Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS SPASIOTEMPORAL KASUS DEMAM TIFOID

DI KOTA SEMARANG
SPATIOTEMPORAL ANALYSIS OF TYPHOID FEVER CASES
IN SEMARANG CITY
ARTIKEL ILMIAH
Disusun untuk memenuhi sebagian pes!aatan guna men"apai #ea$at
sa$ana stata%& ke#'ktean umum
AGUSTIN D(I RAHMA(ATI
G)A **+ **,
PROGRAM PENDIDIKAN SAR-ANA KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNI.ERSITAS DIPONEGORO
TAHUN )*&*
ANALISIS SPASIOTEMPORAL KASUS DEMAM TIFOID
DI KOTA SEMARANG
Agustin Dwi Rahmawati
1
, Winarto
2
A/STRAK
Lata /e0akang : Demam tifoid merupakan masalah kesehatan di negara
berkembang, termasuk Indonesia karena dapat membawa dampak peningkatan
angka morbiditas maupun angka mortalitas. Oleh karenana diperlukan sur!eilan
pemetaan distribusi kasus demam tifoid untuk membantu mengarahkan inter!ensi
pen"egahan dan akhirna menurunkan insiden.
#enelitian ini bertu$uan untuk menganalisis gambaran distribusi spasial dan
temporal kasus demam tifoid di %ota &emarang.
Met'#e : #enelitian menggunakan disain cross sectional dengan data primer ang
berupa letak lintang dan bu$ur tempat tinggal penderita. Data sekunder diperoleh
dari register kasus demam tifoid D%% &emarang, peta ang dilengkapi angka
kepadatan penduduk dan daerah ban$ir 'appeda (awa )engah serta angka "urah
hu$an '*%+ %ota &emarang. Data kemudian diolah se"ara deskriptif dengan
*i"rosoft ,-"el 2../ dan Ar"0iew +I& 1.1.
Hasi0 : &ub$ek penelitian ber$umlah 123 penderita ang terdiri dari 43 laki5laki
dan 4. perempuan. Angka ke$adian tertinggi ter$adi pada bulan 6o!ember 2..3
781,49: ang diikuti dengan "urah hu$an ang tinggi. %e"amatan dengan insiden
tertinggi terdapat pada ke"amatan &emarang 'arat dan ke"amatan +enuk dengan
21 kasus 712,89:. ;mur penderita berkisar antara . sampai dengan 42 tahun
dengan angka tertinggi pada kelompok umur .51. tahun 781,49:.
&impu0an : %asus demam tifoid "enderung tersebar se"ara merata terutama
terdapat pada daerah dengan kepadatan penduduk tinggi dan sekitar area tempat
tinggal penderita demam tifoid. %asus demam tifoid lebih banak pada saat
ter$adina peningkatan "urah hu$an.
Kata Kun"i : demam tifoid, analisis spasiotemporal, &I+
1
*ahasiswa #rogram #endidikan &51 kedokteran umum <% ;6DI# &emarang
2
&taf #enga$ar 'agian *ikrobiologi <akultas %edokteran ;6DI# &emarang
SPATIOTEMPORAL ANALYSIS OF TYPHOID FEVER CASES
IN SEMARANG CITY
Agustin Dwi Rahmawati
1
, Winarto
2
ABSTRACT
Background : Ty!oi" #e$er is one o# !ealt!y ro%le& in "e$eloin' co(ntries)
incl("e In"onesia %eca(se it can %rin' t!e i&act o# increasin' &or%i"ity an"
&ortality rates* +eca(se o# t!at reason) it,s re-(ire" &ain' s(r$eilance
"istri%(tion o# ty!oi" #e$er cases to assist t!e re$enti$e inter$ention in or"er to
re"(ce t!e insi"ent*
T!is researc! ai& is to analy.e i&a'e o# sasial an" te&oral "istri%(tion o#
ty!oi" #e$er cases in Se&aran' city*
Metods : T!e researc!,s "esi'n (se" cross sectional /it! ri&ary "ata /ere
latit("e an" lon'it("e oint o# tar'et,s sa&le !o(se location* Secon"ary "ata
/ere o%taine" #ro& ty!oi" #e$er cases re'istere" in Se&aran' /!ic! /ere
collecte" %y D00 Se&aran') &a e-(ie" /it! "ensity o(lation) #loo"s area
#ro& +ae"a 1a/a Ten'a! an" also rain#all rates #ro& +M0G Se&aran'* T!en)
"ata /ere anal.ye" /it! Microso#t E2cel 3445 an" ArcVie/ GIS 66*
Re!u"t : Total s(%7ect,s researc! is 89: atients consiste" o# ;: &ales an" ;4
#e&ales* T!e !i'!est case n(&%er !aene" in No$e&%er 344: <=6);>? /!ic!
