PENDAHULUAN
Epilepsi merupakan salah satu kelainan otak yang serius dan umum terjadi.
Epilepsi didefinisikan sebagai gangguan kronis yang ditandai adanya bangkitan
epileptik berulang akibat gangguan fungsi otak secara intermiten yang terjadi oleh
karena lepas muatan listrik abnormal neuron-neuron secara paroksismal akibat
berbagai etiologi. Epilepsi merupakan salah satu masalah kesehatan yang
menonjol di masyarakat, karena permasalahan tidak hanya dari segi medik tetapi
juga sosial dan ekonomi yang menimpa penderita maupun keluarganya. Penelitian
insidensi dan prevalensi telah dilaporkan oleh berbagai negara, tetapi di Indonesia
belum diketahui secara pasti. Para peneliti umumnya mendapatkan insidens 20 -
0 per !00.000 per tahun dan prevalensi sekitar 0," - 2 per !00.000 pada populasi
umum. #edangkan pada populasi anak diperkirakan 0,$ - 0,% & di antaranya
menderita epilepsi. Epilepsi dapat terjadi pada laki-laki maupun 'anita, tanpa
memandang umur dan ras, namun penderita laki-laki umumnya sedikit lebih
banyak dibandingkan dengan perempuan. Epilepsi merupakan masalah pediatrik
yang besar dan lebih sering terjadi pada usia dini dibandingkan usia selanjutnya.
World Health Organization menyebutkan, insidens epilepsi di negara berkembang
!00 per !00.000 ribu. #alah satu penyebab tingginya insidens epilepsi di negara
berkembang adalah suatu kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan otak
permanen. (ondisi tersebut di antaranya) infeksi, komplikasi prenatal, perinatal,
serta post natal.
!,2
Insiden tertinggi terjadi pada anak berusia diba'ah 2 tahun *2+2,!00.00
kasus-. Penelitian yang dilakukan oleh Eriksson dan (oivikko di .inlandia,
menemukan penyebab epilepsi pada anak-anak adalah idiopatik *+%&-, prenatal
*!"&-, perinatal */&- dan postnatal *!2&-. Pada epilepsi idiopatik, tidak dapat
ditemukan kelainan pada jaringan otak. 0iduga terdapat kelainan atau gangguan
keseimbangan 1at kimia dalam sel-sel saraf pada area jaringan otak yang
abnormal. Epilepsi diklasifkasikan menjadi tiga jenis utama yakni kejang partial,
kejang umum, dan kejang yang tidak dapat diklasifikasikan. 0iagnosis epilepsi
ditegakkan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik umum dan neurologi.
!
Pemeriksaan penunjang seperti elektroensefalografi *EE2- digunakan dalam
menentukan jenis epilepsi, evaluasi pengobatan dan prognosisnya. Pemeriksaan
34 scan atau 56I kepala dilakukan bila dicurigai adanya fokus epileptogenik
atau pada epilepsi yang disertai kelainan neurologis yang nyata, seperti)
mikrosefali, palsi serebral, hidrosefalus, keterlambatan tumbuh kembang, dll.
Pengobatan epilepsi bertujuan untuk mengatasi kejang dengan dosis optimal
terendah. Prinsip pengobatan epilepsi adalah mendiagnosis secara pasti,
menentukan etiologi dan jenis epilepsi, memulai dengan pengobatan monoterapi
lini pertama dan penggantian obat antiepilepsi secara bertahap apabila obat
antiepilepsi *78E- pertama gagal. 0urasi pemberian pengobatan 78E tergantung
jenis epilepsi yang diderita. Perjalanan dan prognosis penyakit epilepsi untuk
anak-anak yang mengalami kejang bergantung pada etiologi, tipe kejang, usia
pada a'itan dan ri'ayat keluarga serta ri'ayat penyakit.
$
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Epilepsi didefinisikan sebagai gangguan kronis yang ditandai adanya
bangkitan epileptik berulang akibat gangguan fungsi otak secara intermiten yang
terjadi oleh karena lepas muatan listrik abnormal neuron-neuron secara
paroksismal akibat berbagai etiologi. Epilepsi adalah bangkitan kejang dua kali
atau lebih tanpa provokasi yang dipisahkan oleh interval 92% jam. :angkitan
epilepsi merupakan manifestasi klinis dari bangkitan serupa *stereotipik- yang
berlebihan dan abnormal, berlangsung secara mendadak dan sementara, dengan
atau tanpa perubahan kesadaran, disebabkan oleh hiperaktifitas listrik sekelompok
sel saraf di otak yang bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak akut
*unprovoked-.
