HSE distrukturkan secara sistematis sebagai sebuah sistem manajemen
sebuah organisasi untuk mencapai tujuan, sasaran dan visinya dalam aspek Keselamatan dan Kesehatan kerja serta Lingkungan. Sebagai sebuah sistem, maka ini adalah panduan dan aturan main bagi semua jajaran baik team manajemen maupun pekerja dan sub lini organisasi yang ada dalam organisasi/perusahaan.
Beberapa perusahaan mengintegrasikan sistem manajemen HSE ini dengan Sistem Manajemen Sekuriti (Security) dan/atau Mutu (Quality). Bahkan ada yang mengintegrasikan dengan semua aspek, spt. HR, Finance, Marketing dll, sehingga terkadang nama sebuah sistem tidak lah terlalu penting, karena yang essential adalah refleksi dari sistem itu sendiri dalam implementasinya.
Sebagai sebuah sistem manajemen modern, maka dokumentasi untuk panduan dan pengimplementasian harus disusun dan disahkan untuk digunakan. Jenis dan tipe dokumen-dokumen tersebut tergantung dari ukuran organisasi, jenis usaha, kompleksitas proses yg terlibat dalam organisasi tersebut, tetapi paling tidak secara umum dokumen-dokumen tersebut adalah :
1. Kebijakan HSE dan/atau Sekuriti dan/atau Mutu
2. Proses-proses yang diperlukan untuk operasional perusahaan dan pengendaliannya.
3. Prosedur-prosedur yang dibutuhkan untuk mendukung point 2
4. Panduan/guideline
5. Form-form isian yang berguna untuk kerangka pencatatan sebuah aktifitas atau bukti pencapaian sebuah proses tertentu.
Untuk hal di atas, sudah ada standard-standard International/National HSE spt.
ISO 14001 untuk Sisten Manajemen Environment
OHSAS 18001 untuk Occupational Health and Safety.
OSHA untuk Occupational Health and Safety
K3 untuk Occupational Health and Safety (standard Depnaker Indonesia)
ISM untuk Occupational Heath and Safety
Semua standar di atas mempunyai program sertifikasi, yaitu pengakuan dari badan/pihak ke 3 yang independent. Jadi perusahaan boleh secara sukarela mendemonstrasikan kesesuaian nya dengan standard tertentu dengan cara diaudit oleh lembaga sertifikasi. Apabila telah memenuhi syarat, maka diberi sertifikat dan akan kembali diaudit setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali.
Sebagai sebuah sistem, training-training seputar HSE bisa bermacam- macam, mulai dari Pengenalan, Prinsip dan Fundamental sampai kepada topik-topik khusus.
Misalkan saja, jika HSE adalah sebuah Sistem Tata Negara, maka yang pertama kali untuk pengenalan adalah anda harus tahu Dasar Negara, Struktur perundang-undangan negara mulai dari UUD 45, UU/PP, s/d peraturan daerah, kemudian bentuk pemerintahan (presidensial/parlementer).
Kemudian baru lah ada topik-topik khusus dalam sistem yang membuat tata negara itu berjalan efektif, misalnya proses pemilu, proses pilkada, proses pemberdayaan ekonomi, proses manajemen keuangan negara dan daerah, evaluasi dan rapat tahunan DPR/MPR, dll. Dan seterusnya adalah kasus-kasus khusus misalnya real terjadi sebagai sebuah fakta, misalnya insiden-insiden, kasus korupsi, mark up nilai project, bencana lumpur lapindo, krisis keuangan, BUMN, reshufle kabinet dan lain-lain. Apa itu HSE?.... HSE (Health, Safety, Environment), atau di beberapa perusahaan juga disebut EHS, HES, SHE, K3LL (Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan), dan SSHE (Security, Safety, Health, Environment). Semua itu adalah suatu Departemen atau bagian dari Struktur Organisasi Perusahaan yang mempunyai fungsi pokok terhadap implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) mulai dari Perencanaan, Pengorganisasian, Penerapan dan Pengawasan serta Pelaporannya. Sementara, di Perusahaan yang mengeksploitasi Sumber Daya Alam ditambah dengan peran terhadap Lingkungan (Lindungan Lingkungan). Membicarakan HSE bukan sekedar mengetengahkan Issue seputar Hak dan Kewajiban, tetapi juga berdasarkan Output, yaitu korelasinya terhadap Produktivitas Karyawan. Belum lagi antisipasi kecelakaan kerja apabila terjadi Kasus karena kesalahan prosedur ataupun kesalahan pekerja itu sendiri (naas). Apa tugas dari petugas HSE?.... Memastikan keselamatan kerja memenuhi persyaratan EHS hokum. Menerapkan dan mempromosikan program EHS. Melakukan inspeksi situs keamanan rutin dan tindak lanjut. Membantu penyelidikan insiden. Melakukan dan menyajikan temuan keselamatan bulanan. Melakukan Diklat keamanan rutin, briefing, dll. Melaksanakan penilaian risiko dan kontrol pada kegiatan situs.
pelaksanaan K-3 ditentukan oleh 3 unsur: Adanya Tempat Kerja untuk keperluan suatu usaha. Adanya Tenaga Kerja yang bekerja di sana. Adanya bahaya kerja di tempat itu.
HSE induction / orientation itu apa?.... Bagi seorang pekerja baru, secara psikologis biasanya keinginan kerjanya sangat besar sekali. Ia sudah menunggu nunggu untuk mendapatkan pekerjaan yang ia impikan, selain itu biasanya ia ingin segera menunjukan kemampuannya dan semangatnya agar segera bisa di terima di lingkungan kerja dengan baik. Ini merupakan nilai positif dari seseorang bagi perusahaan, hal ini perlu dikelola agar dapat memberikan kontribusi besar bagi perusahaan maupun tim kerjanya agar kompetisi positif terbangun serta keunggulan perusahaan selalu terjaga. Namun demukian, sebagai seorang HSE tentunya ini perlu diwaspadai. Bagaimana jika ia mengendalikan ppekerjaan yang secara metode ataupun lingkungan kerja memiliki resiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan ataupun kebakaran.. bisa dibayangkan kerugian bagi dirinya ataupun perusahaan. Saatnya kita antisipasi hal ini dengan HSE induction / orientasi. Kita kenalkan pekerja tersebut mengenai bahaya yang ada ditempat kerjanya dan pencegahannya. Bagi seorang HSE, ini merupakan tantangan dalam pengendalian resiko terjadinya dampak negative.. hal yang bisa kita lakukan untuk progamHSE induction / orientation.
Kenalkan jenis perusahaan anda. Peraturan umum di perusahaan anda. Beritahukan jenis bahaya yang ada di perushaan anda. Informasikan prosedur kerja yang ada.
Permit system
Pelaporan keadaan darurat dan kecelakaan.
Pelatihan.
Metode kerja aman. Kenalkan Alat proteksi keselamatan yang ada di lokasi kerja. PPE yang dibutuhkan untuk bekerja. Harapan perusahaan mengenai aspek HSE. Metode penyampaian. Indicator keberhasilan penyampaian materi.