Anda di halaman 1dari 21

Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

0 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

REHABILITASI TERUMBU KARANG
DI DAERAH PESISIR

MANAJEMEN PESISIR


Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan OS3003 Manajemen Pesisir
Program Sarjana Oseanografi

Oleh:
HAMDI EKO PUTRANTO
12908026



PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2011
Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

1 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

ABSTRAK
Terumbu karang adalah salah satu sumber daya kelautan yang memiliki ciri khasnya
tersendiri dalam menarik perhatian manusia maupun makhluk hidup lainnya. Namun daya
tarik ini sering menjadi hal yang menyebabkan terumbu karang dieksploitasi secara berlebihan
sehingga dapat menyebabkan kematian bagi terumbu karang dan juga makhluk hidup lain
yang hidup di ekosistem tersebut.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk merehabilitasi terumbu karang yang
sudah terlanjur rusak maupun menjaga terumbu karang agar tidak menjadi rusak, diantaranya
adalah dengan melakukan transplantasi, biorock, melakukan kampanye penyelamatan dan juga
melakukan pengelolaan sumber daya kelautan berbasis masyarakat. Diharapkan dengan
melakukan hal-hal tersebut, dapat meningkatkan kualitas terumbu karang di Indonesia.

Kata kunci: Terumbu Karang, Transplantasi, Biorock, Kampanye Penyelamatan,dan
Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Berbasis Masyarakat.


Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

2 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

DAFTAR ISI
ABSTRAK 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1 Terumbu Karang 5
2.2 Manfaat Terumbu Karang 9
2.3 Kerusakan Terumbu Karang 9
2.4 Rehabilitasi Terumbu Karang 11
2.4.1 Transplantasi Terumbu Karang 11
2.4.2 Biorock 14
2.4.3 Kampanye Penyelamatan 16
2.4.4 Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Berbasis Masyarakat 16
BAB III ANALISIS 18
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 19
3.1 Kesimpulan 19
3.2 Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20

Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

3 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah pesisir yang merupakan sumber daya potensial di Indonesia, yang merupakan suatu
wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Sumber daya ini sangat besar yang didukung oleh
adanya garis pantai sepanjang sekitar 81.000 km. Garis pantai yang panjang ini menyimpan
potensi kekayaan sumber alam yang besar. Potensi itu diantaranya potensi hayati dan non
hayati. Potensi hayati misalnya: perikanan, hutan mangrove, dan terumbu karang, sedangkan
potensi nonhayati misalnya: mineral dan bahan tambang serta pariwisata.

Terumbu karang (coral reefs) adalah suatu ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun
terutama oleh biota laut penghasil kapur khususnya jenis-jenis karang batu dan algae berkapur.
Ekosistem terumbu karang mempunyai manfaat yang bermacam-macam, yakni sebagai tempat
hidup bagi berbagai biota laut tropis lainnya sehingga terumbu karang memiliki
keanekaragaman jenis biota yang sangat tinggi dan sangat produktif, dengan bentuk dan warna
yang beraneka ragam, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber bahan makanan dan daerah
tujuan wisata, selain itu juga dari segi ekologi terumbu karang berfungsi sebagai pelindung
pantai dari hempasan ombak.

Keberadaan terumbu karang sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan baik yang bersifat
fisik maupun kimia. Pengaruh itu dapat mengubah komunitas karang dan menghambat
perkembangan terumbu karang secara keseluruhan. Kerusakan terumbu karang pada dasarnya
dapat disebabkan oleh faktor fisik, biologi dan karena aktivitas manusia.

Oleh karena itu, perlu adanya suatu cara untuk menjaga kelestarian daerah terumbu karang
agar habitat terumbu karang tetap terjaga dan apabila sudah terlanjur rusak, perlu diketahui
bagaimana cara yang tepat untuk mengetahui cara untuk merehabilitasinya.


Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

4 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6


1. 2. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk melihat bagaimana sumberdaya pesisir yaitu dan
bagaimana cara menjaganya dan bagaimana cara yang tepat untuk melakukan rehabilitasi
terumbu karang apabila sudah terlanjur mengalami kerusakan, diharapkan juga makalah ini
bisa menjadi acuan dalam pengelolaan wilayah pesisir khususnya terumbu karang.





















Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

5 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Terumbu Karang
Karang tergolong dalam dalam jenis mahluk hidup (hewan) yaitu sebagai individu organisme
atau komponen dari masyarakat hewan. Terumbu karang (coral reefs) sebagai suatu ekosistem
termasuk dalam organisme-organisme karang. Terumbu karang (coral reefs) merupakan
masyarakat organisme yang hidup di dasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur
(CaCO3) yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut. Terumbu karang terbentuk dari
endapan-endapan masif kalsium karbonat yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk
terumbu (karang hermatipik) dari filum Coridaria, ordo Scleractinia yang hidup bersimbiosis
dengan zooxantellae dan sedikit tambahan alga berkapur serta organisme lain yang
menyereksi kalsium karbonat. Karang hermatipik (Hermatypic corals) yang bersimbiosis
dengan alga melaksanakan fotosintesis, sehingga peranan cahaya sinar matahari penting sekali
bagi Hermatypic corals.


Gambar 1. Terumbu Karang
(Sumber: http://2.bp.blogspot.com/)

Hermatypic corals biasanya hidup di perairan pantai/laut yang cukup dangkal di mana
penetrasi cahaya matahari masih sampai ke dasar perairan, selain itu untuk hidup lebih baik
binatang karang membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara 25-32
o
C. Terumbu
Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

6 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

karang juga cenderung lebih memilih hidup di daerah yang perairannya jernih dibandingkan
dengan daerah yang keruh, hal ini disebabkan perairan yang jernih lebih mudah dimasuki
cahaya sehingga alga yang bersimbiosis dengan karang dapat melakukan proses fotosintesisi
dengan lebih optimal.

Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena
cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Beberapa tipe terumbu karang
dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut
tidak bersimbiosis dengan zooxanthellae dan tidak membentuk karang. Terumbu karang
merupakan ekosistem yang amat peka dan sangat sensitif. Jika diambil salah satu bagian dari
terumbu karang maka hal tersebut dapat berakibat fatal dan dapat merusak keutuhan dari
terumbu karang.Jangankan Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari oleh
hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Sebagai ekosistem terumbu karang sangat
kompleks dan produkstif dan keanekaraman jenis biota yang amat tinggi. Variasi bentuk
pertumbuhannya di Indonesia sangat kompleks dan luas sehingga bisa ditumbuhi oleh jenis
biota lain.

Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme laut yang efisien karena
mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien (oligotrofik). Beberapa terumbu
karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan kegiatan fotosintesis. Polip-polip
penyusun terumbu karang yang terletak pada bagian atas terumbu karang dapat menangkap
makanan yang terbawa arus laut dan juga melakukan fotosintesis.

Hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang merupakan tiga eksosistim penting di daerah
pesisir. Hutan bakau dan padang lamun dan terumbu karang berperan penting dalam
melindungi pantai dari ancaman abrasi dan erosi serta tempat pemijahan bagi hewan-hewan
penghuni laut lainnya. Terumbu karang merupakan rumah bagi banyak mahkluk hidup laut.
Diperkirakan lebih dari 3.000 spesies dapat dijumpai pada terumbu karang yang hidup di Asia
Tenggara. Terumbu karang lebih banyak mengandung hewan vertebrata.

Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

7 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

Beberapa jenis ikan seperti ikan kepe-kepe dan betol menghabiskan seluruh waktunya di
terumbu karang, sedangkan ikan lain seperti ikan hiu atau ikan kuwe lebih banyak
menggunakan waktunya di terumbu karang untuk mencari makan. Udang lobster, ikan
scorpion dan beberapa jenis ikan karang lainnya diterumbu karang bagi mereka adalah sebagai
tempat bersarang dan memijah. Terumbu karang yang beraneka ragam bentuknya tersebut
memberikan tempat persembunyian yang baik bagi ikan yang hidup didalamnya. Di dalam
terumbu karang hidup banyak jenis ikan yang warnanya indah. Indonesia memiliki lebih dari
253 jenis ikan hias laut. Bagi masyarakat pesisir terumbu karang memberikan manfaat yang
besar , selain mencegah bahaya abrasi mereka juga memerlukan ikan, kima, kepiting dan
udang barong yang hidup di dalam terumbu karang sebagai sumber makan dan mata
pencaharian mereka.

Ekosistem terumbu karang dikatakan buruk apabila mempunyai karang hidup sebesar 0 24,9
%, sedangkan apabila tutupan karang hidup 25 49,9 % dapat dikatakan bagus. Apabila
tutupan karang hidup 50 74,9 % dapat dikatakan sangat bagus apabila mempunyai tutupan
karang hidup > 75 %.

Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah satu kekayaan
alam yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya.Diperkirakan luas terumbu
karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas
dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia. Contohnya adalah
ekosistem terumbu karang di perairan Maluku dan Nusa Tenggara. Indonesia merupakan
tempat bagi sekitar 1/8 dari terumbu karang dunia dan merupakan negara yang kaya akan
keanekaragaman biota perairan dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Berdasarkan letaknya, terumbu karang terbagi 4 bagian yaitu :
1. Terumbu karang tepi
Terumbu karang tepi atau fringing reefs adalah jenis terumbu karang paling sederhana dan
paling banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. Terumbu karang tepi
berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Contoh: Bunaken (Sulawesi),
Nusa Dua (Bali), dan Pulau Panaitan (Banten)
Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

8 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6




2. Terumbu karang penghalang

Gambar 2. Terumbu Karang Penghalang
(Sumber: http://4.bp.blogspot.com/)
Terumbu karang penghalang atau barrier reefs menyerupai terumbu karang tepi, hanya saja
jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekitar 0.52 km ke
arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Contoh : Batuan
Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), dan Kepulauan
Banggai (Sulawesi Tengah).

3. Terumbu karang cincin

Gambar 3. Terumbu Karang Cincin
(Sumber: http://1.bp.blogspot.com)

Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

9 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

Terumbu karang cincin atau Attols merupakan terumbu karang yang berbentuk cincin dan
berukuran sangat besar menyerupai pulau. Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di
Samudra Atlantik. Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari
pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.

4. Terumbu karang datar/gosong
Terumbu karang datar atau gosong (patch reefs), kadang-kadang disebut juga sebagai pulau
datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam
kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan
berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh:
Kepulauan Ujung Batu (Aceh) dan Kepulauan Seribu (DKI Jakarta) .

2.2 Manfaat Terumbu Karang
Manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu :
1. Manfaat langsung
Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah :
Sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti
ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning), batu karang,
Pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya.
Penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.

2. Manfaat tidak langsung
Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung adalah sebagai penahan abrasi
pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman
hayati.


2.3 Kerusakan Terumbu Karang
Kerusakan ekosistem terumbu karang tidak terlepas dari aktivitas manusia baik di daratan
maupun pada ekosistem pesisir dan lautan. Kegiatan manusia di daratan seperti industri,
pertanian, rumah tangga akhirnya dapat menimbulkan dampak negatif bukan saja pada
Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

10 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

perairan sungai tetapi juga pada ekosistem terumbu karang atau pesisir dan lautan. Sebagian
besar (80 %) bahan pencemar yang ditemukan di laut berasal dari kegiatan manusia di daratan
(land basic activities). Sebagai contoh kegiatan pengolahan pertanian dan kehutanan (upland)
yang buruk tidak saja merusak ekosistem sungai melalui banjir dan erosi tetapi juga akan
menimbulkan dampak negatif pada perairan pesisir dan lautan.

