2
MONOGRAF
I. PENDAHULUAN
Pada dasarnya tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan
kualitas manusia dalam hal ketakwaan, intelektualitas, penguasaan wawasan ilmu
dan keterampilan penerapan teknologi. Hal itu sesuai dengan pernyataan dalam
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa
pendidikan nasional berakar dari kebudayaan bangsa Indonesia yang terangkum
dalam Pancasila dan UUD 1945, yang berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan kualitas kehidupan bangsa Indonesia.
Pada saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami tantangan dari berbagai
aspek kehidupan yang meliputi dampak globalisasi informasi, krisis ekonomi
yang berkepanjangan, disintegrasi bangsa, kelangkaan lapangan kerja, krisis
sosial dan moral, dan penyalahgunaan psikotropika (narkoba). Kondisi demikian
memiliki konsekuensi menurunnya mutu kehidupan masyarakat secara umum.
Apabila tidak diupayakan pemecahannya oleh berbagai pihak, baik pemerintah,
masyarakat, maupun legislatif masalah itu akan makin membesar; citra bangsa
Indonesia di mata internasional juga akan makin memburuk.
Belajar dari pengalaman negara-neara lain yang mengalami tantangan dan
krisis serupa dan telah berhasil mengatasinya, sumber daya manusia yang unggul
merupakan faktor terbesar. Keunggulan sumber daya manusia itu mencakup aspek
moral dan ketaqwaan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
keterampilan, keuletan, keberanian, dan semangat kebangsaan.
Penelitian ini merupakan respon terhadap kondisi bangsa kita yang
memprihatinkan itu, melalui sektor pendidikan. Kegiatannya berupa
pengembangan materi pelajaran yang bermuatan keimanan dan ketaqwaan
(IMTAQ) dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Upaya penyusunan
bahan ajar yang bermuatan IMTAQ dan IPTEK untuk TK & RA, SD & MI, SLTP
& MTs, dan SMU & MA (TK & RA – 12) diharapkan dapat dijadikan model bagi
3
guru dan pelaksana pendidikan di lapangan untuk menghasilkan manusia
Indonesia yang unggul dan utuh.
II. TEORI
A. Analisis Kebutuhan Pengembangkan Bahan Ajar
Penyusunan bahan ajar diawali dengan analisis kebutuhan minimal
terhadap tiga dimensi, yaitu (1) nilai-nilai yang diinginkan dan nilai-nilai yang
ada pada saat ini di masyarakat, termasuk pengguna, orang tua siswa, dan
masyarakat; (2) ciri dan karakteristik yang dibutuhkan siswa, dan ciri dan
karakteristik yang ada pada saat ini; dan (3) ciri dan karakteristik yang diinginkan
pelaksana pendidikan di lapangan pada saat ini. Analisis kebutuhan ini
berlangsung secara berkelanjutan mengikuti siklus, karena bahan ajar yang
digunakan di sekolah akan mengalami penyesuaian sesuai dengan perubahan,
tuntutan kebutuhan, dan perkembangan masyarakat.
4
Berdasarkan uraian ini makin jelas bahwa individu manusia yang utuh --
terintegrasi secara utuh -- memiliki minimal dua elemen dasar yang selayaknya
terbentuk saling mendukung secara erat dan kokoh, yaitu antara penguasaan
elemen sains (ilmu pengetahuan dan teknologi) dengan elemen moral, etika, atau
akhlak. Penjelasan ini mendukung pemikiran yang mendesak untuk menyusun
bahan ajar yang utuh dalam rangka pembentukan kepribadian manusia Indonesia
yang bermuatan IMTAQ dan IPTEK secara terpadu.
Prinsip dasar yang harus ada dalam penyusunan bahan ajar IMTAQ yaitu
unsur-unsur dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan target
sasaran hasil bentukan perilaku yang dimiliki oleh peserta didik. Unsur-unsur
dasar tersebut menurut Durkheim terdiri dari: (1) disiplin, (2) kebutuhan untuk
mampu mengontrol, mengendalikan, mengekang diri terhadap keinginan-
keinginan yang melampaui batas, (3) keterikatan dengan kelompok masyarakat
yang ada dalam suatu komunitas kehidupan, dan (4) otonomi dalam makna
menyangkut keputusan pribadi dengan mengetahui dan memahami sepenuhnya
konsekuensi-konsekuensi dari tindakan atau perilaku yang diperbuat.
