rhinocerebral adalah 25-50%. Sinusitis jamur
kronis sering berulang.
OTITIS
Otitis interna ( internal otitis ) adalah peradangan dari telinga bagian dalam dan biasanya
dianggap identik dengan labyrinthitis .

Labyrinthitis adalah peradangan dari telinga bagian dalam yang biasanya menghasilkan vertigo
berat yang berlangsung selama satu hari atau lebih . Penyebabnya jarang teridentifikasi , tetapi
diperkirakan paling sering berasal dari peradangan virus dari labirin vestibular ( bagian dari
telinga dalam yang mengatur keseimbangan ) . Pasien biasanya datang dengan tiba-tiba
mengalami vertigo berat berputar , mual , dan muntah . Gejala-gejala bisa begitu parah dan
melumpuhkan bahwa pasien sering pergi ke ruang gawat darurat untuk perawatan dan
memerlukan penekan vestibular seperti diazepam atau meclozine untuk mentolerir vertigo .
Gejala biasanya mereda selama beberapa hari , tetapi mungkin meninggalkan pasien dengan
ketidakseimbangan samar-samar yang perlahan-lahan membaik beberapa minggu atau bulan .
Gangguan pendengaran jarang menyertai vertigo di labyrinthitis . Kadang-kadang infeksi bakteri
dari telinga tengah dapat menyebar ke telinga bagian dalam dan menyebabkan penyakit ini .
Dalam situasi ini pengobatan antibiotik dapat membantu.
Labirinitis adalah infeksi pada telinga bagian dalam atau labirin.
Penyebab Labirintis
1. Bakteri Haemophilus influenzae
2. Neisseria meningitidis
3. Streptococcus pneumoniae
4. Adanya virus atau jamur
Haemophilus, Neisseria meningitidis Streptococcus pneumoniae, merupakan golongan bakteri kecil.
dapat ditemukan disaluran nafas bagian atas, karena saluran pernafasan dalam terhubung dengan
telinga. Maka jika saluran hidung terkena bakteri tidak menutup kemungkinan terjadi labirintis pada
telinga. Virus dan jamur juga menjadi penyebab karena melupakan kebersihan kuping, atau infeksi.
Tanda dan Gejala Labirintis
1. Vertigo
2. Mual
3. Muntah sakit kepala ringan
4. Tinnitus atau tuli
Vertigo salah satu bentuk gangguan keseimbangan telinga bagian dalam sehingga menyebabkan
merasa pusing dalam artian keadaan atau ruang di sekelilingnya menjadi serasa berputar ataupun
melayang. Mual, muntah dan sakit kelapa ringan disebabkan adanya gangguan sakit kepala. Tuli
dikarenakan signal suara tidak dapat ditangkap dengan baik oleh telinga.
Pencegahan Dini Labirintis
1. Anamnesa dan pemeriksaan otoskopi
2. Tes keseimbangan
3. Tes fistula
4. Audiometri dan timpanometri
5. Foto rontgen telinga tengah, mastoid dan petrosa
6. CT-Scan
7. Laboratorium darah
Untuk pencegahan anda dapat ke rumah sakit dan melakukan beberapa tes seperti diatas, biasanya
telinga berkaitan dengan keseimbangan, untuk itu dilkukan tes keseimbangan untuk mengetahui
labirintis. Audiometri adalah alat untuk memeriksa pendengaran sebagai tes keadaan pendengaran.
Computed Tomography Scan (CT-Scan) adalah prosedur diagnostik yang menggunakan sinar X
untuk mendapatkan gambaran potongan melintang dari tubuh, gambaran yang didapat menunjukan
detail dari organ, tulang dan jaringan lain.
Penanganan Labirintis
Apabila menemukan gejala dan tanda seperti yang telah disebutkan maka yang dapat dilakukan yaitu:
1. Istirahat total
2. Penanganan yang baik terhadap infeksi telinga
3. Segera kontrol ke poliklinik THT bila terjadi vertigo dan penurunan pendengaran
4. Hindari minuman beralkohol
5. Mengurangi asupan garam berlebihan
Istirahat total dapat sangat membantu penyembuhan labirintis, jika terjadi infeksi pada telinga
penangan yang baik membantu mencegah terjadinya infeksi kronis atau infeksi menjalar pada telinga
untuk menghindari akibat infeksi telinga. Vertigo adlah salah satu penyebab bagian telinga
mengalami infeksi akan tetapi tidak selamanya vertigo karena adnya infeksi telinga, untuk itu jika
terjadi vertigo dalam jangka tidak normal segera datang ke rumah sakit dapat menjadi solusi dari
kecurigaan infeksi telinga.
Komplikasi Labirintis
J ika tidak ditangani dengan tepat maka dapat menimbulkan komplikasi yaitu:
1. Tuli sensorineural menetap
2. Meningritis atau radang otak
Jika didiamkan lambat laun labirintis dapat menyebabkan kerusakan di organ lain dan tidak
berfungsinya indra pendengaran. Seperti tuli menetap, karena infeksi yang sudah kronis dan
menurunkan bahkan merusak fungsi organ penangkap suara dalam telinga. Radang otak terjadi
karena telinga dalam berhubungan dengan otak, kemungkinan adnya bakteri atau virus yang
menyebar.
Radang telinga luar (bahasa Inggris: otitis externa) adalah peradangan telinga bagian
luar.
[1]
Otitis adalah peradangan padatelinga, sedangkan eksterna artinya luar. Radang telinga
dapat dikategorikan berdasarkan lokasi tempat terjadinya peradangan. Apabila infeksi terjadi di
liang telinga bagian luar maka diklasifikasikan sebagai otitis eksterna.
[1]
Sedangkan apabila
infeksi terjadi di liang telinga bagian tengah, maka diklasifikasikan sebagai otitis media, yang
biasanya disebabkan oleh robeknya gendang telinga yang disertai infeksi.
[1]
Apabila infeksi
terjadi pada telinga bagian dalam, maka diklasifikasikan sebagai otitis interna.
[1]

