Anda di halaman 1dari 8

MODUL PRAKTIS 2

Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Wilayah:


MODEL PERTUMU!A"
!ARROD#DOMAR
disusun oleh:
Dedi "ug$aha S% Se&iono
Se'&embe$ ())*
+u$u,an Planologi
In,&i&u& Teknologi Indone,ia
0

MODEL PERTUMBUHAN HARROD-DOMAR
Oleh: Dedi Nugraha
1. Latar belakang
Model pertumbuhan Harrod-Domar merupakan model pertumbuhan ekonomi yang
cukup populer dan sering digunakan oleh perencana ekonomi di negara berkembang
terutama pada dekade 1960 dan 1970an.
Sebenarnya model ini pada a!alnya dikembangkan untuk men"elaskan hubungan
pertumbuhan ekonomi dan pengangguran pada masyarakat kapitalis ma"u
#$ad%anced capitalist societies&'. (amun dalam perkembangan selan"utnya model ini
men"adi populer di negara berkembang untuk menganalisa hubungan antara
pertumbuhan ekonomi dan tingkat modal yang dipersyaratkan.
)eunikan dari model ini adalah se"arah pengembangannya yang merupakan produk
dari penelitian yang dilakukan oleh dua orang peneliti secara terpisah. Sir *oy +.
Harrod dari ,nggris mengembangkan penelitian tentang model pertumbuhan ekonomi
pada akhir tahun 19-0an ber.okus pada kondisi keseimbangan antara tabungan dan
in%estasi pada perekonomian yang sedang berkembang. Di lain pihak /%sey Domar
di 0merika Serikat pada tahun 1910an mengembangkan model kapasitas produksi
in%estasi pada tingkat pertumbuhan yang seimbang. Model yang dikembangkan
kedua peneliti tersebut ternyata saling melengkapi sehingga kemudian dapat
dikembangkan men"adi model yang cukup sederhana dan praktis.
2. Asumsi Dasar
Salah satu hal yang menyebabkan model ini populer adalah bentuk .ormula
analisanya yang relati. sederhana sehingga mudah diterapkan tanpa banyak
mempersyaratkan data-data pendukung. Model ini pada dasarnya mengacu pada
model aliran neo klasik dan )eynesian yang menggambarkan hubungan output
#produksi' dan input #kapital dan tenaga ker"a' dalam perekonomian makro dengan
pendekatan .ungsi produksi. Mengingat lingkup pembahasan ekonomi makro maka
%ariabel-%ariabel yang digunakan adalah %ariabel pada tingkat agregat perekonomian
dan bukan %ariabel tingkat perusahaan. Selain itu pendekatan yang dilakukan dalam
model ini lebih di.okuskan pada peranan kapital atau modal sebagai masukan #input'
yang berpengaruh terhadap produksi #output'. 0kibatnya model pertumbuhan
ekonomi Harrod-Domar sering "uga disebut sebagai model pertumbuhan satu sektor
#agregat' atau "uga sebagai salah satu kondisi khusus dari model neo klasik.
2eberapa asumsi yang digunakan dalam model Harrod-Domar antara lain3
4ertumbuhan ter"adi pada kondisi kesetimbangan atau $!arranted gro!th rate&
(ilai koe.isien produksi pada kondisi kesetimbangan tersebut tetap #$.i5ed&'
6abungan dan in%estasi merupakan porsi tertentu #konstan' dari produk nasional
. M!"el Pertumbu#an Harr!"
Harrod menyoroti secara khusus hubungan tabungan dan in%estasi dalam ekonomi
yang sedang berkembang. )onsepnya adalah sebagai berikut3 tabungan adalah
1
.ungsi dari tingkat pendapatan7 in%estasi #paling tidak sebagiannya' adalah .ungsi dari
pendapatan yang meningkat. 8ika pendapatan harus meningkat untuk mendorong
in%estasi maka tabungan "uga akan meningkat akibat meningkatnya pendapatan.
