Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PEDODONSIA 4

PENCABUTAN GIGI SULUNG CANINUS ATAS


Disusun oleh :
Dewi Kurniasih !4"#"!!4!4!$
Dosen Pe%&i%&in' :
(r') Sri wah*uni+ M)Kes
,AKULTAS KEDOKTE-AN
P-OG-AM STUDI KEDOKTE-AN GIGI
UNI.E-SITAS S-I/I0A1A
#!"4
De2inisi e3s4ra3si 'i'i
Pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan sebuah gigi atau akar yang utuh tanpa
menimbulkan rasa sakit, dengan trauma yang sekecil mungkin pada jaringan penyangganya
sehingga luka bekas pencabutan akan sembuh secara normal dan tidak menimbulkan
problema prostetik pasca bedah.
Prinsip pencabutan gigi sulung tidak berbeda dengan gigi permanen, tidak
memerlukan tenaga besar, tetapi harus diingat bahwa di bawah gigi sulung terdapat benih gigi
permanen yang mahkotanya sangat dekat dengan akar gigi sulung. Rongga mulut anak lebih
kecil dari rongga mulut orang dewasa sehingga dapat menyebabkan sedikit kesukaran dalam
melakukan tindakan pencabutan ataupun tindakan operasi. Pada anak pertumbuhan dan
perkembangan tulang rahang masih berjalan terus. Struktur tulang pada anak-anak
mengandung bahan organik yang lebih tinggi daripada orang dewasa sehingga tidak mudah
fraktur.
In(i3asi (an 3on4rain(i3asi
INDIKASI KONTRAINDIKASI
Jika gigi mengalami karies yang tidak dapat
direstorasi; jika karies telah mencapai
bifurkasi atau jika sulit untuk membentuk
margin gingia.
!nfeksi akut stomatitis, infeksi "incent#s
angina, atau herpetic stomatitis, serta lesi
lain yang hampir sama dengan lesi-lesi
tersebut harus dihilangkan sebelum
ekstraksi dilakukan. Pengecualian pada
abses dentoaleolar dengan selulitis, yang
membutuhkan untuk diesktraksi segera.
Jika terjadi infeksi pada daerah periapikal
dan interradikular.
Blood dyscrasias atau kelainan darah,
kondisi ini mengakibatkan terjadinya
perdarahan dan infeksi setelah pencabutan.
Pencabutan dilakukan setelah konsultasi
dengan hematologist.
Pada kasus abses dentoaleolar akut dengan
selulitis.
Pada penderita penyakit akut atau kronik
rheumatic heart disease, congetial heart
disease, dan penyakit ginjal yang
memerlukan antibiotic profilaksis.
Jika gigi sulung bertabrakan dengan erupsi
normal gigi permanen suksesornya.
Perisementitis akut, abses dentoaleolar
dan selulitis harus diobati terlebih dahulu,
dan jika diindikasikan, harus dengan terapi
preoperatie dan postoperatie.
$igi sulung yang sudah waktunya tanggal !nfeksi akut sistemik karena resistensi
tubuh yang rendah dan dapat menyebabkan
kemungkinan infeksi sekunder.
%ntuk keperluan orthodonti &eganasan. 'rauma pada ekstraksi
cenderung mengakibatkan peningkatan
pertumbuhan dan penyebaran tumor.
Pada kasus gigi supernumerer $igi dengan tulang yang menjalani
perawatan radiasi. Pada banyak kasus,
tulang dengan infeksi diikuti dengan
ekstraksi setelah terapi antibiotik, karena
aaskularitas akibat radiasi. !nfeksi tulang
ini akan diikuti oleh osteomyelitis yang
sangat menyakitkan dan tidak dapat
dikontrol kecuali oleh reseksi yang luas
pada tulang yang diradiasi.
Pada kasus gigi tidak tumbuh (iabetes mellitus.
Dan yang paling penting diperhatikan dalam pencabutan gigi anak
ini adalah umur erupsi gigi tetapnya. Apabila erupsi gigi tetapnya masih
lama, maka sebisa mungkin gigi sulung harus dipertahankan agar tidak
terjadi malposisi pada gigi permanen yang akan tumbuh nantinya.