/as acco&anie" /it! !i'! rain#all rates* T!e !i'!est inci"ent /ere #o(n" at
"istrict o# Se&aran' +arat an" "istrict o# Gen(@ /it! 38 cases <83)=>?* A$ara'e
o# atient,s a'es /ere #ro& 4 ( to ;9 years ol" /it! t!e !i'!est n(&%er 'ro( o#
a'e 4A84 years < =6);>?*
Conc"u!#on : Ty!oi" #e$er case !as a ten"ency to srea" e$enly esecially in
!i'! "ensity o(lation an" also in aro(n" ty!oi" #e$er atient,s !o(se location*
Ty!oi" #e$er &ore t!an !aene" at t!e ti&e increasin' o# rain#all rates*
$e%&ord! : ty!oi" #e$er) analysis satiote&oral) SIG
8
St("ent o# Fac(lty o# Me"icine Dione'oro Bni$ersity) Se&aran'
3
Sta## on Micro%iolo'y Deart&ent Fac(lty o# Me"icine Dione'oro Bni$ersity)
Se&aran'
PENDAHULUAN
Demam tifoid merupakan penakit endemik ang termasuk dalam masalah
kesehatan di negara berkembang, termasuk Indonesia karena dapat membawa
dampak peningkatan angka morbiditas maupun angka mortalitas.. Diperkirakan
menerang 22 $uta orang pertahun dengan angka kematian men"apai 2...... $iwa
per tahun.

*enurut W=O, pada tahun 2..1 terdapat sekitar 3...... kasus di
Indonesia, dimana sekitar 2..... penderitana meninggal dunia.
1,2
Demam tifoid
adalah penakit infeksi sistemik ang disebabkan oleh bakteri Sal&onella
enteritica, khususna serotpe Sal&onella ty!i.
1
'akteri ini termasuk kuman
+ram negatif ang memiliki flagel, tidak berspora, motil, berbentuk batang,
berkapsul dan bersifat fakultatif anaerob dengan karakteristik antigen O, = dan 0i.
8
#enebaranna ter$adi se"ara fekal5oral melalui makanan ataupun minuman.
*asa inkubasi demam tifoid berlangsung antara 1.518 hari.
;saha penanggulangan demam tifoid meliputi pengobatan dan
pen"egahan. #en"egahan demam tifoid terdiri dari pen"egahan primer, sekunder
dan tersier. ;ntuk mendukung keberhasilan penanggulangan demam tifoid
diperlukan data lapangan ang lengkap dan akurat melalui kegiatan sur!eilans.
#engolahan register demam tifoid di %ota &emarang masih terbatas dalam
bentuk analisis tabular dan grafik tetapi bukan dalam bentuk pemetaan. #emetaan
penakit berguna untuk identifikasi pola penebaran geografi suatu penakit.
>
)eknologi untuk mengelola data grafis dan peta menggunakan komputer saat ini
sudah tersedia luas. =al tersebut dapat membantu menganalisis penebaran
penakit menular menggunakan teknik representasi spasial.
*engingat masih terbatasna analisis spasial dan temporal ke$adian
demam tifoid, mendorong peneliti untuk menganalisis sebaran kasus demam tifoid
di %ota &emarang. #enelitian ini menggunakan &istem Informasi +eografis 7&I+:
ang mempermudah lokalisasi masalah kesehatan dalam waktu dan ruang. Dalam
&I+ terdapat so#t/are untuk pemetaan 7&ain': dan telah dilengkapi dengan
komponen "ata%ase. So#t/are ang digunakan pada penelitian ini aitu *i"rosoft
,-"el 2../ dan Ar"0iew +I& 1.1 untuk menganalisis distribusi spasial dan
temporal kasus demam tifoid di %ota &emarang periode 1 Oktober 5 11 Desember
2..3. Adapun dari penelitian ini diharapkan menghasilkan gambaran spasial dan
temporal kasus demam tifoid ang dapat mengidentifikasi faktor5faktor risiko
keruangan terhadap pola penebaran demam tifoid, serta didapatkan data statistik
ang efektif dan praktis ang dapat diimplementasikan oleh praktisi kesehatan
masarakat dalam tindakan pen"egahan penakit demam tifoid.
