Anda di halaman 1dari 18

TRAUMA URETRA

CLINICAL SCIENCE SESSION (CSS)


OLEH
Muhala Mirza
Ibnu Siena Samdhani
Nidia Fifi Friandani
PRECEPTOR
dr. MARS Dwi Tjahyo, Sp. U
SMF ILMU EDAH
RUMAH SA!IT ADOEL MULU!
ANDAR LAMPUN"
#$%%
$
TRAUMA URETRA
PENDAHULUAN
Uretra adalah saluran yang dimulai dari orifisium uretra interna dibagian buli-buli
sampai orifisium uretra eksterna glands penis, dengan panjang yang bervariasi
!alam keadaan normal lumen uretra laki-laki ",# mm dan $anita % mm &anjang
uretra $anita kurang lebih '-( )m, sedangkan uretra pria de$asa kurang lebih #'-
#( )m &erbedaan panjang inilah yang menyebabkan keluhan keluhan pengeluaran
urine lebih sering terjadi pada pria
Se)ara anatomis uretra pria dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian anterior dan
bagian posterior
Uretra bagian anterior
Uretra anterior dibagi menjadi meatus uretra, pendulare uretra dan bulbus
uretraUretra anterior memiliki panjang *+-#( )m ,%-*- in)hi. Saluran ini dimulai
dari meatus uretra, pendulans uretra dan bulbus uretra Uretra anterior ini berupa
tabung yang lurus, terletak bebas diluar tubuh, sehingga kalau memerlukan
operasi atau reparasi relatif mudah
Uretra bagian posterior
Uretra posterior memiliki panjang '-/ )m ,*-# in)hi. Uretra posterior dibagi
menjadi uretra pars prostatika dan uretra pars membranaseaUretra yang
dikelilingi kelenjar prostat dinamakan uretra prostatika 0agian selanjutnya adalah
uretra membranasea, yang memiliki panjang terpendek dari semua bagian uretra,
sukar untuk dilatasi dan pada bagian ini terdapat otot yang membentuk sfingter
Sfingter ini bersifat volunter sehingga kita dapat menahan kemih dan berhenti
pada $aktu berkemih Uretra membrana)ea terdapat diba$ah dan dibelakang
simpisis pubis, sehingga trauma pada simpisis pubis dapat men)ederai uretra
membranasea
%
!i bagian posterior lumen uretra prostatika, terdapat suatu tonjolan
verumontatum, dan di sebelah proksimal dan distal dari verumontatum terdapat
krista uretralis !i bagian akhir dari vas deferens yaitu kedua duktus ejakulotarius
terdapat di pinggir kiri dan kanan verumontatum, sedangkan sekresi kelenjar
prostat bermuara di dalam duktus prostatikus yang tersebat di uretra prostatika
Uretra diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada perbatasan
buli-buli dan uretra, serta sfingter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan
uretra anterior dan posterior Sfingter uretra interna terdiri atas otot polos yang
dipersarafi oleh sistem saraf simpatik, sehingga pada saat buli-buli penuh sfingter
ini terbuka Sfingter uretra eksterna terdiri atas otot bergaris dipersarafi oleh sistm
somatik yang dapat diperintah sesuai dengan keinginan seseorang &ada saat
ken)ing sfingter ini terbuka dan tetap tertutup pada saat menahan ken)ing
#
1ambar * 2 &embagian Uretra &ria3 0 Uretra &rostatika
&ada pria, uretra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh korpus
spongiosum penis !i dalam lumen uretra anterior terdapat beberapa muara
kelenjar yang berfungsi dalam proses reproduksi, yaltu kelenjar Cowperi berada
di dalam diafragma urogenitalis dan bermuara di uretra pars bulbosa, serta
kelenjar Littre yaitu kelenjar parauretralis yang bermuara di uretra pars
pendularis
&anjang uretra $anita kurang lebih 4 )m dengan diameter + mm 0erada di ba$ah
