Anda di halaman 1dari 6

BENDA-BENDA NAJIS

Benda-benda najis ada sebelas macam: (1) air kencing, (2) kotoran
binatang, (3) sperma, (4) bangkai, (5) darah, (6) anjing, (7) babi, (8) benda
yang memabukkan, (9) fuq, (10), orang kafir, dan (11) keringat unta
pemakan najis (al-jalll).
(a) Air Kencing dan Kotoran Binatang
Seluruh jenis air kencing dan kotoran yang berasal dari
binatang[1] berdarah memancar pada saat disembelih dan berdaging haram
adalah najis, meskipun daging binatang tersebut menjadi haram lantaran
sebuah faktor dari luar (al-ridh), seperti binatang pemakan najis dan
binatang yang pernah disetubuhi oleh manusia.
(b) Sperma
Seluruh jenis sperma yang berasal dari binatang berdarah memancar
ketika disembelih adalah najis, baik daging binatang itu halal maupun tidak.
(c) Bangkai
Bagian bangkai binatang berdarah memancar yang memiliki roh pada
saat binatang itu masih hidup[2] adalah najis. Begitu juga, bagian tubuh
binatang hidup yang terpotong dan memiliki roh adalah najis, kecuali bagian-
bagian kecil yang terpisah dari tubuhnya, seperti jerawat, kulit bekas penyakit
kudis, dan lain sebagainya.
Masalah 170: Daging, gajih, atau kulit yang kita terima dari tangan
seorang muslim atau kita beli dari pasar muslimin dihukumi suci, asalkan kita
tidak tahu bahwa barang itu berasal dari tangan orang kafir, meskipun
penyembelihannya tidak bisa dipastikan. Begitu juga halnya berkenaan
dengan daging, gajih, dan kulit yang ditemukan tergeletak di sebuah daerah
yang berpenduduk muslim. Adapun jika kita tahu bahwa barang itu berasal
dari seorang kafir, tetapi kita memberi kemungkinan bahwa orang muslim
sebagai penerima barang dari tangan orang kafir telah melakukan penelitian
sebelum itu dan ia yakin tentang penyembelihannya, maka barang itu juga
dihukumi suci, asalkan berdasarkan ihtiyth wajib[3] orang muslim itu
memperlakukan barang-barang tersebut seperti barang yang berasal dari
binatang yang telah disembelih.[4]
Masalah 171: Jika kita menerima daging, gajih, atau kulit dari seorang
kafir atau membelinya dari pasar orang-orang kafir, tetapi kita tidak tahu
apakah barang itu berasal dari binatang yang berdarah memancar atau yang
tidak berdarah memancar seperti ikan, maka barang itu dihukumi suci. Akan
tetapi, kita tidak boleh mempergunakannya untuk mengerjakan salat.
Jika kita menerima suatu barang dari orang-orang kafir, dan kita tidak tahu
apakah barang itu berasal dari seekor binatang atau selainnya, maka barang
tersebut adalah suci. Bahkan kita juga bisa mempergunakannya untuk
mengerjakan salat. Dan termasuk kategori barang ini, plastik dan lilin yang
diimpor dari negara mereka, meskipun kita tidak mengetahui hakikatnya.[5]
(d) Darah
Seluruh darah yang berasal dari binatang berdarah memancar pada saat
disembelih adalah najis. Adapun darah yang berasal dari binatang yang tidak
berdarah memancar seperti ikan dan binatang-binatang yang sejenis adalah
suci. Berdasarkan ihtiyth,[6] kita harus menghindari gumpalan darah (al-
ulqah) yang terbentuk dari sperma, sekalipun gumpalan darah yang masih
terdapat dalam telur. Meskipun demikian, kesucian gumpalan darah yang
masih terdapat dalam telur adalah pendapat yang memiliki keunggulan (l
yakhl min rujhn).
Berdasarkan pendapat yang lebih kuat, darah yang terdapat dalam telur
adalah suci, meskipun berdasarkan ihtiyth mustahab hendaknya kita
menghindari darah ini.[7]
Masalah 172: Berdasarkan ihtiyth wajib,[8] kita harus menghindari darah
yang tersisa dalam tubuh binatang berdaging haram yang telah disembelih.
Jika binatang itu berdaging halal, maka darah tersebut suci asalkan darah
sembelihan telah keluar dari tubuhnya sesuai dengan kadar yang lumrah.
Masalah 173: Darah yang keluar dari sela-sela gigi adalah najis dan tidak
boleh ditelan. Ya, jika darah itu telah sirna lantaran telah bercampur dengan
air ludah, maka darah itu menjadi suci dan boleh ditelan. Dengan demikian,
kita tidak wajib menyucikan mulut kita dengan berkumur-kumur atau dengan
cara yang lain.



