OLEH Muhala Mirza Ibnu Siena Samdhani Nidia Fifi Friandani PRECEPTOR dr. MARS Dwi Tjahyo, Sp. U SMF ILMU EDAH RUMAH SA!IT ADOEL MULU! ANDAR LAMPUN" #$%% $ TRAUMA URETRA PENDAHULUAN Uretra adalah saluran yang dimulai dari orifisium uretra interna dibagian buli-buli sampai orifisium uretra eksterna glands penis, dengan panjang yang bervariasi !alam keadaan normal lumen uretra laki-laki ",# mm dan $anita % mm &anjang uretra $anita kurang lebih '-( )m, sedangkan uretra pria de$asa kurang lebih #'- #( )m &erbedaan panjang inilah yang menyebabkan keluhan keluhan pengeluaran urine lebih sering terjadi pada pria Se)ara anatomis uretra pria dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian anterior dan bagian posterior Uretra bagian anterior Uretra anterior dibagi menjadi meatus uretra, pendulare uretra dan bulbus uretraUretra anterior memiliki panjang *+-#( )m ,%-*- in)hi. Saluran ini dimulai dari meatus uretra, pendulans uretra dan bulbus uretra Uretra anterior ini berupa tabung yang lurus, terletak bebas diluar tubuh, sehingga kalau memerlukan operasi atau reparasi relatif mudah Uretra bagian posterior Uretra posterior memiliki panjang '-/ )m ,*-# in)hi. Uretra posterior dibagi menjadi uretra pars prostatika dan uretra pars membranaseaUretra yang dikelilingi kelenjar prostat dinamakan uretra prostatika 0agian selanjutnya adalah uretra membranasea, yang memiliki panjang terpendek dari semua bagian uretra, sukar untuk dilatasi dan pada bagian ini terdapat otot yang membentuk sfingter Sfingter ini bersifat volunter sehingga kita dapat menahan kemih dan berhenti pada $aktu berkemih Uretra membrana)ea terdapat diba$ah dan dibelakang simpisis pubis, sehingga trauma pada simpisis pubis dapat men)ederai uretra membranasea % !i bagian posterior lumen uretra prostatika, terdapat suatu tonjolan verumontatum, dan di sebelah proksimal dan distal dari verumontatum terdapat krista uretralis !i bagian akhir dari vas deferens yaitu kedua duktus ejakulotarius terdapat di pinggir kiri dan kanan verumontatum, sedangkan sekresi kelenjar prostat bermuara di dalam duktus prostatikus yang tersebat di uretra prostatika Uretra diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada perbatasan buli-buli dan uretra, serta sfingter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan uretra anterior dan posterior Sfingter uretra interna terdiri atas otot polos yang dipersarafi oleh sistem saraf simpatik, sehingga pada saat buli-buli penuh sfingter ini terbuka Sfingter uretra eksterna terdiri atas otot bergaris dipersarafi oleh sistm somatik yang dapat diperintah sesuai dengan keinginan seseorang &ada saat ken)ing sfingter ini terbuka dan tetap tertutup pada saat menahan ken)ing # 1ambar * 2 &embagian Uretra &ria3 0 Uretra &rostatika &ada pria, uretra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh korpus spongiosum penis !i dalam lumen uretra anterior terdapat beberapa muara kelenjar yang berfungsi dalam proses reproduksi, yaltu kelenjar Cowperi berada di dalam diafragma urogenitalis dan bermuara di uretra pars bulbosa, serta kelenjar Littre yaitu kelenjar parauretralis yang bermuara di uretra pars pendularis &anjang uretra $anita kurang lebih 4 )m dengan diameter + mm 0erada di ba$ah simfisis pubis dan bermuara di sebelah anterior vagina !i dalam uretra bermuara kelenjar periuretra, antarnya adalah kelenjar Skene 5urang lebih sepertiga medial uretra, terdapat sfingter uretra eksterna yang terdiri atas otot bergaris 6onus otot sfingter uretra ekstema dan tonus 7evator ani berfungsi mempertahankan agar urine tetap berada di dalam buli-buli pada