Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit pernapasan yang bersifat
kronis, ditandai dengan peningkatan resistensi aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel
dan bersifat progresif dengan gambaran patofisiologi utamanya berhubungan dengan respon
abnormal inflamasi paru yang diakibatkan partikel atau gas beracun (terutama asap rokok)
yang menyebabkan kerusakan progresif parenkim paru.
1-

!erokok merupakan faktor yang independen dalam menyebabkan ter"adinya PPOK
disamping faktor paparan "angka pan"ang oleh partikel atau gas berbahaya lainnya. Ketika
terpapar dengan asap rokok, akan menyebabkan ter"adi nya inflmasi paru yang progresif yang
menyebabkan kerusakan progresif pada parenkim paru. #esiko untuk menderita PPOK pada
perokok tergantung pada $dosis merokok% nya, seperti umur orang tersebut mulai merokok,
"umlah rokok yang dihisap perhari dan berama lama orang tersebut merokok. !enurut P&P'
(()))), dera"at merokok seseorang dapat diklasifikasikan menurut 'ndeks *rinkman, yaitu
"umlah rata-rata batang rokok yang dihisap sehari dikalikan dengan lamanya merokok dalam
tahun + ringan bila nilainya ,()), sedang bila ())--.., dan berat bila /0)).(1)
&ari beberapa laporan penyakit paru dan respirasi yang berhubungan dengan rokok
diantaranya adalah PPOK, kanker paru, 2*3, asma. Ke"adian PPOK pada perokok lebih
tinggi dibanding tidak merokok (-,-4 vs 5,64) sedangkan pada bekas perokok didapatkan
sekitar 114.(-). Pada penelitian ' 7 K 8a"inadiyasa, ' ! *agiada, ' * di *ali, didapatkan
pasien dengan PPOK terpapar rokok sebanyak 61,4.
0
9asil penelitian oleh Prabaningtyas o.
(()1)) di 8olo menun"ukkan terdapat hubungan yang signifikan antara dera"at merokok
dengan ke"adian PPOK. Perokok berat mempunyai resiko terkena PPOK kali lebih besar
daripada perokok ringan dan sedang.
5
PPOK ditandai dengan obstruksi saluran pernafasan dan respon inflamasi abnormal
pada paru, yaitu respon dari system imun nonspesifik dan spesifik terhadap paparan "angka
pan"ang oleh partikel atau gas berbahaya, terutama asap rokok. 'nflamasi ter"adi pada semua
perokok, namun respon protektif normal terhadap bahan berbahaya ini menguat pada
penderita PPOK dan menimbulkan kerusakan "aringan, gangguan mekanisme pertahanan
tubuh, dan gangguan mekanisme penyembuhan.
'nflamasi pada PPOK dapat dilihat sebagai :tumpahan; atau :luapan; inflamasi lokal
pada saluran napas ke sistemik tubuh dengan memandang proses diparu sebagai yang utama.
1
'nflamasi dan perubahan struktural pada "alan nafas tetap berlangsung meskipun penderita
telah berhenti merokok. *erbagai mekanisme inflamasi paru akhirnya menyebabkan
perubahan patologis pada PPOK.
5,6