simfisis pubis dan bermuara di sebelah anterior vagina !i dalam uretra bermuara
kelenjar periuretra, antarnya adalah kelenjar Skene 5urang lebih sepertiga medial
uretra, terdapat sfingter uretra eksterna yang terdiri atas otot bergaris 6onus otot
sfingter uretra ekstema dan tonus
7evator ani berfungsi mempertahankan agar urine tetap berada di dalam buli-buli
pada perasaan ingin miksi Miksi terjadi jika tekanan intravesika melebihi tekanan
intrauretra akibat kontraksi otot detrusor, dan relaksasi sfingter uretra eksterna
&
Se)ara klinis trauma uretra dibedakan menjadi trauma uretra anterior dan trauma
uretra posterior, hal ini karena keduanya menunjukkan perbedaan dalam hal
etiologi trauma, tanda klinis, pengelolaan, serta prognosisnya
ETIOLO"I
* 8perasi rekonstruksi dari kelainan kongenital seperti hipospadia, epispadia
# 6rauma, misalnya fraktur tulang pelvis yang mengenai uretra pars
membranasea3 trauma tumpul pada selangkangan ,straddle injuries. yang
mengenai uretra pars bulbosa, dapat terjadi pada anak yang naik sepeda dan
kakinya terpeleset dari pedal sepeda sehingga jatuh dengan uretra pada
bingkai sepeda pria3 trauma langsung pada penis3 instrumentasi transuretra
yang kurang hati-hati ,iatrogenik. seperti pemasangan kateter yang kasar,
fiksasi kateter yang salah
' &ost operasi, beberapa operasi pada saluran kemih dapat menimbulkan
striktur uretra, seperti operasi prostat, operasi dengan alat endoskopi
"AMARAN !LINIS TRAUMA URETRA
5e)urigaan adanya trauma uretra adalah jika didapatkan perdarahan per-uretram
yaitu terdapat darah yang keluar dan meatus uretra ekstemum setelah mengalami
trauma &erdarahan per-uretram ini harus dibedakan dengan hematuria yaitu urine
ber)ampur darah &ada trauma uretra yang berat, seringkali pasien mengalami
retensi urine &ada keadaan ini tidak diperbolehkan melakukan pemasangan
kateter, karena tindakan pemasangan kateter dapat menyebabkan kerusakan uretra
yang lebih parah !iagnosis ditegakkan melalui foto uretrografi dengan
memasukkan kontras melalui uretra, guna mengetahui adanya ruptura uretra
'
DIA"NOSIS TRAUMA URETRA
ANAMNESIS RI(A)AT
Men)oba untuk memperoleh ri$ayat rin)i trauma dari pasien atau dari saksi mata
9ilangnya kesadaran adalah pertanda kuat adanya trauma paksa dan kemungkinan
adanya )edera kepala &ada kasus dimana pasien jatuh, tinggi tempat korban
terjatuh dan permukaan tempat pasien terjatuh serta posisi pasien saat terjatuh
adalah hal yang penting &ada ke)elakaan kendaraan bermotor, ke)epatan
kendaraan, lokasi korban di dalam kendaraan, dan penggunaan sabuk pengaman
adalah hal yang penting
PEMERI!SAAN FISI!
!ilakukan selama evaluasi trauma se)ara menyeluruh 1angguan hemodinamik
membutuhkan resusitasi yang agresif dan eksplorasi bedah emergensi pada
banyak kasus 6emuan fisik adanya nyeri, ekimosis, atau trauma tusuk di daerah
panggul, regio suprapubis, pelvis, atau genitalia eksterna dengan kuat
menunjukkan adanya )edera urologis yang mendasarinya Instabilitas tulang
pelvis mengindikasikan adanya fraktur pelvis dan harus di$aspadai kemungkinan
adanya )edera kandung kemih atau uretra Sama halnya seperti di atas, darah yang
banyak pada meatus uretra dan pergeseran prostate superior pada pemeriksaan
re)tum juga menandakan adanya trauma uretra
TES*TES DIA"NOSTI!
