Pembimbing : dr. Justina Evy Sp.KJ dr. Alif Mardijana Sp. KJ
Disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Madya Lab/SMF Ilmu Kesehatan Jiwa FK Universitas Jember - RSD dr.Soebandi Jember FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2013 STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. I Umur : 50 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : tidak sekolah Pekerjaan : pedagang sapu Agama : Islam Status Perkawinan : Sudah Menikah Suku Bangsa : Madura Alamat : Darungan 3/6 Kemuning Lor Arjasa
II. ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA; Pasien merasa nyeri dada dan sulit mngendalikan emosi
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Autoanamnesis (Rabu, 11 Desember 2013 di Poli Psikiatri RSD dr.Soebandi, Jember) Pasien mengeluhkan nyeri dada hilang timbul sejak setengah bulan yang lalu. Merasakan nyeri dada dating tidak tentu waktunya. Pasien sering emosi bila diganggu atau bertemu dengan orang yang pernah menyakiti katanya. Pasien tinggal bersama anak keduanya. Dengan anak keduanya pasien sering marah-marah karena anak kedua pasien sering tidak sopan terhadap pasien. Anak kedua pasien sering membentak pasien. Saat pasien emosi kadang sampai mengambil clurit dan berusaha mencekik. Pasien mengatakan tidak pernah mendapat bisikan untuk mengambil clurit tersebut, pasien hanya reflex mengambil celurit. Heteroanamnesis (Rabu, 11 Desember 2013 oleh istri pasien di Poli Psikiatri RSD dr.Soebandi, Jember) Pasien memang dari dulu sifatnya pemarah, namun pasien marah apabila ada yang berbuat salah kepadanya. Pasien merasa nyaman dan dapat dikendalikan oleh anak pertamanya yang bekerja di arab Saudi. Saat anak petama pasien datang (3 minggu yang lalu), pasien merasa lebih tenang. Bila dengan anak keduanya pasien seperti musuh, kadang melihat saja pasien sudah merasa jegkel dan marah-marah. Kemarin pasien sempat marah kepada tetangganya yang mengambil aliran air di sawah. Pasien mengambil benda apa saja yang ada di dekatnya dan mengejar orang tersebut karena emosi.
Home Visite (Rabu, 25 Desember 2013) Autoanamnesis Ketika pemeriksa datang ke rumah pasien, yang ada hanya istri pasien, dan dua anak perempuan pasien, setelah ditanyakan ternyata pasien sedang berbaring di kamar, setelah berkenalan dan menjelaskan tujuan kedatangan saya, kemudian istri pasien mempersilahkan pemeriksa untuk melihat keadaan pasien di kamar, penampilan pasien cukup rapi, terlihat sesuai umur, dan higenitas baik, saat disapa pasien menjawab dengan baik namun tidak tersenyum, saat ditanya bagaimana keadaannya saat ini? Ia menjawab, ia sudah lebih tenang, namun saya mengantuk setelah minum obat saat di tanya bagaimana dadanya ia menjelaskan dadanya masih berdebar debar namun hanya saat ia marah kepada anak keduanya, kenapa selalu marah kepada anak keduanya? Ia menjawab karena ia nakal, dikasih tau orang tua tidak menggubris, suka melawan orang tua, pasien hanya menjawab pertanyaan seperlunya saja dan tidak banyak bicara dan cenderung diam saja, pasien bekerja sebagai penjual sapu. Pasien menjelaskan bahwa ia tidak pernah melihat bayangan bayangan, mimpi buruk ataupun mendengar bisikan bisikan.pasien ingin bekerja ke pasar lagi setelah sembuh.
Heteroanamnesis (istri dan anak pertama pasien) Istri pasien mengatakan bahwa saat ini kondisi suaminya sudah mulai membaik dibandingkan sebelumnya. Setelah dari poli jiwa pasien cenderung tidur seharian, obat diminum rutin, pasien juga mengkonsumsi obat dari puskesmas, yaitu rifampicin dan ethambutol sejak 1,5 bulan lalu, pasien menderita TB, dulu pernah berobat namun putus karena ditinggal anak pertamanya dan setiap malam pasien panas, sebelum anak pertamanya datang pasien sangat kurus, namun sekarang sudah membaik, pasien sudah tidak marah marah lagi karena ada anak pertamanya, memang anak kedua sopannya kepada pasien itu kurang mungkin itu yang menyebabkan pasien mudah marah, jika orang tua memberitahu kepada anknya namun anaknya melawan kan bapaknya tambah marah. Pasien hamper tidur seharian, ia bangun untuk makan, bab, dan bak. Pasien sudah waktunya kotrol ke poli namun pasien telat karena masih hujan terus. Di keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. . RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Pasien putus obat TB
RIWAYAT PENGOBATAN Obat-obatan TB dari puskesmas
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Tidak ada keluarga yang mengalami gejala serupa dengan pasien.
RIWAYAT SOSIAL Pendidikan : tidak sekolah Status : Menikah Faktor premorbid : pemarah Faktor pencetus : - Faktor organik : - Faktor psikososial : -
PEMERIKSAAN FISIK STATUS INTERNA Keadaan umum : cukup Kesadaran : kompos mentis Tensi : 110/70 mmHg Nadi : 72x/menit Pernafasan : 20x/menit Suhu : 36,6 o C Pemeriksaan Fisik Kepala-leher : a/i/c/d: -/-/-/- Thorax : Cor : S1S2 tunggal Pulmo : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/- Abdomen : Flat, bising usus normal, timpani Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas Tidak ada oedema pada keempat ekstremitas
STATUS PSIKIATRI Kesan Umum : Pasien tampak sesuai usianya rapi, bersih, Kontak : verbal (+)/mata (+)/lancar/relevan Kesadaran : normal Afek/Emosi : depresi/irritable Proses/Berpikir : Bentuk : realistik Arus : koheren Isi : waham curiga (+) Persepsi : halusinasi (-) Intelegensia : dbn Kemauan : dbn Psikomotor : dbn
DIAGNOSIS Aksis I : F22. Gangguan Waham Menetap Aksis II : - Aksis III : TBC Aksis IV : - Aksis V : GAF Scale 90-81 gejala minimal, befungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa.
FARMAKOTERAPI Lodopin 2X25 mg Arkine 2X2 mg
Saran terapi; Resperidone 2X1 mg
PROGNOSIS Dubia ad bonam, karena KepribadianPremorbid (-) : baik Patogenesis progesif (-) : baik Kecepatan terapi (cepat) : baik Faktor keturunan (tidak ada) : baik Faktor pencetus (diketahui) : baik Perhatian keluarga (cukup) : baik Ekonomi (cukup) : baik