(e) Anjing dan Babi

Tubuh, air liur, dan seluruh bagian tubuh anjing dan babi darat, meskipun
bagian tubuh yang tidak memiliki roh seperti bulu, tulang, dan bagian-bagian
tubuh yang lain adalah najis.
(f) Benda yang Memabukkan
Seluruh benda memabukkan yang berbentuk cair dari asalnya[9] adalah
najis. Adapun benda memabukkan yang berbentuk padat dari asalnya seperti
ganja adalah suci, meskipun telah dijadikan cair. Berdasarkan pendapat yang
zhhir, air perasan anggur yang telah mendidih lantaran dimasak dan dua
pertiganya belum menguap adalah suci, meskipun air perasaan anggur ini
haram diminum. Akan tetapi, air perasan kismis adalah halal. Ya, jika air
perasan anggur dan kismis itu mendidih dengan sendirinya dan menjadi
memabukkan seperti ditegaskan oleh sebagian orang, maka kedua air
perasan ini adalah najis. Jika kita ragu (apakah air perasan itu telah mendidih
dengan sendirinya atau tidak), maka air perasan itu dihukumi suci.
Masalah 174: Secara mutlak, tidak masalah kita memakan kismis dan
kurma yang telah mendidih dalam minyak atau dijadikan campuran masakan
dan kuah.
(g) Fuq
Fuq adalah sejenis minuman khusus yang biasanya terbuat dari
gandum.
(h) Orang Kafir
Orang kafir adalah:
a. Orang yang memeluk selain agama Islam.[10]
b. Orang yang memeluk agama Islam, tetapi ia mengingkari ajaran agama
yang sudah paten (dharriyt ad-dn) dan pengingkaran ini berkonsekuensi
pengingkaran terhadap agama, pembohongan terhadap Rasulullah saw., atau
pelecehan terhadap syariat beliau yang suci.
c. Orang yang memeluk agama Islam, tetapi ia mengucapkan suatu
ucapan atau mengerjakan sebuah pekerjaan yang menyebabkan ia kafir.
Kaum Nawshib adalah najis secara mutlak. Adapun kaum Ghulat, jika
keghulatan mereka berkonsekuensi pengingkaran terhadap ketuhanan Allah,
keesaan Ilahi, atau missi Rasulullah saw., maka mereka adalah kafir. Jika
tidak demikian, maka mereka tidak najis.
(i) Keringat Unta Pemakan Najis
Keringat unta pemakan najis adalah najis. Menurut pendapat yang paling
kuat, keringat binatang pemakan najis selain unta adalah suci. Tetapi
berdasarkan ihtiyth mustahab,[11]kita hendaknya menghindari keringat
binatang ini.
Berdasarkan pendapat yang paling kuat juga, keringat orang yang junub
lantaran perbuatan haram adalah suci. Tetapi berdasarkan ihtiyth
mustahab,[12] ia hendaknya menghindari keringat ini ketika ingin
mengerjakan salat. Dan selayaknya ia ber-ihtiyth menghindarinya secara
mutlak.[13]














[1] Imam Khamenei dan Sayyid Khui: Kotoran burung adalah suci, baik daging burung itu halal dimakan
maupuntidak .

[2] Masalah: Bagian tubuh binatang yang tidak memiliki roh seperti bulu, rambut, gigi, tulang, dan
tanduk adalah suci, kecuali apabila bagian tubuh itu berasal dari binatang najis ain, seperti anjing dan
babi.

[3] Syaikh Behjat: Jika kita tahu bahwa orang muslim sebagai penerima daging, gajih, dan kulit dari
tangan seorang kafir belum mengadakan penelitian tentang penyembelihan binatang tersebut menurut
tata cara syar, maka semua barang itu dihukumi najis.

[4] Sayyid Khui: Syarat itu tidak jauh (l yabud).

[5] Imam Khamenei dan Sayyid Khui: Adapun jika kita tidak tahu bahwa barang itu berasal dari binatang
yang belum disembelih, tetapi berasal dari binatang yang penyembelihannya masih diragukan, maka
barang tersebut dihukumi suci. Akan tetapi, tidak sah kita menggunakannya untuk mengerjakan salat.

[6] Syaikh Behjat: Berdasarkan ihtiyth wajib, kita harus menghindari darah yang terdapat dalam telur.