!imulai dengan urinalisa rutin untuk melihat adanya hematuria dan harus
dilakukan pada seluruh pasien Uretra harus dikateter meskipun adanya )edera
masih belum pasti :ika darah terlihat pada meatus uretra atau dijumpai fraktur
pelvis yang signifikan, kemungkinan adanya )edera uretra harus disingkirkan
dengan melakukan ureterografi retrograd
+
PEMERI!SAAN RADIOLO"IS
Fo,o Po-o. A/do012
!apat menunjukkan adanya fraktur pada tulang pelvis, iga, atau vertebra
9ilangnya garis perirenal, hilangnya bayangan psoas, atau adanya pergeseran gas
usus mungkin mengindikasikan adanya hematoma retroperitoneal atau urinoma
Suatu gambaran ;ground glass< pada foto polos mungkin disebabkan karena
ekstravasasi urin intraperitoneal
Ur1,ro3ra0 R1,ro3rad
!iindikasikan jika trauma uretra di)urigai oleh adanya darah pada meatus,
pergeseran prostate superior pada pemeriksaan re)tum dengan jari, fraktur pelvis,
atau ketidakmampuan untuk dipasang kateter uretra Studi dapat dilakukan dengan
mudah menggunakan klem 0rodney yang dapat masuk ke glans penis atau kateter
Foley ukuran *#F yang dimasukkan ke fossa navikulare 0alonnya dikembangkan
hanya )ukup untuk menahan kateter pada tempatnya Setelah pasien diletakkan
dalam posisi oblik '- derajat, *( ml zat kontras radiografi disuntikkan se)ara
perlahan 2danya ekstravasasi mengindikasikan adanya )edera uretra 0agian
posterior uretra di atas dinding pelvis sulit diartikan pada uretrografi retrograde,
karena sfingter eksterna seringnya tertutup
Si.,o3ra4i
!iindikasikan untuk menyingkirkan adanya )edera kandung kemih pada seluruh
pasien dengan trauma tumpul atau tajam dengan gambaran hematuria gross
ataupun mikroskopus &ada pasien yang mengalami luka tusuk tanpa hematuria,
indikasi untuk sistografi tergantung pada sifat dan lokasi luka Idealnya, sistografi
harus dilakukan di ruang radiology dengan kapasitas fluoroskopi untuk
memperoleh gambaran yang real time dan oblik 0eberapa tempat sudah memiliki
sistogram =6 ,)omputed tomographi). sebagai pilihan studi 6anpa mengabaikan
teknik yang digunakan, adalah penting untuk mengisi kandung kemih dengan zat
kontas untuk menunjukkan adanya sejumlah ke)il ekstravasasi >kstravasasi dari
5
kandung kemih mungkin tidak terdeteksi dengan intravenous urogram ,I?U. atau
=6 s)an jika kandung kemih distensi inkomplit Setelah s)out film diterima, zat
kontras ,@enografin-/- dosis * m7Akg. disuntikkan intravena selama '-( menint
Suatu film diambil saat ( hingga *- menit setelah injeksi zat kontras Membiarkan
zat kontras untuk mengalir melalui kateter dengan gravitas hingga kandung kemih
penuh3 paling tidak #(- ml, sering dibutuhkan Setelah kandung kemih
dikosongkan, suatu film postvoid penting untuk melihat adanya ekstravasasi
didalam kandung kemih &ada kasus dimana pasien tidak stabil, suatu I?U one-
shot berguna sebelum dilakukan eksplorasi ginjal untuk melihat sisi kolateral