METODE PENELITIAN
#enelitian ini merupakan penelitian dengan disain cross sectional. &ampel
penelitian adalah penderita demam tifoid ang tinggal di %ota &emarang ang
ter"atat di register kasus demam tifoid Dinas %esehatan %ota &emarang hasil
laporan seluruh Rumah &akit di %ota &emarang selama 1 Oktober 5 11 Desember
2..3. &ampel penelitian diambil dengan "ara total sampling. #enelitian ini
menggunakan alat +#& 7Glo%al Positionin' Syste&:, program +armin tipe mobile
?) ang sudah ditera, digunakan untuk menentukan letak bu$ur dan lintang
tempat tinggal pasien demam tifoid. Alur penelitian dimulai dari pengumpulan
koordinat tempat tinggal penderita demam tifoid. %emudian dilan$utkan proses
pemetaan, setelah dipetakan data dapat dianalisis se"ara deskriptif maupun
spasitemporal dengan menggunakan so#t/are ArcVie/ GIS 6*6 dan *i"rosoft
,-"el 2../.
'erdasarkan register demam tifoid Dinas %esehatan %ota 7D%%:
&emarang periode 1 Oktober 5 11 Desember 2..3 ter"atat 2.. kasus demam tifoid
di %ota &emarang. )erdapat 24 kasus dieksklusi karena alamat tidak $elas dan 1
kasus ter"atat berulang. &ehingga pada penelitian ini data dapat di analisis karena
memenuhi kriteria inklusi ber$umlah 123 kasus. Data "urah hu$an didapatkan dari
'*%+ %ota &emarang ang diwakilkan melalui stasiun &emarang 'arat.
%epadatan penduduk dan daerah rawan ban$ir didapatkan dari 'adan #eren"ana
#embangunan Daerah (awa )engah dalam bentuk label pada peta.
HASIL PENELITIAN
'erdasarkan $enis kelamin hasil didapatkan kasus demam tifoid ter$adi
lebih banak pada laki5laki 7>2,/9: daripada perempuan 78/,19:.1Tabe02&3
Tabe0 &2 Distribusi kasus demama tifoid berdasarkan $enis kelamin
-enis Ke0amin Fekuensi Pesentase
@aki5laki 43 >2,/9
#erempuan 4. 8/,19
(umlah 123 1..9
%elompok umur penderita demam tifoid ang ter"atat pada register
demam tifoid Dinas %esehatan %ota &emarang pada bulan Oktober5Desember
2..3 berkisar diantara kurang dari . sampai dengan 42 tahun. %elompok umur .
sampai 1. tahun merupakan kelompok umur dengan ke$adian demam tifoid
terbanak 7/8 kasus :81,49: sedangkan $umlah penderita paling sedikit terdapat
pada usia lebih dari 2. tahun. 7Tabe0 )23
Tabe0 )2 Distribusi kasus berdasarkan umur penderita
Ke0'mp'k
Umu 1Tahun3 -um0ah Kasus Pesentase
. 5 1. /8 81,49
2.56o! 2/ 12,.9
21 5 1. 21 11,29
11 5 8. 21 11,29
81 5 >. 11 2,>9
>1 5 2. > 2,39
21 5/. 2 1,29
/1 5 4. 2 1,29
A4. 2 1,29
(umlah 123 1..9
#ersebaran kasus demam tifoid pada bulan Oktober5Desember 2..3
terbanak di temukan pada ke"amatan &emarang 'arat dan ke"amatan +enuk
dengan 21 kasus 712,89:, kemudian diikuti ke"amatan &emarang ;tara dengan 13
kasus 711,29:.7Gamba &2:
Gamba &2 #ersebaran kasus demam tifoid di %ota &emarang Oktober B
Desember 2..3 dengan laer ke"amatan.