9leh sebab itu maka in%estasi "uga harus meningkat untuk mempertahankan
kesetimbangan antara tabungan #yang direncanakan' dan in%estasi. Dengan
demikian maka pertanyaannya adalah berapakah tingkat pertumbuhan pendapatan
yang harus dicapai untuk mempertahankan kesetimbangan tersebut:

;ntuk men"a!ab pertanyaan tersebut maka kita bisa menggunakan hubungan antara
tabungan dan in%estasi dalam ekonomi makro
St = It (1)
dengan St sebagai tabungan pada tahun tertentu dan It adalah in%estasi pada tahun
yang sama. Selan"utnya sesuai dengan asumsi tabungan dapat dinyatakan sebagai
proporsi konstan dari pendapatan yakni3
St = s.Yt ; 0 < s < 1 ; s konstanta keenderungan !ena"ung (#)
8ika koe.isien kapital marginal dinyatakan $ = %& Y maka3
$ = (d%&dt) & (dYt &dt)
$ = It & (dYt &dt)
It = $.(dYt &dt) (')
Masukkan persamaan #<' dan #-' ke dalam persamaan #1' didapat3
s.Yt = $.(dYt &dt)
(dYt &dt)& Yt = s & $
4enyelesaian persamaan di..erensial di atas memberikan solusi3
Yt = Y0 .e
(s&$)t
(()
dengan =0 adalah pendapatan pada kondisi a!al. Dengan demikian kondisi
kesetimbangan antara tabungan #yang diharapkan' dan in%estasi adalah ter"adi pada
saat pendapatan nasional meningkat secara konstan yakni pada tingkat pangkat
eksponensial sebesar s>%. Sebagai contoh dengan nilai tingkat tabungan s ? 16@
dan koe.isien kapital marginal % ? 1 setiap tahunnya maka tingkat pertumbuhan
ekonomi kesetimbangan adalah 1@ per tahun.
$. M!"el Pertumbu#an D!mmar
0gak berbeda dengan model Harrod Domar menurunkan model pertumbuhannya
dengan menekankan pada kondisi produk nasional mencapai kapasitas penuh.
0rtinya produk nasional dianggap mampu meman.aatkan secara penuh seluruh
stock kapital yang ada sebelum memasuki tahun ke t. Dengan pendekatan ini maka
Domar memperkenalkan konstanta rasio produkti%itas w yang pada hakikatnya
merupakan kebalikan dari konstanta koe.isien marginal kapital v yang diperkenalkan
Harrod.
2
! ? Y &% ())
(dYt &dt) = *. It (+)
dari persamaan #<' dan #1' dapat diturunkan3
Yt = It & s
(dYt &dt) = 1&s . (dIt &dt) (,)
dengan mensubstitusi persamaan #-' ke dalam persamaan dua didapat3
(dIt &dt)& It = *.s
It = I0 .e
(*s)t
(-)
Dengan demikian untuk mempertahankan pendapatan pada tingkat kapasitas penuh
in%estasi harus dipertahankan pada tingkat pangkat eksponensial sebesar *s.
Sebagai contoh bila tingkat tabungan s diketahui sebesar 16@ dan rasio
produkti%itas * diketahui sebesar A maka perekonomian dapat tumbuh dengan
kapasitas penuh pada tingkat pertumbuhan sebesar 1@ pertahun.
%. M!"el Pertumbu#an Harr!"-D!mmar
Model pertumbuhan Harrod-Domar merupakan gabungan dari model pertumbuhan di
atas. Sama seperti model Harrod hubungan antara kapital dan output dinyatakan
oleh sebuah konstanta. 2edanya konstanta yang dimaksud di sini disebut rasio
kapital Boutput k.