?isualisasi yang adekuat dari ginjal dan uretra tidak dapat diperoleh dari I?U
meskipun pasien memiliki tekanan darah sistolik B %- mm9g
CT d123a2 6a, 7o2,ra. i2,ra812a
6elah menjadi suatu ;gold standard< dari evaluasi trauma dan adalah studi yang
diutamakan dalam penanganan trauma ginjal S)anning dengan mode spiral
,heliks. dapat dilakukan dalam $aktu C ( menit dan memberikan penilaian yang
sangat baik mengenai integritas parenkim ginjal, )edera organ lain pada abdomen,
dan hematom atau urinoma =6 juga dapat memperlihatkan uretra dan organ di
sekitarnya I?U mungkin berguna pada pasien hematuria traumati) jika tidak
tersedia =6
R12a- ar,1rio3raphy
!apat diindikasikan pada keadaan trauma vas)ular ginjal, suatu diagnosa dibuat
dengan non visual melalui =6 atau I?U &ada beberapa pasien, penting untuk
mengindentifikasi sumber perdarahan ginjal yang persisten disamping traumanya
:ika sumber perdarahan telah diketahui dengan jelas, embolisasi arteriografi dapat
dilakukan saat itu juga
U-,ra.o2o3ra4i
&emeriksaan yang non invasif dari hematoma subkapsular dan perirenal dan untuk
melihat kerusakan lain pada organ sekeliling uretra serta perdarahan pada
peritoneum
9
!OMPLI!ASI
R1.id: :ri21
&ada fase kompensasi dimana otot buli-buli berkontraksi makin kuat tidak timbul
residu &ada fase dekompensasi maka akan timbul residu @esidu adalah keadaan
dimana setelah ken)ing masih ada urine dalam kandung ken)ing !alam keadaan
normal residu ini tidak ada
R14-:7. ;1.i7o Ur1,1ra-
!alam keadaan normal pada $aktu buang air ke)il urine dikeluarkan buli-buli
melalui uretra &ada kerusakan uretra dimana terdapat tekanan intravesika yang
meninggi maka akan terjadi refluks, yaitu keadaan dimana urine dari buli-buli
akan masuk kembali ke ureter bahkan sampai ginjal
I2417.i Sa-:ra2 !10ih Da2 "a3a- "i2ja-
!alam keadaan normal, buli-buli dalam keadaan steril Salah satu )ara tubuh
mempertahankan buli-buli dalam keadaan steril adalah dengan jalan setiap saat
mengosongkan buli-buli $aktu buang air ke)il !alam keadaan dekompensasi
maka akan timbul residu, akibatnya maka buli-buli mudah terkena infeksi
2danya kuman yang berkembang biak di buli-buli dan timbul refluks, maka akan
timbul pyelonefritis akut maupun kronik yang akhirnya timbul gagal ginjal
dengan segala akibatnya
I24i-,ra, Uri21, A/.1. Da2 Fi.,:-a.i
2danya sumbatan pada uretra, tekanan intravesika yang meninggi maka bisa
timbul inhibisi urine keluar buli-buli atau uretra proksimal dari striktur Urine
yang terinfeksi keluar dari buli-buli atau uretra menyebabkan timbulnya infiltrat
urine, kalau tidak diobati infiltrat urine akan timbul abses, abses pe)ah timbul
fistula di supra pubis atau uretra proksimal dari striktur
<
PENCE"AHAN
* Menghindari terjadinya trauma pada uretra dan pelvis
# 6indakan transuretra dengan hati-hati, seperti pada pemasangan kateter
' &engobatan dini striktur uretra dapat menghindari komplikasi seperti
infeksi dan gagal ginjal
