Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AUSTRALIA PASCA


EKSEKUSI MATI TERPIDANA KASUS NARKOBA ANDREW CHAN
DAN MYURAN SUKUMARAN

Oleh :
Yashinta Ratna
Ayu
151150146
PRODI ILMU
HUBUNGAN
INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seperti yang dilansir oleh TEMPO.CO pada Selasa, 3 Maret 2015, Troels Vester,

Manajer Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Narkoba dan Kejahatan


(UNODC) mengatakan jumlah penyalahgunaan narkoba di Indonesia terus
meningkat dalam kurung 5-10 tahun terakhir. "Rata-rata ada peningkatan 10 persen
per tahun," ujarnya pada peluncuran Laporan Tahunan Dewan Pengendali Narkotika
Internasional di Menara Thamrin.
Salah satu kasus narkoba yang menjadi sorotan publik adalah kasus Bali Nine
dimana beberapa warga negara asing tertangkap pada 17 April 2005 dikarenakan
upaya penyelundupan narkoba. Dua diantaranya adalah Andrew Chan dan Myuran
Sukumaran yang berasal dari Australia. Pada tanggal 27 September 2005 Kejaksaan
Tinggi Bali memutuskan bahwa Bali Nine dikenakan tuduhan kepemilikkan dan
perdagangan heroin, ancaman maksimal adalah hukuman mati. Pada akhirmya
Pengadilan Negeri Denpasar memvonis mati Chan dan Sukumaran pada tanggal 14
Februari 2006. Mereka dianggap telah menyediakan uang, tiket pesawat, dan hotel
kepada para penyelundup. Hukuman mati bagi Chan dan Sukumaran tidak berubah
setelah Pengadilan Negeri Bali menolak permohonan banding keduanya. Pada 13
Mei 2012 Chan dan Sukumaran memohon grasi kepada Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono agar tidak dieksekusi mati sehingga ia bisa hidup dan memperbaiki diri,
9 Juli 2012 Sukumaran ikut mengajukan grasi. Pada akhir tahun 2012, Kejaksaan
Agung memberikan penangguhan eksekusi mati hingga satu tahun bagi keduanya.
Akan tetapi, tanggal 11 Desember 2014 Presiden Joko Widodo menyatakan tidak
ada ampun bagi kejahatan narkoba. Pada awal Januari 2015, Pemerintah Australia
mengatakan bahwa upaya Myuran Sukumaran untuk mendapat pengampunan
Presiden telah berakhir. Perdana Menteri Tony Abbott tetap berharap eksekusi
Sukumaran dan Chan tidak akan terjadi. Sedangkan, Menteri Luar Negeri Australia
Julie Bishop mengatakan, ia menghargai sistem hukum yang berlaku di negara lain,
tetapi tetap mengupayakan lewat jalur diplomatik. Pada 17 Januari 2015 PM
Abbott mendekati Presiden Jokowi agar membatalkan eksekusi. Perdana
Menteri Tony Abbott mendekati Presiden Joko Widodo secara langsung
agar memberikan pengampunan kepada Myuran Sukumaran dan Andrew
Chan. Juru Bicara Perdana Menteri mengatakan, Pemerintah Australia
terus berupaya agar mencegah eksekusi kedua warganya di Indonesia.
Pada 20 Januari 2015, Tony Abbott kembali menyurati Presiden Joko

Widodo untuk menerima permohonan grasi bagi Sukumaran dan Chan.