Melalui penggunaan pupuk anorganik dan pestisida dari tahun ke tahun yang terus mengalami
peningkatan telah menimbulkan masalah besar bagi wilayah pesisir dan lautan. Pada tahun
1972 penggunaan pupuk nitrogen untuk seluruh kegiatan pertanian di Indonesia tercatat
sekitar 350.000,- ton, maka pada tahun 1990 jumlah tersebut meningkat menjadi 1.500.000,-
ton. Total penggunaan pestisida (insektisida) pada tahun 1975 sebesar 2.000 ton, kemudian
pada tahun 1984 mencapai 16.000,- ton.


Gambar 4. Kerusakan Terumbu Karang
(Sumber: http://1.bp.blogspot.com/)
Di pesisir dan lautan, kegiatan manusia seperti penambangan karang dengan atau tanpa bahan
peledak, pengerukan di sekitar terubu karang, penangkapan ikan dengan bahan peledak lalu
lintas pelayaran, pertambakan dan lainnya telah menimbulkan masalah besar bagi kerusakan
terumbu karang. Sebagai contoh kegiatan pelayaran di Teluk Jakarta, Selat Malaka, Semarang,
Surabaya, Lhokseumawe dan Balikpapan sudah memprihatinkan. Konsentrasi logam berat Hg
di perairan Teluk Jakarta pada tahun 1977-1978 berkisar antara 0,002-0,35 ppm

Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

11 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

Secara umum, aktivitas manusia yang dapat merusak ekosistem terumbu karang diantaranya
adalah sebagai berikut:
membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut
membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja
dapat membunuh terumbu karang
pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak
pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
pengunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari laut
residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga.
membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang
yang berada di bawahnya.
terdapatnya predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.
penambangan
pembangunan pemukiman
reklamasi pantai
polusi
penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan


2.4 Rehabilitasi Terumbu Karang
2.4.1 Transplantasi Terumbu Karang
Salah satu cara dalam merehabilitasi terumbu karang yang sudah rusak adalah dengan
melakukan transplantasi terumbu karang. Transplantasi karang merupakan salah satu upaya
rehabilitasi terumbu karang yang semakin terdegradasi melalui pencangkokan atau
pemotongan karang hidup yang selanjutnya ditanam di tempat lain yang mengalami kerusakan
atau menciptakan habitat baru. Teknik ini semakin populer baik di pihak pemerintah maupun
di kalangan masyarakat.

Transplantasi karang dapat dilakukan untuk berbagai tujuan yaitu :
Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

12 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

Untuk pemulihan kembali terumbu karang yang telah rusak
Untuk pemanfaatan terumbu karang secara lestari (perdagangan karang hias)
Untuk perluasan terumbu karang
Untuk tujuan pariwisata
Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan status terumbu karang
Untuk tujuan perikanan
Terumbu karang buatan
Untuk tujuan penelitian.

Tercatat hampir seluruh dinas perikanan kota maupun provinsi di Indonesia yang memiliki
kawasan terumbu karang dan mulai rusak mempunyai program rehabilitasi karang melalui
teknik transplantasi karang.

Gambar 5. Transplantasi terumbu karang
(Sumber: http://1.bp.blogspot.com)
Seiring dengan berjalannya kegiatan ini di lapangan, telah muncul beberapa persepsi yang
cenderung salah kaprah mengenai teknik transplantasi karang tersebut. Program rehabilitasi
yang tidak didukung dengan sosialisasi mengenai pentingnya terumbu karang membuat
program rehabilitasi ini diartikan sebagai salah satu cara yang paling efektif atau bahkan
sebagai satu-satunya cara yang efektif untuk merehabilitasi karang. Sehingga teknik ini
menjadi populer dan muncul persepsi di masyarakat bahwa jika terumbu karang mulai rusak
maka saatnya dilakukan transplantasi karang. Beberapa kasus terjadi ketika nelayan sadar
Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

