Anda di halaman 1dari 2

1.

Abses Hati Piogenik (AHP)


Patogenesis abses hepar
Hati adalah organ yang paling sering untuk terjadinya abses .Abses hati
dapat berbentuk soliter atau multiple.Hal ini dapat terjadi dari penyebaran
hematogen amaupun secara langsung dari tempat terjadinya infeksi di dalam rongga
periotenum. Hati menerima darah secara sistemik maupun melalui sirkulasi vena
portae hal ini memungkinkan terinfeksinya hati oleh karena paparan bakteri yang
berulang tetapi dengan adanya sel hato oleh sel kuffer yang membatasi sinusoid hati
akan menghindari terinfeksinya hati oleh bakteri tersebut.Adanya penyakit sistem
biliaris hingga terjadi obstruksi aliran empedu akan menyebbakan terjadinya
proliferasi bakteri.Adanya tekanan dan distensi kanalikuli akan melibatkan cabang-
cabang dari vena portal dan limfatik sehingga kan terbentuk formasi abses
fileflebitis.Mikroabses yang terbentuk akan menyebar secara hematogen sehingga
terjadinya bakteremia sistemik.Penetrasi akibat trauma tusuk akan menyebabkan
inokulais bakteri pad aparenkim hati sehingga terjadi abses paru piogenik.Lobus kanan
lebih sering terjadi abses hati iogenik.
Terapi
Penatalaksanaan secara konvensional adalah dengan drainase terbuka secara
operasi dan antibiotik spektrum luas oleh karena bakteri penyebab abses terdapat
didalam cairan abses yang sulit dijangkau dengan antibiotik tunggal tanpa aspirasi
cairan abses.
Penatalaksanaan saat ini, adalah dengan menggunakan drainase perkunancus
abses intra abdominal dengan tuntunan abdomen ultrasound atau tomografi
komputer, komplikasi yang bisa terjadi adalah perdarahan, perforasi organ intra
abdominal, infeksi, ataupun terjadi kesalahan dalam penempatan kateter untuk
drainase.

Prognosis
Prognosis yang buruk, apabila terjadi keterlambatan diagnosis dan
pengobatan, jika hasil kultur darah yang memperlihatkan penyebab becterial
organisme multiple, tidak dilakukan drainase terhadap abses, adanya ikterus,
hipoalbuminemia, efusi pleural atau adanya penyakit lain.
Peningkatan umur, manifestasi yang lambat, dan komplikasi seperti reptur
intraperikardi atau komplikasi pulmonum meningkatkan tiga kali angka kematian.
Hiperbilirubinemia juga termasuk faktor resiko, dengan reptur timbul lebih sering
pada pasien-pasien yang icterus.

Anda mungkin juga menyukai