Pemerintah Indonesia menyatakan, Myuran Sukumaran dan Andrew
Chan akan dieksekusi pada bulan Februari meski belum ditetapkan
tanggal pastinya. Sebelumnya, keduanya telah kembali mengajukan
peninjauan ulang kasusnya, tetapi pengadilan terus menolak. 9 Februari,
Todung Mulya Lubis, pengacara Chan dan Sukumaran mencoba mengugat
Pengadilan Tata Usaha Negara atas penolakan Presiden Joko Widodo.
Namun, Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan, gugatan ini tidak
bisa dilakukan karena grasi adalah hak prerogatif Presiden. Pada akhirnya,
Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dieksekusi pada Rabu, 29 April
2015, setelah menunggu selama 10 tahun dibalik jeruji besi. Berdasarkan
uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai Hubungan
Bilateral Indonesia - Australia Pasca Eksekusi Mati Terpidana Kasus
Narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan bilateral Indonesia - Australia pasca eksekusi
mati terpidana kasus narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran?
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan bilateral pasca eksekusi mati terpidana
kasus narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai
informasi dasar bagi peneliti lebih lanjut yang lebih luas dan
spesifik

untuk

penulis

Hubungan Internasional.
2. Manfaat Praktis

skripsi

khususnya

pada

bidang

Ilmu

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan


pemahaman tentang hubungan bilateral pasca eksekusi mati
terpidana kasus narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
1.5. Landasan Teori
A. Hubungan bilateral
Hubungan bilateral merupakan keadaan yang menggambarkan
hubungan timbal balik antara kedua belah pihak yang terlibat, dan
aktor utama dalam pelaksanaan hubungan bilateral itu adalah negara
(Perwita dan Yani, 2005 : 28).
Dalam Proses Hubungan bilateral di tentukan tiga motif, yaitu :
- Memelihara kepentingan nasional
- Memelihara perdamaian
- Meningkatkan kesejahteraan ekonomi (Perwita dan Yani, 2005 : 29)

Dalam kamus politik internasional, Didi Krisna mendifinisikan konsep


tentang hubungan bilateral adalah sebagai berikut, bahwa hubungan bilateral
adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang saling
mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik antara dua belah pihak (dua
negara) (Krisna, 1993 : 18).
Hubungan bilateral yang dimaksud adalah kerjasama dibidang ideologi,
politik, ekonomi, hukum, keamanan. Adapun menurut Holsty dan Azhary
tentang variabel-variabel yang harus diperhitungkan dalam kerjasama bilateral
adalah :
1. Kualitas dan kuantitas kapabilitas yang dimiliki suatu negara.
2. Keterampilan mengerahkan kapabilitas tersebut untuk mendukung berbagai
3.
4.
5.

tujuan.
Kredibilitas ancaman serta gangguan.
Derajat kebutuhan dan ketergantungan.
Responivitas di kalangan pembuat keputusan. (Hostly,1988 : 22)
Hubungan bilateral mengandung dua unsur pemaknaan, yakni : konflik dan

kerjasama. Antara keduanya memiliki arti yang saling bergantian tergantung dari
konsep apa yang ditawarkan antara kedua negara menurut motivasi-motivasi
internal dan opini yang melingkupinya. Serta terbianya hubungan bilateral yang
diupayakan oleh suatu negara dengan negara lain dimaksudkan untuk mengatasi
permasalahan diantara keduanya. Seperti yang dikemukakan oleh Coplin bahwa
melalui kerjasama internasional, negara-negara berusaha memecahkan masalah
sosial, ekonomi, dan politik. Tipe yang pertama menyangkut kondisi-kondisi di

lingkungan internasional yang apabila tidak diatur akan mengancam negaranegara yang terlibat. Tipe kedua mencakup keadaan sosial, ekonomi, dan politik
domestik tertentu yang dianggap membawa konsekuensi luas terhadap sistem
internasional sehingga dipersepsikan sebagai masalah internasional bersama.
Dua negara yang menjalin kerjasama bilateral ini tentu mengharapkan
keuntungan. Kerjasama akan melahirkan kesepakatan bersama berupa
ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi bersama bagi terjadinya harmonisasi
hubungan diantara keduanya. Tentunya kesepakatan-kesepakatan yang telah
dilahirkan merupakan kebijakan yang akan memberi keuntungan bagi kedua
negara yang bekerjasama sesuai dengan tujuan dari masing-masing negara yang
hendak dicapainya.
Kasus terpidana narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran
yang berasal dari Australia berdampak pada hubungan bilateral
antara

