Kepada malam diantara bulan berawan hari ini Suatu hari mengajarkanku tentang kehilangan Tanyalah pada pepohonan rimbun di musim gugur, katamu Tidak ada yang lebih mengerti arti melepaskan daripadanya Rela kehilangan seluruh tunas, demi musim semi berikutnya Perhatikanlah kelopak bunga mangga yang berjatuhan, serumu Tidak ada yang lebih mengerti arti pengorbanan daripadanya Rela gugur sedikit demi sedikit, demi janji sepetik buah ranum diujungnya Tengoklah awan mendung yang terlihat sedih diatas sana, pintamu Tidak ada yang lebih mengerti arti ke-ikhlasan daripadanya Memang awalnya ia menangis membasahi bumi, deras sekali Tapi lengkung pelangi, sinar mentari dan senyum rerumputan mengiringi kepergian tangisnya Purnama memang tidak terlihat malam ini Tapi kau mengajarkanku tentang arti kehilangan Tak ubahnya tukang parkir di toko yang sering kita kunjungi Tak boleh merasa memiliki atau kehilangan Saat kendaraan yang terparkir diambil oleh si empunya Terimakasih atas pelajaran berharganya hari ini, Selamat jalan, Sosok tegap yang tak pernah lelah membacakan dongeng malam untukku, Ayah.