Prinsip dasar yang harus ada dalam penyusunan bahan ajar IPTEK yaitu:
(1) konsep dasar sains, dan (2) konsep dasar teknologi. Konsep dasar sains
mencakup unsur-unsur fundamental minimal: (1) taraf dan keadaan ilmu
pengetahuan yang sekarang dan perkembangannya, (2) aktivitas dinamis yang
berlandaskan konsep “heuristic” berkonotasi kepada upaya pengungkapan atau
penemuan diri, dan (3) fungsi ilmu pengetahuan. Konsep dasar teknologi
mencakup unsur-unsur dasar minimal: (1) makna teknologi, (2) taraf keadaan,
jenis-jenis teknologi yang ada dan pemanfaatannya pada saat ini, dan (3) aktivitas
dinamis berlandaskan konsep dinamis “creativity” secara konkrit menciptakan
atau memodifikasi teknologi sederhana yang dapat ditemukan dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Kawasan bahan ajar kedua tipe tersebut minimal
mencakup pengembangan domain kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
5
III. METODOLOGI
Tujuan khusus penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar yang
bermuatan IMTAQ dan IPTEK untuk semua jenjang pendidikan TK & RA – 12.
Populasi penelitian adalah seluruh TK & RA – 12 di Indonesia. Sampelnya
sebanyak 144 sekolah dari sembilan propinsi di Indonesia, yaitu (1) Jawa Barat,
(2) Jawa Tengah, (3) Jawa Timur, (4) Sumatera Barat, (5) Sumatera Selatan, (6)
Kalimantan Selatan, (8) Bali, dan (9) Nusa Tenggara Barat. Dari masing-masing
propinsi diambil 2 TK & 2 RA, 2 SD & 2 MI, 2 SLTP & 2 MTs, dan 2 SMU & 2
MA. Mata pelajaran yang digunakan adalah IPA dan IPS.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (research and development) dengan uji coba terbatas ke sekolah-
sekolah sampel, dari jenjang pendidikan TK & RA – 12. Pelaksanaannya
dilakukan secara bertahap:
1. Tahap persiapan:
a. Studi kepustakaan
b. Penyusunan kerangka tulisan
c. Penyusunan bahan ajar yang bermuatan IMTAQ dan
IPTEK
d. Pembuatan ilustrasi
e. Reviu bahan ajar oleh pakar
2. Tahap pelaksanaan:
a. Penyusunan instrumen untuk uji coba bahan ajar
b. Uji coba terbatas bahan ajar
c. Analisis data uji coba
d. Penyempurnaan naskah bahan ajar
e. Penyusunan laporan
Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil uji coba
bahan ajar, terdiri dari beberapa jenis yaitu: angket, pedoman wawancara, tes,
rekaman, dan bahan ajar yang sudah ditulisi dengan komentar-komentar. Analisis
data menggunakan statistik deskriptif yang meliputi: persentase, median, rata-rata,
modus, dan korelasi data sampel. Anilisis data kuantitatif itu dipadukan dengan
6
analisis data kualitatif dari hasil wawancara, rekaman proses dan hasil uji coba
bahan ajar.
IV. HASIL
A. Kerangka Dasar Bahan Ajar Bermuatan IMTAQ dan IPTEK
Bahan ajar bermuatan IMTAQ dan IPTEK untuk TK & RA – 12 dalam
penelitian ini memiliki kerangka dasar sebagai berikut:
1. Konsep dasar dan penyusunan bahan ajar
2. Karakteristik bahan ajar bermuatan IMTAQ dan IPTEK
3. Kerangka dasar pengembangan dan uraian ringkas bahan ajar
4. Pedoman implementasi penggunaan bahan ajar
5. Pengelolaan situasi dan kondisi dalam pembelajaran
6. Pemantauan dan evaluasi program
7
melihat yang baik dan yang buruk, (3) Selalu menghindari hal-hal yng dilarang
Allah SWT, (4) Jika terlanjur berbuat salah segera bertaubat dan tidak mengulangi
perbuatan tersebut, (5) Memiliki kekuatan batin dan mampu menghadapi
persoalan hidup, sanggup menghadapi saat-saat kritis untuk mencari pemecahan.
8
SLTP & MTs
SMU & MA
9
5) Pemilihan bahan ajar yang sesuai
6) Implementasi dalam kegiatan pembelajaran
7) Asesmen/evaluasi
10
6. Pemantauan dan Evaluasi Program
Pemantauan kegiatan pembelajaran dilakukan bersama oleh Guru, Wakil
Kepala Sekolah, dengan mengikutsertakan Dewan Sekolah. Pemantauan dapat
dilakukan melalui wawancara dengan siswa, pekerjaan kelompok seswa, bukti-
bukti kerja siswa, unjuk kerja siswa, atau melalui portofolio. Evaluasi program
dapat dilakukan terhadap komponen efektivitaas rancangan bahan ajar, strategi
pembelajaran, umpan balik dan tindak lanjut.