perasaan ingin miksi Miksi terjadi jika tekanan intravesika melebihi tekanan intrauretra akibat kontraksi otot detrusor, dan relaksasi sfingter uretra eksterna & Se)ara klinis trauma uretra dibedakan menjadi trauma uretra anterior dan trauma uretra posterior, hal ini karena keduanya menunjukkan perbedaan dalam hal etiologi trauma, tanda klinis, pengelolaan, serta prognosisnya ETIOLO"I * 8perasi rekonstruksi dari kelainan kongenital seperti hipospadia, epispadia # 6rauma, misalnya fraktur tulang pelvis yang mengenai uretra pars membranasea3 trauma tumpul pada selangkangan ,straddle injuries. yang mengenai uretra pars bulbosa, dapat terjadi pada anak yang naik sepeda dan kakinya terpeleset dari pedal sepeda sehingga jatuh dengan uretra pada bingkai sepeda pria3 trauma langsung pada penis3 instrumentasi transuretra yang kurang hati-hati ,iatrogenik. seperti pemasangan kateter yang kasar, fiksasi kateter yang salah ' &ost operasi, beberapa operasi pada saluran kemih dapat menimbulkan striktur uretra, seperti operasi prostat, operasi dengan alat endoskopi "AMARAN !LINIS TRAUMA URETRA 5e)urigaan adanya trauma uretra adalah jika didapatkan perdarahan per-uretram yaitu terdapat darah yang keluar dan meatus uretra ekstemum setelah mengalami trauma &erdarahan per-uretram ini harus dibedakan dengan hematuria yaitu urine ber)ampur darah &ada trauma uretra yang berat, seringkali pasien mengalami retensi urine &ada keadaan ini tidak diperbolehkan melakukan pemasangan kateter, karena tindakan pemasangan kateter dapat menyebabkan kerusakan uretra yang lebih parah !iagnosis ditegakkan melalui foto uretrografi dengan memasukkan kontras melalui uretra, guna mengetahui adanya ruptura uretra ' DIA"NOSIS TRAUMA URETRA ANAMNESIS RI(A)AT Men)oba untuk memperoleh ri$ayat rin)i trauma dari pasien atau dari saksi mata 9ilangnya kesadaran adalah pertanda kuat adanya trauma paksa dan kemungkinan adanya )edera kepala &ada kasus dimana pasien jatuh, tinggi tempat korban terjatuh dan permukaan tempat pasien terjatuh serta posisi pasien saat terjatuh adalah hal yang penting &ada ke)elakaan kendaraan bermotor, ke)epatan kendaraan, lokasi korban di dalam kendaraan, dan penggunaan sabuk pengaman adalah hal yang penting PEMERI!SAAN FISI! !ilakukan selama evaluasi trauma se)ara menyeluruh 1angguan hemodinamik membutuhkan resusitasi yang agresif dan eksplorasi bedah emergensi pada banyak kasus 6emuan fisik adanya nyeri, ekimosis, atau trauma tusuk di daerah panggul, regio suprapubis, pelvis, atau genitalia eksterna dengan kuat menunjukkan adanya )edera urologis yang mendasarinya Instabilitas tulang pelvis mengindikasikan adanya fraktur pelvis dan harus di$aspadai kemungkinan adanya )edera kandung kemih atau uretra Sama halnya seperti di atas, darah yang banyak pada meatus uretra dan pergeseran prostate superior pada pemeriksaan re)tum juga menandakan adanya trauma uretra TES*TES DIA"NOSTI! !imulai dengan urinalisa rutin untuk melihat adanya hematuria dan harus dilakukan pada seluruh pasien Uretra harus dikateter meskipun adanya )edera masih belum pasti :ika darah terlihat pada meatus uretra atau dijumpai fraktur pelvis yang signifikan, kemungkinan adanya )edera uretra harus disingkirkan dengan melakukan ureterografi retrograd + PEMERI!SAAN RADIOLO"IS Fo,o Po-o. A/do012 !apat menunjukkan adanya fraktur pada tulang pelvis, iga, atau vertebra 9ilangnya garis perirenal, hilangnya bayangan psoas, atau adanya pergeseran gas usus mungkin mengindikasikan adanya hematoma retroperitoneal atau urinoma Suatu gambaran ;ground glass< pada foto polos mungkin disebabkan karena ekstravasasi