Anda di halaman 1dari 44

Menulis itu gampang, kata Arswendo Atmowiloto.

Ya,
benar! Menulis nggak ada kaitannya dengan soal genetika
alias keturunan. Saya tidak pernah punya buyut seorang
novelis, tapi saya bisa menulis. Begitu juga kamu, kan?
Buku tutorial menulis yang sangat praktis ini saya
susun dan bagikan secara gratis kepada siapa pun yang
minat untuk serius menjadi penulis. Disusun berdasarkan
pengalaman saya menulis fksi sejak tahun 1995 (sampai
sekarang), mengikuti berbagai pelatihan menulis hingga
acara-acara temu penulis berskala lokal dan nasional.
Ditambah pengalaman saya selama menjadi owner dan
CEO DIVA Press Group Yogyakarta sejak tahun 2001, yang
tentu saja bersinggungan dengan banyak naskah, penulis,
dan buku.
Ya, anggaplah ini sebagai sharing saya buat kalian dan
sumbangan saya buat nusa dan bangsa agar tidak jenuh
menjadi orang Indonesia yang melulu dijejali korupsi dan
korupsi yang super memuakkan itu.
PENGANTAR
3
Saya percaya betul bahwa siapa pun bisa menjadi
penulis! Tetapi syarat mutlak yang dibutuhkan harus
dipenuhi: 5% kerja keras, 5% kerja keras, dan 90% kerja
keras! Menulis itu adalah menulis itu sendiri. Segala macam
tutorial menulis apa pun kagak bakal pernah menjadikanmu
penulis jika kamu tidak pernah menulis itu sendiri.
Siapa pun kamu yang merasa mendapatkan manfaat
dari buku ini, mohon berkenan menggandakan dan
membagikannya pada orang-orang di sekitarnya. Semoga
ini jadi jariyah buat kita semua.
Then, setelah bisa menulis, mau apa?
Saya punya wadah penerbit bernama DIVA Press Group.
Jika ada yang minat menerbitkan karyanya di kantor saya,
silakan merapat. Jika tidak, silakan ke penerbit-penerbit lain
juga banyak kok.
Buat saya, poin utama untuk bisa menerbitkan fksimu
di kantor saya sangat sederhana: tema oke dan teknik oke!
Itu saja! Eehh, tambah satu lagi ding: attitude
profesional!
Saya juga mengampu #LelangNulisNovel dan
#KampusFiksi. Juga ada #JustWrite. Silakan bergabung buat
yang berminat.
Oke, selamat menjadi penulis keren!
Yogyakarta, 3 April 2013
@edi_akhiles
4
DAFTAR ISI
PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 5
SILABUS MENULIS FIKSI
(TUTORIAL PRAKTIS MENULIS FIKSI
UNTUK PEMULA) 6
A. SETIAP KITA ADALAH PENCERITA 6
B. PANDUAN MENULIS FIKSI 8
1. Alur Cerita 10
2. Setting/Latar Cerita 13
3. Penokohan 18
4. Konfik 19
5. Ending 21
C. TIPS-TIPS PRAKTIS BERBAGAI MASALAH MENULIS FIKSI 24
1. Pembuka Cerita yang Cetar Membahana Merongrong
Masa Depan 24
2. Suspensi = Kejutan = Dramatisasi 25
3. Logika Cerita dan Dialog 27
4. Eksplorasi Setting 28
5. Jangan Jadi Ustadz 29
6. Kalimat Tidak Kaku 31
7. Tanda Baca dalam Dialog dan Narasi 33
8. Tips-Tips Tambahan 34
EVENT-EVENT KEPENULISAN 36
Cara Mengirim Naskah Segmen Remaja 41
Cara Mengirim Naskah Segmen Dewasa 42
TENTANG PENULIS 43
5
@edi_akhiles
6
A. SETIAP KITA ADALAH PENCERITA
Menjadi penulis adalah pilihan luar biasa: cerdas,
kreatif, interpretatif, dinamis, dan mampu mempengaruhi
opini dan bahkan prinsip hidup pembacanya. Karena luar
biasa, tentu tidak begitu banyak orang yang bisa begitu.
Bedanya yang luar biasa dengan biasa tentu saja, salah
satunya, adalah kesedikitannya itu. Ini sama pula dengan
semua pilihan menjadi lain-lainnya yang sedikit itu
tadi.
Setidaknya, ada 3 kelebihan menjadi penulis:
SILABUS MENULIS FIKSI
(TUTORIAL PRAKTIS MENULIS FIKSI
UNTUK PEMULA)
#SilabusMenulisFiksi
7
Pertama, mampu berpikir tidak biasa. Setiap penu-
lis tentu dituntut untuk mengetahui lebih banyak, lebih
luas, dan lebih dalam tentang ide dan tema yang ditulis-
nya. Otomatis ia membutuhkan perluasan pengetahuan-
nya, melalui bacaan hingga diskusi/sharing.
Kedua, mampu berpikir logis dan sistematis. Tulisan
yang baik bukanlah tulisan yang njelimet, memusingkan
kepala pembacanya. Tetapi tulisan yang terang, teratur,
sistematis, dan logis, sekalipun disajikan dengan
lompatan-lompatan apa pun. Prinsip membangun
sistematika logis dan harmonis merupakan tuntutan
sebuah tulisan yang baik. Karenanya, penulis yang baik
niscaya akan mampu berpikir logis dan sistematis pula
agar tulisannya juga menjadi logis dan sistematis.
Ketiga, mampu menciptakan interpretasi (penafsiran).
Tentu saja subyektivitas penulis akan mempengaruhi
tulisannya, dan itulah yang melahirkan tafsir-tafsir baru
terhadap ide dan tema yang ditulisnya. Tafsir-tafsir baru
itu tentunya akan diterima atau ditolak oleh pembacanya.
Bagi pembaca yang sepaham dengan tafsir baru penulis,
ia bahkan akan mengambilnya, menerapkannya sebagai
prinsip hidupnya. Penulis, dengan demikian, bisa menjadi
inspirator, pengubah hidup pembacanya. Dan ini adalah
ceruk yang luar biasa kan?
@edi_akhiles
8
Jadi, kenapa masih ragu untuk menjadi penulis?
Nggak yakin bisa?
Bisa banget!
Buktinya?
Apa kamu bisa hidup tanpa cerita? Bukankah setiap
hari, setiap saat, misal jika ketemu teman, adik, kakak,
keluarga, atau tetangga, kamu pasti selalu berbincang
tentang sesuatu yang tanpa kamu sadari sebagian besar
di antaranya adalah sebuah cerita?
