Anda di halaman 1dari 22

TUMBUH KEMBANG MANUSIA

A. Definisi pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan : Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah
perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Perubahan fisik
Peningkatan jumlah sel
Ukuran
Kuantitatif
Pola bervariasi
Perkembangan : Perkembangan (development) adalah bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan.
Kualitatif
Maturation
Sistematis, progresif dan berkesinambungan
Secara garis besar menurut Markum (1994) tumbuh kembang dibagi
menjadi 3, yaitu:
Tumbuh kembang fisis, Tumbuh kembang intelektual. Tumbuh
kembang emosional.
1. Tumbuh kembang fisis.
Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam ukkuran besar dan
fungsi organisme atau individu. Perubahan in bervariasi dari fungsi tingkat
malekuler yang sederhana seperti aktifasi enzim terhadap diferensi sel,
sampai kepada proses metabolisme yang kompleks dan perubahan bentuk
fisik di masa pubertas.
2. Tumbuh kembang intelektual.
Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi
dan kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan
simbolik,seperti bermain, berbicara, berhitung, atau membaca.
3. Tumbuh kembang emosional.
Proses tumbuh kembang emosional bergantung pada kemampuan bayi
untuk membentuk ikatan batin, kemampuan untuk bercinta kasih

B. Ciri-ciri tumbuh kembang
Tumbuh kembang yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa
mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu:
1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu sejak konsepsi sampai
maturitas atau dewasa, dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa
perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-
organ.
3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama.
4. Aktivitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
5. Diperoleh tanda-tanda baru

C. Prinsip-prinsip tumbuh kembang
Tumbuh kembang merupakan proses yang dinamis dan terus menerus.
Prinsip tumbuh kembang:
1. Tumbuh kembang terus menerus dan komplek
2. Tumbuh kembang merupakan proses yang teratur dan dapat diprediksi
3. Tumbuh kembang berbeda dan terintegrasi

Prinsip tumbuh kembang menurut Potter & Perry ( 2005 )
1. Perkembangan merupakan hal yang terartur dan mengikuti rangkaian
tertentu
2. Perkembangan adalah sesuatu yang terarah dan berlangsung terus
menerus, dalam pola sebagai berikut :
Cephalocaudal : pertumbuhan berlangsung terus dari kepala ke arah
bawah bagian tubuh
Proximodistal : perkembangan berlangsung terus dari daerah pusat
( proksimal ) tubuh kea rah luar tubuh ( distal )
Differentiation : ketika perkembangan berlangsung terus dari yang
mudah kearah yang lebih kompleks.
Perkembangan merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi ,
terjadi dengan pola yang konsisten dan kronologis.
hal yang unik (setiap individu cenderung mencapai potensi
maksimum perkembangannya)

D. Faktor Perkembangan
1. Faktor genetik
2. Faktor eksternal / lingkungan
Keluarga
Kelompok teman sebaya
Pengalaman hidup
Kesehatan
Lingkungan tempat tinggal



E. Tahap- tahap Tumbuh Kembang Manusia
1. Reproduksi
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya
dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk
menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa
fertilisasi.Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan
dengan cara generatif atau seksual.
Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia, kita harus mengetahui
terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yang
berlangsung di dalamnya.
ORGAN REPRODUKSI MANUSIA
a) PRIA
Dibedakan menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.
Organ reproduksi luar terdiri dari :
Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat
kelamin jantan dan betina untuk memindahkan semen ke dalam
organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput tipis yang
nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat.
Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan
pelindung testis serta mengatur suhu yang sesuai bagi
spermatozoa.
Organ reproduksi dalam terdiri dari :
Testis merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan
akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormone
testosterone. Dalam testis banyak terdapat saluran halus yang
disebut tubulus seminiferus.
Epididimis merupakan saluran panjang yang berkelok yang keluar
dari testis. Berfungsi untuk menyimpan sperma sementara dan
mematangkan sperma.
Vas deferens merupakan saluran panjang dan lurus yang
mengarah ke atas dan berujung di kelenjar prostat.
Berfungsi untuk mengangkut sperma menuju vesikul
Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dana
menghubungkan vesikula seminalis dengan urethra.
Urethra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi
dan terdapat di penis.
Kelenjar pada organ reproduksi pria
Vesikula seminalis merupakan tempat untuk menampung sperma
sehingga disebut dengan kantung semen, berjumlah sepasang.
Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi
bagi sperma dan bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan
suasana asam dalam saluran reproduksi wanita.
Kelenjar Prostat merupakan kelenjar yang terbesar dan
menghasilkan getah putih yang bersifat asam.
Kelenjar Cowpers/Cowpery/Bulbourethra merupakan kelenjar
yang menghasilkan getah berupa lender yang bersifat alkali.
Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran urethra.