Gambar 1. Umur erupsi gigi desidui
Gambar 2. Umur erupsi gigi permanen
Te3ni3 anes4esi
)da dua jenis anestesi yang dilakukan pada pencabutan gigi sulung ini *
+. )nestesi umum
)nestesi umum ini menggunakan ,itrous -.ide atau inhalasi. Pemberian anestesi ini
biasanya dilakukan terhadap pasien Handicaped Children.
/. )nestesi lokal
)nestesi lokal ini dilakukan agar sakit hilang dan pasien tetap sadar. )dapun
perbedaan anestesi dengan orang dewasa, dimana pada anak ukuran rahang lebih kecil
dan foramen mandibula lebih ke bawah daripada dataran oklusal.
0acam anestesi lokal
+. )nastesi 'opikal
0enghilangkan rasa sakit di bagian permukaan saja karena yang dikenai hanya ujung-
ujung serabut urat syaraf. 1ahan anastesi topikal yang dipakai dapat dibagi sebagai
berikut *
a. 0enurut bentuknya * 2airan, salep, gel
b. 0enurut penggunaannya * Spray, dioleskan, ditempelkan
c. 0enurut bahan obatnya * 2hlor 3til, 4ylestesin -intment, 4ylocain -itment,
4ylocain Spray
d. )nastesi topikal ben5okain 6masa kerja cepat7 dibuat dengan konsentrasi 8/9 :,
lidokain tersedia dalam bentuk cairan atau salep 8 ; : dan dalam bentuk spray
dengan konsentrasi 8 +9 :.
2ara melakukan anastesi topikal adalah *
a. 0embran mukosa dikeringkan untuk mencegah larutnya bahan anastesi topikal.
b. 1ahan anastesi topikal dioleskan melebihi area yang akan disuntik < +; detik
6tergantung petunjuk pabrik7 kurang dari waktu tersebut, obat tidak efektif.
c. Pasien bayi dapat menggunakan syring tanpa jarum untuk mengoleskan topikal
aplikasi
$ambar =. Pengolesan anestesi topikal pada area yang akan disuntik.
1agian palatal 6kiri7 dan bukal 6kanan7
d. )nastesi topikal harus dipertahankan pada membran mukosa minimal / menit, agar
obat bekerja efektif. Salah satu kesalahan yang dibuat pada pemakaian anastesi
topikal adalah kegagalan operator untuk memberikan waktu yang cukup bagi bahan
anastesi topikal untuk menghasilkan efek yang maksimum.
/. )nastesi !nfiltrasi
Sering dilakukan pada anak-anak untuk rahang atas ataupun rahang bawah. 0udah
dikerjakan dan efektif. (aya penetrasi anastesi infiltrasi pada anak-anak cukup dalam
karena komposisi tulang dan jaringan belum begitu kompak.
'ahap melaksanakan infiltrasi anastesi *
a. &eringkan mukosa dan aplikasikan bahan topikal anastesi selama / menit
b. 1ersihkan kelebihan bahan topikal anastesi
c. 'arik mukosa
d. %ntuk mengalihkan perhatian anak, drg dapat menekan bibir dengan tekanan ringan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk sehingga mukosa yang akan disuntik terlihat.
e. 0asukkan jarum, jika menyentuh tulang tarik jarum keluar sedikit
f. )spirasi
g. Suntikan bahan anastetikum 9,; > +,9 cc secara perlahan 6+;-=9 detik7
2ontoh bahan anastetikum *
?idocaine 64ylocaine7 @2l / : dengan epinephrine + * +99.999
0epicaine 62arbocaine7 @2l / : dengan leanordefrin 6,eo-cobefrin7 + *
/9.999.
Prilocaine 62itanest Aorte7 @2l B : dengan epinephrine + * /99.999
@al yang penting bagi drg ketika akan menganastesi pasien anak adalah dosis.
