Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN
Kelemahan otot progresif telah dikenali sejak awal abad ke-19
oleh Sir Charles Bell, Marshall Hall dan Todd !ran "1#$%&
mengg'nakan istilah progressive muscular atrophy "(M!& )'*hene
"1#+9& j'ga telah menggambarkan pen,akit dengan gejala ,ang ser'pa
Bell berpendapat bahwa atrofi otot progresif ini terjadi sebagai akibat
kelainan mielopatik sedangkan !ran dan )'*hene men,atakan akibat
kelainan miopatik Char*ot "1#-9& mengg'nakan istilah la sclerose
laterale amyotropique atau Amyotrophic Lateral Sclerosis "!.S& ,ang
men*ak'p sindrom klinis ber'pa atrofi otot progresif, fasik'lasi dan
kontraksi spasmodik permanen /stilah amiotrofi dig'nakan 'nt'k
men'nj'kkan kelemahan otot dan atrofi ,ang terjadi sebgai akibat
dener0asi "Martin, 199$&
/stilah motor ne'ron disease "M1)& diperkenalkan oleh Brain
"19-2& setelah melihat adan,a h'b'ngan antara (M!, !.S dan (B(
,ang dilihat dari 0ariasi klinis terlibatn,a 'pper motor ne'ron "3M1&
dan lower motor ne'ron ".M1& serta dari topografi r'sakn,a anterior
horn *ells dan kelemahan otot )i /nggris, !.S adalah bagian dari M1)
sedangkan di !merika Serikat dan negara-negara ,ang berbahasa
(eran*is, istilah !.S lebih la4im dipakai sebagai nama lain dari M1)
"Martin, 199$&
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Motor 1e'ron )isease "M1)& adalah sekelompok gangg'an
ne'rologis ,ang se*ara selektif mempengar'hi motor ne'ron, sel-sel ,ang
mengendalikan akti0itas otot termas'k berbi*ara, berjalan, bernapas,
menelan dan gerakan 'm'm t'b'h (en,akit ini 'nik karena
ditem'kann,a tanda-tanda 3pper Motor 1e'ron "3M1& dan .ower
Motor 1e'ron ".M1& se*ara bersamaan pada seorang penderita Karena
1
relatif jarang ditem'kan, sering seorang dokter l'p't mendeteksi gejala-
gejala pen,akit ini bahkan ban,ak ,ang mendiagnosan,a sebagai stroke
(ada M1) dij'mpai adan,a degenerasi progresif ,ang khas dari
med'lla spinalis, batang otak dan korteks serebri "5ambe, 2%%+&
B. Etiologi
M1) adalah pen,akit mematikan dengan etiologi ,ang bel'm
diketah'i Berapa faktor j'ga mer'pakan pen,ebab pen,akit ini, ,ait' 6
1 M'tasi gen
2 Ketidakseimbangan kimia
7 5espon im'n tidak terat'r
(en,ebab pasti !.S bel'm diketah'i Terdapat beragam hipotesis
tentang etiologi ,ang masih kontro0ersial6 merokok sigaret, diet tinggi
lemak ata' tinggi gl'tamat 8aktor lingk'ngan intoksikasi timah dan
merk'ri j'ga did'ga pen,ebab !.S kondisi eksitotoksik asam-asam
amino, ter'tama gl'tamat, sempat did'ga k'at men,ebabkan !.S
Hipotesis ini memerl'kan riset lanj'tan, mengingat beberapa paparan
lingk'ngan dapat meng'bah geneti* programming melal'i mekanisme
epigenetik "Beal, 2%%$&
C. Klasifikasi Motor Neuron Disease
Motor 1e'ron )isease digolongkan 6
1 !m,otrophi* .ateral S*lerosis "#%9&
:enis M1) ,ang paling 'm'm Sekitar # dari 1% orang dengan M1)
memiliki tipe ini ;ejala *ender'ng m'lai di tangan dan kaki <tot-
otot *ender'ng menjadi kak' serta lemah pada awaln,a "!n'rogo,
2%17&
2 (rogressi0e b'lbar pals, "1%9&
Sekitar 2 dari 1% orang dengan M1) memiliki tipe ini <tot-