Daftar isi
[sembunyikan]
1 Lama Kejadian Penyakit
2 Penyebab
3 Pengobatan
4 Pranala luar
5 Referensi
Lama Kejadian Penyakit[sunting | sunting sumber]
Kejadian otitis eksterna dapat berlangsung dari peradangan ringan sampai parah yang dikenal
dengan otitis nekrotikan eksterna.
[2]
Hal ini disebabkan peluruhan sel kulit yang normal
atau serumen sebagai barier protektif pada saluran telinga bagian luar pada kondisi kelembaban
yang tinggi dan temperatur yang panas.
[3]

Penyebab[sunting | sunting sumber]


Otitis eksterna pada anjing
Otitis eksterna pada hewan dibedakan berasarkan kausanya yaitu otitis eksterna
parasitik dan otitis eksterna non parasitik. Otitis eksterna parasitik disebabkan
oleh Otodectes sp dengan infeksi sekunder.
[1]
Otitis eksterna non parasitik disebabkan
olehStaphylococcus aureus dan Pitycosporum yang diperparah oleh infeksi sekunder
akibat Proteus spp, Pseudomonas sp, Candida spp dan benda asing.
[1]

Pengobatan[sunting | sunting sumber]
Tindakan pengobatan yang dilakukan berbeda-beda tergantung penyebab otitisnya. Obat tetes
telinga yang mengandung antibiotikdan anti radang bisa diberikan bila terjadi infeksi bakteri dan
pembengkakan. Obat tetes telinga yang mengandung anti ektoparasitatau injeksi obat golongan
ivermectin dan selemectin bisa diberikan bila otitis disebabkan oleh tungau telinga atau ekto
parasit lain. Pemberian obat-obatan ini harus mengikuti siklus hidup parasit tersebut. Untuk
kasus tumor atau polip, diperlukan tindakanoperasi/bedah untuk mengangkat jaringan yang
abnormal. Otitis yang disebabkan oleh alergi dan gangguan hormon memerlukan tindakan
pengobatan secara menyeluruh dan sistematis. Seringkali pengobatan hanya bersifat
mengurangi efek saja, karena penyebab utamanya (alergi atau gangguan hormon) memang
relatif sulit disembuhkan.
[4]

Pengobatan otitis eksterna dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
membersihkan telinga, pengobatan topikal menggunakan topikal insektisida, biasanya terdiri
dari obat telinga yang dioleskan ke dalam telinga satu atau dua kali sehari.
[5]

pemberian steroid untuk mengurangi nyeri dan peradangan
[5]

terapi antibiotik untuk menghindari infeksi bakterial akut atau ulcerasi
[5]

terapi antifungal untuk menghindari infeksi jamur
[5]

terapi anti alergi serta ivermectin untuk parasit telinga eksternal (infestasi Otodectes)

Radang telinga tengah (bahasa Latin: otitis media) adalah peradangan telinga bagian tengah
yang biasanya disebabkan oleh penjalaran infeksi dari tenggorok (faringitis) dan sering
pada anak-anak. Pada semua jenis otitis media juga dikeluhkan gangguan dengar (tuli)
konduktif.
Dari perjalanan klinisnya, radang telinga tengah dibedakan atas akut (baru) dan kronis (proses
lebih lama).
Otitis Media Akut (OMA)
Otitis media adalah infeksi atau inflamasi / peradangan di telinga tengah.
Telinga sendiri terbagi menjadi tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga tengah adalah daerah yang dibatasi dengan dunia luar oleh gendang telinga. Daerah ini
menghubungkan suara dengan alat pendengaran di telinga dalam. Selain itu di daerah ini
terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga hidung
belakang dan tenggorokan bagian atas. Guna saluran ini adalah:
Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya dengan
tekanan udara di dunia luar.
Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga tengah ke bagian
belakang hidung.
Sebagai sawar kuman yang mungkin akan masuk ke dalam telinga tengah
Bagaimana Otitis Media Terjadi
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau
pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran
Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi
pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih
untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri
mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu
pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel
di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga
dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga
dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24
desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan
pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan
terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek
gendang telinga karena tekanannya.
Penyebab[sunting | sunting sumber]
Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri. Pada 25% pasien,
tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya. Virus ditemukan pada 25% kasus dan kadang
menginfeksi telinga tengah bersama bakteri. Bakteri penyebab otitis media tersering adalah
Streptococcus pneumoniae, diikuti oleh Haemophilus influenzae dan Moraxella cattarhalis. Yang
perlu diingat pada OMA, walaupun sebagian besar kasus disebabkan oleh bakteri, hanya sedikit
kasus yang membutuhkan antibiotik. Hal ini dimungkinkan karena tanpa antibiotik pun saluran
Eustachius akan terbuka kembali sehingga bakteri akan tersingkir bersama aliran lendir.
Otitis Media Kronik[sunting | sunting sumber]
Otitis media kronik ditandai dengan adanya supuratif (bernanah) yang merupakan lanjutan dari
OMA yang mengalami pecah gendang telinga dan tidak menutup setelah 6 minggu atau non
supuratif (serosa/gendang telinga utuh).
KERATOMELASI
http://id.scribd.com/doc/94120659/Penyakit-
Mata-Dan-Gejalanya
http://medicastore.com/penyakit/980/Kerato
malasia.html

Anda mungkin juga menyukai