A. TRAUMA URETRA POSTERIOR
6rauma uretra posterior paling sering disebabkan oleh fraktur tulang pelvis
Fraktur yang mengenai ramus atau simfisis pubis dan menimbulkan kerusakan
pada )in)in pelvis, menyebabkan robekan uretra pars prostato-membranasea
Fraktur pelvis dan robekan pembuluh darah yang berada di dalam kavum
pelvis menyebabkan hematoma yang luas di kavum retzius sehingga jika
ligamentum pubo-prostatikum ikut terobek, prostat beserta buli-buli akan
terangkat ke kranial
&asien biasanya datang dengan keluhan nyeri perut ba$ah dan tidak dapat
ken)ing @i$ayat trauma pelvis biasanya didapatkan
!arah pada meatus uretra merupakan tanda yang paling penting pada ruptura
uretra 5arena hal ini, tindakan kateterisasi dapat menimbulkan bahaya infeksi
periprostatik, hematoma perivesi)al, dan membuat laserasi inkomplit menjadi
komplit
!apat disebabkan oleh trauma yang menyebabkan fraktur pelvis dan
manipulasi kateterisasi dan tindakan endoskopi
=
A. %. !-a.i4i7a.i Tra:0a Ur1,ra Po.,1rior
Melalui gambaran uretrogram, Colapinto dan McCoIIum ,*%"/. membagi
derajat )edera uretra posterior dalam ' jenisD
* Uretra posterior masih utuh ,inta)k. dan hanya mengalami stret)hing
,peregangan. akibat ruptur ligamentum puboprostatikum dan hematom
periuretraFoto uretrogram tidak menunjukkan adanya ekstravasasi, dan
uretra hanya tampak memanjang
# Uretra posterior terputus pada perbatasan prostato-membranasea, sedangkan
diafragma urogenitalia masih utuh Foto uretrogram menunjukkan
ekstravasasi kontras yang masih terbatas di alas diafragma urogenitalis
' Uretra posterior, diafragma urogenitalis dan uretra pars bulbosa sebelah
proksimal ikut rusak Foto uretrogram menunjukkan ekstravasasi kontras
meluas hingga di ba$ah diafragma urogenitalia sampai ke perineum
1ambar # @uptura uretra pars bulbo-membranasea
%$
A. #. Dia32o.i. R:p,:ra Ur1,ra Po.,1rior
&asien yang menderita )edera uretra posterior seringkali datang dalam
keadaan syok karena terdapat fraktur pelvisA)edera organ lain yang
menimbulkan banyak perdarahan
@uptura uretra posterior seringkali memberikan gambaran yang khas berupaD
,*. perdarahan per-uretram,
,#. retensi urine, dan
,'. pada pemeriksaan )olok dubur didapatkan adanya floating prostate
,prostat melayang. di dalam suatu hematom
,4. pada pemeriksaan uretrografi retrograd rnungkin terdapat elongasi uretra
atau ekstravasasi kontras pada pars prostato-membranasea
A. &. Ti2da7a2 Pada Tra:0a Ur1,ra Po.,1rior
6rauma uretra posterior biasanya diikuti oleh trauma mayor pada organ lain
,abdomen dan fraktur pelvis. dengan disertai an)aman ji$a berupa
perdarahan 8leh karena itu sebaiknya di bidang urologi tidak perlu
melakukan tindakan yang invasif pada uretra, tindakan kateterisasi
sebaiknya dihindari 6indakan yang berlebihan akan menyebabkan
timbulnya perdarahan yang lebih banyak pada kavum pelvis dan prostat
serta menambah kerusakan pada uretra dan struktur neurovaskuler di