otot ,ang pertama terkena adalah ,ang dig'nakan
'nt'k berbi*ara, meng'n,ah dan menelan "otot-otot b'lbar&
2
7 (rogressi0e m's*'lar atroph, "#9&
/ni mer'pakan bent'k jarang M1) <tot-otot ke*il tangan dan
kaki biasan,a pertama terpengar'h, tetapi otot tidak kak'
+ (rimar, lateral s*lerosis "29&
Tipe ,ang jarang dari M1) men,ebabkan kelemahan pada otot kaki
Beberapa orang dengan tipe ini j'ga dapat mengembangkan
ke*angg'ngan di tangan ata' mengembangkan masalah bi*ara
"5ambe, 2%%+&
C. e!ala Klinik
;ambaran khas dari M1) adalah adan,a disf'ngsi saraf baik tipe
3M1 ma'p'n .M1 (ada M1) ditem'kan adan,a atrofi, parese dan
fasik'lasi dengan hiperrefleks, respon ekstensor dan pada beberapa kas's
spastisitas ;ejala awal ,ang sering antara lain fatig'e, kram otot, t'ngkai
men,eret ata' kes'litan melak'kan pekerjaan dengan sat' tangan
;ejala-gejala ini biasan,a asimetris dan sering han,a mengenai sat'
anggota gerak wala'p'n pada saat diperiksa 'm'mn,a s'dah ditem'kan
defisit ne'rologis ,ang lebih l'as ;ejala lain termas'k atrofi otot, n,eri
dan kram otot, fasik'lasi dan langkah ,ang kak'
Bila ker'sakan 3M1 relatif lebih dominan, gejala 'taman,a bisa
ber'pa spastisitas, kekak'an dan klon's kaki Keterlibatan b'lbar
biasan,a ber'pa kombinasi 3M1 dan .M1 dan men,ebabkan s'ara
serak, per'bahan artik'lasi dan s'ara senga' .idah biasan,a dikenai
se*ara simetris, gerakann,a melambat, dij'mpai fasik'lasi dan atrofi
Bila spastisitas dan parese berlanj't bisa terjadi disfagia ;angg'an
sensoris biasan,a tidak dij'mpai pada M1), tetapi kadang-kadang bisa
dij'mpai parestesia, perasaan dingin dan perasaan tebal "n'mbness&
8'ngsi otonom 'm'rnn,a normal (enderita M1) tidak
mengalami dek'bit's sekalip'n pada tahap lanj't karena f'ngsi sensorik
dan reg'lasi otonom dari aliran darah k'lit berjalan baik )emensia bisa
3
ditem'kan pada 7-$9 penderita M1) tetapi tipen,a berbeda dengan
dernensia tipe !l4heimer dan biasan,a men'nj'kan demensia lob's
frontalis
;ambar 1 "!dams, 2%%$&
;ambar 2 "!dams, 2%%$&
(ada progressi0e b'lbar pals, gejala awal ,ang menonjol adalah
kelemahan dari otot-otot ,ang diiner0asi oleh n'kle's motorik di batang
otak bagian bawah, misaln,a otot-otot rahang, wajah, lidah faring dan
laring ;ejala klinis 'taman,a adalah disartria, disfonia, kes'litan
meng'n,ah, sali0asi dan disfagia .idah l'mp'h dengan tanda-tanda
atrofi dan fasik'lasi ,ang menonjol Kadang-kadang disertai kel'mp'han
4
otot-otot wajah Se*ara klinis terlihat adan,a keterlibatan 3M1 dan
.M1 dengan lidah ,ang spastis, refleks jaw-jerk ,ang meninggi seperti
j'ga pada anggota gerak
(ada progressi0e m's*'lar atroph, ,ang menonjol adalah
keterlibatan .M1 dari otot-otot ekstremitas tanpa gambaran keterlibatan
3M1 ,ang jelas Tetapi refleks tendon ,ang men'r'n membedakann,a
dari progressi0e spinal m's*'lar atroph, Biasan,a timb'l setelah 'sia 2%
tah'n dan tidak ada riwa,at pen,akit ,ang mirip dalam kel'arga (ada
$%9 kas's (M! terlihat atrofi dari otot-otot intrinsik tangan ,ang
simetris ,ang se*ara perlahan berlanj't ke proksimal (erjalanan
pen,akitn,a lebih lambat dari tipe lain Bent'k infantil dari (M!