%,"
2.2 Etiologi
Epilepsi mungkin disebabkan oleh )
+,
8ktivitas saraf abnormal akibat proses patologis yang mempengaruhi
aktifitas listrik otak.
2angguan biokimia atau metabolik dan lesi mikroskopik di otak akibat
trauma otak pada saat lahir atau cedera lain.
Penyebab tersering pada bayi adalah asfiksia atau hipoksia 'aktu lahir,
trauma intrakranial 'aktu lahir, gangguan metabolik, malformasi kongenital
pada otak, atau infeksi.
5ayoritas penyebab epilepsi pada anak-anak dan remaja adalah epilepsi
idiopatik, pada umur "-+ tahun sering disebabkan karena febril.
Penyebab lebih bervariasi untuk usia de'asa seperti idiopatik, karena birth
trauma, cedera kepala dan tumor.
2.3 Epidemiologi
Epilepsi merupakan salah satu kelainan otak yang serius dan umum terjadi,
sekitar "0 juta orang di seluruh dunia mengalami kelainan ini. 8ngka epilepsi
lebih tinggi dinegara berkembang. Insiden epilepsi di negara maju ditemukan
sekitar "0,!00.00 sementara dinegara berkembang mencapai !00,!00.00. Salah
satu penyebab tingginya insidens epilepsi di negara berkembang
$
adalah suatu kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan otak
permanen. Kondisi tersebut di antaranya: infeksi, komplikasi
prenatal, perinatal, serta post natal. #ekitar ;0-/0& diantaranya tidak
mendapatkan pengobatan apapun
di negara berkembang.
0i Indonesia terdapat paling sedikit 00.000-!.%00.000 kasus epilepsi
dengan pertambahan sebesar 0.000 kasus baru setiap tahun dan diperkirakan %0-
"0& terjadi pada anak-anak. Penderita laki-laki umumnya sedikit lebih banyak
dibandingkan dengan perempuan. Insiden tertinggi terjadi pada anak berusia
diba'ah 2 tahun *2+2,!00.00 kasus-. Penelitian di RSU dr. Soetomo
Surabaya selama satu bulan mendapatkan 86 kasus epilepsi
pada anak dimana penderita terbanyak pada golongan umur 1
6 tahun !"6,#$%, kemudian 6 1& tahun !'(,1$%, 1& 18 tahun
!16,'8$% dan & 1 tahun !8,1"$%.
2,$
2. Kl!sifi"!si
:erdasarkan gambaran klinis dan elektro enseflografi *EE2- International
League Against Epilepsy *I<8E-, epilepsi diklasifkasikan menjadi tiga jenis
utama yakni kejang umum, kejang parsial, dan kejang yang tidak dapat
diklasifikasikan.
;
!. (ejang umum *generalized seizure-, yaitu kejang yang terjadi jika
aktivitas terjadi pada kedua hemisfer otak secara bersama-sama.
T!#el 1. (lasifikasi (ejang =mum
;
Ke$!ng %m%m &generalized
seizure' te(di(i d!(i )
Kete(!ng!n
a. Tonic-clonic convulsion
(grand mal)
:entuk kejang yang paling banyak terjadi.
Pasien bisa tiba-tiba kehilangan kesadaran, diikuti
dengan kejang fase tonik *kaku- selama $0-+0
detik, kemudian kejang fase klonik *menyentak-
selama $0-+0 detik.
:isa terjadi sianosis, inkontinensi urin, atau
menggigit lidah.
4erjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah
kebingungan, sakit kepala atau tertidur.
%
Pasca kejang pasien mendapatkan kembali
kesadaran, mungkin merasa sangat lelah dengan
sakit kepala dan kebingungan. Pasien tidak
memiliki memori tentang apa yang terjadi dan
mungkin menemukan dirinyak di lantai dalam
posisi yang aneh. #ering kali langsung terjatuh
dalam tidur yang nyenyak.
b. Abscense attacks/ petit
mal
>enis yang jarang.
=mumnya hanya terjadi ada masa anak atau a'al
remaja.
7nsetnya mendadak, iasanya tidak ada atau hanya
minimal manifestasi motorik.
Penderita tiba-tiba melotot dngan pandangan
kosong, atau matanya berkedip-kedip dengan
kepala terkulai.
4idak responsive bila diajak bicara.
