Anda di halaman 1dari 4

GAGAL NAFAS

Iwan Purnawan, S.Kep., Ns


JURUSAN KEPERAWATAN
Fakultas Kedokteran dan Ilu!Ilu Kese"atan
Un#$ers#tas Jenderal Soed#ran
Gagal Nafas didefinisikan sebagai ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan pH, PaCO2, dan PaO2
yang adekuat, sehingga membahayakan keselamatan pasien
Gagal nafas yang merupakan kegawatan medis sering merupakan stadium akhir dari penyakit paru kronis.
Selain itu bisa uga diakibatkan karena suatu kondisi yang parah, atau penyakit paru!paru mendadak misalnya pada
"#$S walaupun awalnya ia masih sehat.
Hampir setiap kondisi yang mempengaruhi pernafasan atau paru!paru dapat memi%u teradinya gagal nafas.
O&erdosis opioid atau al%ohol yang menyebabkan efek sedasi sehingga seseorang bias mengalami henti
nafas dan menderita gagal nafas.
Obstruksi alan nafas, %edera aringan paru, dan kelemahan otot!otot pernafasan uga merupakan penyebab
yang umumnya teradi.
Gagal nafas dapat teradi ika darah yang melewati paru!paru tidak normal, sebagaimana yang teradi pada
embolisme paru. Gangguan ini tidak menghentikan pergerakan udara untuk masuk dan keuar dari paru, tetapi
tanpa aliran darah yang adekuat maka oksigen tidak bias diambil dari udara luar.
Tanda dan Ge%ala
#endahnya kadar oksiegen dalam darah menyebabkan sianosis (warna kebiruan), dan
tingginya kadar karbondioksida dan peningkatan keasaman darah menyebabkan kebingungan dan
perasaan mengantuk.
'ubuh sebenarnya men%oba untuk mengeluarkan karbondioksida dengan pernafasan cepat dan dalam,
tapi ika paru!paru tidak berfungsi se%ara normal maka pola nafas seperti itu tidak dapat membantu.
#endahnya kadar oksigen dengan segera bisa menyebabkan gangguan pada otak dan jantung. Hal ini
ditandai dengan penurunan kesadaran atau pingsan
menyebabkan aritmia jantung yang bisa membawa pada kematian.
(eberapa geala gagal nafas ber&ariasi berdasarkan penyebabnya)
"nak dengan sumbatan alan nafas karena aspirasi benda-benda asing akan tampak terengah!engah dan
melakukan usaha keras dalam bernafasnya.
Sedangkan seseorang yang keracunan mungkin tampak tenang sampai dengan koma.
Seorang dokter bias men%urigai adanya gagal nafas dari geala dan pemeriksaan. 'est darah
mengkomfirmasikan diagnosis ketika ditemukan adanya kadar oksigen yang sangat rendah atau kadar
kerbondioksida yang sangat tinggi.
'api sebenarnya selain lewat pemeriksaan darah, terdapat metode sederhana yaitu dengan menggunakan
indi%ator frekuensi pernafasan dan ka&asitas &ital.
a. *rekuensi Pernafasan
Normalnya +,!2-, ika sampai 2. kali/menit, status pasien harus die&aluasi dan memulai tindakan yang
tepat, yaitu penghisapan, drainase postral, dan fisioterapi dada. 0ika frekuensi pernafasan > 40 kali/
menit maka akan menimbulkan kelelahan otot pernafasan yang pada akhirnya mengantarkan pada
gagal nafas, sehingga membutuhkan bantuan &entilator.
1
b. 1a&asitas 2ital
$enga menggunakan spirometer, pasien diminta untuk mengambil nafas dalm dan mengeluarkannya
melalui spirometer sampai paru!paru benar!benar kosong. 0ika hasilnya kurang dari +-!2- ml/kg maka
ha tersebut merupakan tanda ke arah gagl nafas.
0ika perkembangan gagal nafas beralan lambat, maka akan diikuti oleh peningkatan tekanan dalam
pembuluh darah paru. 1ondisi ini dinamakan hipertensi pilmonar. 0ika kemudian tidak tertangani, kondisi ini
merusak pembuluh darah. "kibat lebih lanutnya adalah gangguan perpindahan oksigen ke dalam darah, stress
pada antung yang akhirnya menyebabkan gagal antung.
(erikut ini adalah indikator pemasangan &entilator mekanik yang uga merupakan indikasi adanya kegagalan
nafas)
PARA&ETER NILAI TIN'AKAN
Prekuensi pernafasan
3 +- 4/menit 5&aluasi pasien dan hilangkan penyebab
26!7- 4/menit 5&aluasi pasien dan lakukan tindakan yang
tepat, pertimbangkan intubasi/&entilasi
1a&asitas 2ital 3 +-!2- ml/kg Perhatikan tanda!tanda gagal nafas, siapkan
&entilator 'ekanan 8nspirasi 3 2- %m mmHg
Gas ara!"
pH
3 9,2. 5&aluasi dengan melihat peningkatan Pa
CO2
PaCO2
:.- mmHg 5&aluasi dengan melihat peningkatan pH
PaO2
3 .- mmHg dengan terapi O2 5&aluasi dengan melihat peningkatan pH dan
CO2
"uskultasi dada Penurunan / 'ak ada bunyi
nafas
(eri O2 +--;,
Siapkan dukungan &entilator
8rama dan frekuensi 0antung Nadi : +2- 4/menit< disritmia =onitor disritmia
"kti&itas 1elelahan berat, penurunan
toleransi akti&itas
5&aluasi hal diatas dan lakukan tindakan
tepat
Status mental 1a%au, delirium, somnolen =onitor akti&itas keang hipoksik