b) WANITA
Dibedakana menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.
Organ reproduksi luar terdiri dari :
Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus
dengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan
saluran persalinan keluarnya bayi sehingga sering disebut dengan
liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara.
Vulva merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar dan
terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak
di bagian luas dan membatasi vulva.
Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di
bagian dalam dan membatasi vulva
Organ reproduksi dalam terdiri dari :
Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang
dan terletak di dalam rongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri
dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon
wanita seperti :
Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada
wanita, serta juga membantu dalam prosers pematangan sel ovum.
Progesterone yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan.
Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian
pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi
untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang dikeluarkan oleh
ovarium.
Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk
corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi
menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae.
Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum
yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum
menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.
Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi.
Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju
uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.
Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk
seperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi
sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah
simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu
janin.Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu :
a. Perimetrium yaitu lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai
pelindung uterus.
b. Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi
untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali
ke bentuk semula setiap bulannya.
c. Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel
darah merah. Bila tidak terjadi pembuahanmaka dinding
endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel
ovum matang.
Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya
menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim.
Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan
keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina.
Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai
pada vagina.
Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva. Sering
disebut dengan klentit.
GAMETOGENESIS
Merupakan peristiwa pembentukan sel gamet, baik gamet jantan/sel
spermatozoa (spermatogenesis) dan juga gamet betina/sel ovum.
a. Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sel spermatozoa.
Dibentuk di dalam tubula seminiferus. Dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma
secara langsung. Serta merangsang sel sertoli untuk meghasilkan ABP (Androgen
Binding Protein) untuk memacu spermatogonium untuk melakukan
spermatogenesis.
2. Hormon LH yang berfungsi merangsang sel Leydig untuk memperoleh
sekresi testosterone (yaitu suatu hormone sex yang penting untuk perkembangan
sperma).
a. Berlangsung selama 74 hari sampai terbentuknya sperma yang
fungsional. Sperma ini dapat dihasilkan sepanjang usia. Sehingga tidak ada
batasan waktu, kecuali bila terjadi suatu kelainan yang menghambat penghasilan
sperma pada pria
b. Oogenesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan sel ovum.
Proses oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel
folikel sekitar sel ovum.
2. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
3. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses
pematangan sel ovum).
4. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan
LH
Selama 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium. Sel telur ini telah
matang (mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang wanita hanya
dapat menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause yaitu
berhentinya seorang wanita untuk menghasilkan sel ovum yang matang Karena
sudah tidak dihasilkannya hormon, sehingga berhentinya siklus menstruasi sekitar
usia 45-50 tahun. Setelah ovulasi maka sel ovum akan mengalami 2
kemungkinan yaitu :
a. Tidak terjadi fertilisasi maka sel ovum akan mengalami MENSTRUASI
yaitu luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding
endometrium yang robek. Terjadi secara periodic/sikus. Mempunyai kisaran
waktu tiap siklus sekitar 28-35 hari setiap bulannya.
Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu :
1) Fase Menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak
dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan
juga karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan progresteron sehingga
kandungan hormon dalam darah menjadi tidaka ada.
2) Fase Proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormon
progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan
merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen
diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak
dan menghasilkan hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari
hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki
dinding endometrium yang robek.
3) Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu
matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang
akan meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus
luteum. Corpus luteum erfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang
berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh
darah.
4) Fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang
mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi
untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis
aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka
penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan
endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi.
b. Terjadi FERTILISASI yaitu peleburan antara sel sperma dengan sel
ovum yang telah matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan
menempel/implantasi pada dinding uterus dan tumbuh berkembang menjadi
embrio dan janin. Keadaan demikian disebut dengan masa
kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus setelah berusia 40
minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut dengan kelahiran. Tahapan
waktu dalam fertilisasi :
1) Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis
menjadi 2 sel, 4, 8, 16 sel.
2) Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula.
Morula akan berkembang menjadi blastula. Rongga blastosoel berisi cairan dari
tuba fallopi dan membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner
cell mass. Blastosit dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang
berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-
ari. Blastosit akan bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari.
3) Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada
dinding uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone
Chorionik gonadotrophin). Hormon ini melindungi kehamilan dengan
menstimulasi produksi hormone progesteron dan estrogen sehingga mencegah
menstruasi.
4) Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada
dinding uterus.
5) Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus
berkembang dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan
dinding embrio inilah yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh.
Organ tubuh akan berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia
kandungan.
Tahap Perkembangan Embrio
1) Usia 4 minggu
Sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.
2) Usia 8 minggu
Sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak tangan, jari
tangan, hidung, dan kaki.
3) Usia 10 minggu
Panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi. Ukuran
kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan
4) Usia 16 minggu
Panjang janin telah mencapai 40 cm dan memiliki organ yang lengkap
5) Usia 40 minggu
Janin sudah siap untuk dilahirkan
Hormon yang berperanan dalam kehamilan
a. Progesteron dan estrogen, merupakan hormon yang berperanan dalam
masa kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan. Setelah itu fungsinya diambil
alih oleh plasenta. Hormone estrogen makin banyak dihasilkan seiring dengan
bertambahnya usia kandungan karena fungsinya yang merangsang kontraksi
uterus. Sedangkan hormon progesterone semakin sedikit karena fungsinya yang
menghambat kontraksi uterus.
b. Prolaktin merupakan hormon yang disekresikan oleh plasenta dan
berfungsi untuk memacu glandula mamae untuk memproduksi air susu. Serta
untuk mengatur metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus) tetap mendapatkan
nutrisi.
c. HCG (hormone chorionic gonadotrophin) merupakan hormone untuk
mendeteksi adanya kehamilan. Bekerja padahari ke-8 hingga minggu ke-8 pada
masa kehamilan. Hormon ini ditemukan pada urine wania pada uji kehamilan.
d. Hormon oksitosin merupakan hormone yang berperan dalam kontraksi
uterus menjelang persalinan.
Hormon yang berperanan dalam kelahiran/persalinan
a. Relaksin merupakan hormon yang mempengaruhi peregangan otot
simfisis pubis.
b. Estrogen merupakan hormon yang mempengaruhi hormon progesteron
yang menghambat kontraksi uterus.
c. Oksitosin merupakan hormon yang mempengaruhi kontraksi dinding
uterus.
I I . Neonatus (lahir 28 hari)
Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk
dikembangkan sesuai keinginan.