Analisis spasial pada penelitian ini berupa gambaran sebaran kasus demam
)ifoid di %ota &emarang pada bulan Oktober hingga Desember 2..3 ditin$au dari
letak daerah ban$ir dan wilaah dengan kepadatan penduduk tinggi. Adapun
gambaran sebaran kasus demam tifoid pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1Gamba )23
Gamba )2 #ersebaran kasus demam tifoid di %ota &emarang Oktober 5
Desember 2..3 dengan laer tingkat kepadatan penduduk.
#ersebaran kasus demam tifoid pada daerah ban$ir tidak terlihat berbeda
dengan daerah ang bukan merupakan wilaah ban$ir. =al tersebut dapat terlihat
se"ara kualitatif aitu pada daerah ban$ir ang ditandai dengan wilaah berwarna
biru dengan kasus ang ter$adi di daerah tidak ban$ir ang berwarna putih kasus
demam tifoid tersebar se"ara merata. 7Gamba 42:
Gamba 42 #ersebaran kasus demam tifoid di %ota &emarang Oktober5Desember
2..3 dengan laer daerah ban$ir.
'erdasarkan data ang telah diperoleh selama periode Oktober BDesember
2..3, kasus terbanak ter"atat pada bulan 6o!ember 2..3 aitu /8 kasus
781,49:. 'ulan Oktober terdapat 13 kasus 721,19: dan bulan Desember
ber$umlah >2 kasus 711,19:. (umlah kasus demam tifoid terbanak ter$adi pada
bulan 6o!ember dengan "urah hu$an 1/8,1 mm. #ada bulan Oktober dengan
"urah hu$an 28,4 mm kasus demam tifoid ter"atat paling sedikit.
Gamba 52 +rafik hubungan antara $umlah kasus demam tifoid dengan "urah
hu$an.
Analisis kasus demam tifoid ang didapatkan dalam penelitian ini
dipetakan berdasarkan urutan waktu dan aspek spasialna, ter$adi ke"enderungan
kasus demam tifoid ter$adi pada bulan berikutna terdapat pada sekitar tempat
tinggal penderita kasus demam tifoid sebelumna. &istem ang digunakan untuk
memproeksikan kasus dari bulan ke bulan berikutna aitu dengan "ara
pembuatan laer berupa %(##er .one ang memiliki radius 8>.m dan 3..m.
Gamba 62 )erdapat 1/ kasus baru 721,.9: radius 8>.m dan 21 kasus baru
711,19: radius 3..m selama bulan 6o!ember ang diproeksikan pada kasus
bulan Oktober 2..3.
0
50
100
150
200
$umlah tifo id 13 /8 >2
"urah hu$an 28,4 1/2,1 >8
oktober n o!ember desember
Gamba +2 )erdapat 24 kasus baru 7>.9: radius 8>.m dan 13 kasus baru 7189:
radius 3..m selama bulan Desember ang diproeksikan pada kasus bulan
6o!ember 2..3.
PEM/AHASAN
#enelitian ini menggunakan data ang diperoleh dari register demam tifoid
Dinas %esehatan %ota &emarang pada periode Oktober sampai dengan Desember
2..3. %eterbatasan dalam penelitian ini aitu pen"atatan ang tidak lengkap, baik
berupa nama maupun alamat, pen"atatan ganda ang ditemukan pada register
kasus demam tifoid di Dinas %esehatan %ota &emarang. =al tersebut
menimbulkan kesulitan dalam proses pengumpulan data berupa kesulitan mela"ak
alamat pasien. &elain pen"atatan ang tidak lengkap hal ang ikut berperan dalam
mempersulit proses pengumpulan data aitu ter$adina perubahan nama daerah,
nama $alan, serta pemekaran wilaah.
=asil penelitian menun$ukkan bahwa kasus demam tifoid terbanak
terdapat pada %e"amatan &emarang 'arat dan +enuk dengan 21 kasus 712,89:
7gambar 1.:. &ebagian besar letak tempat tinggal penderita berada di kawasan
padat penduduk 7gambar 2:. =al ini serupa dengan penelitian ang dilaporkan
oleh D )oprak dan & ,ndorgan ang menatakan bahwa kasus demam tifoid
tersebar dikawasan padat penduduk.
