Anda di halaman 1dari 5

1

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan telah ditempatkan dalam suatu pola pemikiran baru
yang disebut paradigma sehat yang menempatkan isu sehat sebagai bagian
utama pembangunan kesehatan. Lebih lanjut paradigma ini dijabarkan sebagai
suatu konsep nasional pembangunan yang berwawasan kesehatan.
Konsep pembangunan ini selanjutnya dijadikan landasan mencapai suatu
Indonesia sehat pada tahun 2010 lalu, yang selanjutnya harus didukung oleh
Provinsi sehat, Kabupaten sehat, Kecamatan sehat sampai pada Desa sehat
yang seterusnya didukung oleh sendi-sendi terkecil dari masyarakat yaitu
keluarga yang sehat sehingga dapat menuju Indonesia sehat 2015.
Menuju Indonesia sehat 2015 tidak semudah yang dibayangkan, banyak
hambatan yang terjadi didalamnya. Masalah kesehatan yang muncul seperti
lingkungan yang buruk, higiene individu yang buruk, dan perilaku masyarakat
yang masih belum menerapkan perilaku hidup sehat. Lingkungan yang buruk
berkontribusi besar dalam penyebaran penyakit menular. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penyebaran tersebut antara lain penyediaan air bersih yang
kurang memadai, pembuangan sampah dan kotoran manusia yang kurang
memenuhi syarat kesehatan, pengawasan makanan dan minuman yang belum
sempurna, fasilitas kesehatan yang tidak terjangkau oleh sebagian besar
masyarakat, kepadatan penduduk, tingkat sosial ekonomi serta tingkat
pendidikan masyarakat yang masih rendah.
2



Penyakit yang banyak terjadi akibat kondisi lingkungan yang buruk salah
satunya adalah Demam Tifoid atau Typhus Abdominalis merupakan suatu
infeksi akut yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella Typhi. Besarnya angka pasti kasus Demam Tifoid di dunia ini
sangat sukar ditentukan, sebab penyakit ini dikenal mempunyai gejala dan
spektrum klinisnya sangat luas. Menurut WHO diperkirakan pada tahun 2000
terdapat 2,16 juta penyakit dan 216000 kematian akibat Demam Tifoid.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004 dari hasil Survei
Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2001, Profil pengendalian penyakit dan
penyebaran lingkungan pada tahun 2007, melaporkan bahwa Thypus
Abdominalis menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari
tingginya angka kesakitan dan kematian karena Thypus Abdominalis. Angka
kesakitan Thypus Abdominalis adalah 500/100.000 penduduk, dengan kematian
0,65%. Tifus Abdominalis menempati urutan ke-8 dari 10 pola penyebab
kematian umum di Indonesia dengan proporsi sebesar 4,3%. Berdasarkan
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010, Tifus Abdominalis menempati urutan
ke 3 dari 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit Indonesia dengan CFR
0,67%.
Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto, yang merupakan sebuah institusi pendidikan kesehatan,
mempunyai komitmen moral untuk mendukung implemetasi Indonesia Sehat
2010 melalui pembelajaran di masyarakat berupa kegiatan Praktek Belajar
Lapangan (PBL) untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesehatan di suatu
masyarakat desa.
3



Praktek Belajar Lapangan II (PBL II) termasuk dalam kelompok Mata
Kuliah wajib yang harus ditempuh oleh setiap Mahasiswa Semester VI Jurusan
Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Mata
kuliah Praktek Belajar Lapangan II (PBL II) merupakan kesinambungan dari
Praktek Belajar Lapangan I (PBL I). PBL II ini menitikberatkan pada analisis
faktor-faktor penyebab, merumuskan penyebab utama dari prioritas masalah
yang ditemukan pada PBL I, yaitu Demam Tifoid dan menentukan alternatif-
alternatif pemecahan dari masalah tersebut.
Kegiatan PBL II Kelompok X dilaksanakan di Desa Candiwulan
Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga. Berdasarkan kegiatan PBL I
yang telah dilakasanakan dari hasil wawancara dan Focus Group Discussion
(FGD) dengan masyarakat Desa Candiwulan didapatkan 5 masalah penyakit
terbesar di Desa Candiwulan dengan prioritas utama masalah penyakit adalah
Demam Tifoid.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Merumuskan penyebab utama dari penyakit demam tifoid dan menentukan
alternatif-alternatif pemecahan masalah di Desa Candiwulan
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan karakteristik responden di Desa Candiwulan
b. Mengetahui hubungan antara kebiasaan jajan dengan kejadian demam
Tifoid di Desa Candiwulan
4



c. Mengetahui hubungan antara perilaku mencuci tangan dengan kejadian
demam Tifoid di Desa Candiwulan
d. Mengetahui hubungan antara ketersediaan tempat sampah dengan
kejadian demam Tifoid di Desa Candiwulan
e. Mengetahui hubungan antara ketersediaan jamban dengan kejadian
demam Tifoid di Desa Candiwulan
f. Merumuskan penyebab utama dari penyakit Demam Tifoid di Desa
Candiwulan.
g. Menentukan alternatif pemecahan masalah untuk penyakit Demam Tifoid
di Desa Candiwulan.

C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Menerapkan Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) yang telah didapat,
menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa, serta meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam menganalisis situasi, mengidentifikasi
masalah, dan menentukan prioritas masalah yang ada di masyarakat di Desa
Candiwulan, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga.
2. Bagi Jurusan Kesehatan Masyarakat
Mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui pengabdian kepada
masyarakat.
3. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi serta gambaran mengenai masalah kesehatan yang
ada di masyarakat Desa Candiwulan, Kecamatan Kutasari, Kabupaten
5



Purbalingga, sehingga diharapkan masyarakat mampu melakukan upaya
pencegahan dalam mengatasi masalah kesehatan di daerah tersebut.
4. Bagi Puskesmas dan Instansi Pemerintah
Membantu Puskesmas Kutasari dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Purbalingga dalam memprioritaskan masalah yang ada di Desa Candiwulan,
Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga. Sehingga dapat dijadikan
pedoman untuk pelaksanaan program kesehatan di daerah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai