Anda di halaman 1dari 27

Pemeriksaan laboratorium kimia

Adiponektin

Deskripsi:
Adiponektin merupakan hormon yang disekresikan oleh jaringan adiposa (lemak tubuh) dan
berperan sebagai antidiabetik serta antiaterogenik, sehingga menjadi target sasaran dalam
pengobatan diabetes dan sindrom metabolik. Pemeriksaan adiponektin mengukur kadar
adiponektin dalam darah, di mana penurunan kadar adiponektin dalam darah berkaitan erat
dengan terjadinya obesitas dan resistensi insulin, serta perkembangan risiko penyakit
kardiovaskular. Pemeriksaan adiponektin membutuhkan sampel berupa darah yang diambil
dari pembuluh darah vena di lengan.
Manfaat Pemeriksaan:
Sebagai indikator potensial dari penyakit akibat komplikasi metabolik, seperti penyakit
jantung koroner dan stroke, serta diabetes tipe 2.

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum


Stabilitas Sampel : 36 jam pada suhu 2 – 8°C
1 tahun pada suhu -20°C
Metode : ELISA
Nilai Rujukan : 2,54 - 6,06 ug/mL

Albumin

Deskripsi:
Albumin merupakan protein yang dibuat oleh hati. Albumin mengambil bagian sekitar 60%
dari total protein dalam darah dan memainkan banyak peran seperti menahan agar cairan
tidak keluar dari pembuluh darah; memelihara jaringan; dan mengangkut hormon, vitamin,
obat-obatan, dan zat seperti kalsium ke seluruh tubuh. Pemeriksaan albumin mengukur kadar
albumin dalam darah yang dianjurkan secara berkala sebagai bagian dari pemeriksaan
kesehatan; direkomendasikan oleh dokter ketika seseorang dicurigai mengalami gejala
gangguan hati atau penyakit ginjal; terkadang ketika seseorang mengalami penurunan berat
badan yang tidak diinginkan, kekurangan gizi, atau sebelum operasi direncanakan.
Pemeriksaan albumin membutuhkan sampel berupa darah yang diambil dari pembuluh darah
vena di lengan.
Manfaat Pemeriksaan:
Menyaring dan membantu diagnosis kelainan hati atau penyakit ginjal; terkadang
mengevaluasi status gizi, terutama pada pasien rawat inap.
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel : 2.5 bulan pada 15 – 25°C
5 bulan pada 2 – 8°C
4 bulan pada (-15) – (-20)°C
Metode : Bromcresol Green
Nilai Rujukan : 2,8 - 4,4 g/dL
Amylase Pancreatic

Deskripsi:
Amilase merupakan salah satu enzim yang diproduksi oleh pankreas untuk membantu
mencerna karbohidrat. Pemeriksaan amylase pancreatic mengukur jumlah amilase dalam
darah yang direkomendasikan oleh dokter bila seseorang mengalami gejala gangguan
pankreas seperti sakit perut yang parah, demam, kehilangan nafsu makan, atau mual.
Pemeriksaan amylase pancreaticmembutuhkan sampel berupa darah yang diambil dari
pembuluh darah vena di lengan.
Manfaat Pemeriksaan:
Membantu diagnosis dan memantau pankreatitis akut; terkadang juga untuk membantu
diagnosis dan memantau pankreatitis kronis atau penyakit pankreas lainnya.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel :15 - 25°C : 7 hari
2 - 8°C : 1 bulan
Metode : Enzimatik Kolorimetri
Nilai Rujukan : 13 - 53 U/L

Analisa Gas Darah


Deskripsi:
Analisa gas darah merupakan sekelompok pemeriksaan yang mengukur derajat keasaman
(pH) dan jumlah oksigen (O2) serta karbondioksida (CO2) dalam darah. Analisa gas darah
mampu menilai fungsi paru-paru dan mendeteksi ketidakseimbangan asam basa yang bisa
mengindikasikan gangguan pernafasan, metabolisme, atau ginjal. Analisa gas darah biasanya
direkomendasikan oleh dokter bila seseorang mengalami gejala masalah pernafasan seperti
kesulitan bernafas, sesak nafas, atau nafas cepat; pada pasien penyakit paru-paru; ketika
terdapat kecurigaan adanya ketidakseimbangan asam basa; secara berkala bagi seseorang
yang mengalami kondisi yang menyebabkan kekurangan oksigen akut atau kronis, dan
sedang mendapatkan terapi oksigen; selama operasi tertentu untuk memantau tingkat O2 dan
CO2 dalam darah.
Manfaat Pemeriksaan:
Mengevaluasi fungsi paru-paru dengan mengukur pH darah, oksigen (O2), dan
karbondioksida (CO2); memantau pengobatan penyakit paru-paru; mendeteksi
ketidakseimbangan asam basa dalam darah yang dapat menunjukkan gangguan pernafasan,
metabolisme, atau ginjal; mengevaluasi efektivitas terapi oksigen.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Darah
Stabilitas Sampel : Sampel segar, harus segera dikirim dalam keadaan
dingin (< 1 jam harus sudah dikerjakan)
Alpha HBDH

Deskripsi:
Alpha-hydroxybutyrate dehydrogenase (alpha-HBDH) merupakan enzim yang dapat
ditemukan di otak, otot jantung, ginjal, dan sel-sel darah merah. Enzim alpha-HBDH akan
dilepaskan ke dalam aliran darah ketika terjadi kerusakan pada organ atau iskemia.
Pemeriksaan alpha-HBDH mengukur kadar enzim alpha-HBDH dalam darah, di mana kadar
enzim alpha-HBDH akan tetap tinggi selama beberapa hari ketika terjadi infark miokard akut.
Alpha-HBDH juga dapat mencerminkan aktivitas enzim lactate dehydrogenase (LDH).
Pemeriksaan alpha-HBDH membutuhkan sampel berupa darah yang diambil dari pembuluh
darah vena di lengan.

Manfaat Pemeriksaan:
Membantu diagnosis infark miokard.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum
Stabilitas Sampel :3 hari pada 15 - 25°C
7 hari pada 2 - 8°C (penurunan aktivitas 5 %)
Persiapan Pasien : Tidak terdapat persiapan pemeriksaan yang dibutuhkan.
Metode : DGKC
Nilai Rujukan : 72 - 182 U/L

Apo A1

Deskripsi:
Apolipoprotein A1 (Apo A1) merupakan komponen protein utama dalam high-density
lipoprotein(HDL, "kolesterol baik") dan memiliki peran khusus pada metabolisme lipid.
Pemeriksaan Apo A1 mengukur jumlah Apo A1 dalam darah yang dianjurkan bagi individu
dengan kadar kolesterol dan trigliserida tinggi (hiperlipidemia) dan/atau riwayat keluarga
penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah); ketika dokter sedang mencoba untuk
menilai risiko pasien terkena penyakit jantung; dan saat memantau efektivitas pengobatan
lipid dan/atau perubahan gaya hidup.

Pemeriksaan Apo A1 membutuhkan sampel berupa darah yang diambil dari pembuluh darah
vena di lengan.

Manfaat Pemeriksaan:
Menentukan risiko terkena penyakit jantung koroner dan stroke; mengevaluasi kondisi
individu dengan kadar kolesterol HDL rendah.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel :2 – 8°C : 1 hari
-20°C : 7 hari
Persiapan Pasien : Puasa (tidak diperbolehkan makan dan minum, kecuali
air putih) selama 12 jam sebelum pengambilan darah.

Metode : Imunoturbidimetri
Nilai Rujukan : 126 - 166 mg/dL

Apo B
Deskripsi:
Apolipoprotein B (apo B) merupakan apoprotein yang terdapat dalam molekul-molekul
lipoprotein yang potensial menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner (PJK), seperti
very low density lipoprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), dan low density
lipoprotein (LDL). Lebih dari 90% konsentrasi serum apo B berasal dari molekul LDL, dan
satu molekul LDL hanya mengandung satu molekul apo B. Dengan demikian, penentuan
konsentrasi apo B dalam darah dapat mencerminkan jumlah partikel LDL yang terdapat
dalam darah.

Pemeriksaan apo B mengukur konsentrasi apo B dalam darah yang dianjurkan bagi seseorang
yang memiliki riwayat kesehatan atau keluarga terkena PJK dan/atau kadar kolesterol dan
trigliserida tinggi; secara berkala bagi seseorang yang sedang mendapatkan pengobatan
kolesterol tinggi; bagi seseorang yang diduga mengalami defisiensi apo B yang diturunkan.
Pemeriksaan apo B membutuhkan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena di
lengan.
Manfaat Pemeriksaan:
Menentukan risiko penyakit jantung koroner (PJK); memantau dan menilai keberhasilan
terapi obat penurun kolesterol tinggi (untuk golongan obat statin); membantu diagnosis
abetalipoproteinemia, hipobetalipoproteinemia dan hiperbetalipoproteinemia.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel : 2 – 10°C disimpan selama 2 minggu
Pastikan pembentukan clot sudah sempurna sebelum dilakukan sentrifugasi.
Spesimen yang disimpan harus diperiksa ada/tidaknya partikulat. Jika terdapat partikulat,
maka homogenkan dan sentrifugasi spesimen untuk memisahkan partikulat sebelum
pemeriksaan dilakukan.

Persiapan Pasien : Puasa (tidak diperbolehkan makan dan minum, kecuali air
putih) selama 12 jam sebelum pengambilan darah.
Metode : Imunoturbidimetri
Nilai Rujukan : 66 - 101 mg/dL
Asam Urat

Deskripsi:
Asan urat diproduksi pada saat terjadi pemecahan purin. Purin merupakan senyawa yang
mengandung nitrogen yang ditemukan dalam sel-sel tubuh, termasuk DNA. Ketika sel-sel
tubuh tersebut menjadi tua dan mati akan melakukan pemecahan dan melepaskan purin dalam
darah. Pada kadar yang rendah, purin mungkin berasal dari pencernaan makanan tertentu,
seperti hati, ikan asin, makarel, kacang olahan dan kacang polong, serta minuman beralkohol
tertentu, terutama bir. Sebagian besat asam urat dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal dan
diekskresikan dalam urin, sisanya dieliminasi dalam feses.

Pemeriksaan asam urat mengukur kadar asam urat dalam darah atau urin. Bila terlalu banyak
asam urat yang diproduksi atau tidak cukup diekskresikan dapat terakumulasi dalam tubuh,
sehingga terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) dan dapat
menyebabkan gout. Selain itu asam urat berlebih juga dapat disimpan dalam jaringan seperti
ginjal, dan dapat mengakibatkan terjadinya batu ginjal atau gagal ginjal. Peningkatan kadar
asam urat juga dapat terjadi ketika ada peningkatan kematian sel seperti pada beberapa terapi
kanker. Sementara penurunan eliminasi asam urat sering disebabkan karena fungsi ginjal
yang terganggu atau penyakit ginjal.

Pemeriksaan asam urat membutuhkan sampel berupa darah yang diambil dari pembuluh
darah vena di lengan. Sampel berupa urin 24 jam dibutuhkan untuk pemeriksaan asam urat
urin.

Manfaat Pemeriksaan:
Mendeteksi kadar asam urat yang tinggi dalam darah sebagai tanda terjadinya gout, atau
memantau kadar asam urat saat menjalani kemoterapi atau pengobatan radiasi; mendeteksi
kadar asam urat dalam urin untuk membantu diagnosis penyebab batu ginjal dan memantau
pasien gout yang berisiko menjadi batu ginjal.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel :5 hari pada 2 – 8°C
6 bulan pada (-15) – (-25)°C
Persiapan Pasien : Puasa (tidak diperbolehkan makan dan minum, kecuali air
putih) selama 12 jam sebelum pengambilan darah.
Metode : PAP, Enzimatik Kolorimetri
Nilai Rujukan : < 5,2 mg/dL

Bikarbonat

Deskripsi:
Kandungan bikarbonat dalam serum atau plasma merupakan indikator yang signifikan untuk
dispersi elektrolit dan defisit anion. Bersamaan dengan penentuan pH.
Manfaat Pemeriksaan:
Pengukuran bikarbonat ini digunakan untuk diagnosis dan pengobatan sejumlah penyakit
yang berbahaya terkait ketidakseimbangan asam basa dalam sistem metabolik dan respiratori.
Beberapa kondisi tersebut misalnya diare, asidosis tubular ginjal, inhibitor anhidrase
karbonat, gagal ginjal, asidosis hiperkalemia dan ketoasidosis.

Bilirubin Direk
Deskripsi:
Pemeriksaan bilirubin direk mengukur jumlah bilirubin direk dalam darah. Melalui hasil
pemeriksaan bilirubin direk dan bilirubin total dapat diperkirakan "lokasi" terjadinya
gangguan atau masalah untuk menunjang diagnosis. Bilirubin direk merupakan hasil
pengolahan bilirubin indirek (bilirubin hasil pemecahan sel darah merah) di dalam hati. Pada
kondisi sehat, bilirubin direk hampir tidak ditemukan dalam darah karena proses pembuangan
yang cepat. Pemeriksaan bilirubin direk menggunakan sampel darah yang diambil dari
pembuluh darah vena di lengan.
Manfaat Pemeriksaan:
Menyaring atau memantau gangguan hati atau anemia hemolitik; memantau neonatal
jaundince.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel :2 hari pada 15-25°C
7 hari pada 2-8°C
6 bulan pada (-15) – (-25)°C
Metode : Jendrassik Grof, Vanadate Oxidation
Nilai Rujukan : < 1,2 mg/dL

Bilirubin Total

Deskripsi:
Pemeriksaan bilirubin total mengukur jumlah total bilirubin dalam darah untuk mengevaluasi
fungsi hati atau membantu diagnosis anemia yang disebabkan oleh kerusakan sel darah merah
(anemia hemolitik). Bilirubin merupakan komponen hasil pemecahan sel darah merah yang
sudah tua. Secara normal, bilirubin akan dimetabolisme lalu dikeluarkan melalui feses dan
urin. Bila terjadi kerusakan pada hati, bilirubin dapat masuk ke dalam aliran darah.
Peningkatan bilirubin dalam darah dapat menyebabkan jaundice (warna mata dan kulit
menjadi kuning), urin berwarna gelap, atau feses berwarna lebih terang. Pemeriksaan
bilirubin total menggunakan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.
Manfaat Pemeriksaan:
Menyaring atau memantau gangguan hati atau anemia hemolitik; memantau neonatal
jaundince.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel :Serum atau plasma
Stabilitas Sampel :1 hari pada 15-25°C
7 hari pada 2-8°C
6 bulan pada (-15) – (-25)°C
Metode : Jendrassik Grof, Vanadate Oxidation
Nilai Rujukan : < 11,7 mg/dL

Calcium

Deskripsi:
Pemeriksaan calcium (Ca) mengukur konsentrasi total calcium dalam darah. Sekitar setengah
dari calcium dalam darah terikat pada protein, terutama albumin. Calcium adalah salah satu
mineral yang melimpah dan berperan penting dalam tubuh. Calcium terutama berperan
penting untuk cell signaling dan berfungsinya kerja otot, saraf, dan jantung. Calcium juga
dibutuhkan untuk pembekuan darah dan sangat penting dalam pembentukan, kepadatan, dan
pemeliharaan tulang. Pemeriksaan calcium membutuhkan sampel darah yang diambil dari
pembuluh darah vena di lengan.
Manfaat Pemeriksaan:
Menyaring, mendiagnosis, dan memantau berbagai kondisi yang dapat mempengaruhi
konsentrasi calcium dalam darah seperti penyakit atau gangguan pada ginjal, tulang, tiroid,
paratiroid, atau saraf, dan kanker tertentu.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel :15 – 25°C : 7 hari
– 8°C : 3 minggu
(-15) – (-25)°C : 8 bulan
Persiapan Pasien : Tidak terdapat persiapan pemeriksaan yang
dibutuhkan, namun mungkin Anda diminta untuk menghentikan konsumsi obat tertentu
seperti lithium, antacid, diuretic, dan suplemen vitamin D untuk memastikan hasil
pemeriksaan yang lebih akurat.

Metode : O-cresolphthalein complexone

Nilai Rujukan : 8,3 - 10,6 mg/dL

Calcium Ion

Deskripsi:
Pemeriksaan calcium (Ca) ion mengukur konsentrasi calcium yang tidak terikat pada protein
dalam darah. Sekitar setengah dari calcium dalam darah terikat pada protein, terutama
albumin. Calcium adalah salah satu mineral yang melimpah dan berperan penting dalam
tubuh. Calcium terutama berperan penting untuk cell signaling dan berfungsinya kerja otot,
saraf, dan jantung. Calcium juga dibutuhkan untuk pembekuan darah dan sangat penting
dalam pembentukan, kepadatan, dan pemeliharaan tulang. Pemeriksaan calcium ion
membutuhkan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.
Manfaat Pemeriksaan:
Memantau konsentrasi calcium terionisasi, terutama pada pasien kritis; menyaring,
mendiagnosis, dan memantau berbagai kondisi yang dapat mempengaruhi konsentrasi
calcium dalam darah seperti penyakit atau gangguan pada ginjal, tulang, tiroid, paratiroid,
atau saraf, dan kanker tertentu.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau Whole Blood
Stabilitas Sampel :2 jam pada 15 - 25°C
48 am pada 4°C
6 bulan pada -20°C
Persiapan Pasien : Tidak terdapat persiapan pemeriksaan yang
dibutuhkan, namun mungkin Anda diminta untuk menghentikan konsumsi obat tertentu
seperti lithium, antacid, diuretic, dan suplemen vitamin D untuk memastikan hasil
pemeriksaan yang lebih akurat.
Metode : ISE

Chlorida

Deskripsi:
Pemeriksaan yang berguna untuk mengukur konsentrasi klorida (Cl) di dalam tubuh. Klorida
merupakan suatu elektrolit yang memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan
cairan di dalam dan di luar sel-sel tubuh, serta mempertahankan volume darah normal,
tekanan darah, dan pH cairan tubuh. Nilai Cl harus diinterpretasikan dengan nilai elektolit
dan asam-basa yang lain seperti natrium (Na), kalium (K), dan bikarbonat (HCO3).
Manfaat Pemeriksaan:
Membedakan diagnosis asidemia dan alkalemia, dan mendeteksi beberapa kondisi seperti
defisiensi mineral kortikoid, asidosis, diare, renal tubular asidodis, penyakit Addison,
alkalosis metabolik, diabetik ketoasidosis, dan gangguan kesehatan lain.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel :7 hari pada 15 - 25°C
7 hari pada 2 - 8°C
Persiapan Pasien : Untuk pemeriksaan elektrolit urin
Hitung volume urin 24 jam dan catat pada internal note di (SISPRO), jika pemeriksaan
dirujuk maka cantumkan volume urin di patient note SISPRO
Metode : ISE
Nilai Rujukan : 95 - 116 mmol/L
Cholesterol HDL

Deskripsi:
Pemeriksaan kolesterol HDL merupakan pemeriksaan darah yang mengukur konsentrasi
kolesterol HDL dalam darah. High density lipoprotein (HDL) seringkali disebut sebagai
"kolesterol baik" karena bertugas untuk membawa kelebihan kolesterol yang tertinggal di
pembuluh darah lalu membawanya ke hati untuk diproses lebih lanjut. Konsentrasi HDL
yang tinggi dipercaya dapat melindungi individu terhadap kejadian penyakit jantung.
Manfaat Pemeriksaan:
Menilai profil lemak dan menentukan risiko penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh
darah).
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel : 7 hari pada 2 - 8°C
3 bulan pada (-20)°C
Persiapan Pasien : Puasa (tidak diperbolehkan makan dan minum, kecuali
minum air putih) selama 12 jam sebelum pengambilan darah.
Metode : Homogeneous
Nilai Rujukan : >=40 mg/dL

Cholesterol LDL Direk

Deskripsi:
Pemeriksaan kolesterol LDL direk merupakan pemeriksaan darah yang megukur konsentrasi
kolesterol LDL dalam darah menggunakan metode langsung (direk). Low density lipoprotein
(LDL) seringkali disebut "kolesterol jahat" karena dapat menempel di dinding pembuluh
darah dan mempersempit rongga pembuluh darah. Mengonsumsi makanan kaya lemak jenuh
berlebihan dapat meningkatkan konsentrasi LDL. Konsentrasi LDL yang tinggi
meningkatkan risiko individu terhadap kejadian penyakit jantung.
Manfaat Pemeriksaan:
Menilai profil lemak dan menentukan risiko penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh
darah); memantau efektivitas terapi penurun lipid.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel :7 hari pada 2 – 8°C
3 bulan pada (-20)°C

Persiapan Pasien : Puasa (tidak diperbolehkan makan dan minum, kecuali


minum air putih) selama 12 jam sebelum pengambilan darah.
\
Cholesterol Total

Deskripsi:
Pemeriksaan kolesterol total merupakan pemeriksaan darah yang mengukur konsentrasi
kolesterol total yang dibawa dalam darah oleh lipoprotein. Konsentrasi kolesterol yang tinggi
dalam darah akan menyebabkan kolesterol menempel di dinding bagian dalam pembuluh
darah arteri dan membentuk ateroma atau plak, sehingga pembuluh darah menyempit dan
akhirnya menimbulkan serangan jantung jika menghambat pembuluh darah menuju jantung
atau strokte jika menghambat pembuluh darah arteri yang menuju otak.
Manfaat Pemeriksaan:
Mendeteksi gangguan metabolisme lemak; menentukan faktor risiko penyakit jantung
koroner; memantau efektivitas terapi penurun lipid.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel :7 hari pada 15 – 25°C
7 hari pada 2 – 8°C
3 bulan pada (-15) – (-25)°C
Persiapan Pasien : Puasa (tidak diperbolehkan makan dan minum, kecuali
minum air putih) selama 12 jam sebelum pengambilan darah.

CK-MB Massa

Deskripsi:
Creatinin kinase (CK) merupakan enzim yang berperan dalam metabolisme otot. CK terdapat
dalam semua jaringan dan memiliki tiga isoenzim yaitu CK-MM, CK-MB, dan CK-BB. Pada
otot skeletal, CK pada umumnya ditemukan dalam bentuk isoform MM. Isoform BB hanya
ditemukan pada otak, dan fraksi MB ditemukan terutama pada jaringan jantung. CK adalah
penanda yang sensitif walaupun kurang spesifik untuk kerusakan otot miokardial dan
skeletal. Pemeriksaan CK-MB digunakan untuk kondisi acute myocardial infarct (AMI) dan
untuk penyakit/kerusakan otot skeletal. Oleh karena itu, adanya CK-MB dalam serum, tanpa
adanya trauma/kerusakan otot yang lain, kemungkinan memberikan indikasi adanya
kerusakan nekrotik jantung sebagai konsekuensi infark miokardial. Pada umumnya, CK-MB
terdeteksi sekitar 5 jam setelah onset nyeri dada dan konsentrasi puncak tercapai 11-18 jam
setelah infark. Pemeriksaan CK-MB (Massa) dapat dilakukan pada individu dengan chest
pain atau gejala AMI tanpa adanya penyebab trauma muskular lain.
Manfaat Pemeriksaan:
Menunjang diagnosis acute myocardial infarct (AMI) dan penyakit/kerusakan otot skeletal.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel :2 - 8°C : 48 jam
-25 ± 6°C : 5 bulan.
Metode : ELFA
Nilai Rujukan : < 5,1 ng/mL

Cholinesterase (CHE)

Manfaat Pemeriksaan:
Pemeriksan CHE plasma bermanfaat untuk menidentifikasi paparan oleh karena organofosfat
atau insektisida karbamat. Pemeriksaan CHE juga dapat digunakan sebelum melakukan
anestesi dengan succinylcholine untuk menyingkirkan kelainan genetis defisiensi CHE. Hal
ini biasa dilakukan pada individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan efek anestesi
yang lama.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel : 6 jam pada 15 – 25°C
7 hari pada 2 – 8°C
6 bulan pada -20°C
Metode : Butyrylthiocholine/5-thio-2-nitrobenzoate
Nilai Rujukan : 4260 - 11250 U/L

C-peptide

Deskripsi:
Konsentrasi C-peptide proporsional terhadap produksi insulin endogen. Penentuan C-peptide
sangat penting dalam diagnosis dari kondisi hipoglisemia. Beberapa penggunaan lain adalah
dalam kondisi pankreatektomi dan pasien setelah transplantasi pankreas. Untuk pemeriksaan
ini, sebaiknya pasien puasa sebelum pengambilan spesimen.
Manfaat Pemeriksaan:
Kegunaan penentuan C-peptide :
 Diagnosis differensial dari hipoglisemia
 Membantu dalam klasifikasi DM : pasien T2DM biasanya memiliki konsentrasi C-
peptide dan insulin yang normal atau meningkat dan tidak memiliki autoantibody
terhadap sel beta. Pasien T1DM memiliki konsentrasi C-peptide yang rendah atau
tidak terdeteksi, dan hampir 85-90% pasien T1DM memiliki autoantibody terhadap
sel beta.
 Penentuan fungsi sel beta dalam kondisi DM : C-peptide berguna dalam evaluasi
fungsi sel beta residual pada individu diabetik yang tergantung insulin.
 Untuk memperkirakan survival transplan pankreas.
Evaluasi kelengkapan proses pankreatektomi : C-peptide seharusnya tidak terdeteksi setelah
pankreatektomi total.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel : 25ºC : 2 - 3 jam
-20ºC : 1 minggu
Persiapan Pasien : Puasa 8 – 10 jam
Metode : Immunochemiluminescent
Nilai Rujukan : 0,9 - 7,1 ng/mL

Creatine Kinase (CK)

Deskripsi:
Dalam tubuh terdapat 3 isoform CK : CK-MM; CK-MB dan CK-BB. Isoform CK-MB adalah
isoform yang paling banyak ditemukan di jantung. CK-MM dan CK-BB selain ditemukan di
jantung juga ditemukan di otot dan otak. Pemeriksaan CK mengacu pada total isoform
tersebut, sedangkan pemeriksaan CK-MB hanya memeriksa salah satu jenis isoform saja.
Kedua pemeriksaan tersebut bermanfaat dalam membantu menetapkan diagnosis AMI (Acute
Myocardial Infarct), terutama pada kasus terjadinya reinfark.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel :2 hari pada 15 – 25°C
7 hari pada 2 – 8°C
4 minggu pada (-15) – (-25)°C
Persiapan Pasien : Injeksi Inta Muskular pada pasien dengan penyakit jantung
akan memberikan hasil CK tinggi palsu
Metode : IFCC
Nilai Rujukan : < 712 U/L

Cystatin C

Deskripsi:
Pemeriksaan Cystatin C digunakan untuk mendapatkan nilai estimated Laju Filtrasi
Glomerulus (eLFG), yakni berapa banyak darah yang disaring oleh glomerulus. Nilai eLFG
akan mencerminkan fungsi ginjal. Ketika konsentrasi Cystatin C meningkat, berarti eLFG
turun dan fungsi penyaringan pada glomerulus menurun, begitu juga dengan fungsi ginjal.
Pemeriksaan Cystatin C membutuhkan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena
di lengan.
Manfaat Pemeriksaan:
Menyaring dan memantau disfungsi ginjal pada individu yang didiagnosis atau diduga
mengidap penyakit ginjal.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel :1 minggu pada 2 – 8°C
3 bulan pada -20°C, sampel segera dibekukan dalam
waktu 24 jam setelah pengambilan darah
Metode : Nephelometry
Nilai Rujukan : 0,50 - 0,96 mg/L

Fosfatase Alkali

Deskripsi:
 ALP yang bersirkulasi 80% berasal dari hati dan tulang, lainnya berasal dari usus,
ginjal dan plasenta
 Pada obstruksi bilier ALP meningkat sekitar 10 kali lipat, pada sirosis meningkat
kurang lebih 5 kali
 Pada kasus penyakit hepatobiliari, ALP dapat meningkat pada kondisi sumbatan
saluran empedu (batu, tumor, penyempitan saluran), pengaruh obat-obatan, primary
biliary cirrhosis, primary sclerosing cholangitis, metastase hati, hepatitis akibat
alkohol, sirosis.
 Pada kasus non hepatik, peningkatan ALP dapat terjadi pada penyakit tulang,
kehamilan, gangguan ginjal kronik, gagal jantung kongestif, keganasan
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel :Serum atau plasma
Stabilitas Sampel :7 hari pada 15 – 25°C
7 hari pada 2 – 8°C
2 bulan pada (-15) – (-25)°C
Metode : IFCC
Nilai Rujukan : 53 - 128 U/L

Fruktosamin

Deskripsi:
Fruktosamin merupakan produk yang dihasilkan dari reaksi antara glukosa dengan protein
albumin; sering disebut glycated albumin, glycated protein, ketoamin atau plasma protein.
Fruktosamin digunakan untuk menunjukkan protein yang telah terglikasi melalui reaksi non
enzimatik (biasanya albumin dan glukosa). Untuk pemeriksaan fruktosamin, pasien
disarankan untuk tidak mengkonsumsi vitamin C selama 24 jam sebelum pengambilan
spesimen.
Manfaat Pemeriksaan:
Pemeriksaan fruktosamin digunakan untuk memantau kontrol diabetik selama 2 - 3 minggu
(sesuai dengan usia albumin) dan bermanfaat pada kasus kehamilan pada diabetes pasien
dengan gangguan pada hemoglobin. Nilai fruktosamin umumnya berkorelasi baik dengan
HbA1c atau secara simultan saling melengkapi satu sama lain.
Gamma GT

Deskripsi:
Gamma Glutamyl Transferase (GGT) dapat ditemukan dalam berbagai jaringan tubuh, tapi
konsentrasinya tinggi dalam organ hati, saluran empedu, dan ginjal. Pemeriksaan konsentrasi
GGT yang dikeluarkan dari sistem empedu ke dalam aliran darah merupakan pemeriksaan
fungsi hati yang sensitif terutama pada deteksi kerusakan saluran empedu. Peningkatan
konsentrasi serum GGT mengindikasikan adanya kerusakan hati.
Manfaat Pemeriksaan:
Mendiagnosis obstructive jaundice, intrahepatic cholestatis, dan radang pankrea; dan
memantau cholestasis pada wanita hamil. Dikombinasikan dengan pemeriksaan: 1) CEA dan
ALP sebagai penanda metastase hepatik dari payudara dan kolon; 2) GPT dan GOT untuk
mendiagnosis penyakit hati yang lain dan membedakan alkoholik sembuh-berhenti minum
dan sembuh-masih melanjutkan kebiasaan minum; dan 3) MCV eritrosit untuk skrining
alkoholik.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel : 7 hari pada 15 – 25°C
7 hari pada 2 – 8°C
1 tahun pada (-15) – (-25)°C
Metode : IFCC
Nilai Rujukan : < 66 U/L

Glukosa
Manfaat Pemeriksaan:
Terbatas pada : Pasien koma hingga 5-10 menit kemudian juga untuk evaluasi diagnosis bayi
baru lahir yang positif gula reduksi.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel : Plasma:
8 jam pada suhu 15-25°C
3 hari pada suhu 2-8°C
Plasma Fluorida : 24 jam pada suhu 15-25°C

Persiapan Pasien : Puasa 8 - 12 jam.


Lama puasa pasien harap dicatat pada FPP (untuk cabang-cabang yang masih menggunakan
PRILI) atau kolom “comment” (untuk cabang-cabang yang telah menggunakan SISPro)

Metode : Heksokinase, GOD-PAP

Glukosa 2 Jam PP
Deskripsi:
Pemeriksaan ini ditujukan untuk diagnosis DM. Pengambilan spesimen dilakukan 2 jam
setelah pembebanan glukosa setara dengan 75 gram glukosa. Berdasarkan konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan DM 2006, berikut kriteria pengendalian DM berdasarkan level
glukosa darah 2 jam :
 Baik : 80-144 mg/dL
 Sedang : 145-179 mg/dL
 Buruk : ≥180 mg/dL
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel : Plasma:
8 jam pada suhu 15-25°C
3 hari pada suhu 2-8°C
Plasma Fluorida : 24 jam pada suhu 15-25°C
Persiapan Pasien : Puasa 2 jam setelah makan
Metode : Heksokinase, GOD-PAP
Nilai Rujukan : < 140 mg/dL

Glukosa Puasa

Deskripsi:
Pemeriksaan glukosa darah berguna untuk mengukur jumlah glukosa dalam darah saat
sampel diperiksa. Glukosa darah digunakan untuk mendeteksi hiperglikemik maupun
hipoglikemik untuk membantu menegakkan diagnosis diabetes dan memantau kadar glukosa
pada penyandang diabetes. Glukosa puasa diukur saat keadaan puasa (± 8-10 jam).
Berdasarkan konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM 2006, berikut kriteria pengendalian
DM berdasarkan level glukosa puasa : Baik (80-100 mg/dL), Sedang (100-125 mg/dL),
Buruk (≥126 mg/dL). Glukosa puasa juga dapat menegakkan kriteria prediabetes bila
memiliki kadar glukosa puasa 100-125 mg/dL (5,6-6,9 mmol/L).
Beberapa penyebab konsentrasi gula yang tinggi selain diabetes antara lain: spesimen tidak
puasa, infus intravena glukosa yang baru dilakukan, kondisi stress, cushing disease,
akromegali, pheochromocytoma, glukagonoma, penyakit hati yang parah, pankreatitis, dan
obat-obat tertentu seperti diuretik, glukortikoid, β-blocker, asam nikotinat, obat yang
mengandung estrogen, dll).
Manfaat Pemeriksaan:
Pemeriksaan glukosa puasa dapat digunakan untuk skrining, diagnosis DM. Penentuan
konsentrasi glukosa puasa juga dapat digunakan dalam diagnosis dan penanganan beberapa
gangguan metabolik tertentu seperti asidosis, ketosis, dehidrasi, dan koma.

Glukosa Sewaktu

Deskripsi:
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir. Diagnosis diabetes dapat ditegakkan bila terdapat
gejala klasik DM disertai glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL (11,1 mmol/L). Apabila
konsentrasi glukosa >400 mg/dL, kemungkinan adanya ketonemia perlu dipertimbangkan.
Manfaat Pemeriksaan:
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendiagnosis DM, memantau terapi dan mendukung dalam
kontrol DM. Pemeriksaan glukosa sewaktu juga bermanfaat dalam diagnosis dan penanganan
beberapa gangguan metabolik seperti asidosis, ketosis, dehidrasi dan koma.

Glutamate Dehydrogenase (GLDH)

Deskripsi:
 GLDH merupakan enzim spesifik hati yang berperan dalam oksidasi asam amino dan
produksi urea
 Peningkatan konsentrasi GLDH serum mengindikasikan kerusakan hati dan GLDH
berperan dlam diagnosis penyakit hati, terutama dalam kombinasi dengan
aminotransferase
 GLDH terdapat mitokondria, dengan demikian tidak ada yang dilepaskan pada
kondisi penyakit inflamasi seperti hepatitis virus
 GLDH dapat meningkat pada kerusakan hati akibat toksin atau kerusakan hati akibat
kekurangan oksigen
Manfaat Pemeriksaan:
GLDH penting untuk membedakan antara hepatitis akibat virus dengan nekrosis hati akut
akibat toksin atau gangguan pada hati akibat hipoksia, terutama pada kondisi kerusakan hati
dengan aminotransferase yang tinggi
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum
Stabilitas Sampel : 2 - 8°C
Metode : DGKC
Nilai Rujukan : < 9,8 U/L

Glycated Albumin

Deskripsi:
GA adalah albumun yang berikatan dengan glukosa, merupakan produk yang dihasilkan dari
reaksi glikasi antara gugus amindari protein albumin dengan gugus karboksil dari glukosa
Nilai GA menggambarkan kontrol glikemik 2-4 minggu sebelumnya,,,jumlah glicated
alnumin menurun jika glukosa darah rendah dan meningkat jika kadar glukosa meningkat
Manfaat Pemeriksaan:
 Konfirmasi keberhasilan terapi awal pada pengobatan DM
 Pada pengendalian glukosa darah yang ketat (DM tipe 1, hiperglikemi postprandial)
 Saat inisiasi terapi untuk menentukan regimen pengobatan dan dosis serta untuk
menilai efikasi pengobatan secara keseluruhan
 Jika terdapat gangguan yang mempengaruhi masa hidup eritrosit
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum
Stabilitas Sampel : 7 hari pada 2 - 10oC
Metode : Enzimatik Kolorimetri

Nilai ruukan : 11%-16%

GOT

Deskripsi:
Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (GOT) atau Aspartate Aminotransferase (AST)
merupakan suatu enzim yang banyak ditemukan dalam oragn jantung dan hati, serta sel otot
lainnya. Ketika organ hati atau sel otot mengalami luka, AST akan dikeluarkan ke dalam
aliran darah.
Manfaat Pemeriksaan:
Konsentrasi serum GOT yang meningkat dapat digunakan untuk mendeteksi keabnormalan
fungsi hati seperti pada kondisi hepatitis dan sirosis, serta alkoholik kronis; sementara
konsentrasi serum GOT akan menurun pada kondisi uremia dan defisiensi vitamin B6.
Pemeriksaan serum GPT dan GOT digunakan untuk skrining hepatitis A, B, dan C yang
harus dikonfirmasi lagi dengan pemeriksaan serologis hepatitis A,B, dan C.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel : 4 hari pada 15 - 25°C
7 hari pada 2 – 8°C
3 bulan pada (-15) - (-25)°C
Metode : IFCC, Modified IFCC
Nilai Rujukan : < 122 U/L

GPT

Deskripsi:
Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (GPT) atau Alanine Aminotransferase (ALT)
merupakan suatu enzim yang banyak ditemukan dalam organ hati. Selain itu, dalam jumlah
yang kecil juga ditemukan pada organ ginjal, jantung, dan sel otot. Pada kondisi normal,
konsentrasi serum ALT dalam darah rendah. Namun, ketika terjadi kerusakan pada organ
hati, ALT akan dilepaskan ke dalam aliran darah sebelum gejala kerusakan hati nampak
seperti jaundice (mata dan kulit berwarna kuning). ALT lebih spesifik dari AST dalam
mendeteksi adanya kerusakan hati. Jumlah sel hati yang mati tidak berkaitan dengan
peningkatan konsentrasi serum ALT sehingga pada kerusakan hati yang parah, konsentrasi
serum ALT bisa saja normal atau menurun.
Manfaat Pemeriksaan:
Konsentrasi serum GPT meningkat pada kondisi hepatitis B dan C kronik, steatosis dan
NASH, hepatik fibrosis, sirosis, autoimun hepatitis, hemochromatosis, Wilson disease,
defisiensi alpha-trypsin 1, serta penyalahgunaan alkohol dan obat. Pemeriksaan serum GPT
dan GOT digunakan untuk skrining hepatitis A, B, dan C yang harus dikonfirmasi lagi
dengan pemeriksaan serologis hepatitis A,B, dan C.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel : 3 hari pada 15 – 25°C
7 hari pada 2 – 8°C
7 hari pada -20°C
Metode : IFCC, Modified IFCC
Nilai Rujukan : < 31 U/L

HbA1C
Deskripsi:
Hemoglobin terglikasi (HbA1c) merupakan gugus heterogen yang terbentuk dari reaksi kimia
antara glukosa dan hemoglobin. HbA1c dapat menggambarkan konsentrasi glukosa darah
rata-rata selama periode 2-4 bulan. Kecepatan pembentukan HbA1c proporsional dengan
konsentrasi glukosa darah. Pemeriksaan HbA1c perlu dilakukan pada awal terdiagnosa DM,
kondisi DM tergantung insulin (minimal 3 kali setahun), dan kondisi DM tidak tergantung
insulin (4 kali setahun atau sesuai kebutuhan). Pemeriksaan ini juga sangat diperlukan dalam
upaya manajemen DM yang optimal untuk memperkecil risiko komplikasi diabetes.
Manfaat Pemeriksaan:
Menilai kualitas pengendalian kadar glukosa darah dalam waktu 2-4 bulan, menilai
efektivitas terapi, direkomendasikan (American Diabetes Association) untuk diagnosis DM
tipe-2 dan menilai resiko tinggi diabetes (prediabetes), serta digunakan untuk menghitung
rata-rata kadar glukosa darah (eAG).
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Whole Blood
Stabilitas Sampel : 1 hari pada suhu 15 - 30°C
7 hari pada suhu 2 - 8°C
Metode : Ion Exchange HPLC
Nilai Rujukan : mmol/mol

Homocysteine

Deskripsi:
Homosistein adalah asam amino (bagian terkecil dari protein) yang merupakan produk antara
dalam siklus metionin menjadi sistein. Proses perubahan bentuk homosistein menjadi sistein
melibatkan vitamin B6, sementara homosistein dapat diubah kembali menjadi metionin
dengan melibatkan vitamin B12 dan asam folat. Peningkatan konsentrasi homosistein dapat
mengakibatkan peradangan kronis pada pembuluh darah yang memicu terbentuknya plak
aterosklerosis hingga menyebabkan penyumbatan aliran darah vena.
Manfaat Pemeriksaan:
Mendeteksi adanya gangguan/kelainan genetik pada gen MTHFR (Methylenetetrahydrofolate
Reductase), defisiensi asam folat atau vitamin B6 dan vitamin B12, penyakit ginjal, dan
hipotiroidisme; menentukan risiko kardiovaskular (penyakit jantung koroner dan stroke) dan
pre-eklampsia pada kehamilan, serta perkembangan kondisi pikun/demensia dan penyakit
Alzheimer.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel : 2 - 8° C : 48 jam
< -20° C : >13 minggu
Persiapan Pasien : Pasien puasa 10 – 12 jam
Metode : Chemiluminescent
Nilai Rujukan : 5 - 15 µmol/L

Insulin

Deskripsi:
Insulin merupakan hormon yang diproduksi dan disimpan dalam sel-sel beta pankreas.
Insulin sangat penting untuk transportasi dan penyimpanan glukosa, yaitu sumber utama
eneregi tubuh. Insulin membantu mengangkut glukosa dari darah ke dalam sel, mengatur
kadar glukosa darah, dan berperan dalam metabolisme lipid. Pemeriksaan insulin mengukur
jumlah insulin dalam darah yang direkomendasikan oleh dokter bila seseorang memiliki
kadar glukosa darah yang rendah disertai gejala seperti berkeringat, jantung berdebar, pusing,
dan pingsan; ketika seseorang memiliki diabetes dan dokter ingin memantau produksi insulin;
terkadang ketika seseorang diduga memiliki resistensi insulin.

Manfaat Pemeriksaan:
Membantu evaluasi produksi insulin oleh sel beta di pankreas; membantu diagnosis tumor
penghasil insulin di sel-sel islet pankreas (insulinoma); membantu menentukan penyebab
glukosa darah rendah (hipoglikemia); membantu mengidentifikasi resistensi insulin, atau
membantu menentukan kapan pasien diabetes tipe 2 memerlukan terapi insulin.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
 2 - 8°C : 7 hari
Stabilitas Sampel :
 -20°C : 3 bulan
Puasa (tidak diperbolehkan makan dan minum, kecuali air
Persiapan Pasien :
putih) selama 8 jam sebelum pengambilan darah.
Metode : Immunochemiluminescent
Nilai Rujukan : 3,2 - 28,5 µIU/mL

Kreatinin

Deskripsi:
Kreatinin merupakan produk sampah dari pemecahan sel-sel otot selama beraktivitas. Ginjal
yang sehat akan membuang kreatinin dari sirkulasi melalui urine. Kerusakan ginjal akan
menyebabkan peningkatan kreatinin dalam darah. Namun peningkatan kreatinin dalam darah
belum tentu menunjukkan adanya kerusakan ginjal karena kreatinin tinggi dapat dipengaruhi
oleh massa otot, makanan, ras, jenis kelamin, usia dan obat-obatan yang mempengaruhi
sekresi kreatinin. Penggunaan kreatinin serum untuk deteksi dini penurunan fungsi ginjal
kurang tepat karena serum kreatinin baru menunjukkan abnormalitas setelah fungsi ginjal
turun lebih dari 50%. Pernefri (Perhimpunan Nefrologi Indonesia) menyarankan untuk setiap
pemeriksaan kreatinin serrum agar disertai hasil perhitungan perkiraan laju filtrasi glomerulus
(eLFG). Rumus eLFG ini menyertakan hasil pemeriksaan serum kreatinin dalam
perhitungannya. Rumus yang digunakan oleh Prodia adalah rumus MDRD yang sudah
disesuaikan dengan kreatinin yang tertelusur terhadap IDMS yaitu :
eLFG=175x(standardized Scr)-1.154x(age)-0.203x(0.742 if female)x(1.210 if African American).
Estimasi LFG berguna untuk mengetahui fungsi ginjal seseorang , apabila LFG ,60
mL/min/1.72 m2 menetap lebih dari 3 bulan maka seseorang dikataka mengalami penyakit
ginjal kronik. (Informasi detil tentang eLFG dapat dibaca pada buku kumpulan FAQ bab
FAQ e-LFG).
Manfaat Pemeriksaan:
Pemeriksaan ini untuk mengukur konsentrasi kreatinin dalam darah
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
 7 hari pada 15 - 25°C
Stabilitas Sampel :  7 hari pada 2 - 8°C
 3 bulan pada (-15) - (-25)°C
Tidak ada persiapan khusus, jika pasien mengkonsumsi
Persiapan Pasien : antibiotik, maka catat jenis antibiotik yang digunakan pada
patient note/internal note
Metode : Jaffe rate - blanko dengan kompensasi, Enzimatik
Kreatinin Klirens: < 1,20 mg/dL
Rasio Albumin/Kreatinin Urine Sewaktu: < 1,20 mg/dL
Rasio Amylase Pancreatik / Kreatinin Urine Sewaktu: <
Nilai Rujukan :
1,20 mg/dL
Kreatinin (Urine): < 1,20 mg/dL
Kreatinin (Urine 24 Jam): < 1,20 mg/dL
Kreatinin Klirens

Deskripsi:
Pemeriksaan kreatinin clearance lebih akurat menggambarkan fungsi ginjal dibandingkan
pemeriksaan serum kreatinin saja. Namun pemeriksaan ini memelukan sampel urine 24 jam,
sehingga tidak efektif, dimana pengumpulan sampel yang tidak akurat dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan.
Manfaat Pemeriksaan:
Pemeriksaan kreatinin clearance merupakan salah satu cara untuk mengetahui LFG untuk
mengevaluasi kemampuan penyaringan ginjal.

LDH

Manfaat Pemeriksaan:
LD ditemukan di seluruh sel tubuh dan ada dalam 5 bentuk molekul (isoenzim). Perubahan
isoenzim LD (LD1/LD2 flip) mengindikasikan adanya AMI, dan mencapai puncaknya
setelah CK dan CK-MB. Interval LD1 dan LD2 (anodal fraction) dikaitkan dengan jantung
dan RBC. Normalnya LD2 lebih besar dari LD1. Pada kerusakan miokardial seperti AMI,
dan juga pada keadaan anemia hemolitik dan megaloblastik akan terjadi flip atau inversi
LD1:LD2 (kadar LD1 menjadi lebih besar dari LD2).
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
 7 hari pada 15 - 25°C
Stabilitas Sampel :  4 hari pada 2 - 8°C
 6 minggu pada (-15) - (-25)°C
Metode : DGKC
Nilai Rujukan : < 1327 U/L

Lipase

Manfaat Pemeriksaan:
Pemeriksaan ini digunakan untuk diagnosis pankreatitis akut dan kronis. Sejak kadar amilase
menjadi normal, pemeriksaan serum lipase terutama pada individu beberapa hari setelah
onset.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
 15 – 25°C :7 hari
Stabilitas Sampel :  2 – 8°C : 7 hari
 -20°C : 1 tahun
Metode : Kolorimetri
Nilai Rujukan : 13 - 51 U/L
Kalium

Deskripsi:
Pemeriksaan yang berguna untuk mengetahui konsentrasi kalium (K) di dalam serum atau
plasma darah. Kalium merupakan suatu elektrolit dan mineral yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan air (sejumlah cairan di dalam maupun di luar sel tubuh) dan elektrolit di dalam
tubuh, serta berperan penting dalam fungsi kerja saraf dan otot. Keabnormalan K dalam
serum atau plasma darah dapat mengindikasikan adanya gangguan kesehatan tubuh. Biasanya
pemeriksaan ini dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan elektrolit darah yang lain seperti
natrium (Na), klorida (Cl), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg).
Manfaat Pemeriksaan:
Menilai keseimbangan elekrolit tubuh dan beberapa kondisi seperti hipertensi, penyakit
ginjal, aritmia jantung, kelemahan muskular & iritabilitasm, penyakit saluran cerna, penyakit
mental, dan leukimia; mendiagnosis dan memantau kelebihan mineral kortikoid.
Detail
Persyaratan & Jenis
: Serum atau plasma
Sampel
 1 minggu pada 15-25°C
Stabilitas Sampel :
 1 minggu pada 2-8°C
Hitung volume urin 24 jam dan catat pada internal note di (SISPRO),
Persiapan Pasien : jika pemeriksaan dirujuk maka cantumkan volume urin di patient note
SISPRO.
Metode : ISE
Nilai Rujukan : 3,5 - 5,1 mmol/L

Lp (a)

Deskripsi:
Lp(a) atau lipoprotein a merupakan pemeriksaan untuk mengetahui konsentrasi Lp(a) di
dalam darah. Lp(a) adalah suatu lipoprotein unik yang muncul sebagai faktor risiko
independent untuk perkembangan penyakit vaskular. Konsentrasi Lp(a) sangat bervariasi dan
di bawah kontrol genetik yang kuat , terutama oleh gen apo (a). Hasil pemeriksaan ini
sebaiknya diberikan bersama dengan informasi etnis, jenis kelamin, dan nilai referensi
masing-masing populasi.
Manfaat Pemeriksaan:
Tidak direkomendasikan sebagai uji skrining umum, melainkan diperuntukkan bagi pasien
dengan riwayat penyakit jantung koroner (PJK), stroke, atau peningkatan konsentrasi lipid.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum
Stabilitas Sampel :  2 – 10°C : < 2 minggu
 -20°C : > 2 minggu
Metode : Imunoturbidimetri
Nilai Rujukan : < 20 mg/dL

Magnesium

Deskripsi:
Defisiensi magnesium biasanya ditemukan pada :
 Asupan diet yang rendah (pada usia lanjut, malnutrisi, alcoholism)
 Gangguan pencernaan (misal: penyakit Crohn's)
 Uncontrolled diabetes
 Hipoparatiroidism
 Penggunaan diuretik jangka panjang
 Diare berkepanjangan
 Paska pembedahan
 Luka bakar berat
Peningkatan kadar magnesium jarang ditemui terkait sumber nutrisi akan tetapi biasanya
akibat masalah ekskresi atau suplementasi yang berlebihan, yang dapat dilihat pada keadaan :
gagal ginjal, hiperparatiroidisme, hipotiroidisme, dehidrasi, diabetic acidosis, Addison's
disease, penggunaan antasida yang mengandung magnesium atau laksatif.
Manfaat Pemeriksaan:
Pemeriksaan magnesium digunakan untuk mengukur kadar magnesium dalam darah. Kadar
magnesium dapat digunakan untuk monitoring pasien preeklampsia yang diterapi dengan
magnesium sulfat, meskipun dalam kebanyakan kasus pemantauan gejala klinis (tingkat
respiratori dan deep tendon reflexes) sudah cukup dan level magnesium darah tidak
diperlukan. Kadar level magnesium dapat mengindikasikan bahwa seseorang tidak
mengkonsumsi atau mengabsorbsi maupun mengekskresikan magnesium terlalu banyak.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
 15 – 25°C : 7 hari
Stabilitas Sampel :  2 – 8°C : 7 hari
 (-15) – (-25)°C : 1 tahun
Metode : Kolorimetri (xylidilblue reaction)
Nilai Rujukan : 1,7 - 2,5 mg/dL

