Anda di halaman 1dari 4

165

Prosiding SNYuBe 2013


OPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO
DI ISE-ISE TAKENGON

Asri
1
* dan Supri Hardi
2

*Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh Lhokseumawe
**Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe
Email:ssuprihardi@yahoo.com


Abstrak


Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) merupakan salah
satu solusi alternatif dari beberapa solusi yang ada di desa Ise-Ise takengon.
Tujuan penelitia ini adalah untuk mementukan daya listrik yang optimal dan
mendapatkan kapasitas ELC ballast load untuk penstabil tegangan dan
frekuensi sumber generator sebagai penyedia daya listrik. Kapasitas turbin
dapat dioptimalkan dari daya 13,8 KW menjadi 25 KW dengan cara
memperbesar ukuran turbin air dan ukuran pipa pesat 27,37 inchi. Kapasitas
generator sebesar 28 KVA dan kapasitas ballast load di tingkatkan dari 15 KW
menjadi 22 KW sesuai perubahan beban sebesar 60%, dengan nilai tahanan
sebesar 6,56 ohm. Kapasitas ballast load disesuaikan dengan karakteristik
beban konsumen, karena prinsipnya sisa daya dari konsumen harus diambil
alih oleh ballast load.

Kata kunci: PLTMH, ELC dan Ballast Load

Pendahuluan
Pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMh) dibangun desa Ise-Ise kabupaten Aceh
Tengah pada tahun 2012 dengan perkiraan kapasitas pembangkit dibawah 100 KW.
Selama ini warga desa Ise-Ise belum mendapatkan pelayanan energi listrik dari PLN.
Oleh karena itu, PLTMh merupakan salah satu solusi alternatif dari beberapa solusi
yang ada. Sementara potensi kelistrikan tenaga air di Nusantara sesuai data saat ini
mencapai 72.000 MW, dimana 10 persennya atau 7.500 MW saja yang masih dapat
dimanfaatkan untuk sistem PLTMh [1,2,3].
Ada beberapa kelemahan dari pembangkit mikrohidro yaitu turbin air yang digunakan
tidak menggunakan governor untuk mengatur putaran turbin dengan mengatur bukaan
valve gate aliran debit air. Sehingga permasalahan yang timbul yaitu putaran tidak
akan stabil bila beban pada konsumen berubah-ubah. Pada kondisi beban puncak
maka hampir semua daya yang dihasilkan generator dikonsumsi oleh beban pada
konsumen, sehingga putaran generator sesuai yang diharapkan untuk mencapai
frekuensi 50 Hz, tetapi ketika beban yang diperlukan adalah lebih rendah dari daya
yang dihasilkan oleh generator, maka tegangan dan kecepatan generator akan
meningkat, sehingga akan menyebabkan masalah kerusakan peralatan listrik pada
konsumen. Walaupun pengatur tegangan dapat dilakukan oleh AVR dengan mengatur
eksitasi generator, tetapi AVR juga memiliki batasan tertentu untuk mengimbangi
putaran yang diterima generator [4,5]
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibangunlah sebuah perangkat pengendali
beban elektronik atau dikenal dengan nama Electronic Load Controller (ELC).

166

Prosiding SNYuBe 2013
Penggunaan ELC merupakan teknik yang digunakan pada sistem PLTMh, dengan
memberi beban generator untuk selalu beroperasi pada beban penuh. Dengan
demikian putaran generator akan terjaga konstan. Metode ini dilakukan dengan cara
memasang beban resistif (ballast loads) pada sistem. Ballast load diatur secara
otomatis sebagai kompensasi perubahan beban pada konsumen [2]. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menentukan optimalisasi pembangkitan tenaga listrik PLTMh yang ada
di Ise-ise Takengon dan kapasitas ballast load sehingga mampu menstabilkan
tegangan dan frekuensi sesuai kondisi karakteristik pembebanan kosumen.
Material dan Metode Eksperimental
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengukuran dan pengujian
ballast load terhadap putaran generator dan bukaan valve secara manual. Langkah
pengujian yang dilakukan yaitu memutar bukaan valve step by step dengan kelipatan 2
putaran. Kemudian diukur putaran turbin dan generator menggunakan thaco meter.
Selanjutnya kita lihat pembacaan frekuensi meter, volt meter, dan ampere meter pada
masing-masing fasa. Skematik penelitian ini diperlihatkan pada Gambar 1 dan 2.



