Anda di halaman 1dari 15

FAKTOR RELIGIUSITAS DALAM GAGASAN

PENGASUHAN ANAK YANG HOLISTIK


oleh :
Retno Anggraini
Seminar Nasional
Isu-isu Kontemporer Dalam Psikologi,
UAD, 8 Pebruari 2005.
FAKTOR RELIGIUSITAS DALAM GAGASAN PENGASUHAN ANAK

YANG HOLISTIK
Retno Anggraini
ABSTRAK
Sumber daya insani berkualitas baik merupakan investasi masyarakat dan
menjadi rahmat bagi seluruh alam, sumber daya insani berkualitas buruk akan
menjadi beban dan menimbulkan masalah bagi lingkungannya. Anak yang tidak
mampu keluar dari lingkaran agresif-victims-violence merupakan salah satu
fenomena kegagalan pengasuhan anak atau akibat gagasan orang tua hanya
berorientasi prestasi akademik dan aspek kognitif saja. Gagasan pengasuhan anak
sebagai proses kognitif dan belief yang mengarahkan perlakuan orang tua pada anak
perlu terus dikaji. ntuk memperbaiki sumber daya insani bangsa !ndonesia ,
kerangka spiritual-religius dari gagasan pengasuhan anak yang holistik merupakan
alternatif yang perlu dimasyarakatkan.
"ey #ords: $aktor religiusitas, gagasan pengasuhan anak, holistik
%A$&AR !S!

'alaman
(endahuluan )
Gagasan (engasuhan Anak *
"onsep 'olistik +
$aktor Religiusitas dalam Gagasan (engasuhan Anak ,
$aktor Religiusitas dalam Gagasan (engasuhan Anak yang 'olistik -
%A$&AR (S&A"A ))
FAKTOR RELIGIUSITAS DALAM GAGASAN PENGASUHAN ANAK

YANG HOLISTIK
Retno Anggraini
Pendahuuan
"enyataan di lapangan menunjukkan kurikulum pendidikan anak di
!ndonesia lebih menekankan pencapaian nilai akademik dan kecerdasan otak kiri saja.
&entu saja hal tersebut mengarahkan gagasan orang tua tentang bagaimana mereka
mengasuh anak-anak, sehingga orang tua cenderung hanya mempersiapkan anak
untuk cerdas kognitif saja. kuran keberhasilan atau kegagalan pengasuhan juga
hanya dilihat dari prestasi akademik, aspek-aspek yang lain menjadi kurang
diperhatikan. &idak mengherankan bila yang terjadi adalah kurang optimalnya
perkembangan potensi-potensi anak, serta kurang seimbang dalam pencapaian tugas-
tugas perkembangan. &entu saja ini merupakan suatu kerugian besar.
Sumber daya insani yang berkualitas baik akan merupakan investasi bagi
masyarakatnya dan akan menjadi rahmat bagi seluruh alam, sedangkan sumber daya
insani yang berkualitas buruk hanya akan menjadi beban dan menimbulkan masalah
bagi lingkungannya.
(ada tahun .//) (emerintah tampak lebih memperluas perhatiannya pada
masalah pendidikan anak dengan diadakannya %irektorat (endidikan Anak sia %ini
0(A%1 yang secara kontinyu merive2 dan merevisi program (A% yang
sebelumnya kurang mendapatkan respon dari masyarakat. Revie2 yang dilakukan
34S56-645% sampai dengan .//7 menemukan tingkat partisipasi kasar pada
pendidikan usia dini di !ndonesia hanya ./ persen. &ingkat ini merupakan rangking
yang rendah di antara negara-negara yang berpenghasilan rendah 0Seksi (A%,
unesco, .//+1. !ni sungguh memprihatinkan, padahal dalam buletin berkalanya
beberapa ahli telah mengemukakan tentang konsep holistik untuk dipahami
masyarakat dan dituangkan dalam program-program pendidikan usia dini.
Sementara itu, sesungguhnya fenomena-fenomena kurang idealnya upaya-
upaya dalam pendidikan anak serta dampak buruknya bukanlah monopoli negara-
negara berkembang dan berpenghasilan rendah seperti !ndonesia saja. Sebagai contoh