Natrium (Na)

Deskripsi:
Pemeriksaan natrium (Na) berguna untuk mengetahui konsentrasi Na (elekrolit dan mineral)
di dalam darah. Natrium berfungsi untuk menjaga keseimbangan air (sejumlah cairan di
dalam maupun di luar sel tubuh) dan elektrolit di dalam tubuh, mengontrol tekanan darah,
serta berperan penting dalam fungsi kerja saraf dan otot. Konsentrasi Na banyak terdapat di
dalam darah dan cairan limfa. Keabnormalan Na dalam darah mengindikasikan adanya
gangguan kesehatan. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan
elektrolit darah yang lain seperti kalium (K), klorida (Cl), kalsium (Ca), dan magnesium
(Mg).
Manfaat Pemeriksaan:
Menilai keseimbangan elektrolit tubuh dan asam basa, dehidrasi, sindrom nefrotik, gagal
jantung kongestif, dan keadaan klinis lainnya.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
 2 minggu pada 15 - 25°C
Stabilitas Sampel :
 2 minggu pada 2 - 8°C
Untuk pemeriksaan elektrolit urin.
Hitung volume urin 24 jam dan catat pada internal note di
Persiapan Pasien :
(SISPRO), jika pemeriksaan dirujuk maka cantumkan
volume urin di patient note SISPRO.
Metode : ISE
Nilai Rujukan : 132 - 147 mmol/L
Total Protein

Manfaat Pemeriksaan:
Pemeriksaan protein total digunakan untuk mengevaluasi status nutrisi, edema
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
 1 bulan pada 2 - 8°C
Stabilitas Sampel :
 6 bulan pada (-15) - (-25)°C
Metode : Biuret
Protein Total (Urine Sewaktu): -
Protein Total (Urine 24 jam) : -
Nilai Rujukan :
Protein Total (cairan pleura): 3,4 - 5,0 g/dL
Protein Total (CSF): -

Trigliserida

Deskripsi:
Pemeriksaan trigliserida merupakan pemeriksaan darah yang mengukur konsentrasi
trigliserida di dalam darah. Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang ditemukan dalam
darah. Saat kita makan, tubuh mengubah kalori yang tidak digunakan dalam bentuk
trigliserida yang kemudian disimpan dalam sel lemak. Trigliserida dilepaskan untuk
menghasilkan energi saat tubuh membutuhkannya. Jika kalori yang dikonsumsi lebih banyak
dibanding kalori yang digunakan (misalnya untuk beraktivitas), maka konsentrasi trigliserida
akan meningkat. Peningkatan konsentrasi trigliserida dalam darah dapat meningkatkan risiko
penyakit jantung dan menjadi tanda adanya sindrom metabolik.
Manfaat Pemeriksaan:
Menentukan faktor risiko penyakit jantung koroner; mendeteksi sindrom metabolik;
memantau efektivitas terapi penurun lipid.
Detail
Persyaratan & Jenis
: Serum atau plasma
Sampel
 7 hari pada 2 – 8°C
Stabilitas Sampel :  3 bulan pada (-15) – (-25)°C
 1 tahun pada (-60) - (-80)°C
Puasa (tidak diperbolehkan makan dan minum, kecuali minum air
Persiapan Pasien : putih) selama 12 jam sebelum pengambilan darah.

Metode : GPO-PAP
Nilai Rujukan : < 150 mg/dL

Troponin I

Deskripsi:
Troponin I merupakan protein yang dilepaskan ke dalam darah ketika terjadi kerusakan pada
otot jantung, sehingga menjadi indikator infark miokard yang sangat sensitif dan spesifik.
Pemeriksaan Troponin I mendeteksi adanya Troponin I dalam darah untuk membantu
menentukan apakah seseorang mengalami serangan jantung. Pemeriksaan Troponin I segera
dilakukan selama beberapa jam ketika seseorang mengalami tanda dan gejala yang mungkin
disebabkan oleh serangan jantung, seperti rasa sakit di dada, bahu, leher, rahang, dan/atau
sesak nafas; ketika kondisi angina (sakit dada yang berhubungan dengan masalah jantung)
memburuk, terutama bila dengan istirahat tidak kunjung membaik. Pemeriksaan Troponin I
membutuhkan sampel berupa darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.
Manfaat Pemeriksaan:
Menentukan apakah seseorang mengalami serangan jantung atau cedera otot jantung;
menentukan apakah angina (sakit dada yang berhubungan dengan masalah jantung) seseorang
memburuk.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
Stabilitas Sampel :  2 - 8° C : 48 jam
 <= -60 ° C : 4 bulan
Persiapan Pasien : Tidak terdapat persiapan pemeriksaan yang dibutuhkan.
Metode : Immunochromatography

TTGO (Test Toleransi Glukosa Oral)


Deskripsi:
Test ini untuk memeriksa kemampuan tubuh untuk memproduksi glukosa, yaitu suatu bentuk
gula yang merupakan sumber utama energi. Test ini merupakan cara yang paling peka untuk
mengevaluasi kasus-kasus yang tidak tentu dari diabetes, yang merupakan suatu penyakit
yang menyebabkan kadar gula dalam darah tinggi.

Manfaat Pemeriksaan:

 Mengevaluasi metabolisme gula


 Menguatkan adanya penyakit diabetes
 Membantu mendiagnosa kadar gula darah rendah yang tidak normal (hypoglikemia) dan
sindrom malabsorbsi

Persyaratan dan Jenis Spesimen:


Mengkonsumsi makanan yang kaya karbohidrat selama 3 hari dan kemudian puasa selama
10-12 jam sebelum test, Serum dan urine

Stabilitas Spesimen:
8 jam pada suhu 15-25°C

urea N

Deskripsi:
Urea nitrogen merupakan produk akhir dari metabolisme protein yang terbentuk di hati,
kemudian oleh hati akan dilepaskan ke dalam darah dan di bawa ke ginjal, di mana ginjal
akan menyaring urea nitrogen dalam darah untuk dilepaskan ke dalam urin. Secara normal,
nitrogen urea akan tetap ada di dalam darah dengan jumlah yang kecil namun stabil.
Pemeriksaan Urea N mengukur jumlah urea nitrogen dalam darah, dan merupakan indikator
penting fungsi ginjal. Pemeriksaaan Urea N direkomendasikan dokter ketika seseorang
memiliki tanda dan gejala yang mungkin disebabkan penyakit ginjal atau memiliki kondisi
yang dapat menyebabkan atau diperburuk oleh disfungsi ginjal; secara berkala bagi pasien
yang sedang menjalani perawatan penyakit atau kerusakan ginjal. Pemeriksaan Urea N
membutuhkan sampel berupa darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.
Manfaat Pemeriksaan:
Mengevaluasi kesehatan ginjal seseorang; membantu diagnosis penyakit ginjal; memantau
efektivitas dialisis dan perawatan lainnya yang terkait dengan penyakit atau kerusakan ginjal.
Detail
Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma
 Stabilitas Sampel : 2 – 8°C : 7 hari
 15 – 25°C : 7 hari
 (-15) - (-25)°C : 1 tahun
Persiapan Pasien : Tidak terdapat persiapan pemeriksaan yang
dibutuhkan.
Hari Kerja :
Metode : Enzimatik UV test, Urease / GLDH
Nilai Rujukan : Urea N Urine: 4-19 mg/dL
Urea N (Urine 24 jam): -
Ureum: 4-19 mg/dL
Ureum (Urine 24 jam): -
Ureum (Urine): 4-19 mg/dL
Tempat Rujukan :
Catatan :

Anda mungkin juga menyukai