Y = %&k (,)
atau dalam "entuk pertu!"uhan dapat "uga ditulis sebagai3
Y = %&k (-)
6ingkat pertumbuhan output g dapat dinyatakan sebagai pertambahan output Y
dibagi dengan total output Y sehingga3
g = Y&Y = %&Y. 1&k = I&Y. 1&k = S&Y. 1&k (.)
dengan memasukkan persamaan #<' maka didapat3
g = s/k (10)
4ersamaan #10' merupakan persamaan perekonomian dasar Harrod-Domar. Dasar
pemikiran dari persamaan ini adalah pandangan bah!a kapital yang diciptakan oleh
in%estasi di kegiatan ekonomi adalah determinan utama bagi pertumbuhan dan
tabungan masyarakat serta industri merupakan .aktor yang menentukan in%estasi.
Selan"utnya dengan cara yang sama seperti pada penurunan persamaan #1'
persamaan nilai output pada tahun tertentu dapat dinyatakan sebagai berikut3
Yt = Y0 .e
(g)t
=

Y0 .e
(s&k)t
(11)
3
0rtinya tingkat output perekonomian secara sederhana dipengaruhi oleh dua .aktor
yakni tingkat tabungan s #berbanding lurus' dan rasio kapital-output k #berbanding
terbalik'. 6ingkat tabungan yang tinggi cenderung meningkatkan output sedangkan
rasio kapital-output yang tinggi cenderung menghambat tingkat pertumbuhan output.

&. Rasi! 'a(ital-Out(ut
Secara sederhana rasio kapital-output k menggambarkan produkti%itas kapital atau
in%estasi. 8ika in%estasi sebesar CD "uta untuk membangun suatu pabrik baru dapat
meningkatkan output perusahaa>industri tersebut sebesar C1 "uta per tahun selama
"angka !aktu yang cukup pan"ang maka nilai k nya adalah sebesar D.
Dalam kehidupan sehari-hari penggunaan nilai k cenderung kurang populer karena
besaran tersebut hanya berlaku pada in%estasi yang sama sekali baru. Sebagai
gantinya ekonom cenderung menggunakan besaran yang disebut ICOR #inre!ental
apital/output ratio'. 2esaran ,E9* menun"ukkan pertambahan kapital atau in%estasi
yang dibutuhkan untuk meningkatkan output sebesar satu satuan. Dengan demikian
I0O1 adalah nilai k pada persa!aan (-).
Di ,ndonesia data ,E9* untuk sektor industri dapat diperoleh dari 24S. 4ada tahun
1991 pihak 24S telah mengeluarkan publikasi tentang hasil sur%ei dan perhitungan
,E9* sektor industri periode tahun 19F0-1990. Dalam publikasi tersebut nilai ,E9*
disa"ikan menurut sub sektor industri untuk < - dan D digit ,S,E. Sebagai contoh
misalnya pada periode 19F0-1990 industri makanan minuman dan tembakau #,S,E
-1' memiliki nilai ,E9* sebesar 1.F6. Sedangkan industri barang galian bukan logam
selain minyak bumi dan batu bara #,S,E -6' pada periode yang sama memiliki nilai
,E9* yang sangat besar yakni 6.F7. Dengan demikian untuk meningkatkan satu
satuan output industri ,S,E -6 membutuhkan in%estasi sebesar tigasetengah kali lipat
dibandingkan dengan industri ,S,E -1.
Secara keseluruhan nilai ,E9* untuk seluruh industri di ,ndonesia pada periode
tersebut adalah sebesar 1.1F. Secara makro artinya setiap upaya peningkatan
output sebesar satu satuan membutuhkan in%estasi sebesar 1.1F satuan kapital. (ilai
ini di masa depan dapat sa"a berubah sesuai dengan perkembangan ekonomi. Dari
sisi perekonomian dalam negeri nilai ,E9* cenderung menurun apabila in.rastruktur
pada industri yang bersangkutan sudah terbangun dengan baik. 0rtinya in%estasi
yang ada dapat diman.atkan sepenuhnya tanpa terlebih dahulu harus membangun
in.rastruktur yang baru. Di lain pihak nilai ,E9* dapat pula berubah oleh
meningkatnya permintaan di pasar internasional. 6ingginya permintaan pasar dalam
"angka yang cukup pan"ang dapat meningkatkan $return on in$est!ent2 dan
menurunkan nilai ,E9* dari produk barang yang bersangkutan.