2,/,4
#erlu di"ermati bahwa tinggina angka
ke$adian demam tifoid pada penelitian ini pada kedua ke"amatan tersebut $uga
dipengaruhi oleh sistem pen"atatan data pasien serta sistem pengalamatan tempat
tinggal pasien. #ersebaran penderita tidak terlalu dipengaruhi oleh wilaah ban$ir
ang menun$ukkan bahwa $umlah kasus demam tifoid tersebar se"ara merata pada
daerah ban$ir maupun daerah ang tidak ban$ir 7gambar 1.:. =al ini dapat
dikarenakan masih tersediana air bersih pada daerah ban$ir dan faktor5faktor lain
ang mempengaruhi seperti higienitas tiap5tiap orang.
Apabila dilihat dari sebaran kasus demam tifoid berdasarkan umur, maka
didapatkan hasil $umlah terbanak ter$adi pada usia . sampai 1. tahun 7tabel 2.:.
=al ini se$alan dengan hasil studi terakhir di Asia )enggara ang menun$ukkan
insiden tertinggi ter$adi pada anak.
3,1.
Adana faktor higienitas, daa tahan tubuh
dan kontaminasi susu atau produk susu oleh carrier menebabakan anak5anak
lebih banak terinfeksi Sal&onella ty!i.
Demam tifoid ter$adi lebih banak pada laki5laki 43 kasus 7>2,/9:
daripada perempuan 4. kasus 78/,19:. (umlah penduduk %ota &emarang terdiri
dari laki5laki sebanak /8/.342 $iwa dan perempuan />/.32/ $iwa. =al ini dapat
dikarenakan laki5laki lebih sering melakukan akti!itas di luar rumah sehingga
kemungkinan lebih tinggi mengkonsumsi makanan dan minuman ang
terkontaminasi Sal&onella ty!i dibanding perempuan.
11
=asil ini serupa dengan
penelitian ang dilakukan oleh &antoso * dan kawan5kawan di Rumah &akit
;mum Daerah %o$a ang menatakan bahwa $umlah penderita demam tifoid laki5
laki ter"atat lebih besar daripada perempuan, masing5masing >/9 dan 819.
12
%eadaan "urah hu$an $uga turut mempengaruhi tingkat ke$adian demam
tifoid. #enelitian ini menghasilkan data bahwa pada bulan 6o!ember 2..3
terdapat kasus demam tifoid ang tinggi disertai dengan "urah hu$an ang tinggi
7gambar 8.:. =al tersebut ter$adi karena pada suhu sekitar 2.
.
C B 2>
.
C ang
di$umpai pada keadaan dengan "urah hu$an tinggi terdapat peningkatan $umlah
lalat ang merupakan !ektor mekanik dari demam tifoid sehingga ter$adi
penebaran penakit ang lebih tinggi.
11
Analisis spasiotemporal menun$ukkan bahwa terdapat ke"enderungan
ter$adi kasus demam tifoid baru disekitar tempat tinggal penderita demam tifoid
sebelumna 7gambar >. dan 2.:. #enelitian ini berdasarkan pada $arak terbang lalat
ang merupakan !ektor mekanik dari demam tifoid. (arak terbang ang dapat
ditempuh seekor lalat antara 8>.m sampai 3..m.
11
@alat sebagai perantara
penularan dapat memindahkan bakteri dari feses ke makanan dengan
menggunakan kakina.
11
&umber penularan penakit demam tifoid selain lalat
ang dapat mempengaruhi penebaran demam tifoid dapat berupa carrier. <aktor
lain ang $uga dapat mengakibatkan kasus demam tifoid baru ter$adi disekitar
tempat tinggal penderita demam tifoid sebelumna aitu letak $amban dan sumber
persediaan air.
2,1,4,1.
#ersebaran kasus demam tifoid di kota &emarang tersebar se"ara merata
terutama pada daerah dengan kepadatan penduduk ang tinggi. 'erdasarkan
waktu maka peningkatan kasus demam tifoid ter$adi pada bulan 6o!ember 2..3
sebanak /8 kasus 781,49: ang disertai dengan kondisi "urah hu$an ang tinggi
dibandingkan bulan Oktober dan Desember. %asus demam tifoid baru memiliki
ke"enderungan ter$adi pada populasi di sekitar penderita demam tifoid ang
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantarana aitu adana !ektor mekanik berupa
lalat.
