Anda di halaman 1dari 14

PUISIKU PUISIMU

Rianita Sujarwati
7A/22







Kenangan Lalu
Hari telah berganti hari
Ku masih tetap merindukanmu
Ku ingat kenangan kita
Kala kita tertawa
Kala kita bersuka ria
Canda tawa kita
Kan selalu buatku bahagia

Namun...
Sekarang kau telah pergi
Tinggalkan ku sendiri
Termenung pilu mengenang semua
Hanya tetesan hujan malam hari
Yang telah melenyapkan
Semua kenangan tentang kita



Bulan
Kala bulan purnama
Ku akan selalu menatapmu
Sambil membayangkan segala anganku
Sinar terangmu
Telah menerangi kegelapan malam
Bagaikan cinta kasih yang kuberikan padanya

Namun karena waktu
Kau semakin terkikis
Menjadi bulan sabit di langit
Yang menangis pilu
Seperti cintaku
Yang semakin hilang tertelan waktu

Anganku
Kala aku sendiri seperti ini
Aku akan memikirkan segala anganku
Anganku itu bukan hanya penghias tidur
Namun adalah penyemangat hidup
Kala aku berputus asa
Ku butuh hadirnya
Tanpanya dalam hidupku
Aku tak akan berarti apa apa
Anganku adalah jalan menuju hari esokku
Penentuan dalam hidupku

Ingin aku menggapainya
Demi semua orang di sekelilingku
Demi semua orang yang selalu menyayangiku
Aku pun selalu berusaha menggapainya
Dengan berusaha dan selalu berdoa
Akan kubuktikan semua anganku menjadi nyata
Tak hanya perkataan belaka
Bintang itu
Kala malam itu
Ku bersama sahabatku
Menatap bintang - bintang di langit
Melihat pesonanya
Menghiasi kegelapan
Seperti sahabat
Yang selalu menghiasi hari - hariku

Malam ini
Aku juga melihat bintang itu
Namun aku hanya seorang diri
Tanpa ditemani sahabatku
Rasanya ingin sekali
Kejadian dulu terulang lagi
Memandangi bintang bintang itu
Bersama sahabat - sahabatku











Semangat pagi
Ku buka tirai kamarku
Kulihat sang mentari telah menampakkan diri
Pertanda hari telah pagi
Telah ada semangat lagi
Untuk memulai hari
Tak ada lagi rasa kantuk
Yang menghinggapi diri ini

Semerbak mawar pagi hari
Dan bunga bunga matahari
Menghiasi indahnya pagi
Kicauan burung merpati
Menambah hangatnya hari




Galau Hati Ini
Senja itu..
Aku melamunkan dirimu
Lewat kaca jendela
Kutatap langit mendung yang semendung hatiku
Kau tak tahu apa dalam benakku
Walaupun ku selalu merindukanmu
Kau mungkin tak pernah memikirkanku
Kala ku termenung sendiri melamunkan dirimu
Kau mungkin tak pernah menganggap diriku
Walau kau tak sadar akan hadirku di sisimu
Ku akan selalu ada untukmu kapanpun kamu mau
Walau kau selalu bahagia kala ku tak bersamamu
Namun aku amat pilu kala kau tak bersamaku

Apa kau tak sadar akan hadirnya aku di sampingmu?
Apa kau tak sadar bahwa ada orang yang selalu mengharapkanmu?
Yang terpenting dalam hidupku
Hanya dirimu saja yang ada dalam benakku
Meskipun kau tak menganggapku ada

Sahabat Sejati
Saat tak ada seorang pun menemaniku
Kau hadir saat itu
Dan mulai saat itu
Kau menjadi orang terpenting dalam hidupku
Menjadi sahabat sejatiku
Saat hatiku sedang dilanda kepedihan
Kau selalu hibur diriku
Kau tak akan biarkan aku sendiri
Menghadapi cobaan hidup

Saat ku berbuat keliru
Kau akan mengingatkanku
Ini yang kumau
Mempunyai sahabat sejati sepertimu

Terima kasih tuhan
Kau telah mengirimkan sahabat sejati
Tuk menemaniku hidupku

Perpisahan
Mawar jingga
Saksi perpisahan kita
Keheningan malam
Telah menambah suasana
Saat kita harus berpisah
Saat kita tak bersama lagi

Tak terasa
Tetesan air mata pun jatuh jua
Membasahi pipi kita
Ku ingat saat kita bersama dulu
Saat melewati semua kenangan kita
Tapi perpisahan harus kita jalani
Demi Impian kita


Ibu
Tiga belas tahun yang lalu
Kau lahirkan aku
Nyawa telah kau pertaruhkan
Demi melahirkanku
Kau rawat aku
Kau didik aku
Tengah malam kau bangun
Demi aku
Hampa hidupku tanpamu
Segala perhatianmu
Segala kasih sayangmu
Kau akan selalu beri untukku

Maafkan aku ibu
Yang kadang menyakitimu
Ku akan berjanji
Akan selalu membahagiakanmu
Dan tak akan mengecewakanmu
Sedih hati ini
Kala sejenak saja ku tak melihatmu
Aku akan dilanda kesedihan
Kesedihan yang tak mudah untuk terobati
Termenung sendiri diri ini
Sambil memandang mendungnya langit
Semendung hatiku

Kala sosokmu menghampiriku
Dan ku lihat senyumanmu
Senyuman manismu
Tak ada kesedihan lagi dalam hidupku

Anda mungkin juga menyukai