Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

Pertemuan IV: Tutorial 2


b. Study Task Problem Task
Jawab:
- Penyelesaian menurut Hukum Adat, daat di!elaskan terlebi" da"ulu
seba#ai berikut:
$elik Adat merupakan suatu perbuatan sepihak dari seseorang atau kumpulan
perseorangan, mengancam atau mengganggu persekutuan bersifat material
atau immaterial, terhadap orang seorang atau terhadap masyarakat sebagai
Kesatuan.
Terminologi hukum pidana adat, delik adat atau hukum adat pidana adalah
berasal dr Hukum Adat.
Sanksi dalam Hukum Adat Bali, yang lazim disebut pamidanda, mempunyai
makna yang khas dan landasan filosofis yang berbeda dengan filosofi sanksi
menurut sistem hukum lainny. Tujuannya menyeimbangkan keharmonisan
dunia gaib dan dunia lahir yaitu mengembalikan keseimbangan kosmis, agar
mendatangkan kedamaian antara sesama !arga masyarakat.
I Made Widnyana sumber tertulis Hukum "idana Adat di Bali#
$. %ana!a &harmasastra atau 'eda Smerti. (compendium Hukum Hindu)
*. Kitab +atur Agama yaitu Kitab Agama, Adi Agama, "ur!a Agama , Kutara
Agama.
-. A!ig . a!ing (desa adat, ban/ar) adalah aturan . aturan atau keinginan .
keinginan %asyarakat Hukum Adat setempat yang dibuat dan disahkan
melalui suatu musya!arah dan dituliskan diatas daun lontar atau kertas,
dengan pencantuman larangan . larangan yang tidak boleh dilakukan oleh
!arga masyarakat yang bersangkutan atau ke!a/iban . ke!a/iban yang harus
diikuti oleh masyarakat tersebut, yang apabila dilanggar mengakibatkan
dikenakannya sanksi oleh masyarakat melalui pimpinan adatnya.
0Hukum Pidana adat adalah Hukum yang hidup (the li1ing la!, diikuti dan ditaati
oleh masyarakat adat secara terus menerus, dari satu generasi ke generasi berikutnya2
1
Delik adat Pada Prinsipnya memiliki elemen elemen
$. "elanggaran terhadap norma - norma adat atau perasaan keadilan masyarakat.
*. "elanggaran tersebut akan menimbulkan kegoncangan keseimbangan hukum
masyarakat.
-. Terhadap pelanggaran itu maka hukum adat memberikan reaksi pemulihan
sehingga keseimbangan ter!u/ud.
%okika San##ra"a merupakan suatu hubungan cinta antara seorang pria
dengan seorang !anita yg sama . sama belum terikat perka!inan, dilan/utkan
dengan hubungan seksual atas dasar suka sama suka karena adanya /an/i dari
si pria untuk menga!ini !anita, namun setelah hamil si pria memungkiri dan
memutuskan hubungan tanpa alasan.
$alam roblem task bah!a pasangan muda mudi ini berasal dari satu desa
pekraman atau desa adat
3okika sanggraha, berdasarkan Pasal 359 Kitab Adigama#
04rang bersenggama, yang pria tidak berlan/ut sukanya, karena takut akan
dipersalahkan, makanya mencari daya upaya, /an/i si !anita disanggupi,
akhirnya sampai di pengadilan berbeda pengakuannya si !anita mengaku
disenggama, si pria seketika menyatakan malah dirinya yang diperkosa oleh si
!anita. Kalau demikian hrs diusut agar /elas, kalau benar si pria yang berbuat,
patut ia dihukum denda# *5.666,- itu yang disebut 3okika sanggaraha sesuai
bunyi sastra0.
Hasil 7umusan Seminar 0&elik Adat 3okika Sanggraha2 8akultas Hukum
9ni1ersitas 9dayana pada Tgl. $: 4ktober $:;<,
Secara umum pengertian delik Adat 3okika Sanggraha adalah Hubungan
"ercintaan antara pria dan !anita yang kedua . duanya sama - sama tidak
berstatus ka!in yang telah melakukan persetubuhan denagn /an/i ka!in, akan
tetapi /an/i tersebut tidak ditepati oleh satu pihak.
2