11
9. Bahan ajar dapat menjadi bahan dasar perancangan
proyek.
10. Bahan ajar dapat dikembangkan sendiri oleh guru.
Unsur-unsur di atas dituangkan dalam kuesioner dengan tiga alternatif
jawaban, yaitu: “Sesuai/Ya”, “Cukup”, dan “Tidak”. Untuk jenjang TK & RA
jawaban “Sesuai/Ya” rata-rata diberikan oleh 76,4% responden, “Cukup” rata-rata
diberikan oleh 22,6% responden, dan “Tidak” rata-rata diberikan oleh responden
sisanya. Untuk jenjang SD & MI jawaban “Sesuai/Ya” rata-rata diberikan oleh
79,3% responden, “Cukup” rata-rata diberikan oleh 20,2% responden, dan
“Tidak” rata-rata diberikan oleh responden sisanya. Untuk jenjang SLTP & MTs
jawaban “Sesuai/Ya” rata-rata diberikan oleh 72,2% responden, “Cukup” rata-rata
diberikan oleh 26,1% responden, dan “Tidak” rata-rata diberikan oleh responden
sisanya. Untuk jenjang SMU & MA jawaban “Sesuai/Ya” rata-rata diberikan oleh
73,4% responden, “Cukup” rata-rata diberikan oleh 24,3% responden, dan
“Tidak” rata-rata diberikan oleh responden sisanya.
12
4. Bahan ajar bermuatan nilai-nilai IMTAQ dan IPTEK yang disusun
sudah mengandung unsur keterkaitan, kesinambungan konsep dan nilai, mulai
jenjang TK & RA -12.
B. Saran-saran
Saran-saran yang berkaitan dengan bahan ajar bermuatan nilai-nilai
IMTAQ dan IPTEK tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dibutuhkan kerja sama dan
koordinasi dari berbagai pihak, antara lain: Dewan Sekolah, Dinas Pendidikan
Daerah, Pemerintah Daerah, Tokoh Agama, Tokoh Pendidikan di Daerah,
serta kontribusi dari Pendidikan Tinggi untuk menerapkan bahan ajar
bermuatan nilai-nilai IMTAQ dan IPTEK secara baik.
2. Bahan ajar dan pedomannya
perlu dilampiri dengan contoh-contoh kasus program-program penerapan
pembelajaran bermuatan nilai-nilai IMTAQ dan IPTEK yang telah berhasil.
3. Pedoman implementasi bahan
ajar perlu ditambah dengan contoh-contoh penerapan teknik-teknik asesmen
program pembelajaran bermuatan nilai-nilai IMTAQ dan IPTEK yang dapat
memperkaya dan memperluas guru dalam melakukan asesmen proses
maupun hasil.
4. Perlu pengelolaan yang
integratif serta iklim lingkungan keterpakaian bahan ajar di tiap jenjang
pendidikan antara lain Kepala Sekolah, Guru, dan semua pihak pendidik di
sekolah dalam melakukan implementasi pembelajaran dan penerapan bahan
ajar bermuatan nilai-nilai IMTAQ dan IPTEK.
5. Pedoman bahan ajar
hendaknya diperluas untuk agama selain Islam karena berdasarkan masukan
dari lapangan bahan ajar yang disusun sangat cocok untuk sekolah, guru dan
siswa yang beragama Islam.
C. Rekomendasi
13
Berdasarkan kesimpulan dan saran-saran di atas direkomendasikan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Bahan ajar yang disusun oleh tim hendaknya mulai digunakan di sekolah
mulai jenjang TK & RA – 12. Beberapa perbaikan yang diperlukan antara lain
dalam hal kesesuaian karakteristik, tingkat kepraktisan, gambaran yang jelas,
tingkat keterpakaian, dan pengembangan oleh guru.
2. Bahan ajar yang disusun hendaknya bersifat umum, bukan hanya
ditujukan kepada agama tertetu saja (Islam).
3. Diperlukan dukungan dari berbagai pihak, antara lain: Kepala Sekolah,
Guru, dan Dewan Sekolah agar bahan ajar bisa diimplementasikan dengan
baik.
4. Untuk mendukung program sosialisasi dan diseminasi diperlukan
penataran/pelatihan bagi guru, dan penyediaan buku pedoman bagi guru dan
siswa.
REFERENSI
Asi, Ghulam HaideR, Dewey and Iqbal on Moral Self and Society: A
Comparative Study of Their Thought (Journal Vol. VII. No. 4/ 1985
14