I I I . Bayi (1 bulan 1 tahun\
Bayi usia 1-3 bulan :
mengangkat kepala
mengikuti obyek dengan mata
melihat dengan tersenyum
bereaksi terhadap suara atau bunyi
mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
menahan barang yang dipegangnya
mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

I V. Todler (1-3 tahun)
peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motorik
Anak usia 12-18 bulan :
mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
menyusun 2 atau 3 kotak
dapat mengatakan 5-10 kata
memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
V. Pre sekolah (3-6 tahun)
Dunia pre sekolah berkembang. Selama bermain, anak mencoba pengalaman
baru dan peran sosial. Pertumbuhan fisik lebih lambat.
Anak usia 3-4 tahun:
berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
a. berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
b. berjalan pada jari kaki
c. belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
d. menggambar garis silang
e. menggambar orang (hanya kepala dan badan)
f. mengenal 2 atau 3 warna
g. bicara dengan baik
h. bertanya bagaimana anak dilahirkan
i. mendengarkan cerita-cerita
j. bermain dengan anak lain
Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
dapat melaksanak Anak usia 4-5 tahun :
a. mampu melompat dan menari
b. menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan
c. dapat menghitung jari-jarinya
d. mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
e. minat kepada kata baru dan artinya
f. memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya
g. membedakan besar dan kecil
h. menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.
i. dan tugas-tugas sederhana.