Gambar 1. Sistem PLTMh dengan dummy load


Gambar 2 Pengaturan beban ballast load


167

Prosiding SNYuBe 2013
Hasil dan Pembahasan
Hasil perhitungan diperoleh ukuran pipa pesat adalah 0.695 m dengan panjang pipa L
= 50 m dan head loss h = 2 m. Kapasitas turbin air diperoleh sebesar 25 KW. Daya
generator diperoleh sebesar 28 KVA dengan faktor daya sebesar 0.8. Karakteristik
beban dimana kondisi beban maksimum dimulai dari jam 5 sore sampai dengan jam 8
pagi. Sementara dari jam 8 pagi sampai dengan 5 sore kondisi beban off, karena turbin
dimatikan sama sekali. Jumlah beban dengan jumlah rumah sebanyak 50 KK, dan
masing-masing di jatahi daya sebesar 440 VA atau (2A), maka total daya 50 x 440 =
22000 VA atau (22 KVA). Jika kondisi karakteristik beban seperti yang sudah
dijelaskan, dimana beban tidak kontinu selama 24 jam. Jika beban hidup terus tanpa
ada pemutusan, maka kapasitas ballast load di pilih pada kapasitas beban konsumen
terendah. Dimana daya ballast load sama dengan kapasitas generator dikurang
dengan jumlah pemakaian beban konsumen. Kapasitas ballast load minimal sama
dengan 6 KVA yaitu, (28 KVA - 22 KVA). Nilai tersebut untuk kondisi beban maksimum
dan tetap. Jika terjadi perubahan beban mencapai 60%, maka kapasitas ballast load
sebesar 22 KW. Detail hasil perhitungan diperlihatkan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Data kapasitas air
Head :10.8 m Debit 300 ltr/dt Daya 13.8 kW Maksimal
Debit tidak sesuai : Debit Sungai / Musim Kapasitas Konst.Sipil
PENSTOCK / PIPA PESAT Baik Catatan Ditolak
Bahan: Baja Diameter: 570 mm Tebal (baja): mm
Merk (PVC) : Supplier (baja) :
TURBINE / TURBIN Baik Catatan Ditolak
Tipe Turbin: Crossflow Merk: C235 Supplier: Putra Dayung
Diameter: 235 mm Lebar Turbin: 470 mm
GENERATOR / GENERATOR Baik Catatan Ditolak
Tipe: Sync / Async
brush / brushless
Merk: Marelly Supplier:
Kapasitas: 15 kW / 28 kVA Putaran: 1500 rpm / 50 Hz
Voltage: 220V / 380V Jumlah Fasa: 3 Phase
CONTROL PANEL / PANEL KONTROL Baik Catatan Ditolak
Tipe: ELC Merk: PME
Kapasitas : 15 kW Kapasitas MCB: 40 A SCR/TRIAC A
Ballast Load : 15kW : Ohm :
Kabel generator, tipe: NYY Merk kabel: Extrana Diameter: 4 x 10 mm2
Kabel konsumen, tipe: NFAZX Merk kabel: Daisaku Diameter: 4 x 25 mm2

Table 2. Data Pengukuran
Sudut
Bukaan
valve
Putaran
turbin
( rpm )
Putaran
generator
( rpm )
Frek.
( Hz )
Voltase
( V )
Fasa R
( A )
Fasa S
( A )
Fasa T
( A )
Daya
( KVA )
13.6 % 362 1475 49 230 1.5 1.5 4 1,61
27.3 % 365 1486 49 230 5 4 5 3,22
36.4 % 368 1495 50 230 7 5 7 4,37
45.5 % 368 1500 50 230 8.5 5.5 10 5,52
54.5 % 370 1500 50.5 230 10 7 10 6,21
63.6 % 377 1500 51 230 11 10 10 7,13
72.7 % 382 1500 53 230 12.5 12.5 12 8,51
81.8 % 385 1500 52.5 230 16 15 14 10,35
90.9 % 390 1500 52.5 230 18 18 17 12,19
100 % 392 1500 53 230 20 20 20 13,80


168

Prosiding SNYuBe 2013
Dari data pengukuran tersebut terlihat bahwa kapasitas generator kondisi bukaan valve
100% hanya mampu mengeluarkan daya sebesar 13,8 KVA. Kapasitas turbin tidak
sesuai dengan kapasitas air yang tersedia sesuai perhitungan yaitu sebesar 25 KW
dan daya generator sebesar 22,5 KW. Seharusnya kondisi bukaan valve 100%, turbin
air mampu memutar daya generator menghasilkan daya 28 KVA. Dari data ukuran pipa
pesat 570 mm ditingkatkan menjadi 695 mm atau 27,37 inchi. Ukuran pipa pesat
sesuai perhitungan tersebut digunakan untuk menaikan daya turbin menjadi 25 kW.
Dari data name plate generator kapasitas generator sudah sesuai dengan perhitungan
yaitu sebesar 28 KVA, 220/380 volt, 1500 Rpm, 50 Hz. Kapasitas ballast load
disesuaikan dengan perubahan daya konsumen, sesuai perhitungan kapasitas ballast
load yang digunakan sebesar 22 kW. Jika generator bekerja pada tegangan 230/380
volt, maka tahanan dari ballast load sebesar 6.56 ohm. Maka nilai tahanan ballast load
digunakan 6,56 ohm, sebagai beban pengambil alih sisa daya generator sebesar 60%.


Kesimpulan

Kapasitas turbin dapat ditingkatkan dari 13,8 KW menjadi 25 KW dengan cara
memperbesar kapasitas turbin air dengan pipa pesat 27,37 inchi. Kapasitas generator
sudah sesuai dengan perhitungan yaitu sebesar 28 KVA. Sisa daya dari konsumen
harus diambil alih oleh ballast load sebesar 22 KW sesuai perubahan beban sebesar
60%, dengan nilai tahanan sebesar 6,56 ohm. Jika ballast load tidak sesuai, maka
mengakibatkan putaran turbin akan naik, dengan demikian tegangan dan frekuensi
sistem akan ikut naik.


Referensi

[1]. Ali Mashar, Djafar Sodiq, Analisis Harmonisa Electronic Load Control (Elc) Pada
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), Politeknik Negeri Bandung.
[2]. Ardha Sandy P, studi pengontrol beban elektronik pada pembangkit listrik tenaga
mikrohidro seloliman, trawas kabupaten mojokerto, ITS Surabaya.
[3]. Djafar Sodiq, Kontrol Dan Proteksi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, 2011.
[4]. Renerconsys, digital load controller (DLC) For Induction generator (IGC) & Synchronous
generator (ELC), Komp. Cimindi Raya AL-3 Cimahi, Bandung.
[5]. Riza widia, Dasrul yunus, Simulasi Arus Beban PLTMh Menggunakan Pengatur Beban
Elektronik ELC fasa satu, Politeknik Negeri Padang.

Anda mungkin juga menyukai