urin intraperitoneal Ur1,ro3ra0 R1,ro3rad !iindikasikan jika trauma uretra di)urigai oleh adanya darah pada meatus, pergeseran prostate superior pada pemeriksaan re)tum dengan jari, fraktur pelvis, atau ketidakmampuan untuk dipasang kateter uretra Studi dapat dilakukan dengan mudah menggunakan klem 0rodney yang dapat masuk ke glans penis atau kateter Foley ukuran *#F yang dimasukkan ke fossa navikulare 0alonnya dikembangkan hanya )ukup untuk menahan kateter pada tempatnya Setelah pasien diletakkan dalam posisi oblik '- derajat, *( ml zat kontras radiografi disuntikkan se)ara perlahan 2danya ekstravasasi mengindikasikan adanya )edera uretra 0agian posterior uretra di atas dinding pelvis sulit diartikan pada uretrografi retrograde, karena sfingter eksterna seringnya tertutup Si.,o3ra4i !iindikasikan untuk menyingkirkan adanya )edera kandung kemih pada seluruh pasien dengan trauma tumpul atau tajam dengan gambaran hematuria gross ataupun mikroskopus &ada pasien yang mengalami luka tusuk tanpa hematuria, indikasi untuk sistografi tergantung pada sifat dan lokasi luka Idealnya, sistografi harus dilakukan di ruang radiology dengan kapasitas fluoroskopi untuk memperoleh gambaran yang real time dan oblik 0eberapa tempat sudah memiliki sistogram =6 ,)omputed tomographi). sebagai pilihan studi 6anpa mengabaikan teknik yang digunakan, adalah penting untuk mengisi kandung kemih dengan zat kontas untuk menunjukkan adanya sejumlah ke)il ekstravasasi >kstravasasi dari 5 kandung kemih mungkin tidak terdeteksi dengan intravenous urogram ,I?U. atau =6 s)an jika kandung kemih distensi inkomplit Setelah s)out film diterima, zat kontras ,@enografin-/- dosis * m7Akg. disuntikkan intravena selama '-( menint Suatu film diambil saat ( hingga *- menit setelah injeksi zat kontras Membiarkan zat kontras untuk mengalir melalui kateter dengan gravitas hingga kandung kemih penuh3 paling tidak #(- ml, sering dibutuhkan Setelah kandung kemih dikosongkan, suatu film postvoid penting untuk melihat adanya ekstravasasi didalam kandung kemih &ada kasus dimana pasien tidak stabil, suatu I?U one- shot berguna sebelum dilakukan eksplorasi ginjal untuk melihat sisi kolateral ?isualisasi yang adekuat dari ginjal dan uretra tidak dapat diperoleh dari I?U meskipun pasien memiliki tekanan darah sistolik B %- mm9g CT d123a2 6a, 7o2,ra. i2,ra812a 6elah menjadi suatu ;gold standard< dari evaluasi trauma dan adalah studi yang diutamakan dalam penanganan trauma ginjal S)anning dengan mode spiral ,heliks. dapat dilakukan dalam $aktu C ( menit dan memberikan penilaian yang sangat baik mengenai integritas parenkim ginjal, )edera organ lain pada abdomen, dan hematom atau urinoma =6 juga dapat memperlihatkan uretra dan organ di sekitarnya I?U mungkin berguna pada pasien hematuria traumati) jika tidak tersedia =6 R12a- ar,1rio3raphy !apat diindikasikan pada keadaan trauma vas)ular ginjal, suatu diagnosa dibuat dengan non visual melalui =6 atau I?U &ada beberapa pasien, penting untuk mengindentifikasi sumber perdarahan ginjal yang persisten disamping traumanya :ika sumber perdarahan telah diketahui dengan jelas, embolisasi arteriografi dapat dilakukan saat itu juga U-,ra.o2o3ra4i &emeriksaan yang non invasif dari hematoma subkapsular dan perirenal dan untuk melihat kerusakan lain pada organ sekeliling uretra serta perdarahan pada peritoneum 9 !OMPLI!ASI R1.id: :ri21 &ada fase kompensasi dimana otot buli-buli berkontraksi makin kuat tidak timbul residu &ada fase dekompensasi maka akan timbul residu @esidu adalah keadaan dimana setelah ken)ing masih ada urine dalam kandung ken)ing !alam