;ntuk kelompok industri D digit ,S,E industri barang-barang dari kulit dan kulit imitasi
#,S,E -<--0' memiliki nilai ,E9* terendah yakni 0.0D. Sedangkan nilai ,E9* tertinggi
ter"adi pada industri batu bata #,S,E -6110' yakni sebesar 1-.FF. Meskipun demikian
perbedaan nilai ,E9* yang sangat besar antara kedua "enis industri tidak terlalu
kelihatan pada kelompok industri - digit. (ilai ,E9* pada kelompok ,S,E -<- adalah
sebesar <.1F sedangkan untuk kelompok industri ,S,E -61 nilai ,E9*nya adalah
sebesar -.--.
Dalam menghitung nilai ,E9* bagi berbagai "enis industri pihak 24S menerapkan
beberapa cara dan .ormula yang berbeda disesuaikan dengan asumsi dan karakter
4
industri yang bersangkutan. Salah satu .aktor yang men"adi bahan pertimbangan
dalam hal ini adalah tingkat kecepatan suatu industri dalam merespons in%estasi
sehingga berdampak pada outputnya. 0da "enis industri yang dapat langsung
meningkat ouputnya akibat adanya in%estasi ada pula "enis industri yang
membutuhkan !aktu lebih dari satu tahun sebelum in%estasi tersebut menghasilkan.
Sehubungan dengan perbedaan karakter tersebut 24S membagi "enis industri
men"adi 1 #empat' kelompok besar. )elompok pertama adalah industri yang memiliki
tingkat perolehan #output' pada tahun yang sama dengan tahun penambahan
in%estasi. )elompok kedua adalah industri yang memiliki tingkat output satu tahun
sesudah tahun penambahan in%estasi demikian seterusnya hingga kelompok ke
empat. Dengan kata lain kelompok , adalah industri yang memiliki lag?0 sedangkan
kelompok ,, adalah industri dengan lag?17 kelompok ,,, memiliki lag?< sedangkan
nilai lag kelompok ,G adalah sebesar -. +ormula perhitungan yang diterapkan untuk
tiap kelompok tidak sama.
Selan"utnya ,E9* sektor industri yang dihitung oleh 24S menggunakan data nilai
tambah kotor #$gross %alue added&' dan bukan total output. Hal ini dilakukan untuk
menghindari adanya perhitungan ganda #$double counting&' yaitu output dari suatu
perusahaan dihitung kembali sebagai input perusahaan lainnya. Dengan
menggunakan konsep nilai tambah kotor nilai output yang diperhitungkan oleh 24S
adalah nilai total output yang sudah dikurangi dengan seluruh biaya input>biaya
antara.
). *!nt!# Penera(an
Sebagaimana sudah disebutkan di muka metoda Harrod-Domar cukup populer dan
sering digunakan oleh para perencana ekonomi di negara-negara berkembang.
)esederhanaan prosedur perhitungan dan sedikitnya "enis data yang dibutuhkan
merupakan dua .aktor utama mengapa metoda ini sangat populer.
(amun perencanaan ekonomi suatu negara tentunya tidak dapat hanya bersandar
pada penggunaan satu metode analisis sa"a. Dalam merencanakan pembangunan
ekonomi nasional para ekonom biasanya menganalisa beberapa model
pertumbuhan7 membandingkannya dalam berbagai kemungkinan skenario
pertumbuhan7 dan mencari solusi yang paling optimal dari berbagai model serta
skenario pertumbuhan tersebut. Dalam kaitan itu model Harrod-Domar sering
digunakan sebagai salah satu alternati. analisa praktis dalam penyusunan rencana
pembangunan.
6ingkat kesulitan dan keakuratan hasil analisa model Harrod-Domar ber%ariasi sesuai
dengan tingkat agregasi yang dilakukan. Semakin besar agregasi ekonomi yang
dilakukan tentunya semakin mempermudah proses analisa namun di lain pihak hal
ini semakin mengurangi keakuratan hasil perhitungan. 0nalisa perhitungan yang
dilakukan dengan menggunakan nilai ,E9* industri pada D digit ,S,E tentunya akan
memberikan hasil yang lebih teliti dibandingkan dengan perhitungan yang
menggunakan data ,E9* industri < digit ,S,E.