Iya, kan?
Berarti, sebenarnya, setiap kita adalah pencerita.
Hanya saja, kini kamu ditantang untuk menuangkan
ceritamu tidak lagi secara lisan, tetapi tulisan.
So, masih mau bilang nggak bisa?
B. PANDUAN MENULIS FIKSI
Fiksi adalah dunia cerita, bentuknya puisi, cerpen,
dan novel. Di sini, saya akan fokus hanya ke fksi yang
berupa cerpen dan novel. Dua bentuk fksi ini memiliki
hakikat yang sama. Jadi, tidak perlu dipetakan sendiri-
sendiri. Keduanya hanya beda dalam panjang-pendek
ceritanya.
#SilabusMenulisFiksi
9
Sebelum masuk ke teknik menulis fksi, perlu saya
tegaskan bahwa hal pertama yang kudu dibenahi
sebelum menulis fksi ialah mindset. Ya, cara berpikirmu!
Jika kamu berpikir bahwa menulis fksi adalah
menuliskan imajinasi, itu tak sepenuhnya benar. Dekat
ke salah.
Betul bahwa fksi adalah cerita rekaan, karenanya
ia membutuhkan imajinasi. Kian kuat imajinasi, kian
kuatlah fksinya. Tetapi kudu buru-buru kamu catat
segera, bahwa imajinasi yang kuat pasti bersumber
dari pengetahuan yang kuat. Itu satu. Yang kedua,
imajinasi takkan banyak membantumu untuk bercerita
banyak, akibatnya ceritamu hanya mutar-mutar kayak
odong-odong kehabisan gizi, jika kamu tidak memiliki
cakrawaka pengetahuan yang banyak dan luas. Eehh,
sama ya intinya? LOL
Coba bayangkan, bagaimana mungkin kamu bakal
bisa menulis cerpen tentang Cleopatra jika kamu tidak
tahu bahwa ia adalah penguasa Mesir bersama ayahnya
Ptolemeus XII, memiliki saudara laki-laki, Ptolemeus XIII.
Cleopatra berhasil mengatasi kudeta yang digebrakkan
saudara laki-lakinya, dengan cara bersekutu dengan
Julius Caesar, lalu Marx Anthony, tentu salah-satu kongsi
itu adalah dengan pesonanya dong. Buktinya, Cleopatra
@edi_akhiles
10
memiliki 1 orang anak dari Julius Caesar dan 3 anak dari
Mark Antony.
Cukupkah kamu hanya mengandalkan imajinasimu
yang bodol tentang Cleopatra, lalu menulis cerpen
berdasarnya? Apa yang terjadi? Cerpenmu, novelmu,
hanya akan menjadi puzzle mbulet imajinasi belaka, kan?
Ini mindset yang kudu dibenahi pertama kali, bahwa
menulis fksi tidak cukup hanya dengan mengandalkan
imajinasi.
Baik. Sekarang mari masuk ke teknik.
Secara umum, fksi sebagai sebuah cerita mensya-
ratkan hal-hal ini: alur cerita, setting/latar, penokohan,
konfik, dan ending.
Kita bahasa satu-satu ya
1. Alur Cerita
Alur cerita adalah jalan cerita. Apa pun bentuknya,
sebuah fksi harus memiliki jalan cerita. Apa pun!
Alur cerita ini bebas saja bentuknya, bisa alur maju
(dari A-Z), alur mundur (fashback, dari Z-A), atau alur
maju-mundur (jangan ngeres lo!). Semuanya bisa menjadi
pilihan satu-satu atau bahkan gabungan sekaligus. Bebas!
Intinya adalah kamu harus menciptakan alur cerita.
#SilabusMenulisFiksi
11
Untuk mengalirkan jalan cerita, tentu hal pertama
yang kudu kamu miliki ialah gambaran jalan cerita.
Membuat outline sebelum menulis (kira-kira ceritanya
akan dialirkan gimana) merupakan salah satu cara efektif
untuk membantumu mengingat rencana alur cerita.
Penulis yang sudah berpengalaman, sering tidak butuh
outline lagi, tapi cukup membayangkan sebelum menulis,
atau bahkan mengalir begitu saja saat menulis.
Untuk pemula, buatlah outline dan disiplin dengan-
nya. Tentu akan terjadi pergeseran-pergeseran alur
dalam proses penulisannya, tetapi upayakan untuk
mendisiplinkan diri dengan outline-mu. Khawatir aja sih,
jika terus-menerus diturutin pergeseran-pergeseran itu,
lantas cerpen atau novelmu nggak pernah jadi lantaran
terus berubah dan berubah.
Selanjutnya, mengalirkan cerita bisa kamu bangun
melalui narasi dan dialog. Kombinasikan keduanya
secara proporsional ya. Terlalu banyak narasi, apalagi
panjang-panjang kayak rel kereta Thomas, tentu akan
membuat pembaca bosan. Terlalu dominan dialog,
apalagi dialog-dialog yang nggak penting, tentu akan
membuat pembaca meyakinimu bahwa kamu lebih
rewel dan cerewet dari Omas.
@edi_akhiles
12
Sebaiknya, narasi dan dialog diciptakan proporsional.
Dan, catat ini, jangan pernah membuat narasi dan dialog
yang tanpa peran untuk membangun cerita ya. Basa-
basi yang basi-basa. Itu nggak menarik. Juga, jangan
mengulangi inti dari narasi dalam bentuk dialog atau
sebaliknya, karena pengulangan-pengulangan begini
hanya akan mencederai karyamu.
Berikut contoh kombinasi narasi dan dialog yang
berperan mengalirkan cerita:
Kyoto mulai beku. Lalu-lalang yang tadi tampak
berisik kini melengang. Siklus alam, ya, selalu saja
orang akan kembali pulang saat malam kian kencang
menorehkan lelah. Tapi tidak buatku!
Aku masih saja duduk di taman yang gigil ini, setia
menunggumu. Setia menanti janjimu, Omas.
Kulirik lagi arlojiku, sudah pukul 2 dini hari.
Benar ya, pukul 10 nanti? tanyaku penuh
semangat.
Omas tersenyum manis, menjereng deretan giginya
yang putih mempesona, menaklukkan hatiku.
Ya, aku akan datang, sahutnya.
#SilabusMenulisFiksi
13
Aku kan menunggumu, lebih dulu dari jam yang
kamu janjikan. Pasti itu!
Ah, kembali, lagi-lagi, ia mengingkari janjinya. Pukul
10? Sekarang sudah pukul 2 dini hari, dan tak ada secuil
kabar pun darinya. Selalu begini! Tetapi aku masih saja
selalu setia memberikan dada lebarku padanya untuk
mengerti dan mengerti, meski tentu saja aku sama saja
dengan lelaki lain yang tersuruk kecewa saat kekasihnya
kembali ingkar janji.
Baca lagi deh itu. Ada aliran cerita di situ, kombinasi
antara narasi dan dialog.
2. Setting/Latar Cerita
Setiap cerita selalu membutuhkan latar yang
menjadi tempat ia hidup. Apa pun dan bagaimana pun
latar itu diciptakan, entah itu nyata atau imajiner dan
fantasi, latar itu harus ada.
Latar bukan hanya lukisan tentang tempat. Bukan!
Latar juga mencakup suasana emosi yang terbangun
dalam tokoh-tokoh itu, karenanya latar bisa dibangun
dengan model narasi dan dialog pula.
@edi_akhiles
14
Dan ingat pula ini: lukisan latar itu harus natural,
jangan dipaksakan. Ini bukan tidak boleh membuat latar
yang fantasi atau imajiner, bukan! Harry Potter sukses
berat dengan bangunan latar yang imajiner. Bukan itu
poinnya. Tetapi latar yang harus natural itu, alamiah,
adalah logis.
Kalau malam gelap dong. Kalau tahun 1945 ya
suasana revolusi dong. Saat itu belum ada Blackberry
kan, jadi jangan bikin latar yang nggak logis.
Film Ainun Habibie menjadi sangat cidera gara-gara
memasukkan iklan yang saat kejadian itu tidak pernah
ada. Menyebalkan sekali, bukan?!
Hal lain yang juga kudu diperhatikan dalam mem-
bangun latar cerita ialah jangan terjebak untuk menjadi
reporter ya.
Memang benar, bahwa fksi yang berhasil menyajikan
latar dengan kuat, detail, dan rigid tentu akan memiliki
kekuatan lebih. Pasti itu! Sebuah novel yang berhasil
menceritakan kota Manchester dengan detail, pasti
akan memiliki kekuatan lebih. Ini bukan tentang kamu
kudu ke Manchester dulu kan, apalagi sekarang kamu
dimudahkan dengan adanya Mbah Google yang setia
nyediain segala macam data sampai bokep. LOL!
#SilabusMenulisFiksi
15
#Kembalikefokus
Yang saya maksud jangan terjebak jadi reporter
ialah keasyikan menuturkan latar sampai-sampai kamu
lupa bahwa kamu sedang menulis cerita, bukan berita.
Artinya, mau sedetail apa pun kamu melukiskan latar,
kamu harus selalu menuturkannya dalam bingkai cerita
ya.
Misal begini:
Al Shafwa Royale Orchid. Room 734. Dari kamar ini,
pesona misterius Masjidil Haram begitu terang di depan
mataku. Ya, begitu dekat! Aku hanya perlu waktu 5 menit
untuk sampai ke hadapan Kabah. Turun ke lift dua kali,
lalu di pintu keluar hotel sudah berjulang jelas bangunan
dominan abu-abu berarsitektur Timur Tengah ini.
Selalu saja, seperti yang kali ini pun kukatakan
pada istriku tanpa bosan, Masjidil Haram beda auranya
dengan Masjid Nabawi. Jika Nabawi bernuansa anggun-
elegan, Masjidil Haram kental suasana misterius-mistik.
Dia mengangguk, membenarkan: ah, senangnya memang
punya istri yang nyaris selalu menyetujuiku untuk hal-hal
yang tidak prinsipil.
@edi_akhiles
16
Kamu ngerasa kayak disambut bara tungku nggak
setiap keluar pintu lobby hotel?
Iya, panas sekali, maklum suhunya sekarang sampai
47 derajat sahut istriku sambil sedikit menghempaskan
napas.
Kujawil lengannya, Lihat itu, di pojok, dekat wanita
berjubah hitam yang jualan tasbih dan al-Quran itu. Anak
tanggung di sebelahnya itu tangannya terpotong. Apa
kena qishas ya?
Istriku menoleh, lalu menepi sejenak saat rombongan
besar jamaah dari Turki melintas membelah jalannya.
Sebagian besar gundul. Seluruhnya tambun-tambun
kayak timbunan lemak.
Awas, minggir! teriakku sambil menepikannya
lagi.
Sebuah bus yang berkaca hitam berhenti di sebe-
lahnya. Hafl, kubaca tulisan itu di body bus itu.
#SilabusMenulisFiksi
17
Bandingkan dengan ini:
Malam hari terasa masih terang saja di sekitaran Eifel
ini. Ada banyak sekali orang-orang yang berjualan segala
macam merchandise khas Paris di sekitarnya. Anak-anak
kecil juga banyak melintas, bermain-main di taman yang
hijau membentang ini. Sebuah hotel bertuliskan Hilton
berdiri gagah sekali. Di ujung barat taman yang mengitari
Eifel ini, ada sebuah gang kecil yang jika diikuti akan
menuju ke sebuah perkampungan penduduk Paris kelas
bawah. Suasana yang bertolak-belakang dengan jalan-
jalan besar yang mengitari taman Eifel ini, yang dipenuhi
oleh mobil-mobil lalu-lalang tanpa terputus.
Eifel memang memikat mata. Menjulang tinggi. Para
pelancong tampak bersemangat semua untuk menaiki
Eifel dengan cara antri di depan lift itu.
Mana ini tokohnya? Alur ceritanya? Kayak berita
saja?
Begitulah, sekali lagi penting dipahami bahwa
sebuah karya bisa memiliki kekuatan plus jika mampu
membangun latar yang detail, tetapi tetap kudu dalam
bingkai cerita ya, baik melalui narasi atau dialog.
@edi_akhiles
18
3. Penokohan
Di dalam cerita, tentu wajib hukumnya untuk ada
tokoh-tokoh. Tokoh utama hingga tokoh sambilan.
Semua tokoh ini harus diciptakan karakternya. Dari watak
sampai kebiasaan harian atau pun fashion-nya. Posisi
peran setiap tokohnya pun harus terang dalam ceritamu.
Itulah yang disebut dengan penokohan.
Semua penokohan ini harus diciptakan oleh penulis
secara konsisten dan logis. Kalaupun di bagian tengah
atau akhir kok ada perubahan terhadap penokohan
seorang tokoh, maka tetap harus ada penjelasan cerita
yang logis yang menjadi sebab terjadinya perubahan
karakter tokoh itu.
Misal tokohnya sedari awal diceritakan cewek
penggila nongkrong di kafe. Di bagian tengah, cewek
ini berubah style jadi cewek rumahan, maka harus ada
jalinan cerita yang menguraikan secara logis sebab-
sebab pemicu hal tersebut ya.
Logika tokoh juga mutlak untuk diperhatikan. Ini
banyak terjadi di kalangan penulis muda.
Tokohnya, misal, seorang anak SD kelas 4, tapi dialog-
dialognya terasa begitu wise layaknya seorang pertapa
usia 60 tahun. Ini nggak logis. Maka sesuaikan saja secara
#SilabusMenulisFiksi
19
alamiah level setiap tokohmu dengan perannya, caranya
berbicara, caranya beraktivitas, dan sebagainya.
Tokohnya tante umuran 48 tahun. Hidup di Jakarta
sih. Tapi dialognya kok dibuatin kalimat: Ciyusss Kepo
iihhhceeiileehhatutttatiiittt.
Ini penulisnya yang minta dikeplak atau tantenya
sih? LOL
So, mau dijadiin apa pun tokoh-tokoh karyamu,
sila kan saja, tapi perhatikan betul aspek konsistensi
perannya dan logika ketokohannya.
4. Konfik
Konfik, ya, setiap cerita harus ada konfik ceritanya.
Tanpa konfik, cerita yang kamu buat meskipun sudah
berhasil membangun alur, latar, dan penokohan, akan
terasa sangat datar bin garing bin anyep kayak jomblo
akurat.
Konfik sesungguhnya merupakan jantung dari
sebuah cerita. Berdasar konfik yang dibangun bisa dari
awal langsung atau mengalir landai, bangunan ceritamu
dibangun kan. Maka kemampuanmu membangun
titik konfik yang mendidih akan benar-benar menjadi
jantung dari bagus/tidaknya tulisanmu.
@edi_akhiles
20
Dalam sebuah cerita, konfik memang tidak harus
tunggal. Kalau tunggal, cerita akan terasa sangat sempit.
Konfik boleh diciptakan sebanyak-banyaknya, asalkan
kamu mampu mengalirkannya dalam cerita yang
mendedahkan konfik-konfik itu dengan baik. Namun
begitu, tetap saja hanya ada satu konfik utama. Konfik-
konfik lainnya bisa dinyatakan sebagai bumbu konfik
penyedap cita rasa masakan ceritamu.
Ingat betul ya, bahwa konfik yang membahana, yang
disajikan dengan alur yang mengalir, latar yang detail,
dan penokohan yang kuat, akan benar-benar menjadi
pelengkap bangunan ceritamu. Karena itu, jangan milih
konfik yang ala kadarnya. Pilihlah konfik yang cetar,
yang tidak monoton kayak Syahrini (#eh), yang kamu
yakin bakal menyedot rasa penasaran pembacamu.
Dukunglah konfik cetarmu itu dengan item-item lainnya
dari alur sampai penokohan, maka niscaya ceritamu akan
mampu menyeret pembacamu.
Ya, menyeret!
Catat lagi ini.
Cerita yang baik adalah cerita yang mampu menye-
ret: rasa penasaran pembaca untuk terus membacanya,
emosi pembacanya sampai dia merasa benar-benar
menjadi bagian dari jalan cerita dan kehidupan si tokoh.
#SilabusMenulisFiksi
21
Tak heran kan, banyak pembaca yang sampai nangis
betulan saat membaca sebuah cerita romantis penuh
luka berdarah-darah sepanjang masa (#halahhhh).
Gimana caranya saat kamu menuliskan cerita tentang
nestapa jomblo akurat yang juga manusia, misal, yang
penuh kesepian dan kedinginan sepanjang hayatnya
sejak masih bayi sampai umuran 30-an, pembacamu bisa
terseret empatinya pada nasib anyep si tokoh. Nah, itulah
letak kekuatanmu membangun konfiknya!
So, konfik bebas, boleh apa aja, tapi perhatikanlah
untuk membangunnya secara dramatis!
5. Ending
Apakah ending harus selalu ada? Tidak juga sih.
Tetapi saya sengaja memasukkan aspek ending di bagian
ini dalam rangka untuk membuatmu mengerti bahwa
setiap cerita tentu akan memiliki akhirnya. Sekalipun
kamu menulis novel romance dewasa setebal 500
halaman, tetap saja akan ada akhirnya. Akhir itulah yang
saya maksudkan sebagai ending.
Ending karenanya tidak harus berupa akhir cerita
tokoh. Tidak. Jangan salah paham ya.
@edi_akhiles
22
Ending tidak mesti berupa mati atau bahagia.
Menikah. Punya anak. Kaya raya! Basi itu. Bukan itu.
Ending pun tidak harus ada di akhir bagian novelmu. Bisa
ada di mana saja, misal di depan atau tengah, dengan
catatan (jika kamu bereksperimen model begini) kamu
harus mampu memelihara alur dan logikanya dengan
kuat dan baik.
Karenanya, kita mengenal istilah ending menggan-
tung kan. Ending menggantung adalah menutup cerita
dengan sebuah adegan atau suasana atau dialog bahkan
yang dibiarkan menggantung begitu saja. Ini sah-sah
saja.
Tetapi kudu dicatat ya (perasaan banyak banget
ya catatan yang kudu kamu catat dari tadi), mau
model pegimana pun ending-mu, buatlah ending yang
menyentak! Ya, yang menampar, menyergap, ngagetin!
Ini penting lho, agar pembacamu menjadi lebih
teraduk emosinya.
Masak ending gini:
Aku mati ya, Beib, ahhh.
Atau:
Angin kering pun berhembus.
#SilabusMenulisFiksi
23
Coba gini dong:
Maafkan tak setiaku selama ini. Kalau boleh kuminta
sesuatu padamu, tolong sampaikan pada anak-anakku
bahwa aku sangat menyayangi mereka. Tolong peluk
mereka setiap malam jelang tidur, dan katakan bahwa
pelukanmu adalah pelukan sayang ayah buat mereka
#Huaahhh..aku jadi pengen nangis sendiri
Intinya, ending itu bisa ada bisa tidak secara
formalnya, bisa ditempatkan dimana saja. Yang terpenting
adalah akhir dari ceritamu harus nampol, menggigit, dan
menyeret serta menguras emosi pembaca.
To be continued (sekarang mau nangis dulu akibat
ending ini hiikks )

@edi_akhiles
24
C. TIPS-TIPS PRAKTIS BERBAGAI MASALAH
MENULIS FIKSI
Oke, oke, saya sudah kelar nangisnya. Sekarang,
saya akan sodorin seabrek tips praktis untuk mengatasi
berbagai masalah umum yang paling sering menerkam
para penulis muda.
1. Pembuka Cerita yang Cetar Membahana
Merongrong Masa Depan
Bayangkan kamu sedang membaca sebuah novel
setebal 200 halaman! Tiga halaman pertama, nggak
ada greget sama sekali. Ini novel mau cerita apa sih?
Membosankan!
Maka, seharusnya kamu bisa membuat pembuka
cerita yang cetar membahana merongrong masa depan!
Maksudnya, merongrong pembaca untuk terus eksis
membaca karyamu sampai ke depan, ke ujung ceritamu
.
Caranya?
Simak tips-tips berikut ini:
1. Jangan membuat kalimat panjang yang merobek
mata untuk bertahan membacanya.
#SilabusMenulisFiksi
25
2. Jangan bertele-tele misal menguraikan tentang
senja dengan segala macam diksi puitis yang
nggak semua pembaca familiar (kecuali kamu yakin
puitikamu mantap).
3. Langsung saja nyodok masuk ke suspensi yang
menyentak.
4. Berpikirlah terus-menerus untuk mencari sisi berbeda
dari tema ceritamu. Misal tema persahabatan. Coba
pikirkan tentang kemelut saat sahabatmu tertimpa
kecelakaan sampai ia cacat dan kamu harus selalu
hadir di dekatnya.
5. Bisa saja kamu langsung membukanya dengan
dialog yang nampol.
6. Bisa juga dengan sebuah quote yang menikam jiwa
dan raga sepanjang masa.
7. Langsung tampar saja pembaca dengan sebuah
kalimat yang menyentak hatinya.
8. Jangan berbasa-basi di awal kalimat ya.
9. Ciptakan karakter yang nyeleneh sejak dari awal
kalimat.
2. Suspensi = Kejutan = Dramatisasi
Penyakit umum melanjutkan membaca sebuah fksi
ialah karena bosan. Ya, bosan meneruskan bacaannya
@edi_akhiles
26
karena sajiannya datar, lempeng aja kayak jalan tol.
Tidak ada gronjalan, suspensi, kejutan, kerennya adalah
dramatisasi cerita (baik dari dialog maupun narasi), yang
membuat hati pembaca tersentak dan terseret.
Kemampuan penulis menciptakan suspensi-sus-
pensi dramatis akan sangat menentukan keterseretan
hati pembacanya.
Berikut tips-tips praktisnya:
1. Tentu yang pertama sekali, kamu harus menguasai
tema yang kamu tulis, sekuasa-kuasanya, seluas-
luasnya.
2. Ciptakan ketegangan emosi pada penokohan.
Misal berantem, jangan cuma mikir untuk pukul-
pukulan, bisa saja kan dengan cara tweetwar.
3. Dramatisasikan suasana ceritanya. Jika suasana
tentang perpisahan, cetarkan kalimat-kalimatmu
dengan derita perpisahan yang menyayat hati.
4. Bisa pula kamu pakai tokoh-tokoh sampingan
untuk menguatkan dramatisasi itu. Misal gambaran
tentang anak kecil yang tengah malam harus
ngamen di bawah hujan demi sesuap nasi.
5. Jiwai derita dan bahagia si tokoh seolah-olah
kamulah pelakunya.
#SilabusMenulisFiksi
27
6. Ciptakan lompatan-lompatan alur dengan har-
monis. Bukan melompat-lompat nggak karuan ya.
7. Jangan bertele-tele, muter-muter, lamban-lamban
kayak sinetron yang diirit.
8. Kombinasikan kalimat panjang dan pendek sesuai
suasana emosi yang dibangun.
9. Berpikirlah liar agar membebaskan mindset-mu
dari garis lurus A, B, C, D, dst.
3. Logika Cerita dan Dialog
Salah-satu poin yang kudu kamu jaga benar
konsistensinya ialah logika dalam cerita dan dialognya.
Jangan sampai ada satu bagian pun yang terkesan tidak
logis.
Berikut beberapa tipsnya:
1. Apa pun yang kamu uraikan dalam ceritamu, harus
memiliki alasan logisnya. Misal, kenapa si tokoh jadi
alay, padahal sebelumnya anteng?
2. Perhatikan kesesuaian umur dan status serta
latar-belakang pengucap dengan kalimat-kalimat
atau perilaku yang dibuatnya. Masak anak kecil
masih SD kelas 3 udah ngomong demokrasi? Masak
ceritamu bersetting Paris kok nyebut ada yang jualan
blangkon?
@edi_akhiles
28
3. Ciptakan konsistensi karakter tokoh-tokohmu.
Termasuk dalam jenis kata yang diucapkannya. Jika
ia seorang pedagang kaki lima, maka pakaikanlah
karakter selevel itu. Jika ia biasa ngomong dengan
kata aku, maka teruskanlah pakai kata itu, kecuali
memang ada alasan logis yang bisa diterima, misal
saat bicara dalam sebuah forum resmi berubah
menjadi saya.
4. Insafah bahwa ceritamu hanya akan bisa meya-
kinkan pembaca jika benar-benar didasarkan pada
kekuatan logika yang bisa dipahami umum.
5. Semelenceng apa pun pemutarbalikan ceritamu,
juga dialogmu, tetaplah harus bersandar pada
penjelasan logis.
4. Eksplorasi Setting
Telah saya jelasin, bahwa setting atau latar bisa jadi
sebuah kekuatan jika berhasil dibangun dengan detail
tapi tidak lalai pada ceritanya agar tidak terjebak jadi
sebuah berita.
Berikut beberapa tipsnya:
1. Cari dulu data sebanyak-banyaknya tentang latar
yang akan kamu buat. Jangan kepedean hanya
mengandalkan tahumu.
#SilabusMenulisFiksi
29
2. Pilih data-data yang seabrek itu sesuai dengan
kebutuhanmu saja. Tidak kudu semua dimasukkan.
3. Kemas semua data itu dalam sebuah aliran cerita
yang padu, baik dengan narasi maupun dialog.
Jangan terjebak untuk jadi reporter karena bisa
mencederai ceritamu jadi kayak berita, bukan cerita.
4. Pikirkan sisi lain dari sebuah latar. Misal tentang
Eifel. Data sudah punya. Jangan hanya mikir gimana
cara menggambarkan Eifel. Itu biasa! Coba pikirkan
gimana caranya Eifel itu terlukiskan dari sisi lain.