sekitarnya 5erusakan neurovaskuler menambah kemungkinan terjadinya
disfungsi ereksi dan inkontinensia 6indakan yang dapat dilakukan hanya
uretrografi
&ada keadaan akut tindakan yang dilakukan adalah melakukan sistostomi
untuk diversi urine Setelah keadaan stabil sebagian ahli urologi melakukan
primary endoscopic realigment yaitu melakukan pemasangan kateter uretra
sebagai splint melalui tuntunan uretroskopi !engan )ara ini diharapkan
kedua ujung uretra yang terpisah dapat saling didekatkan 6indakan ini
%%
dilakukan sebelum * minggu pas)a ruptura dan kateter uretra dipertahankan
selama *4 hari
Sebagian ahli lain mengerjakan reparasi ureia ,uretroplasti. setelah ' bulan
pas)a trauma dengan asumsi bah$a jaringan parut pada uretra telah stabil
dan matang sehingga tindakan rekonstruksi membuahkan hash yang lebih
baik
A. '. P12y:-i, Pada Tra:0a Ur1,ra Po.,1rior
&enyulit yang terjadi pada trauma uretra posterior adalah striktura uretra
yang seringkali kambuh, disfungsi ereksi, dan inkontinensia urine
!isfungsi ereksi terjadi pada *'-'-E kasus disebabkan karena kerusakan
saraf parasimpatik atau terjadinya insufisiensi arteria Inkontinensia urine
lebih jarang terjadi, yaitu #-4E yang disebabkan karena kerusakan sfingter
uretra eksterna
Setelah rekonstruksi uretra seringkali rnasih timbul striktura ,*#-*(E. yang
dapat diatasi dengan uretrotomia interna ,sa)hse. Meskipun masih bisa
kambuh kembali, striktura ini biasanya tidak memerlukan tindakan
uretroplasti ulangan
A. +. Dia32o.a a2di23 Tra:0a Ur1,ra Po.,1rior
@uptur buli berhubungan dengan ruptur uretra pada sekitar #-E kasus
A. 5. Pro32o.i. Tra:0a Ur1,ra Po.,1rior
:ika komplikasi dapat dihindari, prognosisnya baik Infeksi dapat diatasi
dengan penatalaksanaan yang tepat
%#
. RUPTURA URETRA ANTERIOR
=edera dari luar yang sering menyebabkan kerusakan uretra anterior adalah
straddle injury ,)edera selangkangan. yaitu uretra ter)epit diantara tulang
pelvis dan benda tumpul :enis kerusakan uretra yang terjadi berupaD kontusio
dinding uretra, ruptur parsial, atau ruptur total dinding uretra
!apat terjadi pada manipulasi oleh kateter, endoskopi, trauma ,straddle
injury., inter)ourseA bite
. %. Pa,o-o3i R:p,:ra Ur1,ra A2,1rior
Uretra anterior terbungkus di dalam korpus spongiosum penis 5orpus
spongiosum bersama dengan korpora kavernosa penis dibungkus oleh fasia
uck dan fasia Colles
&ada straddle injury yang parah, jika terjadi ruptur uretra beserta korpus
spongiosum, darah dan urine keluar dan uretra tetapi masih terbatas pada
fasia 0u)k, dan se)ara klinis terlihat hematoma yang terbatas pada penis
Namun jika fasia 0u)k ikut robek, ekstravasasi urine dan darah hanya
dibatasi oleh fasia =olles sehingga darah dapat menjalar hingga skrotum
atau ke dinding abdomen 8leh karena itu robekan ini memberikan
gambaran seperti kupu-kupu sehingga disebut butterfly hematorna atau
hematoma kupu-kupu!
