Anda di halaman 1dari 11

Anatomi Pada Manusia

Arsip Blog
2007 (2)
o Desember (2)
Reproduksi Pada Manusia
Adat Perkawinan

Mengenai Saya

iQbal iQi
1.Cuek apa adanya 2.Ga mudah tersinggung 3.Ga mudah marah 4.Sedikit pencuek
Lihat profil lengkapku

Kamis, 27 Desember 2007
Reproduksi Pada Manusia
Reproduksi Pada Manusia
1. Sruktur Organ Reproduksi Wanita
2. Oogenesis Dan Siklus Menstruasi

Reproduksi pada manusia putaran kedua ini merupakan kelanjutan reproduksi pada manusia
putaran pertama. Pada putaran pertama telah dibahas tentang pubertas dan sistem organ
repoduksi pria. Sedangkan putaran kedua ini akan dibahas tentang sistem organ reproduksi
wanita yang meliputi struktur organ reproduksi wanita, oogenesis dan siklus menstruasi.
Selain itu pada putaran kedua ini juga disajikan fakta-fakta yang perlu diketahui para remaja
untuk menambah wawasan seputar sistem organ reproduksi wanita pada tampilan Tahukah
Kamu?. Tampilan tugas untukmu berisi soal-soal yang harus segera dikerjakan sebagai bahan
diskusi pelajaran Biologi di dalam kelas.
Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi luar dan organ reproduksi dalam.
Organ reproduksi luar wanita disebut juga vulva meliputi mons veneris (mons pubis), labium
mayora, labium minora dan clitoris. Organ reproduksi dalam wanita meliputi ovarium, tuba
falopii, uterus dan vagina.
Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan
ibunya. Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer. Sebagian
oosit primer mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber jumlah tersebut
menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami
masa istirahat (dorman), kemudian proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita
memasuki masa puber.
Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14 tahun organ
reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi (menophause) yang
terjadi antara usia 46-54 tahun. Menstruasi merupakan pendarahan yang keluar melalui
vagina karena luruhnya dinding rahim (endometrium). Menstruasi juga merupakan pertanda
tidak terjadi kehamilan, tiga perempat bagian jaringan lembut endometrium yang telah
dipersiapkan untuk menerima konsepsi (penanaman embrio) akan terlepas. Kemudian
endometrium akan terbentuk kembali; dipersiapkan untuk menerima kemungkinan konsepsi
berikutnya, demikian seterusnya terulang kembali secara periodik dan dikenal dengan siklus
menstruasi. Remaja putri tidak perlu merasa takut karena menstruasi merupakan peristiwa
biologis yang normal dan biasa seperti halnya bernafas dan darah yang mengalir dalam tubuh.
Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya. Dengan
mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang wanita tak perlu
merasa cemas dan gelisah terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja dan
itu adalah suatu hal yang normal.
Rererensi:
Campbell, N.A.,J.B. Reece & L.G. Mitchell. (1999)Biology Fifth edition.(alih bahasa Wasmen Manalu).
Benjamin Cummings, Menlo Park.
Cherry, S.H.(1986). Bimbingan Ginekologi Perawatan Modern Untuk Kesehatan Wanita(alih bahasa noname).
CV Pionir Jaya. Bandung.
Diah Aryulina, Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf dan Endang Widi. (2004). Biologi SMA untuk kelas XI. Esis
Erlangga. Jakarta.
Wahyudi S.,R. (2000). Modul I Kesehatan Repoduksi Remaja.PKBI, IPPF, BKKBN, UNFPA.

Struktur Organ Reproduksi Wanita
Struktur organ reproduksi wanita meliputi
organ reproduksi internal dan organ
reproduksi eksternal. Keduanya saling
berhubungan dan tak terpisahkan. Organ
reproduksi internal terdapat di dalam
rongga abdomen, meliputi sepasang
ovarium dan saluran reproduksi yang
terdiri saluran telur (oviduct/tuba falopii),
rahim (uterus) dan vagina. Organ
reproduksi luar meliputi mons veneris,
klitoris, sepasang labium mayora dan
sepasang labium minora.
Ovarium.
Jumlah sepasang, bentuk oval dengan
panjang 3-4 cm, menggantung bertaut
melalui mesentrium ke uterus. Merupakan
gonade perempuan yang berfungsi
menghasilkan ovum dan mensekresikan
hormon kelamin perempuan yaitu estrogen
dan progesteron. Ovarium terbungkus oleh
kapsul pelindung yang kuat dan banyak
mengandung folikel. Seorang perempuan
kurang lebih memiliki 400.000 folikel dari
kedua ovariumnya sejak ia masih dalam
kandungan ibunya. Namun hanya beberapa
ratus saja yang berkembang dan
melepaskan ovum selama masa reproduksi
seorang perempuan, yaitu sejak menarche
(pertama mendapat menstruasi) hingga
menophause (berhenti menstruasi). Pada
umumnya hanya sebuah folikel yang
matang dan melepaskan ovum tiap satu
siklus menstruasi (kurang lebih 28 hari)
dari salah satu ovarium secara bergantian.
Selama mengalami pematangan, folikel
mensekresikan hormone estrogen. Setelah
folikel pecah dan melepaskan ovum,
folikel akan berubah menjadi korpus
luteum yang mensekresikan estrogen dan
hormon progesteron. Estrogen yang
disekresikan korpus luteum tak sebanyak
yang disekresikan oleh folikel. Jika sel
telur tidak dibuahi maka korpus luteum
akan lisis dan sebuah folikel baru akan
mengalami pematangan pada siklus
berikutnya.