2erikut ini disa"ikan beberapa contoh penerapan praktis metoda Harrod-Domar dalam
perhitungan perencanaan ekonomi. Dalam contoh yang akan diberikan tingkat
agregasi yang dilakukan sangat besar dan perekonomian negara dianggap hanya
5
terdiri atas satu sektor industri sa"a. Satu hal yang perlu dicatat di sini ialah si.at nilai
,E9* yang merupakan data $gi%en& yang bersi.at $.i5ed& sehingga tidak dapat diubah-
ubah dalam perhitungan. Hal ini sesuai dengan karakter industri yang tidak dapat
berubah dalam !aktu singkat.
Eontoh 13
Suatu negara berkembang memiliki kecenderungan nilai ,E9* sebesar D dan tingkat
tabungan masyarakat>nasional sebesar 1D@. Dalam kondisi demikian maka tingkat
pertumbuhan output yang diharapkan adalah sebesar 1D@>D ? -@ per tahun #aplikasi
persa!aan no. 10'.
Eontoh <3
Suatu negara berkembang memiliki kecenderungan nilai ,E9* sebesar D. 2ila
perekonomian negara tersebut ingin mencapai tingkat pertumbuhan sebesar 1@ per
tahun maka perencana ekonominya secara teoritis harus mampu mempertahankan
tingkat tabungan sebesar D 5 1@? <0@ per tahun. Hal ini dapat dilakukan melalui
beberapa cara misalnya melalui upaya peningkatan pa"ak7 mengusahakan
pin"aman>bantuan luar negeri7 pengurangan konsumsi nasional dan sebagainya.
Eontoh -3
4ada suatu tahun .iskal tertentu pemerintah suatu negara berkembang
merencanakan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 7.D@. Studi yang dilakukan
menun"ukkan nilai ,E9* sebesar 1.
2ila nilai total ouput yang diinginkan sebesar *p. -<0 trilyun maka tingkat tabungan
yang dipersyaratkan adalah 157.D@? -0@. Sehubungan dengan itu maka in%estasi
yang dibutuhkan adalah sebesar -0@ 5 *p. -<0 trilyun? *p. 96 trilyun (aplikasi
persa!aan no. 11 dan no.1).
8ika tingkat tabungan masyarakat diperkirakan hanya sebesar 1D@ maka pemerintah
harus mengupayakan in%estasi dari luar negeri sebesar #-0@-1D@' 5 *p. -<0 trilyun?
*p. 1F trilyun. 0rtinya in%estasi yang diharapkan berasal dari dua sumber yakni
tabungan nasional>masyarakat #*p. 1F trilyun' dan dari dana luar negeri #*p. 1F
trilyun'.
Selan"utnya "ika in%estasi asing langsung #3oreign diret in$est!ent=4DI'
diperkirakan sebesar 10@ total output maka pemerintah harus mengupayakan
pin"aman luar negeri sebesar *p. 1F trilyun B *p. -< trilyun ? *p. 16 trilyun.
Daftar Pustaka
1. 2iro 4usat Statistik #24S'7 ,ncremental Eapital 9utput *atio Sektor ,ndustri3 19F0-
1990 8akarta 1991
<. Hillis M. DH 4erkins M. *oemer and D*. Snodgrass7 /conomics o.
De%elopment <
nd
edition I.I. (orton J Eompany (e! =ork 19F7.
-. Hamberg Daniel7 Models o. /conomic Hro!th Harper J *o! (e! =ork 1971
6
1. 6odaro Michael diter"emahkan oleh 2urhanuddin 0bdullah7 4embangunan
/konomi di Dunia )etiga cetakan ke 1 /rlangga 8akarta 199-
7

Anda mungkin juga menyukai