fakta menunjukkan banyak anak Amerika yang terlantar, diabaikan bahkan disiksa
atau dieksploitasi demi kepentingan orang de2asa yang semestinya mengayomi dan
mengasuhnya. 8essel A.van der "olk 0.//*1 memaparkan bah2a di Amerika Serikat
setiap tahun, kira-kira * juta anak-anak dilaporkan telah dianaiaya atau diterlantarkan9
sedikitnya )+ dari tiap )/// anak-anak di nited States:Amerika Serikat memperkuat
kisah penganiayaan itu. (ada survei nasional, dilaporkan ., persen dari 2anitanya
dan ); persen laki-laki mempunyai sejarah sebagai korban penganiayaan seksual
masa kanak-kanak.
%iperkirakan pengabaian sering dilakukan bersamaan dengan penganiayaan.
"ira-kira </= dari semua korban penganiayaan anak tersebut dilakukan oleh orang
tua yang mengasuhnya, sedangkan yang )/ persen dilakukan oleh anggota keluarga
lain. "onsisten dengan fakta bah2a 2anita secara mayoritas adalah pengasuh anak,
maka anak-anak mempunyai kemungkinan akan dilalaikan oleh 2anita-2anita dua
kali lipat dibanding oleh laki-laki yaitu: <, persen banding 7* persen. Anak-anak
perempuan Amerika Serikat berisiko tiga kali lebih sering dianiaya secara seksual
dibanding anak-anak lelaki, sedangkan anak-anak lelaki mempunyai risiko .7 persen
lebih besar mendapatkan luka-luka serius akibat penganiayaan dan )< persen lebih
besar kemungkinan dilalaikan secara emosional.
(engalaman hidup ketika usia dini sangat mempengaruhi kehidupan ketika
de2asa, maka pengasuhan yang buruk pada anak-anak dapat diramalkan akan
menjadikan mereka menjadi manusia de2asa yang berperilaku buruk dan nantinya
dimungkinkan akan memperlakukan anak-anaknya secara buruk pula. %ampak
pengasuhan yang buruk akan di2ariskan dari generasi ke generasi. Akhirnya akan
tercipta suatu lingkaran dampak pengasuhan anak yang buruk yang pengaruhnya
sangat luas, khususnya dalam pengembangan kualitas sumber daya insani. %apat
terjadi manusia bermasalah memproduksi manusia bermasalah, ada lingkaran victims
- violence victims - violence, yang pada akhirnya akan menyebabkan lost
generation.
>elihat fenomena-fenomena di muka, maka dapat dikatakan pengasuhan anak
adalah masalah dunia. %i tingkat !nternasional dalam pertemuan $orum (endidikan
%unia di %akar Senegal pada tahun ./// menghasilkan kesepakatan-kesepakatan

yang salah satunya adalah memperluas dan memperbaiki keseluruhan pera2atan dan
pendidikan anak-anak usia dini terutama bagi anak-anak yang sangat ra2an dan
kurang beruntung. (ertemuan semacam dilanjutkan secara berkala dengan berpindah-
pindah negara sebagai tuan rumahnya 0Gutama, .//*1.