13 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

bahwa tangkapan ikan karangnya mulai menurun, dan mereka menganggap bahwa
transplantasi karang dapat mengembalikan stok ikan karang dengan cepat. Di sisi lain praktik
perikanan yang tidak lestari masih terus berlangsung. Padahal kegiatan tersebut merupakan
faktor utama yang menyebabkan kerusakan karang yang pada akhirnya stok ikan karang pun
menurun. Sehingga usaha-usaha perlindungan kawasan menjadi pilihan yang tidak populer
dan menurut mereka cenderung merugikan karena adanya pembatasan mengenai penggunaan
alat tangkap maupun pembatasan fishing ground.

Persepsi yang telah terbentuk terjadi karena masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang
arti pentingnya terumbu karang. Kurangnya proses kesadaran masyarakat terhadap esensi dari
transplantasi yang telah mengakibatkan salah persepsi di kalangan masyarakat mengenai
transplantasi. Karena di sisi teknik transplantasi tersebut mempunyai manfaat yang sangat
besar bagi keberlangsungan ekosistem terumbu karang Indonesia di masa yang akan datang
jika dilakukan pada sasaran yang tepat. Diantaranya:
Transplantasi karang untuk tujuan pariwisata. Beberapa manfaat yang dapat diambil
adalah peningkatan awareness kepada pihak yang terlibat langsung dengan ekosistem
terumbu karang. Teknik ini biasanya di lakukan dengan memadukan unsur konservasi
dengan artistik.
Transplantasi karang untuk tujuan meningkatkan kepedulian terumbu karang,
meningkatkan rasa memiliki dan kesiapan untuk melindungi sumber daya terumbu
karang. Transplantasi yang melibatkan masyarakat nelayan yang sudah menyadari
dampak negatif yang dideritanya akibat rusaknya terumbu karang di sekitarnya.
Kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya terumbu karang
terhadap mata pencahariannya di masa yang akan datang, sehingga masyarakat nelayan
akan dengan sadar melindungi terumbu karang dari kerusakan.
Transplantasi untuk penelitian.
Pemanfaatan terumbu karang secara lestari / perdagangan karang hias.

Kegiatan perdagangan karang hias di Indonesia merupakan salah satu industri yang
mempunyai potensi. Tetapi aktivitas ini mempunyai resiko yang bisa menyebabkan kerusakan
karang apabila karang yang dijual diambil langsung dari alam. Transplantasi karang
Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

14 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

merupakan alternatif untuk mengurangi resiko kerusakan karang tanpa menghentikan salah
satu mata pencaharian nelayan Indonesia.

2.4.2 Biorock
Biorock adalah suatu proses deposit elektro mineral di dalam laut yang baisa juga disebut
akresi mineral. Pada tahun 1974 teknnlogi ini dikembangkan oleh Prof. Wolf H. Hilbertz,
seorang arsitek berkebangsaan Jerman. Teknologi ini awalnya dikembangkan untuk
mendapatkan bahan bangunan jenis baru. Tapi pada tahun 1988, Prof. Wolf H. Hilbertz
bertemu dengan ahli ekologi karang, Dr. Thomas J. Goreau dan mendirikan Global Coral Reef
Alliance (GCRA) dan mulai melakukan riset untuk mengembangkan teknologi biorock dengan
focus pada perkembangbiakan, pemeliharaan, dan restorasi terumbu karang serta struktur
proteksi pesisir.
Biorock bekerja menggunakan proses elektrolisis air laut, yaitu dengan meletakkan dua
elektroda di dasar laut dan dialiri dengan listrik tegangan rendah yang aman sehingga
memungkinkan mineral pada air laut mengkristal di atas elektroda. Biorock dibentuk dengan
menggunakan struktur ram besi non-galvanisasi sebagai katoda dan karbon, timah atau
titanium sebagai anoda. Saat dialiri listrik, struktur biorock ini menimbulkan reaksi elektrolitik
yang mendorong pembentukan mineral di struktur katoda. Mineral yang mengendap adalah
kalsium karbonat dan magnesium hidroksida. Kedua mineral ini penting karena merupakan
struktur dasar dari terumbu karang. Karena pengakresian mineral yang terjadi secara cepat,
bibit terumbu karang yang ditanamkan ke struktur biorock dapat tumbuh secara cepat.
Endapan mineral ini juga melekatkan struktur dengan dasar laut dan memperkuat struktur.
Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