Indonesia

sebagai

negara

dimana

tempat

kejadian

penyelundupan narkoba terjadi dengan Australia sebagai negara asal


terpidana kasus narkoba. Karena kejadian inilah yang menyebabkan

timbulnya tindakan-tindakan politik luar negeri dari Indonesia maupun


Australia. Tindakan-tindakan luar negeri Indonesia maupun Australia akan dapat
dijelaskan dengan menggunakan teori-teori politik luar negeri dan sifat politik
luar negeri.
B. Politik Luar Negeri
Menurut Rodeee (1995 : 613), politik luar negeri adalah pola perilaku

yang diwujudkan oleh suatu negara sewaktu memperjuangkan kepentingannya,


dalam hubungannya dengan negara lain. Politik luar negeri mencakup semua
tindakan suatu negara, yang mempengaruhi sikapnya terhadap negara lain,
kelompok maupun perhimpunan dan pakta negara-negara lain. Politik luar
negeri dalam aspeknya yang dinamis adalah sebuah sistem tindakan suatu
pemerintahan terhadap pemerintahan lain atau suatu negara terhadap negara lain
Politik luar negeri dapat dipengaruhi oleh banyak variabel, temasuk sejarah
aliansinya dengan negara-negara lain, kulturnya, bentuk pemerintahannya,
ukuran, lokasi geografisnya, hubungan ekonomi dan kekuatan militernya.
AnalisatentanghubunganIndonesiaAustralia merupakananalisa hubungan
internasional, politik internasional dan politik luar negeri.

Dalam hubungan dengan negara lain, sebuah negara memiliki kebijakan


politik luar negeri yang meliputi semua kebijakan yang diambil oleh negara
dengan negara lain. Kebijakan luar negeri adalah kebijakan suatu negara dalam
bertindak, bereaksi dan berinteraksi dengan negara-negara lain atau terhadap
lingkungan regional/internasional. Output kebijakan luar negeri biasanya
merupakan tindakan atau gagasan yang dirancang oleh pembuat kebijakan untuk
memecahkan masalah atau mempromosikan suatau tindakan dalam lingkungan.
Tujuan dan tindakan negara lain menentukan agenda masalah politik luar negeri
antara dua pemerintahan atau lebih. Tipe tanggapan (mendamaikan, mengancam,
dan sebagainya) biasanya akan serupa dengan stimulus; artinya kebanyakan
tindakan politik luar negeri cenderung bersifat timbal baik (Holsti, 1998 : 118).
Ada lima tujuan politik luar negeri menurut Totton J. Anderson :
1.

Mempertahankan Integritas Negara


Integritas disini adalah keberadaan negara mencakup wilayah geografis
yang dimiliki negara dan penduduk negara itu, baik yang berada dalam
kesatuan wilayah maupun di negara lain.

2.

Meningkatkan Kepentingan Ekonomi


Prinsip kedua yang mendasari pemilihan tujuan ialah kewajiban pemerintah
untuk meningkatkan hidup warga negaranya. Kesejahteraan bersifat
menyeluruh untuk seluruh warga negara dan bukan kesejahteraan individu.
Unit analisis yang mengukur kemakmuran negara dengan pemakaian
konsep makro, pendapatan nasional dan tingkat pertumbuhannya.

3.

Menjamin Keamanan Nasional


Prinsip ini berasumsi bahwa kebijaksanaan luar negeri harus direncanakan
untuk

melindungi

dari

serangan

menyiratkan

adanya

bahaya.

Keberlangsungan hidup suatu bangsa diupayakan melalui jalan menjaga


keamanan. Dimana masing-masing negara dalam sistem internasional
tertentu, dunia dipenuhi dengan permusuhan, maka jalan yang ditempuh
adalah meminimalisasi bahaya dan dampak konflik terhadap keamanan
negara.
4.