Misal seorang bocah yang tiap hari main ke taman
Eifel. Mengapa dia suka Eifel? Dll.
5. Kembangkan latar melalui dialog. Misal si tokoh
sedang berbincang dengan seorang pedagang
merchandise di dekat Eifel dan orang ini yang
berkisah tentang Eifel.
6. Hadirkan sisi-sisi yang tidak sebagai reportase,
paparan datar, tapi tetap kudu greget sebagai
sebuah cerita.
5. Jangan Jadi Ustadz
Oke, benar bahwa penulis pasti tidak kosong
subyektivitas. Di dalamnya ada visi dan misi dia tentang
apa yang ditulis. Ada pesan moral. Tapi kamu sedang
@edi_akhiles
30
menulis cerita kan, bukan sedang menjadi seorang juru
dakwah. Karenanya kamu tidak perlu menjadi ustadz
dalam ceritamu.
Berikut beberapa tipsnya:
1. Sajikan pesan moralmu tetap dalam bingkai sebuah
cerita.
2. Paling mudah menyodorkan pesan moral melalui
dialog tokoh-tokohnya.
3. Smooth, lembut, kalem, begitulah caranya.
4. Hindarkan berkalimat panjang-panjang pada
bagian pesan moral ini karena rentan menyulapmu
jadi penceramah.
5. Jangan memvonis! Kamu hanya cukup menyodorkan
sebuah nilai moral, tapi tidak perlu menghakimi ini
benar itu salah secara verbal. Biarkan pembaca tetap
asyik dengan ceritamu tanpa perlu merasa digurui.
6. Hindarkan penggunaan kutipan-kutipan yang
straight! Dibiarkan begitu saja sebagai kutipan dalil,
misal, tapi kemaslah dalam sebuah cerita.
7. Ingat, ingat selalu, terseret untuk banyak menyo-
dorkan pesan moral bahaya menjadikan ceritamu
malah kayak pamfet, kitab.
8. Pastikan semua itu berjalan secara alamiah dan tidak
terkesan dipaksakan dalam ceritamu.
#SilabusMenulisFiksi
31
9. Jaga keutuhan logika ceritamu itu, jangan sampai
tidak logis, seorang nenek (misal) menasehati
cucunya dengan mengutip wikipedia.
6. Kalimat Tidak Kaku
Agar kalimat-kalimat yang kamu buat, baik narasi
maupun dialog, tidak kaku dan membosankan, simak
tips berikut ini:
1. Kombinasikan kalimat panjang dan pendek se ca-
ra harmonis. Jangan panjang melulu, itu membo-
sankan.
2. Kombinasikan antara narasi dan dialog secara
seimbang. Dialog mulu, kesannya encer banget dan
kayak nggak penting. Narasi melulu kesannya berat
dan membosankan.
3. Buat tokoh-tokoh bergerak dinamis, jangan lelet,
beku, dan stag. Caranya? Sisipkan kalimat-kalimat
naratif yang menjelaskan perubahan suasana latar
atau emosi tokoh di antara dialog-dialog yang
mengalirkan cerita.
4. Pastikan kalimatmu tuntas. Maksudnya, jangan ter-
jebak pada frase. Setiap kalimat pasti punya (minimal)
predikat. Kalau frase tidak ada predikatnya.
@edi_akhiles
32
5. Gunakan tanda baca dengan tepat yang mencer-
minkan suasana cerita yang sedang berjalan.
6. Selipkan teknik fashback (misal) untuk mem-
variasikan alur yang sedang berjalan.
7. Hadirkan selipan-selipan kalimat tentang latar.
8. Pastikan kalimat yang diucapkan tokoh sesuai
dengan karakter logisnya.
9. Perkaya kosa katamu.
10. Jangan kaku membuat kalimat yang berpedoman
pada EYD atau tata bahasa baku. Yang penting
kalimatmu sudah benar sebagai kalimat, bukan
frase.
11. Gunakan kata-kata kecil penyambung. Seperti kata:
ah, huh, wah, heh, nah, dll.
12. Kombinasikan penggunaan kata pengganti un-
tuk subyek, misal: aku, ku. Dia, nya. Tambahkan
kombinasi kata aktif dan pasif, misal: dia memukul,
jadi dipukulnya, dst.
13. Hindari paragraf yang panjang-panjang.
14. Pastikan setiap perubahan pengucap atau suasana
dipecah dalam paragraf sendiri.
15. Pastikan dalam dialog ya, setiap pengucap yang
berbeda diletakkan dalam paragraf sendiri, jangan
ditumpuk-tumpuk membingungkan.
#SilabusMenulisFiksi
33
16. Bisa pula menggunakan pola-pola yang variatif.
Misal, mengangkat kalimat-kalimat yang dipakai
dalam adegan SMS, BBM, twitter, FB, spanduk,
pamfet, dan sebagainya.
17. Jangan bebani kalimatmu dengan makna-makna
yang tidak berkepentingan sesuai konteksnya.
18. Jangan paksakan menggunakan idiom-idiom puitik
yang tidak sesuai konteks dan segmen ceritanya.
19. Bersikaplah alamiah, natural, sesuai dengan alur dan
tokoh yang dialirkan.
7. Tanda Baca dalam Dialog dan Narasi
Kesalahan teknis penulisan tanda baca benar-benar
sangat mengganggu pembaca. Berikut beberapa tips
yang kudu diperhatikan:
1. Pahami bahwa tanda baca itu berguna untuk
membangun suasana emosi atau karakter latar dan
tokoh, bukan hiasan belaka.
2. Pahami bahwa tanda baca itu sama persis dengan
intonasi dalam bahasa lisan.
3. Perkuat tanda baca dengan kata sambung untuk
menegaskan suasana cerita (dalam dialog).
4. Jika sebuah dialog diakhiri dengan tanda tanya (?)
dan atau tanda seru (!), maka tidak perlu titik lagi
@edi_akhiles
34
dan kata sambungnya ditulis dengan huruf kecil.
Misal: Apa maumu?! teriakku keras.
5. Jika sebuah dialog tidak diakhiri dengan tanda tanya
(?) dan atau tanda seru (!), maka gunakan koma (,)
dan tanda sambung (kecuali pengucap sudah jelas,
kata sambung tidak perlu ada lagi). Misal: Ah, kamu
memang selalu punya alasan, tukasku pendek. Jika
tidak pakai kata sambung, maka cukup pakai titik.
Misal: Ah, kamu memang selalu punya alasan.
6. Jika sebuah dialog dilanjutkan dengan keterangan
suasana latar atau berganti adegan, maka cukup
diakhiri dengan titik. Misal: Sudahlah, capek aku
bahas ini terus. Kubuang mataku ke seberang jalan.