Gaga!an Penga!uhan Ana"
Anak yang berkualitas dihasilkan oleh pengasuhan yang berkualitas pula.
8uruknya kualitas pengasuhan anak tidak lepas dari pengaruh gagasan orang tua yang
menjadi pengarah perilaku orang tua ketika berupaya memenuhi kebutuhan yang
diperlukan anak untuk berkembang, karenanya untuk memperbaiki kualitas
pengasuhan anak perlu evaluasi dan pengembangan pada gagasan pengasuhan anak
yang sudah ada.
Gagasan pengasuhan anak adalah gagasan orang tua tentang perkembangan
dan pendidikan anak yang merupakan kekuatan dasar yang ikut menentukan tindakan
mereka pada 2aktu mengasuh anak dan cara mereka mempengaruhi perilaku anak.
Gagasan pengasuhan anak merupakan proses kognitif. 6rang tua akan
mengorganisasikan pikirannya terlebih dahulu sebelum ia melakukan tindakan yang
akan memberikan dampak kepada anak.
Gagasan orangtua adalah suatu belief, yaitu suatu ?pengetahuan dalam arti
seseorang tahu bah2a apa yang dimilikinya itu benar atau mungkin benar@. Belief
dapat dianalogikan dengan skemata, mempunyai permeabilitas dan dapat berubah
0Sigel, )-<+1 >enurut Goodno2 dan 5ollins 0)--/1 isi gagasan orang tua pada
dasarnya berkenaan dengan gagasan psikologi perkembangan yang meliputi :
)1 arah perkembangan yaitu tujuan yang ingin dicapai orang tua bagi
kehidupan anak, tentang a2al kehidupan berkeluarga dan alur perkembangan9
.1 kondisi perkembangan yaitu kontribusi kondisi internal dan eksternal yang
sifatnya relatif seperti pengaruh faktor ba2aan dan lingkungan, upaya dan
keberuntungan, pengaruh tanggung ja2ab orang tua dan metode yang dipergunakan
orang tua untuk mencapai berbagai tujuan mereka.
Gagasan orang tua bersumber dari pengalaman orang tua bersama anak dan
tugas mereka sebagai orang tua serta gambaran atau model budaya tentang anak,

tentang menjadi orang tua dan tentang kehidupan berkeluarga. Adapun $aktor-faktor
determinan gagasan orang tua meliputi faktor pendidikan, faktor habitat atau tempat
tinggal, faktor sosial ekonomi, faktor jenis kelamin, dan faktor etnik.
"ualitas gagasan orang tua ialah karakteristik gagasan yang dapat
diaplikasikan dalam berbagai isi gagasan yang meliputi masalah:
a1. ketepatan gagasan orang tua dalam hal prediksi perilaku atau kemampuan
anak, kesesuaian dengan pandangan para ahli atau dengan standar yang objektif9
b1. derajat perbedaan pandangan orang tua dengan orang lain, dimana orang tua
yang tradisional memperlihatkan perbedaan pendapat yang minimal dan
memperlihatkan pandangan satu dimensi 0adanya cognitive poverty dalam pemikiran
mengenai pengasuhan anak dibandingkan dengan orang tua yang pandangannya
modern, yang dapat menerima cara-cara yang baru dalam rangka pengasuhan anak
c1 berbagi makna gagasan yaitu sejauh mana dua orang ataupun dua kelompok
mempunyai pandangan atau pengertian yang sama terhadap suatu situasi,
misalnya kesepakatan gagasan antara orang tua dengan anak, antar anggota
kelompok sosial, atau antara gagasan perorangan dengan gagasan dari budaya
yang dominan9
d1. derajat kesadaran dan kemudahan suatu gagasan, yaitu disadari atau
tidaknya dan mudah atau tidaknya suatu gagasan dimunculkan9
e1. derajat intensitas serta keterikatan pada gagasan, yaitu mudah tidaknya
seseorang dipengaruhi sehingga gagasannya berubah atau malahan lebih kuat
dipertahankan.
Salah satu faktor penting yang juga mempengaruhi gagasan orang tua di
dalam mengasuh anak adalah faktor agama. (enelitian 'adis, $.A 0)--71 menemukan
faktor-faktor penting yang mempengaruhi gagasan orang tua diantaranya adalah
faktor agama disamping faktor lain yaitu usia, tingkat pendidikan, suku bangsa,
keadaan sosial ekonomi, dan jenis pekerjaan orang tua. %alam kehidupan berkeluarga,
belum tentu suami dan isteri mempunyai pandangan yang sama mengenai
perkembangan dan pendidikan anaknya, dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
berperan dalam gagasan pengasuhan anak masing-masing, lebih-lebih bila orangtua
berbeda agama sehingga hal itu akan mempengaruhi suasana lingkungan keluarga.