15 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6


Gambar 6. Biorock
(Sumber: http://www.biorock.net/IBU_KARANG_4.jpg)
Dilihat dari proses pembentukan deposit mineralnya, akresi mineral bukanlah suatu reaksi
oksidasi langsung seperti elektroplatting, tetapi merupakan suatu proses yang tidak langsung,
dimana pengendapan mineral terjadi karena suatu hasil sampingan dari perubahan pH di
sekitar katoda ketika terjadi proses elektrolisis pada air laut. Ketika klorin dan oksigen
terkumpul di sekitar anoda, maka mineral magnesium dan kalsium yang melimpah di air laut
akan mengendap di katoda.
Ada beberapa alternatif sumber tenaga yang digunakan untuk menjalankan sistem ini, baik
dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga matahari (solar cell), pembangkit listrik
tenaga pasang surut, generator, aki maupun listrik rumah tangga. Tenaga yang digunakan
adalah arus DC dengan kisaran antara 1-24 Volt. Pada beberapa penelitian digunakan
tegangan dengan kisaran 6-12 Volt
Indonesia telah melakukan upaya rehabilitasi terumbu karang dengan teknologi ini sejak
tahun 2000, yaitu di daerah Pemuteran Bali. Kegiatan ini dipelopori oleh Karang Lestari
Pemuteran bekerjasama dengan dive shop, pengelola hotel, restoran, para nelayan dan para
ilmuan yang memilki kepedulian tinggi terhadap kelestarian terumbu karang. Struktur Biorock
yang dipasang di Pemuteran berjumlah 22 struktur dengan bentuk yang sama seperti struktur
yang ada di pulau Kwadule, Kuna Yala, Panama. Struktur ini ditempatkan pada kedalaman
120 kaki.
Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

16 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

Biorock di Pemuteran Bali memiliki tingkat keberhasilan paling tinggi dari 19 negara lain
yang juga menerapkan metode biorock ini, oleh karena itu Biorock di Pemuteran telah 5 kali
meraih penghargaan baik lokal maupun internasional. Kunci keberhasilan Biorock di
Pemuteran Bali adalah karena keterlibatan dari berbagai pihak terutama masyarakat sekitar
terutama kelompok nelayan dan Pecalang laut (polisi desa/adat).
Keberhasilan penerapan biorock di daerah Pemuteran, Bali dapat menjadi tolak ukur bagi
rehabilitasi situs-situs terumbu karang lain di seluruh Indonesia. Sayangnya teknologi biorock
ini masih dalam masa paten dan masih sedikit diterapkan sehingga biayanya relatif mahal.
Rata-rata suatu struktur biorock memerlukan biaya perawatan sekitar 5 juta per bulan. Untuk
ke depan, diharapkan biorock dapat menjadi teknologi tepat guna yang bebas diterapkan oleh
masyarakat pesisir untuk melestarikan terumbu karang mereka.
2.4.3 Kampanye Penyelamatan
Melalui kampanye penyelamatan yang dilakukan di wilayah terumbu karang hidup,
diharapkan keadaan masyarakat dan pemerintah terhadap arti penting dan nilai strategis
terumbu karang terutam adi Indonesia akan meningkat. Program kampanye-kampanye untuk
menjaga kelestarian terumbu karang saat ini sudah banyak dilakukan, salah satunya adalah
dengan menisiasi adanya daerah Coral Triangle Initiative (CTI) yang mencakup daerah di
Indonesia, Filipina, Australia dan New Guinea.