'abel + * (osis anastesi lokal maksimum yang direkomendasikan 60alamed7
)nestesi maksila * caninus
'eknik Supraperiosteal 6lokal infiltrasi7
'eknik supraperiosteal digunakan untuk anastesi gigi depan sulung. !njeksi pada anak dibuat
lebih dekat ke gingia margin dibandingkan pasien dewasa dan anastetikum dideponir dekat
ke tulang aleolar menuju apeks gigi.
$ambar B. )nestesi caninus maksila
=. )nastesi 1lok
)nestesi blok * @ilangnya rasa sakit pada suatu daerah tertentu karena pemberian
anestesi pada pusat saraf.
!ndikasi *
+. Pencabutan gigi molar sulung yang akarnya belum teresorpsi
/. Pencabutan molar tetap
Persara2an 5a(a rahan' a4as
,. ,asopalatinus
0empersarafi palatum, daerah gigi kaninus dan gigi insisif
,. Palatinus )nterior
0empersarafi palatum durum, daerah gigi molar.
,. )leolaris superior anterior
0empersarafi gigi kaninus dan gigi insisif dan bagian bukal gigi tersebut.
,. )leolaris superior
0empersarafi akar mesiobukal gigi molar sulung
Me4o(e a4au 6ara 5en6a&u4an
+. Posisi
Pencabutan gigi atas sebaiknya dilakukan pada posisi pasien relatif lebih
tinggi 6di atas dataran siku7, dan duduk pada kursi setengah menyandar.
(engan posisi kepala pasien yang tepat, ahli bedah mulut dapat
mempertahankan letak siku yang dekat dengan tubuh dan pergelangan tangan
lurus.
@ubungan antara pergelangan tangan yang lurus dan letak siku yang dekat
merupakan persyaratan untuk menghantarkan tekanan terkontrol dan untuk
mengurangi kelelahan.
Posisi Pasien Dan O5era4or
'ujuan posisi pasien dan oerator adalah untuk kenyamanan pasien dan untuk
kemudahan lapangan kerja operator.
Posisi 5asien un4u3 rahan' a4as Posisi O5era4or un4u3 rahan' a4as
Punggung-kepala satu garis lurus 'angan kanan memegang tang
Sudut lebih dari ++9
9
terhadap lantai 'angan kiri, / jari fiksasi tulang aleolar
dan = jari lain fiksasi tulang rahang.
0ulut pasien kira-kira setinggi bahu
operator
$ambar ;. Posisi operator
/. Penggunaan eleator pada pencabutan
Aungsi eleator adalah *
%ntuk mengetes anestesi,
0emperkirakan mobilitas gigi,
0emisahkan perlekatan gingia, dan
0engawali perlonggaran aleolus.
&eberhasilan penggunaannya tergantung pada aplikasi dengan tekanan yang
terkontrol, cara memegang yang baik dan tepat 6pinchCsling grasp7, bidangC titik
penempatan atau insersi yang tepat, dan titik tumpu yang tepat. %mumnya, eleator
lurus dengan bidang miring 6D=BS dan D=9+7 diinsersikan pada regio mesio gingial
interproksimal, paralel dengan permukaan akar gigi untuk mengawali suatu
pencabutan. 0obilitas yang cukup dicapai apabila eleator ditekan ke apikal dan juga
dirotasi ke bukalC fasial. 'ekanan berlebihan yang diproduksi eleator bisa
mengakibatkan fraktur atau melesetnya eleator yang akan mengakibatkan cedera
pada jaringan sekitarnya. Pencabutan dengan eleator juga sebaiknya dihindarkan
karena mulut masih dalam keadaan teranestesi sehingga memungkinkan gigi tersebut
tertelan atau terhisap.
=. Penggunaan tang
Posisi telapak tangan* tang dipegang dengan posisi telapak tangan menghadap ke
bawah untuk pencabutan gigi rahang bawah dan menghadap ke atas untuk pencabutan
gigi rahang atas. 'indakan ini memungkinkan posisi pergelangan lurus dan siku
mendekati badan.