VI . Usia sekolah (6-12 tahun)
Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik,
kognitif dan sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.
Anak usia 6-7 tahun :
membaca seperti mesin
mengulangi tiga angka mengurut ke belakang
membaca waktu untuk seperempat jam
anak wanita bermain dengan wanita
anak laki-laki bermain dengan laki-laki
cemas terhadap kegagalan
kadang malu atau sedih
peningkatan minat pada bidang spiritual

VI I . Remaja (12-18/20 tahu
a. Konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi
b. Mencoba nilai-nilai yang berlaku
c. Pertambahan maksimum pada tinggi,berat badan
d. Stres meningkat terutama saat terjadi konflik
e. Anak wanita mulai mendapat haid, tampak lebih gemuk
f. Berbicara lama di telepon, suasana hati berubah-ubah (emosi labil),
kesukaan seksual mulai terlihat
g. menyesuaikan diri dengan standar kelompok
h. anak laki-laki lebih menyukai olahraga, anak wanita suka bicara tentang
pakaian, make-up
i. hubungan anak-orang tua mencapai titik terendah, mulai melepaskan diri
dari orang tua
j. takut ditolak oleh teman sebaya
k. Pada akhir masa remaja : mencapai maturitas fisik, mengejar karir,
identitas seksual terbentuk, lebih nyaman dengan diri sendiri, kelompok
sebaya kurang begitu penting, emosi lebih terkontrol, membentuk
hubungan yang menetap.
Implikasi keperawatan: bantu remaja untuk mengembangkan kemampuan
koping atau strategi mengatasi konflik.

VI I I . Dewasa muda (20-40 tahun)
Gaya hidup personal berkembang.
Membina hubungan dengan orang lain
ada komitmen dan kompetensi
membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan peran sebagai orang tua
Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan berpikir
rasional meningkat
pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan dalam
pekerjaan meningkat
I X. Dewasa menengah (40-65 tahun)
Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti
anak meninggalkan rumah
anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan rumah
dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan
pada muka, dan lain-lain
waktu untuk bersama lebih banyak
Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks dengan cara menikah
lagi (dangerous age).

X. Dewasa tua
a. Young-old (tua-muda), 65-74 tahun : beradaptasi dengan masa pensiun
(penurunan penghasilan), beradaptasi dengan perubahan fisik, dapat berkembang
penyakit kronik.
b. Middle-old (tua-menengah), 75-84 tahun : diperlukan adaptasi terhadap
penurunan kecepatan dalam pergerakan, kemampuan sensori dan peningkatan
ketergantungan terhadap orang lain.
c. Old-old (tua-tua), 85 tahun keatas : terjadi peningkatan gangguan
kesehatan fisik.

F. Teori teori Tumbuh Kembang Manusia
Development task theory (Robert Havighurst) --- 6 stages
1. I nfancy & Early Childhood (masa bayi dan kanak-kanak awal)
a. Belajar berjalan, mengambil makanan padat
b. Belajar bicara
c. Belajar mengontrol eliminasi (urin & fekal)
d. Belajar tentang perbedaan jenis kelamin
e. Membentuk konsep-konsep sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik
f. Belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah,
mengembangkan hati
nurani
g. Belajar mengadakan hubungan emosi

2. Middle childhood (masa sekolah)
a. Membangun perilaku yang sehat
b. Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan
yang luar biasa
c. Belajar bergaul dengan teman sebaya
d. Belajar peran sosial terkait dengan maskulinitas dan feminitas
e. Mengembangkan ketrampilan dasar seperti membaca, menulis dan
berhitung
f. Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari
g. Membangun moralitas, hati nurani dan nilai-nilai
h. Pencapaian kemandirian
i. Membangun perilaku dalam kelompok sosial maupun institusi (sekolah)

3. Adolescence (remaja )
a. Membina hubungan baru yang lebih dewasa dengan teman sebaya baik
laki maupun perempuan
b. Pencapaian peran sosial maskulinitas atau feminitas
c. Pencapaian kemandirian emosi dari orang tua, orang lain
d. Pencapaian kemandirian dalam mengatur keuangan
e. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif
f. Memilih dan mempersiapkan pekerjaan
g. Mempersiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga
h. Membangun ketrampilan dan konsep-konsep intelektual yang perlu bagi
warga negara
i. Pencapaian tanggungjawab sosial
j. Memperolah nilai-nilai dan system etik sebagai penuntun dalam
berperilaku

4. Early Adulthood (dewasa muda)
a. Memilih pasangan
b. Belajar hidup bersama orang lain sebagai pasangan
c. Mulai berkeluarga
d. Membesarkan anak
e. Mengatur rumah tangga
f. Mulai bekerja
g. Mendapat tanggungjawab sebagai warga negara
h. Menemukan kelompok sosial yang cocok