PPOK mempunyai efek sistemik yang dapat menyebabkan gangguan kapasitas
fungsional, sesak nafas yang berat, penurunan kualitas hidup, dan peningkatan morbiditas dan
mortalitas.
-,0
7ambaran khas PPOK adalah adanya obstruksi saluran napas yang disebabkan
oleh penyempitan saluran napas kecil dan destruksi alveoli. 7e"ala dan tanda PPOK sangat
bervariasi, mulai dari tanpa ge"ala, ge"ala ringan, hingga berat. 7e"ala bisa tidak tampak
sampai kira-kira 1) tahun se"ak a<al merokok. &imulai dengan sesak napas ringan dan batuk
sesekali. 8e"alan dengan progresifitas penyakit, ge"alanya semakin lama semakin berat.
.
&iagnosis PPOK ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan
penun"ang. !eskipun merupakan bagian yang penting, pemeriksaan fisik merupakan
diagnostik yang "arang digunakan pada PPOK. Pada pemeriksaan fisik tanda-tanda adanya
hambatan aliran udara biasanya tidak ditemukan sampai ter"adinya gangguan yang bermakna
pada fungsi paru dan tanda-tanda tersebut memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang rendah.
*eberapa tanda dapat ditemukan pada PPOK, namun ketiadaan tanda tersebut tidak dapat
menyingkirkan diagnosis suatu PPOK.
Pemeriksaan faal paru merupakan kunci dari diagnosis PPOK (P&P', ()1)).
8pirometri dapat dengan akurat digunakan untuk mendiagnosis PPOK dan menilai dera"at
obstruksi saluran napas. 8pirometri men"adi gold standard untuk mendiagnosa PPOK. Pada
pengukuran spirometri penderita PPOK, didapat penurunan volume ekspirasi paksa detik
pertama (=>P1), penurunan kapasitas vital paksa (K=P) dan nilai =>P1?K=P kurang dari
5)4 dari nilai prediksi. 7O@& membagi klasifikasi PPOK men"adi PPOK ringan, sedang,
berat dan sangat berat bedasarkan nilai volume ekspirasi paksa detik pertama (=>P1)
penderita dibanding dengan =>P1 orang normal (=>P1 prediksi).
1(
Kami memperkirakan dengan semakin beratnya dera"at merokok seseorang akibat
semakin banyak dan lamanya penderita merokok, maka akan semakin besar pula penurunan
fungsi paru (=>P1) pada orang tersebut. *erdasarkan latar belakang tersebut diatas maka
peneliti tertarik untuk meneliti lebih lan"ut korelasi atau hubungan dera"at beratnya merokok
yang dinyatakan dalam indeks *rinkman terhadap besarnya penurunan fungsi paru (=>P1)
yang sesuai dengan beratnya klasifikasi PPOK yang diderita pasien yang bersangkutan
berdasarkan kriteria 7O@&, selain oleh karena penelitian yang dimaksud tampaknya belum
pernah dilakukan terutama di Palembang.