Pinch grasp* teknik penggunaan eleator atau tang yang efektif tergantung
pada retraksi pipi atau bibir dan stabilitas prosessus aleolaris. %ntuk maksud
ini, pinch grasp digunakan untuk pencabutan gigi rahang atas. Pinch grasp
terdiri dari memegang prosessus aleolaris di antara ibu jari dan telunjuk
dengan tangan yang bebas. !ni akan membantu retraksi pipi, stabilitas kepala,
mendukung prosessus aleolaris, dan meraba tulang bukal. Perluasan dataran
bukal aleolar 6labial7 mudah teraba. Sehingga dapat dinilai apakah tekanan
perlu ditambah atau dikurangi.
Sling grasp* sling grasp mandibula memungkinkan retraksi pipiC lidah,
memberikan dukungan terhadap mandibula.
B. Pencabutan
Gera3an Menari3 :
+. Rotasi * gigi diputar mesio-distal.
'ujuannya adalah untuk terputusnya membran periodontal dan melepaskan
akar gigi dari tulang )leolar.
/. ?uksasi *
a. (igoyang arah palatinalClingual.
b. (igoyang arah bukalClabial.
c. 'ujuan * socketCaleolaris menjadi lebih lebar.
3. 3kstraksi * 0enarik gigi dari aleolus setelah goyang.
Pencabutan gigi Kaninus
Pencabutan gigi kaninus atas. &aninus sangat sukar dicabut. )karnya panjang dan
tulang serikal yang menutupinya padat dan tebal. $igi kaninus atas dicabut dengan cara
pinch grasp untuk mendeteksi awal terjadinya ekspansi atau fraktur bidang fasial dan
mengatur tekanan selama proses pencabutan. 'ang D+;9 dipegang dengan telapak tangan
menghadap ke atas merupakan perpaduan yang sangat cocok dengan metode di atas. )da
alternatif lain untuk gigi kaninus atas, yaitu dengan menggunakan tang kaninus atas khusus
D+. Pegangannya lebih panjang dan paruh tang beradaptasi dengan lebih baik pada akar
kaninus. )pabila tang sudah ditempatkan dengan baik pada gigi tersebut, paruh masuk cukup
dalam, dipegang pada ujung pegangan dan kontrol tekanan cukup baik, maka tekanan
pengungkitan dapat dihantarkan. 'ekanan pencabutan utama adalah ke lateral terutama fasial,
karena gigi terungkit ke arah tersebut. 'ekanan rotasional digunakan untuk melengkapi
tekanan lateral, biasanya dilakukan setelah terjadi luksasi.
$ambar E. Pencabutan gigi caninus atas
Ins4ru%en e3s4ra3si un4u3 'i'i sulun'
1eberapa dokter gigi memilih menggunakan instrumen bedah untuk anak-anak seperti
instrument yang digunakan pada dewasa. 1agaimanapun juga, banyak dokter gigi anak dan
oral and ma.ilofacial surgeons lebih memilih tang ekstraksi anak-anak yang lebih kecil
seperti no.+;9S dan +;+S, karena beberapa sebab *
+. %kuran tang nya yang lebih kecil lebih memudahkan untuk masuk dalam kaitas oral
dari pasien anak-anak.
/. 'ang ekstraksi yang lebih kecil lebih mudah disembunyikan dalam tangan operator.
=. 1entuk paruh dari tang yang lebih dapat beradaptasi dengan bentuk anatomi gigi
sulung.
$ambar F. 0acam-macam tang untuk esktraksi
a. !nstrumen untuk pencabutan gigi sulung R)
'ang untuk rahang atas biasanya berbentuk tang biasa yang lurus antara kepala dan
badang tang tersebut, diantaranya *
- $igi sulung anterior *
Gambar 8. Tang dengan kepala yang lurus dengan badan tang.
Selain instrumen tang, dalam ekstraksi gigi untuk anak anak juga menggunakan alat
bantu seperti bend atau eleator, dan beberapa instrumen standar untuk pemeriksaan
seperti *
- &aca mulut
- Sonde
- Pinset
- !njektor
- 3kskaator
- 2otton roll
- 1etadine cane yg diisi betadin
- (an lain lain.