Kon!e# Hoi!ti"
8eberapa ahli yang terlibat dalam promosi program (A% menyampaikan
beberapa konsep atau teori tentang pengasuhan anak sebagai berikut.
Syarief , '. 0.//.1 mengemukakan bah2a konsep holistik S%> sangat
ditentukan mulai ketika manusia berupa janin hingga remaja yang sangat ditentukan
oleh kondisi sosial ekonomi keluarga. (endekatan holistik menekankan bah2a
kualitas sumberdaya manusia ditentukan oleh banyak faktor baik internal
maupun eksternal yang berlangsung dalam keseluruhan siklus hidup. &ahap yang
sangat menentukan adalah pada saat janin (pre-natal} sampai usia remaja 0sekitar )+
tahun1, dan tahap yang paling kritis adalah sampai umur + tahun 0balita1 karena
tahap ini rentan terhadap berbagai pengaruh fisik dan non fisik. $aktor-faktor yang
menentukan tumbuh kembangnya anak balita baik fisik, psikologis, dan sosial sangat
penting untuk diperhatikan dan dikendalikan agar anak dapat berkembang menjadi
manusia yang berkualitas.
!smail, % 0.//+1 menginventarisir faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak yaitu:
). $aktor genetik sebagai potensi dasar
.. $aktor lingkungan yang terdiri dari:
a. Aingkungan sebelum lahir 0mulai konsepsi sampai persalinan1 meliputi
kondisi meliputi: kondisi ibu, yaitu giBi, anemia:kurang darah,
penyakit infeksi yang sering ada misal &6R5' 0toksoplasma, rubela: cacar
jerman, citomegalovirus, herpes, hipertensi: darah tinggi, %>:penyakit
gula, faktor psikologi, dll1 obatobatan:jamu, trauma, radiasi, kesulitan
persalinan:trauma persalinan.
b. Aingkungan setelah lahir 0post natal1, meliputi:
- GiBi, sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal. AS! eksklusif merupakan makanan utama bagi bayi sampai ;
bulan.
- (era2atan kesehatan yang tidak hanya diberikan pada saat sakit,
tetapi harus dimulai dari tindakan promotif, pencegahan 0imunisasi1,

terapi dan rehabilitasi:habilitasi.
- (enyakit, baik akut 0radang otak1 maupun kronis 0tuberkulosis,
cacing1.
- Aingkungan fisik, misalnya cuaca, kebersihan lingkungan,
kelembaban.
- Stimulasi, rangsangan perkembangan.
- "asih sayang, pengasuhan, hubungan yang harmonis antara
keluarga
- Sosial ekonomi keluarga, mempengaruhi pola asuh, asih dan asah
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal.
c. Aingkungan makro, misalnya adat istiadat, kesejahteraan:pendapatan
masyarakat, kebijakan pemerintah.
Ahli lain, Alisjahbana, A 0.//*1 menggambarkan faktor-faktor yang
berperanan dalam perkembangan anak /-< tahun sebagai berikut.
>encermati gambar faktor-faktor perkembangan anak di muka serta
pendapat Syarif sebelumnya tentang konsep holistik dalam pengasuhan anak,
tampak bah2a !smail dan Alisjahbana sekalipun juga memperkenalkan pendekatan
holistik dalam pengasuhan anak dengan cukup lengkap, tetapi konsep tersebut masih