2.4.4 Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Berbasis Masyarakat
Pengelolaan sumberdaya kelautan berbasis masyarakat merupakan salah satu strategi
pengelolaan yang dapat meningkatkan efisiensi dan keadilan dalam pemanfaatan dan
pengelolaan sumberdaya alam. Selain itu strategi ini dapat membawa efek positif secara
ekologi dan sosial. Pengelolaan sumberdaya alam khususnya sumberdaya kelautan berbasis
komunitas lokal sangatlah tepat diterapkan, selain karena efeknya yang positif juga mengingat
komunitas lokal memiliki keterikatan yang kuat dengan daerahnya sehingga pengelolaan yang
dilakukan akan diusahakan demi kebaikan daerahnya dan tidak sebaliknya. Seiring trend di
dunia yang sedang giat-giatnya mengupayakan penguatan institusi lokal dalam pengelolaan
laut (pesisir).
Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

17 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6


Laut tidak semata merupakan sebuah sistem ekologi, tetapi juga sistem sosial. Karena itu,
pengembangan kelautan dengan memperhatikan sistem ekologi-sosial mereka yang khas
menjadi penting. Kuatnya institusi lokal di pesisir merupakan pilar bangsa bahari. Bila mereka
berdaya, aturan lokal mereka bisa melengkapi kekuatan hukum formal, mereka bisa menjadi
pengawas laut yang efektif, menjadi pengelola perikanan lokal karena didukung pengetahuan
lokal (traditional ecological knowledge) serta pendorong tumbuhnya ekonomi pesisir.


Pengelolaan sumberdaya kelautan berbasis Masyarakat ini bukanlah sesuatu yang baru bagi
masyarakat. Sejak dahulu, komunitas lokal memiliki suatu mekanisme dan aturan yang
melembaga sebagai aturan yang hidup di masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam
termasuk di dalamnya sumberdaya kelautan. Hukum tidak tertulis ini tidak saja mengatur
mengenai aspek ekonomi dari pemanfaatan sumberdaya kelautan, namun juga mencakup
aspek pelestarian lingkungan dan penyelesaian sengketa.















Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

18 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

BAB III
ANALISIS
Dari pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan
rehabilitasi terumbu karang di daerah pesisir dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dengan
adanya beberapa pilihan tersebut, maka hanya perlu dipilih cara mana yang paling cocok
dengan keadaaan terumbu karang di suatu daerah juga dengan mempertimbangkan
sumberdaya manusia maupun modal dan ketersediaan alat.

Masyarakat dan pemerintah memiliki peran yang sama pentingnya dalam menjaga kelestarian
terumbu karang di daerah pesisir. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk membuat
regulasi atau aturan-aturan yang dapat menjaga daerah terumbu karang dari kerusakan-
kerusakan yang diakibatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan juga dituntut
harus terus melakukan pengawasan secara terus menerus dan memberikan hukuman yang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku terhadap pelanggaran terhadap regulasi tersebut.
Pemerintah juga diharapkan dapat memberikan penyuluhan ataupun sosialisasi, pendidikan
mengenai cara menjaga kelestarian terumbu karang seperti melakukan transplantasi ataupun
membuat biorock sederhana, sehingga jumlah masyarakat tradisional yang belum mengetahui
pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang dapat berkurang secara signifikan.