$ambar *
Gambar 9. Beberapa alat yang harus dipersiapkan sebelum pencabutan gigi pada anak
Ma6a%7%a6a% 3o%5li3asi
&omplikasi lokal
a. &omplikasi lokal saat pencabutan gigi.
b. &omplikasi lokal setelah pencabutan gigi.
&omplikasi sistemik.
0enis 3o%5li3asi *an' (a5a4 4er8a(i
&egagalan dari *
a. Pemberian anastetikum.
b. 0encabut gigi dengan tang atau eleator.
1ila gigi gagal dicabut dengan menggunakan aplikasi tang atau eleator dengan
tekanan yang cukup mak ainstrumen tersebut harus dikesampingkan dan dicari
sebab kesulitan. Pada kebanyakan kasus lebih mudah dicabut dengan tindakan
pembedahan.
Araktur dari *
a. 0ahkota gigi yang akan dicabut.
metode yang digunakan bisa dengan cara membelah bifurkasi 6metode tertutup7
atau dengan dengan pembedahan melalui pembukaan flap 6metode terbuka7.
b. )kar gigi
pada kebanyakan kasus lebih baik dipertimbangkan untuk ditinggalkan dan tidak
diganggu. (an jika diindikasikan untuk dikeluarkan sebaiknya didahului dengan
pemeriksaan radiografi dan dilakukan oleh operator yang berpengalaman dengan
menggunakan teknik pembuatan flap.
c. 'ulang aleolar.
d. 'uberositas ma.illa.
e. $igi sebelahnyaCgigi antagonis.
Perdarahan berlebihan *
a. Selama pencabutan gigi.
- Perembesan darah secara konstan selama pencabutan gigi dapat diatasi
dengan aplikasi gulungan tampon atau dengan penggunaan suction.
- Perdarahan yang lebih parah dapat diatasi dengan pemberian tampon yang
diberi larutan adrenalin * aGua bidest + * +999 dan dibiarkan selama /
menit dalam soket.
- Perdarahan yang disebabkan pembuluh darah besar jarang terjadi dan bila
ini terjadi maka pembuluh darah tersebut harus ditarik dan dijepit dengan
arteri klem kemudian dijahitCcauter.
b. Setelah pencabutan gigi selesai.
- Perdarahan pasca operasi dapat terjadi karena pasien tidak mematuhi
instruksi atau sebab lain yang harus segera ditemukan.
- 2ara penanggulangan komplikasi seperti pada kebanyakan kasus
disarankan untuk melakukan penjahitan pada muko periosteal, jahitan
hori5ontal terputus paling cocok dan untuk tujuan ini harus diletakkan
pada soket sesegera mungkin. 'ujuan dari penjahitan ini adalah bukan
untuk menutup soket tetapi untuk mendekatkan jaringan lunak diatas soket
untuk mengencangkan muko perioteal yang menutupi tulang sehingga
menjadi iakemik. &arena pada kebanyakan kasus perdarahan tidak timbul
dari soket tetapi berasal dari jaringan lunak yang berada disekitarnya,
selanjutnya pasien diinstruksikan untuk menggigit tampon selama ; menit
setelah penjahitan. 1ila perdarahan belum teratasi maka kedalam soket
gigi dapat dimasukkan preparat foam gelatin atau fibrin 6surgicel, kalsium
alginat7 setelah itu pasien disuruh menggigit tampon dan kemudian
diealuasi kembali dan bila tetap tidak dapat diatasi sebaiknya segera
dirujuk ke Rumah sakit terdekat untuk memperoleh perawatan lebih
intensif lagi.
&erusakan dari *
a. $usi.
b. 1ibir.
c. Saraf aleolaris inferiorCcabangnya.
d. Saraf lingualis.
e. ?idah dan dasar mulut.
Rasa sakit pasca pencabutan gigi karena *
a. &erusakan dari jaringan keras dan jaringan lunak.