bermanifestasi seperti flopp, infant dan diseb't pen,akit =erdnig-
Hoffinan >ariasi ,ang lain dengan distrib'si ke proksimal dikenal
sebagai pen,akit K'gelberg-=elander Trakt's kortikospinalis tidak
terlibat dan tidak ada gangg'an sensoris
(enderita primar, lateral sclerosis men'nj'kkan paraparese
spastik ,ang berjalan lambat lain melibatkan otot-otot lengan dan
orofaring Tipe ini sangat jarang dij'mpai (en,akit dim'lai pada 'sia
dewasa dengan tanda-tanda keterlibatan trakt's kortikospinalis sek'nder
terhadap r'sakn,a ne'ron motorik di korteks serebri Tidak dij'mpai
atrofi ma'p'n fasik'lasi, f'ngsi sfingter biasan,a baik, pada beberapa
penderita dij'mpai hemiparese spastik ,ang progresif ,ang dikenal
sebagai 0arian Mills Setelah beberapa tah'n gerakan jari-jari melambat,
lengan menjadi spastik dan terjadi gangg'an berbi*ara (ringle dkk
men,arankan kriteria diagnostik ,ang penting ,ait' s'at' perkembangan
pen,akit selama 7 tah'n tanpa b'kti keterlibatan .M1 ")onagh,, 2%1%&
5
;ambar 7 "!dams, 2%%$&
D. Patofisiologi
M1) mer'pakan pen,akit kronis dengan karakteristik adan,a
degenerasi progresif dari .M1 di anterior horn *ells med'lla spinalis dan
n'kle's saraf kranial di batang otak, serta 3M1 di korteks serebri (ada
ban,ak kas's, otak dan med'lla spinalis tetap normal se*ara makroskopis
ke*'ali per'bahan ,ang terjadi akibat proses pen'aan Menarikn,a pada
sebagian kas's terlihat adan,a atrofi selektif dari gir's presentralis seperti
,ang telah digambarkan oleh Kahler dan (i*k pada tah'n 1#?9 !trofi
med'lla spinalis ,ang l'as han,a ditem'kan pada kas's- kas's ,ang
kronis, tetapi sebalikn,a sering j'ga dij'mpai adan,a atrofi dari akar saraf
spinalis anterior Bisa j'ga terlihat adan,a per'bahan wama sklerotik dan
pen*i'tan trakt's kortikospinalis lateralis <tot-otot skeletal di bagian
distal mengalami atrofi, men*i't, p'*at dan fibrotik
!dams dkk Men,atakan ,ang terpenting adalah r'sakn,a sel-sel
ne'ron pada anterior horn med'lla spinalis dan n'kle's motorik di bagian
bawah batang otak

1e'ron besar *ender'ng lebih terlibat dari ,ang ke*il
6
Sel ,ang r'sak ini digantikan oleh astrosit fibro's Keban,akan sel ne'ron
,ang bertahan menjadi menge*il, berker't dan berisi lipof'sin, kadang-
kadang terlihat adan,a inkl'si sitoplasmik
Se*ara histopatologik, gambaran 'tama dari M1) melip'ti6 "1&
Berk'rangn,a motor ne'ron ,ang besar dengan astrogliosis fokal @ "2&
Senes*ent *hanges@ "7& /nkl'si intrasitoplasmik@ "+& !ksonopati proksimal
dan distal dengan sferoid aksonal@ "$& )egenerasi trakt's dan "-&
)egenerasi serab't motorik, motor end-plates dan atrofi otot
(enem'an mikroskopis ,ang paling konsisten adalah ak'm'lasi
gran'llipof'sin pada perikarion ,ang mengalami atrofi (er'bahan ini
sering disalah interpretasikan sebagai senescent changes karena per'bahan
pigmen ini khas dij'mpai pada ne'ron kh's'sn,a ne'ron pada orang t'a
)ari per'bahan pada ne'ron ,ang sangat ber0ariasi pada M1) , ,ang
paling penting adalah inkl'si intrasitoplasmik ber'pa inkl'si eosinofilik
"B'nina Bodies&, inkl'si basofilik, inkl'si hialin dan inkl'si konglomerasi
;ambar + "!dams, 2%%$&
7
Mori dkk "2%%-& menem'kan adan,a ubiquitin, s'at' polipeptida
,ang mengand'ng ?- b'ah asam amino, dan belakangan diketah'i
mer'pakan bagian dari .ew, bodies Trakt's ,ang paling sering