Melindungi Martabat Nasional

Prinsip keempat ini dianalogikan sebagai individu di tengahtengah komunitas masyarakat tempat ia hidup. Individu ini
akan selalu memikirkan reputasi pribadinya pada setiap
tindakan yang dilakukan dalam interaksi dengan individu
dalam komunitasnya. Demikian juga sebuah negara, biasanya
bertindak untuk memperoleh perhatian negara lain, supaya
dihormati dan memperoleh konsesi status. Prestige oleh
Harold Nicholson diartikan sebagai atribut kedaulatan. Oleh
karena itu suatu negara bertindak di arena politik internasional
agar kebanggaan dan martabatnya dapat dipelihara.
5.

Membangun Kekuasaan
Kekuasaan politik adalah kemampuan di dalam tiap hubungan manusia
untuk mencapai tujuan-tujuan politik. Dalam dunia internasional, sebuah
neagara yang kecil (periphery) akan dikuasai oleh negara yang besar
(center), dan begitu juga untuk memaksimalkan power oleh negara dapat
ditempuh dengan kepemilikan teknologi persenjataan mutakhir dan
canggih.

1.6. Metode Penelitian


1.6.1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Metode ini lebih mengedepankan kualitas data yang diperoleh.
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif, ucapan atau tulisan, dan prilaku yang dapat diamati dari subjek itu
sendiri.
1.6.2. Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah hubungan bilateral Indonesia
- Australia pasca eksekusi mati terpidana kasus narkoba Andrew
Chan dan Myuran Sukumaran. Sedangkan subjek dalam penelitian ini

adalah Pemerintah Indonesia dan Australia.


1.6.3. Metode Pengumpulan Data

Metode data yang digunakan adalah metode library research (penelitian


kepustakaan), yakni melakukan penelitian dengan menggunakan data dari
berbagai sumber data bacaan seperti peraturan perundang-undangan, buku,
dan internet yang dinilai relevan dengan permasalahan yang akan dibahas.
1.6.4. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisis
yaitu dengan memaparkan dan menggambarkan serta menganalisa
data-data yang diperoleh. Penelitian deskriptif mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku
dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu.
1.6.5. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari lima bab. Penggambaran keseluruhan dari
tiap-tiap bab adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Politik Luar Negeri Indonesia - Australia
Bab III : Dinamika Hubungan Bilateral Indonesia - Australia
Bab IV : Hubungan Bilateral Indonesia - Australia Pasca Eksekusi
Mati Terpidana Kasus Narkoba Andrew Chan dan Myuran
Sukumaran
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2002.Metodologi Penelitian.Jakarta:Penerbit PT. Rineka Cipta.


Bungin, Burhan.2001.Metodelogi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodelogis Ke Arah
Ragam Farian Kontemporer.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Cartlon Clymer Rodee, Cartlon Clymer. 1995. Pengantar Ilmu Politik, Terj Zulkifly
Hamid. PT Raja Grafindo Persada.
Holsti, K.J. 1998. Politik Internasional : Kerangka untuk Analisis, Terj. jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Krisna, Didi. 1993. Kamus Politik Hubungan Internasional. Bandung : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Koentjaraningrat. 1990. Metode Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Pustaka Jaya.
Kompas.com.

Ini

Kronologi

Kasus

Narkoba

Kelompok

"Bali

Nine"

Kompas.com.
http://regional.kompas.com/read/2015/04/29/06330021/Ini.Kronologi.

Kasus.Narkoba.Kelompok.Bali.Nine., diakses pada 20 November 2015


pukul 17.00.

Perwita, A.A, & Y.M. Yani. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono.2007.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
TEMPO.CO. Bisnis Narkoba di Indonesia Capai Rp 13 Triliun | Tempo Nasional.
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/03/04/063646930/bisnisnarkoba-di-indonesia-capai-rp-13-triliun, diakses pada 20 November
2015 pukul 16.45.

Anda mungkin juga menyukai