1.2 Perumusan masalah
*erdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, perumusan masalah pada penelitian
ini adalah+ Adakah hubungan antara dera"at beratnya merokok dengan dera"at beratnya
klasikasi penderita PPOK stabil di #8!9 Palembang.
1.3 Tujuan peneltan
1.3.1. Tujuan Umum
Bntuk mengetahui hubungan antara dera"at beratnya merokok dengan dera"at beratnya
klasifikasi penderita PPOK stabil di #8!9 Palembang.
1.3.2 Tujuan !husus
1. Bntuk mengidentifikasi dera"at beratnya merokok pasien penderita PPOK stabil di
#8!9 Palembang
2. Bntuk mengidentifikasi pembagian dera"at beratnya klasifikasi penderita PPOK stabil
di #8!9 Palembang
3. !enganalisis hubungan antara dera"at beratnya merokok dengan dera"at beratnya
klasifikasi penderita PPOK stabil di #8!9 Palembang
1." Hp#tess peneltan
2erdapat hubungan antara dera"at beratnya merokok dengan dera"at beratnya
klasifikasi penderita PPOK stabil di #8!9 Palembang
1.$ %an&aat peneltan
1. $.1!anfaat 2eoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti-bukti ilmiah tentang pengaruh
merokok terhadap ter"adinya Penyakit Paru Obstruktif Kronik.
1.$.2 !anfaat Praktis
a. *agi !asyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi kepada
semua elemen masyarakat tentang pentingnya untuk menghindari atau mengurangi "umlah
rokok yang diisap.
b. *agi 'nstansi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi instansi pemerintah untuk
lebih meningkatkan upaya promotif tentang bahaya rokok.
DA'TA( PU)TA!A
1. #eilly CC, 8ilverman >K, 8hapiro 8&. 3hronic obstructive pulmonary disease.
'n+ Dauci A8, 9auser 8@, *raun<ald >, editors. 9arrison;s priciples of internal
medicine. 15th ed. Ee< Fork+ !c 7ra< 9ill 3ompanies 'nc G ())6. p.1-15--1.
(. 7lobal initiative for chronic obstructive lung disease (7O@&), global strategy
for the diagnosis, management, and prevention of chronic obstructive
pulmonary disease. Eational 'nstitutes of 9ealth. Eational 9eart, @ung and
*lood 'nstitute, ()11. Available from +<<<.goldcopd.org.
. Hright C@, 3hurg A. Pathologic feature of chronic obstructive pulmonary
disease+ &iagnostic criteria and differential diagnosis. 'n+ Dishman AP, >lias CA,
7rippi !A, Dishman CA, 8enior #!, Pack A'. >ditors. Dishman;s pulmonary
diseases and disorders. 1
th
ed. Ee< Fork+ !c 7ra< 9ill 3ompanies 'ncG
())6.p.0.-5)
1. P&P' (Perhimpunan &okter Paru 'ndonesia). ())). PPOK, tantangan dan
pelaksanaan diabad (1. Pertemuan 'lmiah Khusus ()1). P&P'.
-. @okke A et al. &evelopment 3OP& + a (- year follo< up study of general
population. 2horaI ()1)G01
0. 8a"inadiyasa, '* Egurah #ai. Ke"adian obsruksi dan kebiasaan merokok pada
<arga masyarakat &esa 2enganan Pengringsingan *ali. 'n+ Andarini 8, 8usanto
A&, editors. Proceeding book the 5th scientivic respiratory medicine meeting
P'PK#A+ ()). Deb 1-1-G Cakarta, &epartemen Pulmonologi dan 'lmu
Kedokteran #espirasi DKB'-#8 Persahabatan, ())..p.6-
5. Prabaningtyas, O. 9ubungan antara dera"at merokok dengan ke"adian PPOK.
Dakultas Kedokteran Bniversitas 8ebelas !aret, 8urakarta, 7)))()., ()1).
6. Kodgule #, *rashier **. #isk Dactor and Pathophysiology of 3hronic
Obstructive Pulmonary &isease. Association of Physicians of 'ndia. ()1( G 0)
(8upplement) + 15-(1
.. *arnes P, 3elli *.8ytemic !anifestation of 3OP& and 3omorbidities of 3OP&.
>ur #espir C. ()). G +110--6-
1). =estbo C, Andreassen 9. 3hronic obstructive pulmonary diseaseas as a systemic
disease+ an epidemiological perspective. >uropean #espiratory Cournal. ()) G
((+ (s-1s
11. *arnes PC. 3hronic Obstructif Pulmonary &isease. Ee< >ngl C !ed. ()))G 1
(1)+ (0.-(6)
1(. 8canlon P&. 2he Pathogenesis and Pathology of 3OP&+ 'dentifying #isk Dactor
And 'mproving !orbidity and !ortality. Adv 8tud !ed ())1G 1 (1)A) 8511-
851..
1. Perhimpunan &okter Paru 'ndonesia (P&P').G()1)G1-1
11. &onaldson 73, 8eemungal 2A, *ho<mik A, HedJhicha CA. #elationship
bet<een eIacerbation freKuency and lug function decline in chronic obstructive
pulmonary disease 2horaI ())(G-5+615--(
1-.
10. 8creening for chronic obstructive pulmonary disease using spirometryG B.8
Preventive 8ervices 2ask Dorce recommendation statement. Ann 'ntem !ed
())6G116+-(.-1
15. 7hobadi 9, 8adeghieh 8, Kameli A. 2he #elationship bet<een 3OP&
Assessment test (3A2) scores and severity of airflo< obstruction in stable
3OP& patients. Eational research institute of tuberculosis and lung disease.
()1(G11(()+((-(0
16.
1..
(). 2iap tahun (,( "uta perokok meninggal karena penyakit paru-paru. 8uara
Pembaharuan 9arian, (5 Eovember ())5
(1.
((. 8usanto A&, Prasenohadi, Funus D. #egional 3OP&8 <orking group. 3OP&
prevalence in 1( Asia Pasific 3ountries and regions. Available from+ http+??"unral
respirologi.org?"urnal?"an ()1)?lung4()of4()

th4() year-(pdf
(. Keputusan !enteri Kesehatan 'ndonesia Eomor 1)((?!enkes?8K?L'?())6
2entang Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Available
fom+ http+??<<<.btklsby.go.id?<p-content?uploads?()1)?)5?K>P!>EK>8-
1)((-29E-())6-227 P>&O!AE P>E7>E&A@'AE PPOK.pdf

Anda mungkin juga menyukai