- Penyelesaian se&ara Hukum 'asional, terlebi" da"ulu diaarkan
en#akuan ter"ada "ukum idana adat ada (UHP, yaitu:
&elik adat, pada a!al eksistensinya tidak diakui dalam K9H". Tercantum
didalam "asal $ ayat $ K9H" yaitu 0 tiada suatu perbuatan yang dapat
dipidana kecuali atas kekuatan aturan yang telah ada sebelum perbuatan
dilakukan2.
Artinya, bah!a perbuatan yang menurut masyarakat sebagai perbuatan tercela,
tidak dapat disebut sebagai perbuatan pidana dan diancam pidana apabila tidak
diatur sebagai perbuatan pidana oleh undang - undang.
&alam hal ini Hukum "idana menganut asas 3egalitas (principle of legality).
Bahasa latinnya yaitu nullum delictum nulla poena sine praevia lega (tidak
ada delik, tidak ada pidana tanpa peraturan terlebih dahulu)
&elik adat 3okika Sanggraha merupakan delik formal karena unsur kehamilan
bukanlah merupakan unsur essensial untuk adanya &elik Adat ini dimana yang
penting adalah 9nsur 0janji2 tidak ditepati oleh si pria. Sedangkan munculnya
pelaku delik adat 3okika Sanggraha di pengadilan dikarenakan adanya
pengaduan dari pihak !anita dimana si pria mengingkari /an/inya. &engan
demikian delik adat ini merupakan delik aduan (Kracht elichten)
=ni sudah merupakan salah satu Fenomena sosial dalam masyarakat untuk
menyelesaikan &elik Adat 3okika Sanggraha ini dalam menuntut rasa
keadilan terhadap kepentingan pribadinya yang merasa dirugikan atau
diabaikan.
)a#aimana ter"ada keentin#an masyarakat dalam lin#kun#an $esa tersebut,
yan# merasa ba"wa lin#kun#an mereka ternoda akibat erbuatan muda mudi
tersebut yan# menyebabkan ketentraman dan keseimban#an ter#an##u yan#
menuntut adanya emuli"an ter"ada keadaan semula den#an memerlukan
reaksi * reaksi adat +
&elik Adat 3okika Sanggraha merupakan delik adat bersifat spesifik dan
hanya terdapat di Bali dan /uga dikenakan bagi mereka yang tunduk pada
3
hukum adat Bali, maka disini eksistensi &elik Adat 3okika Sanggraha tidak
nampak didalamnya.
)a#aimana utusan Hakim dalam roses erkara ini+
- "rinsip yang dianut oleh Hukum "idana bergeser dengan diundangkannya
9.9. >o.$? &rt? $:<$ tentang Tindakan . tindakan sementara untuk
"enyelenggara Kesatuan Susunan, Kekuasaan dan Acara "engadilan .
pengadilan Sipil.
- 9.9. =ni memberikan tempat bagi Hukum Adat di dalam sistem hukum pidana
nasional yaitu mengakui adanya delik adat sepan/ang tidak ada bandingannya
dalam Hukum "idana >asional.
- Kemudian seperti yang kita ketahui ilmu hukum tersebut dinamis, yaitu selalu
berkembang mengikuti pola kehidupan masyarakat
- &ari putusan . putusan "engadilan mengenai &elik Adat 3okika Sanggraha ini
Hakim di dalam memproses perkara ini menggunakan ketentuan . ketentuan
berdasarkan hukum yang berlaku, yaitu
Ketentuan "asal < ayat (-) sub b 9.9. >o. $? &rt? Tahun $:<$
9.9. >o. 5; tahun *66: tentang Kekuasan Kehakiman, dimana secara
@ksplisit maupun implisit ketentuan
Pasal 5 ayat (1 0Hakim dan Hakim konstitusi !a/ib menggali, mengikuti dan
memahami nilai . nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam
masyarakat2,
Pasal 1! ayat (1 0pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili,
dan memutus suatu perkara yang dia/ukan dengan dalih bah!a hukum tidak
ada atau kurang /elas, melainkan !a/ib untuk memeriksa dan mengadilinya
(Ius !uria "ovit), kemudian menurut ketentuan
Pasal 5! ayat (1 0"utusan pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar
putusan, /uga memuat pasal tertentu dari peraturan perundang . undangan
yang bersangkutan atau sumber hukum tidak tertulis yang di/adikan dasar
untuk mengadili.
4
=ni berarti telah ter/adi "erubahan terhadap asas legalitas, dari legalitas formal
men/adi legalitas material. Secara implisit eksistensi pemidanaan &elik Adat
3okika Sanggraha dalam "raktek "eradilan "engadilan >egeri &enpasar,
berorientasi pada "asal < ayat - sub b 9.9. >o.$? &rt? Tahun $:<$ /o. "asal
-<: Kitab Adigama dengan tanpa adanya pidana tambahan berupa ke!a/iban
Adat bagi pelakunya untuk mengembalikan keseimbangan kosmos yang telah
terganggu.

5

Anda mungkin juga menyukai