"onstitusi
C genetik
"ehamilan
dengan:tanpa
komplikasi
&emperamen
D Status giBi
D (enyakit
(enyakit
anak
"ondisi
sosial D &araf
(endidikan
ortu:keluarga
"onstitusi
!bu
(ersalinan
normal:tidak
normal
"epedulian kel.
(eranan
?5aretaker@
Aingkungan
&eman Sebaya
&araf (erk.
(ertumbuh
an anak
usia < th.
"ondisi 8ayi
(erkembangan
fisik D mental
anak
belum melibatkan faktor religius secara jelas. (adahal banyak penelitian telah
membuktikan pentingnya faktor religiusitas dalam mengarahkan gagasan orang tua
ketika menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai pengasuh anak.
Fa"tor Reigiu!ita! daa$ Gaga!an Penga!uhan Ana"
Religiusitas sebagai manifestasi agama pada orang tua akan memberikan
kerangka sedemikian rupa sehingga harapan dan perlakuan orang tua terhadap anak
disemangati, dimotivasi dan diarahkan tidak sekedar untuk memenuhi harapan orang
tua dan kelayakan tetapi lebih dari itu. Gagasan pengasuhan anak yang relijius adalah
gagasan untuk menyayangi dan mencintai anak dalam rangka misi ?"etuhanan@, dan
nantinya harus dipertanggung ja2abkan kepada &uhan. &ampak jelas disini ada
banyak dimensi hubungan diantaranya yaitu dimensi hubungan orang tua-anak,
dimensi orangtua E &uhan, dimensi anak E &uhan, serta dimensi alam 0lingkungan1 -
anak.
8anyak penelitian membuktikan religiusitas sebagai faktor yang penting
dalam kehidupan berkeluarga khususnya memberikan arahan kognitif, efektif dan
perilaku orang tua ketika melaksanakan pengasuhan anak 0 >ahoney, et al., .//*1.
"etika gagasan pengasuhan anak diterapkan dalam pengasuhan secara praktik dan
dilandasi religiusitas orang tua, maka anak akan menginternalisasi nilai-nilai agama
tersebut sebagai bagian dari perkembangan pribadinya.
Suatu meta analisis dan analisa konsep terhadap -7 penelitian tentang hubungan
agama, perka2inan dan pengasuhan mendapatkan faktor religiusitas sebagai faktor yang
sangat berpengaruh di dalam cara orang tua memperlakukan dan mengasuh anak
0>ahoney, (argament, &arakesh2ar, S2ank, .//)1. 'asil-hasil penelitian tersebut
sebagai berikut.
). 6rang tua yang taat kepada agama akan mengintegrasikan ajaran-ajaran
agamanya di dalam praktek pengasuhan, menetapkan hal yang boleh dan
dilarang, dalam menerapkan hukuman, pendisiplinan, dan memperjelas
harapan orang tua pada anak, serta pengendalian emosi orang tua pada anak.
.. (rinsip religius mengarahkan orang tua untuk memecahkan konflik tanpa
kekerasan, tentang cinta, damai, memelihara dan melindungi anak dari

kejahatan.
*. Sisi negatif dan positif manfaat psikologis dari penerapan disiplin yang
berlandaskan religiusitas orang tua tetap harus menjadi perhatian menyangkut
masalah pemaknaan dan intepretasi orang tua terhadap aturan dalam agama.
7. Agama mengajarkan: pentingnya hubungan orangtua-anak, tentang
memahami keterbatasan manusia, memaafkan, pengorbanan dan memandang
keluarga secara simbolis maupun harafiah sebagai cara untuk menghayati
rahmat dan cinta &uhan
+. (emahaman dan penerimaan anak sebagai karunia &uhan, sehingga
mendorong terbentuknya atmosfir keluarga sebagai ?"erajaan &uhan@ dan
orang tua akan mendorong anak-anak untuk mempertahankannya.
;. Ritual agama akan mendorong terbentuknya kohesifitas dan ketahanan
menghadapi berbagai masalah keluarga dengan koping yang religius sehingga
menciptakan stabilitas.
,. "eluarga-keluarga yang menekankan kebersatuan keluarga sebagai tanda dari
keberhasilan religus cenderung menghindar dari konflik secara langsung atau
menyangkal disfungsi keluarga yang serius karena takut mengganggu sistem
keluarga.
<. "eluaga yang religius lebih positif didalam strategi koping menghadapi anak-
anak yang terhambat perkembangannya .
-. "etika jaringan sosial terdiri atas keluarga-keluarga dengan sistem nilai yang
yang serupa orang tua akan mendapatkan dukungan sosial yang lebih
memudahkan pemecahan masalah anak-anak. Sebagai tambahan. institusi
religius menyediakan peluang untuk keluarga-keluarga untuk terlibat dalam
aktivitas bersama-sama sebagai unit 0>ahoney, dkk,. .//)1.
(enelitian lainnya dengan sampel sebanyak ..*,+ orang melihat adanya
hubungan antara religiusitas dengan pengaturan pola makan dan asupan nutrisi 0'art,
&inker, 8o2en, et al. .//71 . (ada tahun )--< >atthe2s, >c5ullough, Aarson, et al ,
menemukan hubungan yang signifikan antara komitment religius dan status
kesehatan keluarga, sedangkan 3ielsen 0.//.1 mengemukakan pentingnya faktor
religius dalam kebahagiaan.