keadaan normal residu ini tidak ada R14-:7. ;1.i7o Ur1,1ra- !alam keadaan normal pada $aktu buang air ke)il urine dikeluarkan buli-buli melalui uretra &ada kerusakan uretra dimana terdapat tekanan intravesika yang meninggi maka akan terjadi refluks, yaitu keadaan dimana urine dari buli-buli akan masuk kembali ke ureter bahkan sampai ginjal I2417.i Sa-:ra2 !10ih Da2 "a3a- "i2ja- !alam keadaan normal, buli-buli dalam keadaan steril Salah satu )ara tubuh mempertahankan buli-buli dalam keadaan steril adalah dengan jalan setiap saat mengosongkan buli-buli $aktu buang air ke)il !alam keadaan dekompensasi maka akan timbul residu, akibatnya maka buli-buli mudah terkena infeksi 2danya kuman yang berkembang biak di buli-buli dan timbul refluks, maka akan timbul pyelonefritis akut maupun kronik yang akhirnya timbul gagal ginjal dengan segala akibatnya I24i-,ra, Uri21, A/.1. Da2 Fi.,:-a.i 2danya sumbatan pada uretra, tekanan intravesika yang meninggi maka bisa timbul inhibisi urine keluar buli-buli atau uretra proksimal dari striktur Urine yang terinfeksi keluar dari buli-buli atau uretra menyebabkan timbulnya infiltrat urine, kalau tidak diobati infiltrat urine akan timbul abses, abses pe)ah timbul fistula di supra pubis atau uretra proksimal dari striktur < PENCE"AHAN * Menghindari terjadinya trauma pada uretra dan pelvis # 6indakan transuretra dengan hati-hati, seperti pada pemasangan kateter ' &engobatan dini striktur uretra dapat menghindari komplikasi seperti infeksi dan gagal ginjal A. TRAUMA URETRA POSTERIOR 6rauma uretra posterior paling sering disebabkan oleh fraktur tulang pelvis Fraktur yang mengenai ramus atau simfisis pubis dan menimbulkan kerusakan pada )in)in pelvis, menyebabkan robekan uretra pars prostato-membranasea Fraktur pelvis dan robekan pembuluh darah yang berada di dalam kavum pelvis menyebabkan hematoma yang luas di kavum retzius sehingga jika ligamentum pubo-prostatikum ikut terobek, prostat beserta buli-buli akan terangkat ke kranial &asien biasanya datang dengan keluhan nyeri perut ba$ah dan tidak dapat ken)ing @i$ayat trauma pelvis biasanya didapatkan !arah pada meatus uretra merupakan tanda yang paling penting pada ruptura uretra 5arena hal ini, tindakan kateterisasi dapat menimbulkan bahaya infeksi periprostatik, hematoma perivesi)al, dan membuat laserasi inkomplit menjadi komplit !apat disebabkan oleh trauma yang menyebabkan fraktur pelvis dan manipulasi kateterisasi dan tindakan endoskopi = A. %. !-a.i4i7a.i Tra:0a Ur1,ra Po.,1rior Melalui gambaran uretrogram, Colapinto dan McCoIIum ,*%"/. membagi derajat )edera uretra posterior dalam ' jenisD * Uretra posterior masih utuh ,inta)k. dan hanya mengalami stret)hing ,peregangan. akibat ruptur ligamentum puboprostatikum dan hematom periuretraFoto uretrogram tidak menunjukkan adanya ekstravasasi, dan uretra hanya tampak memanjang # Uretra posterior terputus pada perbatasan prostato-membranasea, sedangkan diafragma urogenitalia masih utuh Foto uretrogram menunjukkan ekstravasasi kontras yang masih terbatas di alas diafragma urogenitalis ' Uretra posterior, diafragma urogenitalis dan uretra pars bulbosa sebelah proksimal ikut rusak Foto uretrogram menunjukkan ekstravasasi kontras meluas hingga di ba$ah diafragma urogenitalia sampai ke perineum 1ambar # @uptura uretra pars bulbo-membranasea %$ A. #. Dia32o.i. R:p,:ra Ur1,ra Po.,1rior &asien yang menderita )edera uretra posterior seringkali datang dalam keadaan syok karena terdapat fraktur pelvisA)edera organ lain yang menimbulkan banyak perdarahan @uptura uretra posterior seringkali memberikan gambaran yang khas berupaD ,*. perdarahan per-uretram, ,#. retensi urine, dan ,'. pada pemeriksaan )olok dubur didapatkan adanya floating prostate ,prostat melayang. di dalam suatu hematom ,4. pada pemeriksaan uretrografi retrograd rnungkin terdapat elongasi uretra atau ekstravasasi kontras pada pars prostato-membranasea A. &. Ti2da7a2 Pada Tra:0a Ur1,ra Po.,1rior 6rauma uretra posterior biasanya diikuti oleh trauma mayor pada organ lain ,abdomen dan fraktur pelvis. dengan disertai an)aman ji$a berupa perdarahan 8leh karena itu sebaiknya di bidang urologi tidak perlu melakukan tindakan yang invasif pada uretra, tindakan kateterisasi sebaiknya dihindari 6indakan yang berlebihan akan menyebabkan timbulnya perdarahan yang lebih banyak pada kavum pelvis dan prostat serta menambah kerusakan pada uretra dan struktur neurovaskuler di sekitarnya 5erusakan neurovaskuler menambah kemungkinan terjadinya disfungsi ereksi dan inkontinensia 6indakan yang dapat dilakukan hanya uretrografi &ada keadaan akut tindakan yang dilakukan adalah melakukan sistostomi untuk diversi urine Setelah keadaan stabil sebagian ahli urologi melakukan primary endoscopic realigment yaitu melakukan pemasangan kateter uretra sebagai splint melalui tuntunan uretroskopi !engan )ara ini diharapkan kedua ujung uretra yang terpisah dapat saling didekatkan 6indakan ini %% dilakukan sebelum * minggu pas)a ruptura dan kateter uretra dipertahankan selama *4 hari Sebagian ahli lain mengerjakan reparasi ureia ,uretroplasti. setelah ' bulan pas)a trauma dengan asumsi bah$a jaringan parut pada uretra telah stabil dan matang sehingga tindakan rekonstruksi membuahkan hash yang lebih baik A. '. P12y:-i, Pada Tra:0a Ur1,ra Po.,1rior &enyulit yang terjadi pada trauma uretra posterior adalah striktura uretra yang seringkali kambuh, disfungsi ereksi, dan inkontinensia urine !isfungsi ereksi terjadi pada *'-'-E kasus disebabkan karena kerusakan saraf parasimpatik atau terjadinya insufisiensi arteria Inkontinensia urine lebih jarang terjadi, yaitu #-4E yang disebabkan karena kerusakan sfingter uretra eksterna Setelah rekonstruksi uretra seringkali rnasih timbul striktura ,*#-*(E. yang dapat diatasi dengan uretrotomia interna ,sa)hse. Meskipun masih bisa kambuh kembali, striktura ini biasanya tidak memerlukan tindakan uretroplasti ulangan A. +. Dia32o.a a2di23 Tra:0a Ur1,ra Po.,1rior @uptur buli berhubungan dengan ruptur uretra pada sekitar #-E kasus A. 5. Pro32o.i. Tra:0a Ur1,ra Po.,1rior :ika komplikasi dapat dihindari, prognosisnya baik Infeksi dapat diatasi dengan penatalaksanaan yang tepat %# . RUPTURA URETRA ANTERIOR =edera dari luar yang sering menyebabkan kerusakan uretra anterior adalah straddle injury ,)edera selangkangan. yaitu uretra ter)epit diantara tulang pelvis dan benda tumpul :enis kerusakan uretra yang terjadi berupaD kontusio dinding uretra, ruptur parsial, atau ruptur total dinding uretra !apat terjadi pada manipulasi oleh kateter, endoskopi, trauma ,straddle injury., inter)ourseA bite . %. Pa,o-o3i R:p,:ra Ur1,ra A2,1rior Uretra anterior terbungkus di dalam korpus spongiosum penis 5orpus spongiosum bersama dengan korpora kavernosa penis dibungkus oleh fasia uck dan fasia Colles &ada straddle injury yang parah, jika terjadi ruptur uretra beserta korpus spongiosum, darah dan urine keluar dan uretra tetapi masih terbatas pada fasia 0u)k, dan se)ara klinis terlihat hematoma yang terbatas pada penis Namun jika fasia 0u)k ikut robek, ekstravasasi urine dan darah hanya dibatasi oleh fasia =olles sehingga darah dapat menjalar hingga skrotum atau ke dinding abdomen 8leh karena itu robekan ini memberikan