8. Tips-Tips Tambahan
Beberapa tips tambahan:
1. Jika tulisanmu sudah jadi, endapkan sekadar 2-3
hari. Lalu baca lagi. Jangan begitu jadi langsung
dikirimkan, karena pasti kamu akan merasa tulisanmu
sudah sangat bagus, padahal banyak kelemahan di
sana-sini. Jeda itu diperlukan untuk mengendurkan
emosimu pada karyamu yang sangat tinggi akibat
efek psikis menulis itu.
#SilabusMenulisFiksi
35
2. Banyakin baca novel orang dan cermati tekniknya.
Jangan cuma menikmati ceritanya, tapi juga amati
bagaimana cara penulis membuat alur, konfik,
kalimat, idiom (kosa kata), dll.
3. Rajin-rajin sharing, perkaya wawasan, bergaul dong,
bergaul
4. Yang utama dan terutama: TERUS BERLATIH MENULIS
ITU SENDIRI!!!
@edi_akhiles
36
Setiap bulan, DIVA Press Group menerima tawaran
naskah dari Sabang sampai Merauke antara 400-500
naskah (fksi dan non fksi, paling banyak fksi). Sangat
memprihatinkan buat saya lantaran yang bisa diterima
dan diterbitkan hanya kisaran 20 naskah/perbulan.
Apa pasal?
Tidak semata soal kendala teknik menulis. Tapi
juga tema yang tidak pas untuk diterbitkan, dipasarkan.
Padahal, kekuatan teknik dan tema merupakan syarat
mutlak sebuah novel bisa menarik minat calon pembaca
di pasar buku kita.
Inilah yang mendorong saya meluncurkan berbagai
event kepenulisan, dengan harapan bisa menepatkan
gairah menulis anak-anak muda dengan market buku.
Bukankah menjadi penulis yang karyanya bisa diterbit-
kan, dipasarkan nasional, dibaca banyak orang, disukai
EVENT-EVENT
KEPENULISAN
#SilabusMenulisFiksi
37
banyak orang, banyak income, lalu menjadi populer,
merupakan tujuan utamamu berlatih menulis?
1. #KampusFiksi
Event ini diadakan tiap akhir bulan sebulan sekali
(Angkatan 1 digelar tanggal 27-28 April), bertempat di
Jogja. Para tentor #KampusFiksi adalah saya bersama
tim yang telah dibentuk. Dibatasi 30 seat, dengan seleksi
kirim biodata dan contoh 1 cerpen terbaikmu ke mail:
kampusfksi.divapress@gmail.com. Pendaftar yang teknik
menulis cerpennya sudah masuk target minimal, akan
diundang khusus ke Jogja. Asal peserta sudah sampai
di kota Jogja (stasiun, terminal, bandara, dll.), tim akan
menjemput, mengantarkan ke guest house yang telah
disiapkan, menyediakan konsumsi, dll. Free sejak sampai
di Jogja sampai kembali pulang! Bonus: Malming bareng
DIVA Press di kota Jogja, sertifkat, member card, dan
souvenir buku. Plus, semua alumnus yang serius akan
dibimbing secara online sampai mampu menghasilkan
karya yang layak terbit. Jika minat diterbitkan di DIVA
Press akan diwadahi, jika tidak silakan ke penerbit lain.
Setahun dua kali akan diadakan ritual Wisuda
bagi para alumnus #KampusFiksi di Jogja, dibarengkan
@edi_akhiles
38
dengan angkatan selanjutnya, dengan syarat: telah
berhasil menerbitkan karya! Free!
2. #JustWrite
Bisa dikatakan #JustWrite adalah ajang silaturrahmi
dan motivasi bagi para alumnus #KampusFiksi yang
terpilih. Digelar di Kaliurang Jogja selama 3 hari full.
Diadakan setahun sekali, sejak tahun 2012. #JustWrite
untuk kelas fksi periode tahun 2014 hanya akan diisi
oleh para alumnus #KampusFiksi terpilih. Kelas non-fksi
akan dilakukan seleksi penjaringan khusus.
Para narasumber #JustWrite adalah para ahli di
bidangnya, plus 1 orang penulis berskala nasional yang
sudah kalian kenal, pasti.
Sama dengan #KampusFiksi, para peserta #JustWrite
hanya dijatah 30 seat, tinggal datang ke kota Jogja,
selanjutnya free total sampai kembali pulang. Bonus:
wisata alam Merapi dan pembimbingan online!
3. #LelangNulisNovel
Informasi dan jadwalnya dikeluarkan via akun tweeter
@edi_akhiles, digelar tiap hari Minggu (kecuali ada
kondisi atau kendala teknis khusus). Dibuka pendaftaran
#SilabusMenulisFiksi
39
pukul 12.00 19.00. Cukup dengan mengirim email
kosong dengan subject #LelangNulisNovel ke email saya
(ircisod68@yahoo.com), selanjutnya semua ketentuan
dan ide cerita akan dishare melalui email tersebut.
Peserta #LelangNulisNovel akan diminta membuat
cerpen, dan yang berhasil lolos, akan didampingi via
online oleh saya sendiri untuk menovelkan cerpennya,
dari tahap sinopsis, bab 1, dst., sampai layak terbit.
4. #TimTentorMenulisAntarKotaAntarPropinsi
Saya telah membentuk
#TimTentorMenulisAntarKotaAntarPropinsi khusus untuk
fksi yang terdiri dari 5 orang. Tim ini telah memiliki silabus
paten yang sangat praktis (buku #SilabusNulisFiksi ini
gratis). Tim ini siap menerima undangan dari komunitas,
lembaga, sekolah, kampus, dll., untuk memberikan
materi pelatihan dan pembimbingan menulis fksi.
Jika berminat mengundang
#TimTentorMenulisAntarKotaAntarPropinsi ini, silakan
email surat undangannya (bukan proposal, biar nggak
ribet!) ke email saya 2 minggu sebelum acara digelar
(ircisod68@yahoo.com). Minimal durasi waktu yang
dibutuhkan tim ini adalah 4 jam (ideal 2 hari). Untuk area
@edi_akhiles
40
Jateng dan DIY, 100% free. Untuk Jawa selain dua propinsi
itu, cukup mengganti tiket kereta api eksekutif. Jika tidak
terjangkau jalur kereta api, cukup mengganti uang
bensin mobil tim. Untuk luar Jawa, cukup mengganti
tiket pesawat. Sesampai di stasiun atau bandara, panitia
tinggal menjemput tim menuju lokasi acara. Sudah.