8erdasarkan konsep holistik, !smail 0.//*1 juga berpendapat bah2a
permasalahan manusia sesungguhnya lima puluh persen 0+/ =1 adalah masalah
spiritualitas-religius, dua puluh persen 0./ =1 masalah emosi, dua puluh persen 0./
=1 masalah mental, dan yang sepuluh persen 0)/=1 adalah masalah fisikal. (endapat
itu menunjukkan bah2a masalah spiritual 0religius1 merupakan faktor yang sangat
penting dan dominan di dalam kehidupan.
Fa"tor Reigiu!ita! daa$ Gaga!an Penga!uhan Ana" %ang Hoi!ti"
%ari berbagai pendapat dan dilandasi dengan data beberapa penelitian yang
telah diuraikan di muka, maka penulis mencoba mengemukakan konsep holistik
dalam pengasuhan anak yang agak berbeda dengan para ahli tersebut, serta
menegaskan pentingya faktor religiusitas dalam gagasan pengasuhan anak yang
holistik.
"onsep holistik memandang suatu permasalahan sebagai saling kait mengkait,
saling pengaruh mempengaruhi dan merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah-
pisahkan atau disekulerkan. "onsep holistik dalam memandang manusia sebagai
sumber daya insani yang sangat ditentukan kualitasnya oleh kondisi bahkan ketika
masih dalam gagasan 0ide, cita-cita1 orang tua, kemudian ketika berupa janin dalam
rahim sampai dengan usia balita, anak dan remaja, yang sangat ditentukan oleh faktor
individu dan masyarakat seperti: psikologi, kondisi sosial-ekonomi, kondisi fisik,
dan spiritual-religius. Sumber daya insani tidak hanya ditentukan oleh banyak faktor,
tetapi juga menentukan dan menciptakan situasi kondisi, karena pada dasarnya pada
diri insan telah dilengkapi berbagai potensi fitrah dari &uhan yang menjadi bekal
tidak hanya untuk menerima stimulasi saja, tetapi juga untuk menghadapi, menguasai
dan memimpin lingkungan atau dunianya.
"onsep holistik dalam pengasuhan anak dimaksudkan untuk mendekati
permasalahan pengasuhan anak secara holistik dengan menempatkan anak sebagai
sumber daya insan fitrah yang memiliki potensi untuk tumbuh kembang yang secara
pasif-aktif siap menerima dan memberikan reaksi pada stimulus internal dan eksternal
yang berasal dari lingkungan dekat maupun lingkungan luasnya secara holistik pula.