- Rasa sakit dapat diakibatkan trauma jaringan keras karena terkena
instrument atau bor yang terlalu panas selama pembuangan tulang.
(engan pencegahan secara teknsi melalui irigasi dan menghaluskan tepi
tulang tajam dengan bone file serta membersihkan soket tulang sete lah
pencabutan dapat menghilangkan kemungkinan penyebab rasa sakit pasca
pencabutan gigi.
b. (ry socket
- &omplikasi dry socket lebih sering terjadi pada pencabutan gigi bawah
dari pada gigi atas.
- Soket harus diirigasi dengan larutan normal saline hangat dan semua
bekuan darah degenerasi dikuret.
- 'ulang yang tajam dihaluskan dengan bone fileCknabel tang kemudian
diberi resep antibiotika dan analgetika yang adekuat.
Pembengkakan pasca operasi *
a. 3dema.
b. @ematoma.
c. !nfeksi.
- 1ila terdapat pus dan fluktuasi positif harus harus dilakukan insisi dan
drainase serta pemberian antibiotika yang adekuat.
d. 'rismus.
- &ompres panasCpenyinaran dengan solu. atau kumur-kumur dengan
normal saline hangat dapat mengurangi rasa sakit pada kasus ringan, tapi
pada kasus lain kadang-kadang diperlukan pemberian antibiotika, anti
inflamasi atau analgetika yang mengandung muscle rela.an, neurotropik
itamin atau dirujuk kepada spesialis bedah mulut ahli temporo
mandibular joint untuk mengurangi gejalanya.
O&a4 5as6a 5en6a&u4an 'i'i
+. -bat )nalgesik
P)R)23')0-? ;990$
P)R)23')0-? +/9 mgC ;ml S!R%P
/. -bat )ntibiotik
)0-4!2!??!,
Ins4ru3si Pas6a Pen6a&u4an Gi'i
+. 0engigit tampon selama =9 menit, tetapi jangan dikunyah.
/. 'idak menggunakan sedotan pada saat minum setelah /B jam.
=. 0enggosok gigi setiap hari, tetapi tidak menggunakan mouthash pada hari
pencabutan.
B. 0eminum obat analgesic jika terasa sakit.
;. Jika nyeri meningkat setelah BH jam atau perdarahan abnormal terjadi segera
hubungi dokter.
E. %ntuk mencegah perdarahan dan pembengkakan, posisi kepala lebih ditinggikan saat
tidur.
F. Jangan meludah, karena meludah dapt menyebabkan perdarahan.
H. Jika perdarahan terjadi lagi, pasang kembali lagi tampon.
I. 3s dapat digunakan setelah pencabutan untuk mengurangi pembengkakan.
+9. 0akan dan minum seperti biasa.
0enurut ?askin 6+IH;7 dan Peterson 6+IIH7, ada beberapa tindakan postoperatif lain yang
harus dilakukan, yaitu *
+. !stirahat yang cukup untuk membantu mempercepat proses penyembuhan luka
/. Pasien dianjurkan untuk tidak makan makanan yang keras terlebih dahulu, terutama
pada hari pertama pasca pencabutan gigi. 0akanannya juga tidak boleh terlalu panas.
Pasien baru boleh makan beberapa jam setelah pencabutan gigi agar tidak
mengganggu terbentuknya blood clot. (an jangan mengunyah pada sisi yang baru
dicabut
=. 1anyak minum air untuk mencegah terjadinya dehidrasi
B. Pasien harus menjaga -@
;. %ntuk mengurangi rasa sakit dapat dilakukan pemberian obat analgesik
E. Pasien tidak boleh merokok, karena meningkatkan insiden terjadinya dry socket
DHE Den4al Heal4h E(u6a4ion$
+. Petunjuk menggosok gigi
(alam mengajar anak untuk menggosok gigi-gigi mereka, tujuannya haruslah
memberi instruksi dan mendorong semangat mereka untuk mengeluarkan semua debris
dan plak dari semua permukaan gigi yang dapat dijangkau. 'idak mudah untuk
menguasai teknik menggosok gigi dan sejumlah anak tidak mempunyai keterampilan
untuk itu. !ni khususnya terjadi pada anak-anak kecil dibawah usia ;-E tahun, dan pada
mereka yang cacat fisik atau mental. %ntuk membantu pasien-pasien seperti diatas, dokter
gigi harus melibatkan orang tua 6atau pengasuh7 yang harus didorong untuk menerima
tanggung jawab. )nak-anak harus didorong untuk menggosok gigi-giginya sendiri, orang
tua juga boleh membantu. Sikat gigi listrik dapat juga digunakan untuk pasien-pasien
tersebut.
