Oleh :
Yashinta Ratna
Ayu
151150146
PRODI ILMU
HUBUNGAN
INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seperti yang dilansir oleh TEMPO.CO pada Selasa, 3 Maret 2015, Troels Vester,
untuk
penulis
Hubungan Internasional.
2. Manfaat Praktis
skripsi
khususnya
pada
bidang
Ilmu
tujuan.
Kredibilitas ancaman serta gangguan.
Derajat kebutuhan dan ketergantungan.
Responivitas di kalangan pembuat keputusan. (Hostly,1988 : 22)
Hubungan bilateral mengandung dua unsur pemaknaan, yakni : konflik dan
kerjasama. Antara keduanya memiliki arti yang saling bergantian tergantung dari
konsep apa yang ditawarkan antara kedua negara menurut motivasi-motivasi
internal dan opini yang melingkupinya. Serta terbianya hubungan bilateral yang
diupayakan oleh suatu negara dengan negara lain dimaksudkan untuk mengatasi
permasalahan diantara keduanya. Seperti yang dikemukakan oleh Coplin bahwa
melalui kerjasama internasional, negara-negara berusaha memecahkan masalah
sosial, ekonomi, dan politik. Tipe yang pertama menyangkut kondisi-kondisi di
lingkungan internasional yang apabila tidak diatur akan mengancam negaranegara yang terlibat. Tipe kedua mencakup keadaan sosial, ekonomi, dan politik
domestik tertentu yang dianggap membawa konsekuensi luas terhadap sistem
internasional sehingga dipersepsikan sebagai masalah internasional bersama.
Dua negara yang menjalin kerjasama bilateral ini tentu mengharapkan
keuntungan. Kerjasama akan melahirkan kesepakatan bersama berupa
ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi bersama bagi terjadinya harmonisasi
hubungan diantara keduanya. Tentunya kesepakatan-kesepakatan yang telah
dilahirkan merupakan kebijakan yang akan memberi keuntungan bagi kedua
negara yang bekerjasama sesuai dengan tujuan dari masing-masing negara yang
hendak dicapainya.
Kasus terpidana narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran
yang berasal dari Australia berdampak pada hubungan bilateral
antara
Indonesia
sebagai
negara
dimana
tempat
kejadian
2.
3.
melindungi
dari
serangan
menyiratkan
adanya
bahaya.
Prinsip keempat ini dianalogikan sebagai individu di tengahtengah komunitas masyarakat tempat ia hidup. Individu ini
akan selalu memikirkan reputasi pribadinya pada setiap
tindakan yang dilakukan dalam interaksi dengan individu
dalam komunitasnya. Demikian juga sebuah negara, biasanya
bertindak untuk memperoleh perhatian negara lain, supaya
dihormati dan memperoleh konsesi status. Prestige oleh
Harold Nicholson diartikan sebagai atribut kedaulatan. Oleh
karena itu suatu negara bertindak di arena politik internasional
agar kebanggaan dan martabatnya dapat dipelihara.
5.
Membangun Kekuasaan
Kekuasaan politik adalah kemampuan di dalam tiap hubungan manusia
untuk mencapai tujuan-tujuan politik. Dalam dunia internasional, sebuah
neagara yang kecil (periphery) akan dikuasai oleh negara yang besar
(center), dan begitu juga untuk memaksimalkan power oleh negara dapat
ditempuh dengan kepemilikan teknologi persenjataan mutakhir dan
canggih.
Ini
Kronologi
Kasus
Narkoba
Kelompok
"Bali
Nine"
Kompas.com.
http://regional.kompas.com/read/2015/04/29/06330021/Ini.Kronologi.
Perwita, A.A, & Y.M. Yani. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono.2007.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
TEMPO.CO. Bisnis Narkoba di Indonesia Capai Rp 13 Triliun | Tempo Nasional.
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/03/04/063646930/bisnisnarkoba-di-indonesia-capai-rp-13-triliun, diakses pada 20 November
2015 pukul 16.45.