gambaran seperti kupu-kupu sehingga disebut butterfly hematorna atau hematoma kupu-kupu! 5ontusio uretra merupakan tanda dari trauma benturan tanpa gangguan uretra 9ematoma perinela biasanya dapat diatasi tanpa komplikasi %& 1ambar ' 2 Straddle injury3 0 7apisan uretra mulai dari )orpus spongiosum3 = dan ! @obekan uretra dengan Fasia 0u)k utuh menyebabkan hematom berbetas pada penis3 > dan F @obekan fasia 0u)k menyebakan hematom meluas sampai skrotum sebagai hematom kupu- kupu . #. Dia32o.i. R:p,:ra Ur1,ra A2,1rior &ada kontusio uretra, pasien mengeluh adanya perdarahan per-uretram atau hematuria :ika terdapat robekan pada korpus spongiosum, terlihat adanya hematom pada penis atau hematoma kupu-kupu &ada keadaan ini seringkali pasien tidak dapat miksi %' &emeriksaan urerografi pada kontusio uretra tidak menunjukkan adanya ekstravasasi kontras, sedangkan pada ruptur uretra menunjukkan adanya ekstravasasi kontras di pars bulbosa @uptura uretra anterior seringkali memberikan gambaran yang khas berupaD ,*. &erdarahan per-uretram, ,#. @etensi urine, dan ,'. 9ematomeAjejas peritonealA urine infiltrat . &. Ti2da7a2 R:p,:ra Ur1,ra A2,1rior 5ontusio uretra tidak memerlukan terapi khusus, tetapi mengingat )edera ini dapat menimbulkan penyulit striktura uretra di kemudian hari, maka setelah 4 - / bulan perlu dilakukan pemeriksaan uretrografi ulangan &ada ruptur uretra parsial dengan ekstravasa ringan, )ukup dilakukan sistostorni untuk mengalihkan aliran urine 5ateter sistostomi dipertahankan sampai # minggu, dan dilepas setelah diyakinkan melalui pemeriksaan uretrografi bah$a sudah tidak ada ekstravasasi kontras atau tidak timbul striktura uretra Narnun jika timbul striktura uretra, dilakukari reparasi uretra atau sachse 6idak jarang ruptur uretra anterior disertai dengan ekstravasasi urine dan hematom yang Iuas sehingga diperlukan debridement dan insisi hematoma untuk men)egah infeksi @eparasi uretra dilakukan setelah luka menjadi lebih baik %+ . '. !o0p-i7a.i Tra:0a Ur1,ra A2,1rior Striktur pada tempat terjadinya trauma adalah komplikasi yang biasa terjadi, tetapi rekonstruksi bedah tidak terlalu diperlukan ke)uali striktur tersebut sangat mengurangi aliran urine &erdarahan yang hebat dari )orpus spongiosum dapat timbul dalam perineum melalui meatus uretral &eningkatan tekanan pada perineum diatas letak luka biasanya dapat mengatur perdarahan :ika perdarahan tidak dapat dikendalikan, diperlukan operasi segera 5omplikasi ekstravasasi urinari terutama dapat menyebabkan sepsis dan infeksi !ebridement )epat dan drainase sangat diperlukan jika terjadi infeksi . +. Pro32o.i. R:p,:ra Ur1,ra A2,1rior Striktur uretra merupakan komplikasi yang umum terjadi 9al ini dapat menyebabkan impotensi akibat kerusakan arteri dan saraf 6etapi pada sebagian besar kasus tidak memerlukan tindakan bedah Namun jika terjadi striktur, aliran urine akan terhambat sehingga memungkinkan terjadinya infeksi dan fistula, jika ini terjadi maka diperlukan tindakan perbaikan %5 DAFTAR PUSTA!A 9endrik #-** 6rauma Uretra httpDAAhendrik-medi)algamerblogspot)om !iakses pada *" !esember #-** Moore, 5eith 7 #--# "natomi #linis $asar :akarta >1= &urnomo, 0asuki #--' $asar-dasar %rologi &disi #edua :akarta Sagung Seto S)$artz #--- Intisari 'rinsip-'rinsip Ilmu edah :akarta >1= Smith #--+ Urethral 6rauma In the Male httpDAAnetterimages)om !iakses pada *" !esember #-** 6anagho, >mil 2 #--4 Smith(s )eneral %rology si*teenth edition M) 1ra$ 9ill >du)ation 2SI2 6ia #--% 6rauma 1enitalia >ksternal httpDAA$$$drthia)omA#--%A*#Atrauma- genitalia-eksternalhtml !iakses pada *" !esember #-** %9