Obser&asi fisik Penggunaan otot assesori,
kelelahan, kera nafas berat
Siapkan dukungan &entilator
Pen(e)a)
Penyebab gagal nafas berkaiatan dengan system tubuh dapat dilihat dalam table dibawah ini)
N* SISTE& KEJA'IAN
+ System syaraf
(atang otak
=edula Spinalis
Syaraf
'rauma 1epala<
Poliomelitis
*raktur ser&ikal >C+!C,?
O&er dosis obat
2 Sistem otot
primer!diafragma
sekunder!pernafasan
=iastenia Gra&is
Guillain (arer Syndrom
2
@ Sistem rangka
'horak
*lail Chest
1ifoskoliosis
7 Sistem Pernafasan
0alan nafas
"l&eoli
Sirkulasi paru
Obstruksi< edema laring<
bron%hitis< asma<
5mpisema< Penumonia<
fibrosis
5mboli paru
. Sistem 1ardio&askuler Gagal antung kongestif< kelebihan
beban %airan< bedah antung< infark
miokard.
, System gastrointestinal "spirasi
9 Sistem hematologi $8C
6 Sistem genitourinaria Gagal ginal
Penan+anan
'uuan penatalaksanaan pasien dengan gagal nafas akut adalah )
=embuat oksigenasi arteri adekuat, dengan meningkatkan perfusi aringan
=eniadakan peneybaba dasar dari gagal nafas tersebut.
(erdasarkan haldiatas maka hampir selalu diawali dengan oksigenasi. (iasanya diberikan dalam umlah yang
melebihi kebutuhan, tapi dapat diatur kembali dilain waktu. Pada orang dengan kadar karbondioksida tinggi yang
sudah kronis, oksigen yang berlebih bias memperlambat pergerakan udara >&entilasi? ke dalam dan keluar paru!
paru, hal ini ustru makin meningkatkan kadar karbondioksida sehingga sangat berbahaya. Oleh karena itu pada
beberapa orang dosis oksigen harus diberikan dengan lebih hati!hati.
Sedangkan beberapa penyebab gagal nafas sendiri harus ditangani. "ntara lain)
antibiotic untuk melawan infeksi,
bronkodilator untuk membuka alan nafas.
Obat!obatan yang lain dapat diberikan untuk menurunkan proses inflamasi dan men%egah pembekuan
darah.
Ventilator Mekanik ) diberkan ika kondisinya sudah sangat sehingga membutuhkan bantuan dalam usaha
pernafasannya. "lat ini sangat berguna pada pasien yang tidak mampu bernafas se%ara adekuat.
Pipa plasti% yang dimasukan lewat mulut/hidung >endotrace tube? atau melalui tra%hea >trac!eastom# tube$?
disambungkan dengan mesin yang memaksa udara masuk ke dalam paru. Sedangkan ekhalasi teradi
se%ara passi&e karena elastistas paru!paru.
'erdapat beberapa tipe &entilator dan mode operasi yang digunakan tergantung dari enis gangguan yang
ada
0ika paru!paru tidak berfungsi dengan baik, oksigen tambahan dapat diberikan melalui &entilator. Pada
orang yang tidak membutuhkan dukungan pernafasan se%ara penuh, masker >menutupi mulut dan hidung?
dapat digunakan untuk memberikan tekanan positif, sehingga membantu meringankan usaha seseorang
saat bernafas dan men%egah kelelahan otot!otot pernafasaan. Hampir setengah dari pederita gagal nafas
menggunakan teknik ini >bi!le&el positi&e air way pressure atau CP"P? untuk menghindari kebutuhan
intubasi tra%hea.
3
Penggunaan bi-level positive airway pressure pada malam hari dapat membantu orang dengan gagal
nafas karena kelemahan otot pernafasan. $engan begitu setelah istirahat semalaman, otot!otot pernafasan
dapat berfungsi lebih efekti&e pada siang hari.
0umlah cairan tubuh uga harus dimonitor se%ara ketat dan diatur untuk memaksimalkan fungsi
paru!paru dan antung. 1easaman darah harus diaga keseimbangannya dengan mengatur frkuensi dan
ukuran/&olume pernafasan yang diberkan melalui &entilator.
Orang dengan &entilator dapat mengalami agitasi yang dapat dikontrol dengan o)at sedas#
lora%epam, mida%olam, atau opioid seperti morfin atau fentanyl
8nfeksi bakteri yang dapat berkembang saat seseorang terpasang &entilator mekanik harus segera
didiagnosis dan diobati se%epat mungkin
'IAGN*SA KEPERAWATAN ,ANG -ISA &UN.UL
+. (ersihan alan nafas tidak efekti&e bd
Sumbatan alan nafas >spasme alan nafas, eksudat al&eoli, dll?
*a%tor fisiologis >disfungsi neuromus%ular, penyakit obstruksi paru kronis,
dll?
2. 1etidakefektifan pola nafas bd.
$isfungsi neuromus%ular
Gangguan mus%uloskeletal
1elelahan otot pernafasan
$eformitas dinding dada
@. Gangguan pertukaran gas bd
Perubahan membrane al&eoli!kapiler
1etidakseimbangan &entilasi!perfusi
7. 1erusakan &entilasi spontan
1elelahan otot pernafasan
*a%tor metabolik

Referensi :
Hudak & Gallo, 1995, Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, EGC : Jakarta
NN!, Nursin" !ia"noses: !e#initions & Classi#i$ation 2%%1&2%%2 , P'iladelp'ia
&&&&&&&&&&&, (reat'in" )ailure, down load #ro* www+'ealt'ato,+$o* 12 -epte*.er 2%%/+
0

Anda mungkin juga menyukai