)erdapatna keterbatasan pada data sekunder berupa register kasus demam
tifoid Dinas %esehatan %ota &emarang maka diperlukan perbaikan sistem
pen"atatan atau register demam tifoid dalam hal keakuratan data pasien agar
mempermudah sur!eilan dan tindakan #ollo/ ( pasien. )indakan #ollo/ ( ang
dapat dilakukan diantarana mengarahkan inter!ensi pen"egahan di ke"amatan
&emarang 'arat dan +enuk ang merupakan daerah dengan kasus demam tifoid
tertinggi. Cara lain ang perlu dilakukan aitu mengadakan penelitian lebih lan$ut
dalam kurun waktu ang lebih lama untuk mengetahui adana hubungan antara
"urah hu$an ang tinggi dengan peningkatan $umlah kasus demam tifoid di bulan
lainna. &elain waktu ang lebih lama $uga diperlukan penelitian ang berkaitan
dengan faktor5faktor lingkungan ang dapat mempengaruhi ter$adina penakit
demam tifoid seperti sanitasi dan higienitas serta sumber air ang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Indriasih, ,. &istem informasi geografis 7&I+: dalam bidang
kesehatan masarakat. 'uletin #enelitian &istem %esehatan. &urabaa:
2..4D 1171::3351.8.
2. #arr C*. epidemiologi"al and "lini"al aspe"ts of human tphoid
fe!er. In: #ietro mastroeni,ed. &almonella infe"tion: "lini"al,
immunologi"al and mole"ular aspe"ts. ;% and 6ew Eork: Cambridge
;ni!ersit #ressD2..2
1. W=O. 'a"kground do"ument: )he diagnosis, treatment and
pre!ention of tphoid fe!er. &witFerland: W=O #ubli"ationD2..1.
8. 'rooks +<, 'utel (&, *orse &A. *ikrobiologi kedokteran. ,d51.
(akarta: &alemba *edikaD 2..>.p. 1285/.
>. Daisuke O,Akihito =. &patial and temporal dnami"s of
tuber"ulosis in <ukuoka, (apan. A!ailable from:
http:GGwww.who.intGtbGpubli"ationsGglobalHreportG2..4GenGhtml
2. Agarwall, +ogia, +upta. @e"ture notes tphoid fe!er. (ournal
Indian A"adem of Clini"al *edi"ine. 2..8D >71:: 2.58.
/. )oprak D, ,rdogan &. &patial analsis of the distribution of tphoid
fe!er in turke. 2..4I"ited 2..3 Oktober 11J. A!ailable from:
www.isprs.orgG"ongressesGbei$ing2..4Gpro"eedingsG4HpdfG...G.1.pdf
4. &oegi$anto &. Demam tifoid, ilmu penakit anak diagnosa dan edisi
penatalaksanaanna. ,disi #ertama. (akarta: &alemba *edikaD 2..2.
3. W=O. Drug resistant salmonella. IonlineJ. 2..3 I"ited 2..3
O"tober 11J. A!ailable from:
http:GGwww.who.intGmedia"enterGfa"tsheetsGfs113Ghtml
1.. 'ehrman, %liegman, (enson. 6elson te-tbook of pediatri"s.
#hiladelphia: &audersD 2..8.p. 31254.
11. *uselina @, dkk. #ola pemberian antibiotik pengobatan demam
tifoid anak di Rumah &akit <atmawati (akarta tahun 2..152..2. (urnal
*akalah %esehatan. 2..8D 471:.
12. &antoso *, &ukitno, &alim =, 6draha &. +ambaran kasus demam
tifoid di R&;D %o$a 133352..8. (urnal %edokteran dan <armasi *edika.
2..>D 1278:: 21>53.
11. Depkes RI. #edoman teknis pengendalian lalat. IonlineJ. 2.1.
I"ited 2.1. (uli 23J. A!ailable from: www.depkes.go.id.

Anda mungkin juga menyukai