mengalami degenerasi pada penderita M1) adalah trakt's kortikospinalis
.'asn,a degenerasi tidak selal' berh'b'ngan dengan gejala klinisn,a
)egenerasi bisa terjadi asimetris dan bisa mengenai kol'mna anterolateral,
kol'mna spinoserebellar dan Clarke, kol'mna posterior ata' basal ganglia
Selain hal-hat terseb't di atas, lesi pada ne'ron-ne'ron lower motor
pada M1) ber0ariasi dari atrofi dan hilangn,a dendrit sampai hilangn,a
anterior horn cells se*ara total Keban,akan kas's M1) familial
memp'n,ai gambaran patologi ,ang mirip dengan M1) sporadis di mana
j'ga dij'mpai berk'rangn,a anterior horn cells dan degenerasi trakt's
kortikospinalis " !dams, 2%%$&
E. Penegakkan Diagnosis
3nt'k menegakkan diagnosis pada penderita ,ait' melal'i
anamnesis, pemeriksaan fisik ne'rologik ,ang teliti serta pemeriksaan
pen'njang )ari anamnesis kita dapat mengetah'i gejala-gejala ,ang
dirasakan oleh penderita ,ang m'ngkin ses'ai dengan gejala-gejala ,ang
telah di'raikan diatas Misaln,a ada tidakn,a n,eri kepala, m'ntah,
kejang Sedangkan melal'i pemeriksaan fisik ne'rologis ditem'kan
adan,a gejala seperti edema papil dan defisit lapangan pandang
1 !namnesa6 adan,a kelemahan ,ang progresif
2 (ada pemeriksaan ne'rologis dij'mpai 6
a adan,a gangg'an motorik
b tidak ada gangg'an sensorik
* tidak ada gangg'an f'ngsi otonom
d didapat salah sat' ata' ked'an,a dari tanda-tanda .M1 "atrofi,
fasik'lasi& dan tanda-tanda 3M1 "peninggian refleks tendon pada
ekstremitas ,ang atrofi, refleks patologis ,ang positif& "Hadis'r,aa,
2%%9&
8
". Pe#eriksaan Penun!ang
3nt'k menegakkan diagnosa M1) adalah diagnosa klinis karena
bel'm ada pemeriksaan kh's's 'nt'k M1), maka diagnosa pasti bar'
dapat diketah'i pada otopsi post-mortem dengan memeriksa otak
,med'lla spinalis dan otot penderita ;ejala 'tama ,ang men,okong
diagnosa adalah adan,a tanda-tanda gangg'an 3M1 dan .M1 pada
daerah distrib'si saraf spinal tanpa gangg'an sensoris dan biasan,a
dij'mpai fasik'lasi spontan ;ambaran khasn,a ber'pa kombinasi tanda-
tanda 3M1 dan .M1 pada ekstremitas dengan adan,a fasik'lasi lidah
(emeriksaan elektrofisiologis, radiologis, biokimiawi, im'nologi
dan histopatologi m'ngkin diperl'kan 'nt'k men,ingkirkan pen,akit
lainn,a
- Alektromiografi "AM;& adalah pemeriksaan ,ang paling bermanfaat
'nt'k menegakkan diagnosa M1) 5ekaman AM; men'nj'kkan
adan,a fibrilasi dan fasik'lasi ,ang khas pada atrofi akibat dener0asi
- (emeriksaan biokimiawi darah penderita M1) keban,akan berada
dalam batas normal ('nksi l'mbal dapat dilak'kan 'nt'k membant'
menegakkan diagnosa M1) (rotein *airan serebrospinal sering
dij'mpai normal ata' sedikit meninggi Kadar plasma kreatinin kinase
"CK& meninggi sampai 2-7 kali nilai normaln,a pada sebagian
penderita, tetapi pen'lis lain men,atakan kadarn,a normal ata' han,a
sedikit meninggi An4im otot *arboni* anh,drase /// "C! ///&
mer'pakan pet'nj'k ,ang lebih sensitif
- M5/ dan CT-s*an otot bermanfaat 'nt'k membedakan atrofi otot
ne'rogenik dari pen,akit miopatik dan dapat men'nj'kkan distrib'si
gangg'an pen,akit ini
- Biopsi otot m'ngkin perl' dilak'kan 'nt'k membedakan M1) ,ang
menimb'lkan slowl, progressi0e proBimal weakness dari miopati
Bila dilak'kan biopsi otot, terlihat serab't otot ,ang menge*il dan