>engingat bangsa, negara, masyarakat dan komunitas terdiri dari individu-
individu dalam satu keluarga, maka konsep holistik dapat diterapkan secara makro
maupun mikro dan keduanya tetap tidak terpisahkan
"etika seorang anak manusia lahir, pada saat itu dia dihadapkan pada dunia
secara keseluruhan. Anak akan berinteraksi dengan orang tuanya dengan keseluruhan
potensi insaniah orang tua 0psikofiologis-sosiospiritual-religius1, baik yang negatif
maupun positif, baik masa lalu, saat ini dan masa depan orang tuanya. Selain itu anak
juga berhadapan dan mereaksi lingkungannya secara fisik maupun non fisik, sosial-
budaya, politik, ekonomi, serta spiritual-religius. (engasuhan orang tua pada anak
yang berkonsep holistik akan melibatkan dan tidak akan mele2atkan semua faktor
yang dapat berpengaruh di dalam pertumbuh-kembangan anak di dalam kerangka
religius. Semuanya dipersiapkan dan dilaksanakan secara bersama sebagai satu
kesatuan dengan target mempersiapkan anak untuk menjadi insan yang bermanfaat
baik bagi diri dan lingkungannya.
Religiusitas sebagai manifestasi agama pada orang tua akan memberikan
kerangka sedemikian rupa sehingga gagasan pengasuhan orang tua yang holistik
terhadap anak tidak sekedar untuk memenuhi harapan orang tua dan kelayakan tetapi
lebih dari itu, gagasan pengasuhan anak dalam rangka misi ?"etuhanan@ untuk
menyayangi, mencintai dan mengasuh anak yang nantinya harus dipertanggung
ja2abkan kepada &uhan. Ada banyak dimensi hubungan disini, diantaranya yaitu
dimensi hubungan orang tua-anak, dimensi orangtua E &uhan, dimensi anak E &uhan,
dimensi alam 0lingkungan1 - anak
'asil yang dapat diharapkan dari konsep tersebut adalah anak-anak yang
berkembang potensi fitrahnya. Aktualisasi potensinya optimal sesuai dengan
fitrahnya, sehingga anak mampu beradaptasi dan mampu secara aktif E reaktif
menerima, menghadapi, me2arnai dan menciptakan lingkungannya. Anak akan
memiliki dan mampu memberikan kebahagiaan spiritual-religius, memberikan rasa
aman karena merasa diterima sebagai karunia bagi orang tuanya, dan pada akhirnya
anak akan menjadi rahmat bagi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, A. .//*. A%!&"A, Sebuah >odel &aman (osyandu 8erlandaskan
(emberdayaan >asyarakat. Buletin PADU Jurnal lmia! Ana" Dini Usia e#.
"!usus $%%&.
Gutama. .//*. 6leh-oleh dari: &he #orld $orum 6n 4arly 5hild 5are and 4ducation
.//* Acapulco, >eFico, )*-); >ei .//*. Buletin PADU Jurnal lmia! Ana"
Dini Usia 'ol. $.$ Agustus $%%&.
Goodno2, G.G dan 5ollins, #.A,. )--/. Development Accor#ing to Parents. (!e
)ature, *ources, an# +once,uences of Parents- #eas. 'illsdale: Aa2rence
4rlbaum Associates, (ublishers.
'adis, $.A. )--7. Gagasan 6rang &ua &entang (erkembangan dan (endidikan Anak.
Jurnal Psi"ologi n#onesia )o.. (!. /00&1/002.
'art, &inker, 8o2en, et al. .//7. Religion and 3utritional !ntake. )utrition 3esearc!
)e4sletter, August, $%%2.
!smail. .//*. ntiba!5 Bu"u Pan#uan Pera4atan *umber la!iya!. (erlis >alaysia:
!ntibah.
!smail, %jauhar. .//+. Aayanan "esehatan yang &epat bagi 6ptimalisasi &umbuh
"embang Anak sia %ini. 6a"ala! *eminar #an 7o"a"arya )asional $%%.
Pen#i#i"an Ana" Usia Dini. )7-); 3ovember .//+. Hogyakarta: G>.
"olk, 8essel A. &he 3eurobiology of 5hilhood &rauma and Abuse. Journal +!il#
an# A#olescent Psyc!iatric +linics. ). 0.//*1..-*-*),
>ahoney, et al. .//). Religion in the 'ome in the )-</s and )--/s: A >eta-Analytic
Revie2 and 5onceptual Analysis of Ainks 8et2een Religion, >arriage, and
(arenting. Journal of 8amily Psyc!ology $%%/ 'ol. /..2, ..0-.09.
>ahoney, et al. .//*. Religion and the Sanctification 6f $amily Relationships.
3evie4 :f 3eligious 3esearc! 'ol. 22/&.
>atthe2s, et al. )--<. Religious 5ommitment and 'ealth Status. A 3evie4 of t!e
3esearc! an# mplication for 8amily 6e#icine. %o2nload from
222.archfammed.com Guly ;, .//+.
3ielsen, >.4. .//.. Religion and 'appiness. Journal for t!e *cientific *tu#y of
3eligion. %o2nload from 222.archfammed.com Guly ;, .//+.
Seksi (A% dan (endidikan !nklusif. .//+. 7aporan 3evie4 ;ebi<a"an5 Pen#i#i"an
#an Pera4atan Ana" Usia Dini #i n#onesia. Sektor (endidikan 34S56.

Sigel, !.4. )-<+. 5onceptual Analysis of 8elief Systems. %alam Parental Belief
*ystems, Sigel, !.4 04d1, 3e2 Gersey: Aa2rence 4rlbaum Associates,
(ublishers.
Syarief, 'idayat. .//.. (engembangan Anak %ini sia >emerlukan "eutuhan.
Buletin PADU Jurnal lmia! Ana" Dini Usia e#. per#ana.

Anda mungkin juga menyukai