5ontusio uretra merupakan tanda dari trauma benturan tanpa gangguan
uretra 9ematoma perinela biasanya dapat diatasi tanpa komplikasi
%&
1ambar ' 2 Straddle injury3 0 7apisan uretra mulai dari )orpus spongiosum3
= dan ! @obekan uretra dengan Fasia 0u)k utuh menyebabkan
hematom berbetas pada penis3 > dan F @obekan fasia 0u)k
menyebakan hematom meluas sampai skrotum sebagai hematom kupu-
kupu
. #. Dia32o.i. R:p,:ra Ur1,ra A2,1rior
&ada kontusio uretra, pasien mengeluh adanya perdarahan per-uretram atau
hematuria :ika terdapat robekan pada korpus spongiosum, terlihat adanya
hematom pada penis atau hematoma kupu-kupu &ada keadaan ini
seringkali pasien tidak dapat miksi
%'
&emeriksaan urerografi pada kontusio uretra tidak menunjukkan adanya
ekstravasasi kontras, sedangkan pada ruptur uretra menunjukkan adanya
ekstravasasi kontras di pars bulbosa
@uptura uretra anterior seringkali memberikan gambaran yang khas berupaD
,*. &erdarahan per-uretram,
,#. @etensi urine, dan
,'. 9ematomeAjejas peritonealA urine infiltrat
. &. Ti2da7a2 R:p,:ra Ur1,ra A2,1rior
5ontusio uretra tidak memerlukan terapi khusus, tetapi mengingat )edera
ini dapat menimbulkan penyulit striktura uretra di kemudian hari, maka
setelah 4 - / bulan perlu dilakukan pemeriksaan uretrografi ulangan
&ada ruptur uretra parsial dengan ekstravasa ringan, )ukup dilakukan
sistostorni untuk mengalihkan aliran urine 5ateter sistostomi dipertahankan
sampai # minggu, dan dilepas setelah diyakinkan melalui pemeriksaan
uretrografi bah$a sudah tidak ada ekstravasasi kontras atau tidak timbul
striktura uretra Narnun jika timbul striktura uretra, dilakukari reparasi
uretra atau sachse
6idak jarang ruptur uretra anterior disertai dengan ekstravasasi urine dan
hematom yang Iuas sehingga diperlukan debridement dan insisi hematoma
untuk men)egah infeksi @eparasi uretra dilakukan setelah luka menjadi
lebih baik
%+
. '. !o0p-i7a.i Tra:0a Ur1,ra A2,1rior
Striktur pada tempat terjadinya trauma adalah komplikasi yang biasa terjadi,
tetapi rekonstruksi bedah tidak terlalu diperlukan ke)uali striktur tersebut
sangat mengurangi aliran urine
&erdarahan yang hebat dari )orpus spongiosum dapat timbul dalam
perineum melalui meatus uretral &eningkatan tekanan pada perineum diatas
letak luka biasanya dapat mengatur perdarahan :ika perdarahan tidak dapat
dikendalikan, diperlukan operasi segera
5omplikasi ekstravasasi urinari terutama dapat menyebabkan sepsis dan
infeksi !ebridement )epat dan drainase sangat diperlukan jika terjadi
infeksi
. +. Pro32o.i. R:p,:ra Ur1,ra A2,1rior
Striktur uretra merupakan komplikasi yang umum terjadi 9al ini dapat
menyebabkan impotensi akibat kerusakan arteri dan saraf 6etapi pada
sebagian besar kasus tidak memerlukan tindakan bedah Namun jika terjadi
striktur, aliran urine akan terhambat sehingga memungkinkan terjadinya
infeksi dan fistula, jika ini terjadi maka diperlukan tindakan perbaikan
%5
DAFTAR PUSTA!A
9endrik #-** 6rauma Uretra httpDAAhendrik-medi)algamerblogspot)om
!iakses pada *" !esember #-**
Moore, 5eith 7 #--# "natomi #linis $asar :akarta >1=
&urnomo, 0asuki #--' $asar-dasar %rologi &disi #edua :akarta Sagung Seto
S)$artz #--- Intisari 'rinsip-'rinsip Ilmu edah :akarta >1=
Smith #--+ Urethral 6rauma In the Male httpDAAnetterimages)om !iakses pada
*" !esember #-**
6anagho, >mil 2 #--4 Smith(s )eneral %rology si*teenth edition M) 1ra$ 9ill
>du)ation 2SI2
6ia #--% 6rauma 1enitalia >ksternal httpDAA$$$drthia)omA#--%A*#Atrauma-
genitalia-eksternalhtml !iakses pada *" !esember #-**
%9

Anda mungkin juga menyukai