5. Middle-age (dewasa lanjut)
a. Mendapat tanggungjawab sosial dan sebagai warga negara
b. Membangun dan mempertahankan standard ekonomi keluarga
c. Membimbing anak dan remaja untuk menjadi dewasa yang
bertanggungjawab dan menyenangkan
d. Mengembangkan kegiatan-kegiatan di waktu luang
e. Membina hubungan dengan pasangannya sebagai individu
f. Mengalami dan menyesuaikan diri dengan beberapa perubahan fisik
g. Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah
tua

6. Later maturity (usia lanjut)
a. Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
b. Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan penghasilan yang
semakin berkurang
c. Menyesuaikan diri dengan keadaan kehilangan pasangan (suami/istri)
d. Membina hubungan dengan teman sesama usia lanjut
e. Melakukan pertemuan-pertemuan sosial
f. Membangun kepuasan kehidupan
g. Kesiapan menghadapi kematian
2. Teori perkembangan Psikososial (Erik H Erickson )
1. Trust vs mistrust -- bayi (lahir 12 bulan)
a. Indikator positif : belajar percaya pada orang lain
b. Indikator negatif : tidak percaya, menarik diri dari lingkungan
masyarakat, pengasingan.
c. Pemenuhan kepuasan untuk makan dan mengisap, rasa hangat
dan nyaman, cinta dan rasa aman menghasilkan kepercayaan.
d. Pada saat kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekuat bayi
menjadi curiga, penuh rasa takut, dan tidak percaya. Hal ini
ditandai dengan perilaku makan, tidur dan eliminasi yang
buruk.
2. Otonomi vs ragu-ragu dan malu (autonomy vs shame & doubt) -- todler
(1-3 tahun)
a. Indikator positif : kontrol diri tanpa kehilangan harga diri
b. Indikator negatif : terpaksa membatasi diri atau terpaksa mengalah
c. Anak mulai mengembangkan kemandirian membuka dan memakai
baju, berjalan, mengambil, makan sendiri, dan ke toilet. Mulai
terbentuk kontrol diri.
d. Jika kemandirian todler tidak didukung oleh orang tua, mungkin
anak memiliki kepribadian yang ragu-ragu
e. jika anak dibuat merasa buruk pada saat melakukan kegagalan,
anak akan menjadi pemalu.
3. Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) -- pra sekolah ( 3-6
tahun)
Indikator positif : mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan
mempengaruhi lingkungan. Mulai mengevaluasi kebiasaan
(perilaku) diri sendiri.
Indikator negatif : kurang percaya diri, pesimis, takut salah.
Pembatasan dan kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadi
Inisiatif, mencoba hal-hal baru, perilaku kuat, imajinatif dan
intrusif, perkembangan perasaan bersalah dan identifikasi dengan
orang tua yang berjenis kelamin sama.
Pembatasan
Rasa bersalah mungkin muncul pada saat melakukan aktivitas yang
berlawanan dengan orang tua.
Anak perlu belajar untuk memulai aktivitas tanpa merusak hak-hak
orang lain.
4. Industri vs inferior (industry vs inferiority) -- usia sekolah (6-12 tahun)
a. Indikator positif : mulai kreatif, berkembang, manipulasi.
Membangun rasa bersaing dan ketekunan.
b. Indikator negatif : hilang harapan, merasa cukup, menarik diri dari
sekolah dan teman sebaya.
c. Anak mendapatkan pengenalan melalui demonstrasi ketrampilan
dan produksi benda-benda serta mengembangkan harga diri melalui
pencapaian
d. Anak dipengaruhi oleh guru dan sekolah.
5. Identitas vs bingung peran (identity vs role confusion) -- remaja (12 -
18 tahun)
a. Indikator positif : menghubungkan sesuatu dengan perasaan diri,
merencanakan aktualisasi diri
b. Indikator negatif : kebingungan, ragu-ragu, dan tidak mampu
menemukan identitas diri
c. Teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku.
d. kebingungan peran, yang sering muncul dari perasaan tidak
adekuat, isolasi dan keragu-raguan.
6. Intimasi vs isolasi (intimacy vs isolation) dewasa muda (18-25 sampai
45 tahun)
a. indikator positif : berhubungan intim dengan orang lain.
Mempunyai komitmen dalam bekerja dan berhubungan dengan
orang lain.
b. Indikator negatif : menghindari suatu hubungan, komitmen gaya
hidup atau karir
c. Individu mengembangkan kedekatan dan berbagi hubungan dengan
orang lain, yang mungkin termasuk pasangan seksual.
d. Seseorang tidak bersedia atau tidak mampu berbagi mengenai diri
sendiri, akan merasa sendiri.
7. Generativitas vs stagnasi atau absorpsi diri dewasa tengah (45 65
tahun)
a. indikator positif : kreatifitas, produktivitas dan perhatian dengan
orang lain
b. indikator negatif : perhatian terhadap diri sendiri, kurang merasa
nyaman
c. mengekspresikan kepedulian pada dunia di masa yang akan datang
d. Perenungan diri sendiri mengarah pada stagnasi kehidupan.
8. Integritas ego vs putus asa -- dewasa akhir (65 tahun keatas)
a. indikator positif : penerimaan kehidupan pribadi sebagai sesuatu
yang berharga dan unik. Siap menerima kematian
b. indikator negatif : perasaan kehilangan, jijik terhadap orang lain.
c. Masa lansia dapat melihat ke belakang dengan rasa puas dan
penerimaan hidup dan kematian
d. Resolusi (pencapaian) yang tidak berhasil dalam krisis ini bisa
menghasilkan perasaan putus asa karena individu melihat
kehidupan sebagai bagian dari ketidakberuntungan, kekecewaan
dan kegagalan.