Berapa fee-nya? Hotel bintang berapa? Menu
makannya apa (suka itik, kalkun, telor, tempe nggak)?
Halaahh! Free pol! Soal hotel, piknik, dan makan
selalu saya tanggung sendiri kok. Jadi, no fee alias free!
Betapa sebalnya saya menyaksikan sebuah komunitas
muda-mudi serius pengen belajar menulis, berniat
mengundang penulis beken idolanya, yang bercitra caem
banget bak alim, ehhhgiliran dihubungi minta hotel
bintang 5, menu ini-itu, fee 10 juta! (Mau bonus digantung
nggak?!). #TimTentorMenulisAntarKotaAntarPropinsi
mur ni melatih dan membimbing, bukan meras susu!
#ehcurcolmarah
Plusnya tim ini adalah menyediakan latihan lan-
jutan melalui pembimbingan online bagi yang serius,
dan siap menerbitkan karyamu yang telah berhasil layak
terbit di DIVA Press Group. Yang tidak minat di DIVA Press
ya nggak ap-apa atuh.

Cara Mengirim Naskah Segmen Remaja
Kami menerima naskah-naskah (fksi dan nonfksi)
remaja, yang membahas percintaan, konfik, emosi, penga-
laman hidup, dan banyak lagi lainnya. Pingin ikutan mener-
bitkan naskah bersama kami? Silakan kirimkan naskah
kamu via email: deteensmail@gmail.com. Beberapa
ketentuan lainnya:
Ketebalan naskah berkisar 130-180 halaman,
Spasi 2
Margin 4-4-3-3 cm (atas-kiri-kanan-bawah)
Font Times New Roman
Ukuran kertas A4
Lengkapi juga naskah kamu dengan biodata
Jangan lupa menyertakan sinopsis novel utuh (dari
awal sampai akhir cerita) atau ringkasan (untuk
naskah nonfksi)
Naskah yang masuk akan kami evaluasi selama se-
bulan. Hasil evaluasi akan kami kirimkan via email.
Facebook: de TEENS
Twiter: @de_teens
41
Cara Mengirim Naskah Segmen Dewasa
Kami menerima naskah-naskah (fksi) dewasa, yang
membahas percintaan, konfik, emosi, pengalaman hidup,
sejarah, epos, religi, dan banyak lagi lainnya. Pingin ikutan
menerbitkan naskah bersama kami? Silakan kirimkan
naskah kamu via email: redaksi_divapress@yahoo.com.
Beberapa ketentuan lainnya:
Ketebalan naskah berkisar 150-300 halaman (bisa
kondisional),
Spasi 2
Margin 4-4-3-3 cm (atas-kiri-kanan-bawah)
Font Times New Roman
Ukuran kertas A4
Lengkapi juga naskah kamu dengan biodata
Jangan lupa menyertakan sinopsis novel utuh (dari
awal sampai akhir cerita) atau ringkasan (untuk
naskah nonfksi)
Naskah yang masuk akan kami evaluasi selama
sebulan. Hasil evaluasi akan kami kirimkan via email.
Facebook: Penerbit DIVA Press
Twiter: @divapress01
42
@edi_akhiles, lahir di Lalangon, Manding, Sumenep,
Jawa Timur, 13 November 1977 lalu. Nama asli gue Edi
Mulyono. Dulu, gue gila nulis cerpen, pakai nama pena Edi
AH Iyubenu.
Gue tumbuh dalam keluarga yang kaya tidak kere
juga tidak. Abah yang udah sepuh itu pernah nyambukin
gue dengan lidi gara-gara gue bolos ngaji. Yeahh, I love u,
Abah
Ngomongin abah, gue jadi ingat almarhumah ibu gue
yang telah berpulang dari 1 September 2010 lalu di Mekkah.
I love u, Ibu
Gue sekolah dengan sangat biasa, kagak pernah jadi
juara kelas, dari SDN Lalangon II, MTsN Giling Sumenep,
kemudian ke MAN-PK Denanyar Jombang. Kalau dipaksain
sebagai prestasi, gue pernah juara II Lomba Hafalan UUD
1945 di kantor Kecamatan waktu SD dan pernah jadi ketua
asrama pondok di Denanyar Jombang dengan reputasi:
ngajarin penghuni asrama ngerokok bareng di belakang
lemari.
Masuk ke Jogja tahun 1995, gue kuliah di Fakultas
Syariah Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum
(PMH) IAIN (kini jadi UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta,
lalu Magister (S-2) di kampus yang sama, jurusan Filsafat
Agama, lalu kini jadi mahasiswa lagi di kampus yang
sama pula, ngambil Islamic Studies. Kalau mau ditulis nih,
TENTANG PENULIS
43
gelar gue bisa lebih panjang dari nama gue lho: C.Dr. Edi
Mulyono, S.Ag., M.Ag. Bingung tentang C di depan ya?
C = candidat deh.
Gue pernah aktif di dunia sastra. Gue ingat tanggal 10
Maret 1996, cerpen gue yang berjudul Den Bagus dimuat
di Harian Kedaulatan Rakyat dengan honor Rp. 35.000.
Kabarnya nama gue juga dimasukkan dalam Angkatan
Sastra 2000. Sejak tahun 2001, gue merintis sebuah usaha
publishing, yang kini dikenal dengan nama DIVA Press
Group.
Cukup banyak karya gue yang udah dibukukan: Andai
Aku Jalan Kaki Masihkan Engkau Selalu Ada Untukku?, lalu
Ah, Tuhan Sayang Padaku, Kok, lalu Trio (Lebih) Macan!, lalu
Brengseknya Aku!, lalu Thx for Auratmu, lalu Orang Pelit
Pantatnya Item, lalu Hari-hari Paling Menyebalkan dalam
Hidupku, dan yang terbaru sebelum buku Ceo Koplak adalah
Rogoh Ah
Gue juga pernah nerbitin buku sok religius gitu,
maklum gue pernah berjuang jadi ustadz cuma nggak
kondang-kondang, jadinya nggak kenyang-kenyang: Dijual
Murah Surga Seisinya dan Matematika Diri.
Well, mau mampir atau ngekos di rumah gue, silakan:
www.akhilesislion.blogspot.com. Pengen ngritik, silakan:
ircisod68@yahoo.com atau facebook: akhilesbanget@
yahoo.co.id. atau twitter: @edi_akhiles.
Pengen pin BBM gue? Silakan add: 1311kplk1977.
44

Anda mungkin juga menyukai