Masyarakat juga berperan dalam menjaga kelestarian terumbu karang di daerah pesisir. Peran
masyarakat menjadi penting karena masyarakat daerah pesisir sering bersinggungansecara
langsung maupun tidak langsung dengan terumbu karang di daerah pesisir. Masyarakat dapat
berperan dalam menjaga kelestarian terumbu karang mulai dari hal-hal kecil dan sederhana
seperti tidak melakukan pencemaran lingkungan, tidak melakukan penangkapan ikan
menggunakan racun atau bom yang juga dapat merusak ekosistem terumbu karang, dan tidak
mengambil terumbu karang untuk dijadikan bahan bangunan.

Intinya adalah, dalah menjaga kelestarian terumbu karang, semua pihak harus berperan aktif
dan tidak saling tuduh menuduh siapa yang ahrus bertanggungjawab menjaga terumbu karang
yang ada di daerah pesisir.
Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

19 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Terumbu karang merupakan sumber daya perlu dijaga kelestariannya agar tidak semakin rusak
seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu perlu adanya upaya-upaya yang dilakukan agar
kualitas terumbu karang di Indonesia tetap terjaga.

Hal yang dapat dilakukan dalam merehabilitasi karang yang mengalami kerusakan diantaranya
adalah
Transplantasi terumbu karang
Biorock
Kampanye Penyelamatan
Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Berbasis Masyarakat

Diharapkan dengan dilakukannya hal-hal di atas dapat mereduksi jumlah kerusakan terumbu
karang d Indonesia dan juga dapat meningkatan kualitas karang di Indonesia.

3.2 Saran
Dalam menjaga kelestarian terumbu karang, agar hasil yang dicapai menjadi maksimal, perlu
adanya suatu sistem dimana semua lapisan atau golongan masyarakat ikut berperan aktif
dalam hal ini.

Tidak bisa jika hanya mengandalkan masyarakat pesisir, pemerintah daerah, ataupun
organisasi sosial saja. Karena, jika hanya ada satu golongan saja yang menjaga daerah
terumbu karang, hal tersebut akan menjadi percuma karena golongan lainnya berpotensi untuk
merusak daerah tersebut.

Oleh karena itu, pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinngi berhak dan berkewajiban
untuk mengatur masyarakat dalam menjaga kelestarian terumbu karang, dan juga membuat
regulasi yang dapat melindungi daerah terumbu karang di Indonesia.
Rehabilitasi Terumbu Karang di Daerah Pesisir 2011

20 | H a m d i E k o P u t r a n t o - 1 2 9 0 8 0 2 6

DAFTAR PUSTAKA
Yuniarti, M. S., 2007. Pengelolaan Wilayah Pesisir di Indonesia (Studi Kasus : Pengelolaan
Terumbu Karang Berbasis Masyarakat di Kepulauan Riau), Makalah, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjajaran, Jatinagor.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2090461-terumbu-karang-merupakan-ekosistem-
penting/
http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang
http://www.facebook.com/note.php?note_id=390042204652
http://monruw.wordpress.com/tag/biorock/
http://dewabthara.wordpress.com/2010/05/31/biorock-coral/
http://tps41.blogspot.com/2011/05/biorock-akresi-mineral-terumbu-karang.html
http://www.lini.or.id/id/yang-dapat-anda-lakukan/rehabilitasi-karang-berbasis-masyarakat
https://teknologitinggi.wordpress.com/
http://ruangberkas.com/artikel_selengkapnya.php?no_id=171&judul=Segitiga+Koral%2C+Jantung+D
unia
http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Rehabilitasi%20Terumbu%20Karang%20dengan%20
Merintis%20Daerah%20Perlindungan%20Laut%20(Marine%20Protect%20Area)%20Berbasis%20
Masyarakat,%20Solusi%20dari%20Tidak%20Efektifnya%20Terumbu%20Karang%20Buatan&&no
morurut_artikel=382
http://2.bp.blogspot.com/
http://4.bp.blogspot.com/
http://1.bp.blogspot.com/
http://www.biorock.net/IBU_KARANG_4.jpg

Anda mungkin juga menyukai