3. Teori perkembangan Kognitif Piaget (1952)
a. fase sensorimotor (lahir 2 tahun)
1. tahap 1 : Penggunaan aktivitas refleks (lahir 1 bulan)
2. tahap 2 : reaksi sirkular primer (1-4 bulan)
3. tahap 3 : reaksi sirkular sekunder (4-8 bulan)
4. tahap 4 : koordinasi dari skema sekunder (8-12 bulan)
5. tahap 5 : reaksi sirkular tersier (12-18 bulan)
6. tahap 6 : intervensi dari arti baru (18-24 bulan)
b. fase preoperasional (2-7 tahun)
1. simbol seperti kata untuk mewakili manusia, benda dan tempat.
2. kemampuan berfokus hanya pada satu aspek pada satu waktu, dan
pemikiran sering terlihat tidak logis
3. mobil menabrak anjing karena anak laki-laki marah pada anjing
tersebut
Tahap pre konseptual (2-4 tahun)
Sangat egosentris, saya, Perkembangan bahasa, kata-kata
dengan objek
Tahap intuituf (4-7 tahun)
Egosentris anak mulai berkurang, Klasifikasi sesuatu dengan
satu atribut biasanya warna atau bentuk
c. fase konkret operasional (7-11 tahun)
memecahkan masalah konkret
mulai mengerti tentang suatu hubungan misalnya ukuran,
mengerti kanan dan kiri
Anak dapat membuat alasan mengenai apa itu, tapi tidak dapat
membuat hipotesa mengenai apa kemungkinannya dan dengan
demikian tidak dapat berpikir mengenai masalah ke depan
d. fase formal operasional (11-15 tahun)
pemikiran rasional, bersifat keakanan
kemampuan untuk berperilaku yang abstrak, dan muncul
pemikiran ilmiah
menyadari masalah moral dan politik dari berbagai pandangan
yang ada

G. Aplikasi Konsep Tumbuh Kembang dalam Keperawatan
1. Teori perkembangan hanya menjelaskan satu aspek --- perawat perlu
mengaplikasikan beberapa teori perkembangan untuk memahami tumbuh
kembang klien saat melakukan pengkajian maupun implementasi tindakan
keperawatan.
2. Tiap-tiap individu berbeda dan tidak mudah untuk disamakan antara
individu yang satu dengan yang lain terhadap tugas-tugas
perkembangannya.
3 Teori-teori tumbuh kembang bermanfaat untuk pengkajian, mengetahui
tingkatan perilaku klien, dan memberikan intervensi keperawatan.
4. Konsep pertumbuhan dan perkembangan manusia ini dapat dijadikan
sebagai dasar dalam mempelajari konsep tumbuh kembang pada berbagai
usia

Anda mungkin juga menyukai