/. Petunjuk flossing
$unakan flossing yang unwa.ed 6tidak dilapisi lilin7. Aloss yang wa.ed 6dilapisi
malam C lilin7 dapat meninggalkan wa. 6lilin7 pada permukaan gigi yang dapat
menghambat penyerapan fluor dari pasta gigi atau pemberian fluor topikal7.
Potong floss kira-kira =9 > B9 cm panjangnya dan dengan ringan putar ujungnya
disekitar jari tengah.
%jung jari atau ibu jari tempat floss tidak lebih dari / cm jaraknya, supaya dapat
mengendalikan floss dengan baik.
?ewatkan floss perlahan-lahan melalui titik kontak dengan menggerakkan floss
kearah bukolingual sampai masuk perlahan-lahan. @indari pemaksaan yang kasar
karena dapat membuat trauma pada papilla interdental.
$erakkan floss dengan perlahan-lahan kearah okluso gingial dan buko lingual
terhadap tiap permukaan proksimal.
Setelah melakukan flossing semua gigi-gigi, kumur mulut dengan kuat untuk
mengeluarkan plak dan debris yang berada pada ruang interdental
=. Penyuluhan diet
'ujuan yang paling penting dalam penyuluhan diet dalam hubungannya dengan
kesehatan gigi adalah mendorong pasien mengendalikan frekwensi makanan yang
mengandung karbohidrat. )gar berhasil, metode yang digunakan dalam penyuluhan diet
harus direncanakan tidak hanya untuk memberi kejelasan tetapi membujuk anak dan
orang tua untuk bertindak.
Setidak-tidaknya bagi anak kecil perlu keterlibatan orang tua. 0udah untuk
menjelaskan alasan-alasan frekwensi makanan. &epada anak dan orang tua dapat
diberikan secara singkat garis besar produksi asam pada gigi, termasuk interaksi bakteri
dan makanan dalam plak.
DA,TA- PUSTAKA
@owe,$.?. Pencabutan $igi $eligi, +II9, /nd 3d., 1uku &edokteran, hal.H/-+9=.
Pedersen, $.J. 1uku )jar Praktis 1edah 0ulut, +IIE, +nd.ed., 1uku &edokteran, hal.
H=-+99.
Peterson, ?.J. 2ontemporary -ral and 0a.illofacial Surgery, +II=, /nd.ed., 0osby-
St ?ouis-1altimore-1oston-2hicago-Philadelphia-Sydney-'oronto, hal+HE-//B dan /EI-/I;.
Sanghai S, 2hatterjee P. ) concise te.tbook of oral and ma.illofacial surgery. ,ew
(elhi* Jaypee Publisher; /99I, p.EF,I+-/.
Rock ). ) manual of Pedodontics, =th ed. ?ondon* churchill liingstone +II/* +/+-E
&och $, 0edooe ', Poulsen S. Rasmussen P. Pedodontics. ) clinical approach. +st ed.
2openhagen* 0unksgaard +II+.
SOAL
+. ,. ,asopalatinus mempersarafi.....
a. Palatum
b. (aerah gigi kaninus
c. $igi insisif
d. 1enar semua
/. !ndikasi pencabutan gigi kaninus atas pada anak adalah umur...
a. ++-+/ th
b. E-F th
c. B-; th
d. /-= th
=. Jenis anestesi lokal...
a. !nfiltrasi
b. 1lok
c. 'opikal
d. a,b,c benar

Anda mungkin juga menyukai