hilangn,a pola mosaik ,ang nomlal dari serab't-serab't otot
" !n'rogo, 2%17&
9
. Penatalaksanaan
T'j'an terapi adalah mempertahankan penderita dapat
berf'ngsi dengan baik selama m'ngkin, membant' stabilitas emosi
dan menangani masalah fisik bila s'dah timb'l

<bat-obat seperti
ba*lofen, dia4epam, ti4anidine dan dantrolene dapat dipakai 'nt'k
mengatasi spastisitas ,ang terjadi
8isioterapi ter'tama dit'j'kan 'nt'k melatih sisa-sisa serab't
otot ,ang reiner0asi ,ang masih dapat dilatih dan 'nt'k otot ,ang
mengalami disuse atrophy pada penderita ,ang *a*at ata' inaktif
(ergerakan sendi perl' 'nt'k menghindari kekak'an sendi dan n,eri
8isioterapi j'ga diperl'kan karena dapat membant' mengatasi
keke*ewaan penderita (enanganan psikososial dit'j'kan 'nt'k
membant' stabilitas emosi penderita dan kel'argan,a begit'
mengetah'i M1) adalah pen,akit ,ang bel'm dapat diobati
(enderita har's memperoleh penjelasan bahwa ia masih dapat hid'p
normal dengan pen,akitn,a terseb't dan dapat mengatasi problem
,ang m'n*'l "5ambe,2%%+&
H. Ko#$likasi
(er'bahan Kognitif terjadi di antara 779-$%9 pasien
Sebagian ke*il men'nj'kkan bent'k demensia frontotemporal
di*irikan oleh perilak' kelainan seperti per'bahan disinhibition,
apatis, dan kepribadian Sebagian ke*il pasien j'ga m'ngkin
menderita dari afasia, ,ang men,ebabkan kes'litan dalam penamaan
objek tertent' (roporsi ,ang lebih besar "hingga $%9& menderita dari
seb'ah 0ersi lebih ringan dari per'bahan kognitif ,ang ter'tama
mempengar'hi apa ,ang dikenal sebagai eksek'tif f'ngsi "!n'rogo,
2%17&
10
I. Prognosis
Tanda-tanda .M1 dari ekstremitas m'ngkin mengarah ke
prognosa ,ang lebih baik Kematian pada penderita M1) biasan,a
akibat infeksi sal'ran nafas, pne'monia aspirasi ata' asf/ksia 8aktor
lain ,ang mempengar'hi prognosa adalah kesehatan fisik dan mental
penderita sebel'mn,a, adan,a pen,akit lain ,ang bersamaan dan 'sia
penderita 8aktor non medis ,ang berpengar'h adalah latar belakang
pendidikan, sosial ekonomi, kondisi r'mah dan kondisi kesehatan
pasangann,a 1$ sampai 2% 9 penderita dapat bertahan hid'p sampai $
tah'n ata' lebih sejak pen,akit timb'l 5ata-rata penderita dapat
bertahan hid'p lebih k'rang 7-+ tah'n setelah diagnosa M1)
ditegakkan " 5ambe, 2%%+&
11
)!8T!5 (3ST!K!
1 !dams 5), >i*tor M, 5opper !H (rin*iples of 1e'rolog, -
th
ed 1ew
Cork6 M*-;raw Hill Co @ 2%%$ p1%#9-1%9+
2 Cho' SM (atholog, of Motor S,stem )isorder /n 6 .eigh (1 , Swash
Meditors Motor 1e'ron )isease Biolog, and Management .ondon6
Springer->erlag @ 2%%%p$7-92
7 )onagh, M Motor 1e'ron )isease of !d'lts /n 6 Kennard Ceditor
5e*ent !d0an*es /n Clini*al 1e'rolog, Adinb'rgh6 Ch'r*hill-
.i0ingstone@ 2%1%p?7-#$
+ 5ambe, !S 2%%+ Motor Neuron Disease. 3S3 8ak'ltas Kedokteran
Medan
$ Swash M, S*hwart4 MS Motor 1e'ron )isease6 The Clini*al S,ndrome
/n 6 .eigh (1, Swash Meditors Motor 1e'ron )isease Biolog, and
Management .ondon6 Springer->erlag @ 199$p1-1?
- Beal 8M Mito*hondria take *enter stage in aging and ne'rodegeneration
!nn 1e'rol 2%%$@$#6+9$D$%$
? Martin :A, Swash M The (atholog, of Motor 1e'ron )isease /n 6 .eigh
(1 editors Motor 1e'ron )isease Biolog, and Management .ondon6
Springer->erlag @199$p1-7-1##
# Handis'r,a /, 3tarna C ;ambaran Klinis Motor 1e'ron )isease
1e'rona 199$@ 12 6 21-2-
12

Anda mungkin juga menyukai