(ejadiannya hanya beberapa detik, dapat terjadi
beberapa kali sehari dan bahkan sering tidak
disadari oleh penderita sendiri.
c. Myoclonic seizure :iasanya pada pagi hari setelah bangun tidur.
4erdiri dari sentakan tiba-tiba seperti terkena
sengatan listrik, umumnya terjadi pada dua sisi
tubuh.
Pasien mungkin secara tidak sadar akan
menjatuhkan atau membuang benda yang
dipegangnya.
>enis yang sama *non epileptikus- bisa terjadi pada
orang normal.
d. Atonic seizure >arang terjadi
:isa mengalami kehilangan kekuatan otot, terutama
lengan dan kaki sehingga bisa terjatuh.
(ejang ini sangat singkat, hanya beberapa detik,
tetapi mungkin terjadi beberapa kali sehari.
(adang-kadang pasien memiliki epilepsi tambahan
seperti abscense atau myoclonic seizure.
e. Tonic seizure (ekuatan otot meningkat sehingga tubuh, lengah
dan kaki pasien memegang,mengencang secara
"
tiba-tiba.
#ering terjadi penyimpangan pada mata dan kepala
ke arah satu sisi, kadang rotasi dari selutuh tubuh.
8da kehilangan kesadaran secara immediate.
>ika pasien berdiri saat kejang terjadi, pasien akan
jatuh.
f. Clonic seizure 4erdiri dari gerakan sentakan ritmik dari tangan dan
kaki, terkadang terjadi kedua sisi tubuh pasien.
2. (ejang parsial, fokal yaitu kejang yang terjadi jika aktivasi dimulai dari
daerah tertentu dari otak.
T!#el 2. (lasifikasi (ejang Parsial
;
Ke$!ng %m%m p!(si!l te(di(i
d!(i )
Kete(!ng!n
a. impel parsial seizure Pasien tidak kehilangan kesadaran dank arena itu
dapat memberitahu apa yang terjadi, tetapi
pengalaman yang dialami mungkn sangat aneh
sehingga mungkin tidak dapat megekspresikan
dengan baik.
4erjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari
tubuh
2ejala yang muncul terganttung pada pagian otak
yang dipengaruhi, antara lain )
1. 2ejala motorik ) fokusnya pada koerteks
motor utama
. 2ejala somatosensory atau special sensory !
"okusnya di post central gyrus #primary
sensory corte$%. 5ungkin ada perasaan
kesemutan . tertusuk pin, jaruh, dingin atau
panas, atau mati rasa anggota badan.
4erkadang mungkin ada perasaan aneh
dengan tanda-tanda visual, mendengan atau
sensasi bau.
&. 2ejala autonomic ) terkait degan focus di
+
lobus temporal. 5ungkin ada sensasi naik
dari epigastrum ke tenggorokan, palpitasi,
berkeringat atau "lushing.
'. 2ejala psikis ) terdiri dari perubahan
suasana hati, memori, atau pikiran.
5ungkin ada persepsi yang terdistorsi
*'aktu, ruang, atau orang- atau masalah
dengan bahasa. :isa terjadi halusinasi
struktural *music, adegan-.
b. Comple! partial seizure 5elakukan gerakan-gerakan tak terkendali antara
lain gerakan mengunyah dan meringis, tanpa
kesadaran.
:era'al sebagai kejang parsial sederhana dan
berkembang menjadi penurunan kesadaran.
4idak kehilangan kesadaran secara penuh, ia sediit
menyadari apa yang terjadi tetapi tidak bisa
merespon apa-apa.
8da aura, perasaan aneh di perut naik ke
tenggorokan dan kepala atau sensasi bau, suara atau
rasa.
:isa disertai dengan perubahan persepsi seperti
'aktu *terasa terlalu lambat atau cepat-, cahaya,
suara atau ruang.
4erkadang terjadi dengan halusinasi atau dengan
psikomotor gejala seperti otomatisasi yaitu gerakan
otomatis misalnya menarik-narik pakaian, karet,
memukul bibir, atau gerakan berulang tanpa tujuan.
(ecovery yang lambat pasca kejang dan disertai
periode kebingungan.
$. (ejang yang tidak dapat diklasifikasikan yaitu semua jenis kejang yang
tidak dapat diklasifikasikan karena ketidak lengkapan data atau tidak dapat
dimasukkan dalam kategori klasifikasi yang tersebut di atas.
2.* +!"to( ,isi"o