[7] Sayyid Khui: Berdasarkan ihtiyth wajib, darah itu adalah najis.

[8] Syaikh Behjat: Darah yang tersisa dalam tubuh binatang yang telah disembelih sesuai dengan
tuntunan syariat adalah suci. (Beliau tidak membedakan antara binatang yang halal dimakan dan
binatang yang haram dimakan).

[9] Imam Khamenei: Berdasarkan ihtiyth wajib.

Syaikh Behjat: Seluruh benda memabukkan yang berbentuk cair dari asalnya adalah najis.

Sayyid Khui: Hal itu berdasarkan ihtiyth wajib untuk selain khamar dan minuman keras yang terbuat
dari anggur (nabdz).

[10] Imam Khamenei: Selain ahli kitab seperti para pengikut agama Yahudi, Kristen, Zoroaster, dan
Shbin. Menurut pendapat yang paling kuat, mereka secara subtansial adalah suci.

Sayyid Khui: Berdasarkan ihtiyth wajib, ahli kitab adalah najis.

[11] Syaikh Behjat: Keringat unta pemakan najis adalah suci. Tetapi berdasarkan ihtiyth mustahab, kita
hendaknya menghindari keringat ini ketika ingin mengerjakan salat. Adapun keringat selain unta, maka
kita tidak perlu menghindarinya.

[12] Syaikh Behjat: Berdasarkan pendapat yang azhhar dan ahwath, ia harus menghindari keringat
tersebut selama belum mengering. Keringat itu mencegah (kesahan salat) ketika sedang mengucur dan
belum mengering. Berdasarkan ihtiyth wajib, hukum ini juga berlaku atas orang yang melakukan
hubungan dengan istrinya pada waktu yang diharamkan melakukan hubungan suami istri, kecuali apabila
tugasnya adalah tayamum.

[13] Sayyid Khui: Keringatnya adalah suci, tetapi ia tidak boleh salat dengan keringat tersebut.
NAJIS - Najis A'in Dan Najis Hukmi

Najis ialah benda-benda kotor pada hukum syarak yang menyebabkan sembahyang seseorang
menjadi tidak sah.
Najis terbahagi kepada tiga bahagian iaitu:
a) najis mukhaffafah iaitu najis yang ringan
b) najis mutawassitah iaitu najis pertengahan
c) najis mughallazoh iaitu najis yang berat.

Najis juga boleh dibahagikan kepada dua jenis iaitu:
1. Najis Aini - iaitu najis yang boleh dilihat zatnya seperti tahi kucing kering dan darah yang beku.
Cara menyucikannya ialah menghilangkan a'in najis dan segala sifat,rasa,warna atau baunya.Jika
sifat-sifat ini tidak hilang,maka dia dianggap belum lagi suci,tetapi boleh dimaafkan jika sekiranya
tidak berupaya juga menghilangkan a'in najis tersebut.

2. Najis Hukmi - iaitu najis yang tidak boleh dilihat jirimnya,zatnya atau sifatnya. Najis ini memadai
dicucikan dengan satu kali lalu air sahaja ditempat yang kena najis itu. Contoh najis ini termasuklah
air kencing kanak-kanak lelaki yang berumur kurang dari 2 tahun yang hanya minum susu ibunya
sahaja tanpa makan makanan lain sebagai makanannya.
Air kencing kanak-kanak perempuan atau khunsa tidak termasuk dalam kategori ini.

A'in najis mempunyai dua jenis iaitu:
a- A'in yang boleh disucikan
b-A'in yang tidak boleh disucikan

A'in najis yang tidak boleh disucikan ialah kulit bangkai yang selain dari bangkai anjing dan babi
atau dari keturunannya. Yang dimaksudkan dengan bangkai ialah;
1. Binatang yang mati tanpa disembelih mengikut syarak
2. Binatang yang mati disembelih tetapi haram dimakan dagingnya seperti harimau.
3. Binatang yang mati disembelih dengan tulang atau gigi
4. Binatang yang mati disembelih oleh orang yang bukan Islam kecuali kafir kitabi.

A'in najis yang tidak boleh disucikan secara biasa dengan air ialah a'in najis yang selain dari kulit
binatang yang disebutkan termasuklah bulu,tulang,tanduk,gigi,gading dan seumpamanya. Benda -
benda ini tetap kekal najis walaupun sudah disamak atau dibasuh dengan apa cara sekali pun.

Wallahua'lam........

Anda mungkin juga menyukai