Struktur Organ Reproduksi Wanita (dilihat dari
samping)

Struktur Organ Reproduksi Wanita (dilihat dari
depan)

Ovarium bertaut dan menggantung ke uterus
Tuba falopii/oviduct (saluran telur)
jumlah sepasang, ujungnya mirip corong
berjumbai yang disebut infundibulum
berfungsi untuk menangkap ovum yang
dilepas dari ovarium. Epithelium bagian
dalam saluran ini bersilia, gerakan silia
akan mendorong ovum untuk bergerak
menuju uterus.
Uterus (rahim)
Jumlah satu buah, berotot polos tebal,
berbentuk seperti buah pir, bagian bawah
mengecil disebut cervix. Uterus merupakan
tempat tumbuh dan berkembangnya
embrio, dindingnya dapat mengembang
selama kehamilan dan kembali berkerut
setelah melahirkan. Dinding sebelah dalam
disebut endometrium, banyak mengasilkan
lendir dan pembuluh darah. Endometrium
akan menebal menjelang ovulasi dan
meluruh pada saat menstruasi.
Vagina
Merupakan akhir dari saluran reproduksi
wanita. Suatu selaput berpembuluh darah
yang disebut hymen menutupi sebagian
saluran vagina. Membran ini dapat robek
akibat aktivitas fisik yang berat atau saat
terjadi hubungan badan. Vagina berfungsi
sebagai alat kopulasi wanita dan juga
sebagai saluran kelahiran. Dindingnya
berlipat-lipat, dapat mengembang saat
melahirkan bayi. Pada dinding sebelah
dalam vagina bermuara kelenjar bartholin
yang mensekresikan lendir saat terjadi
rangsangan seksual.
Mons veneris
Merupakan bagian yang tebal dan banyak
mengandung jaringan lemak terletak pada
bagian paling atas dari vulva
Labium mayora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan
tebal yang mengelilingi vagina dan
ditumbuhi rambut
Labium minora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan

Organ Reproduksi luar wanita (vulva)
Kembali ke atas
tipis di sebelah dalam labium mayora,
banyak mengandung pembuluh darah dan
saraf. Labium minora menyatu di bagian
atas membentuk clitoris. Labium minora
mengelilingi vestibulum, suatu tempat
dimana terdapat lubang uretra di bagian
atas dan lubang vagina di bagian bawah.
Clitoris
Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan
bagian yang paling peka terhadap rangsang
karena banyak mengandung saraf.













Oogenesis dan Siklus Menstruasi
Oogenesis
Oogenesis merupakan proses
pembentukan ovum di dalam
ovarium. Di dalam ovarium atau
indung telur terdapat oogonium
(oogonia = jamak). Oogonium
bersifat diploid (2n = mengandung
23 pasang kromosom atau 46 buah
kromosom). Oogenesis telah
dimulai sejak bayi perempuan
masih dalam kandungan ibunya
berusia sekitar 5 bulan. Oogonium
akan memperbanyak diri dengan
membelah berulang kali secara
mitosis, membentuk oosit primer.
Oosit primer terbungkus dalam
folikel yang penuh dengan cairan
nutrisi yang diperlukan untuk
pertumbuhan ovum.
Pada saat bayi perempuan lahir, di
dalam tiap ovariumnya
mengandung sekitar satu juta oosit
primer. Oosit primer ini
mengalami dorman atau
mengalami fase istirahat beberapa
tahun hingga anak perempuan
tersebut mengalami pubertas.
Selama pertumbuhan anak
perempuan, beberapa oosit primer
akan mengalami degenerasi,
hingga ketika mencapai usia
pubertas jumlah oosit primer
hanya tinggal sekitar 200.000
buah.
Memasuki usia pubertas sekresi
hormon estrogen akan memacu
oosit primer untuk melanjutkan
proses oogenesis; oosit primer
mengalami meiosis pertama
menghasilkan 2 sel berbeda
ukuran yaitu oosit sekunder
(berukuran besar) dan polosit
primer (berukuran kecil).
Oogenesis terhenti hingga terjadi
ovulasi, bila tidak terjadi fertilisasi


Pada gambar potongan ovarium ini menunjukkan
perkembangan folikel

Diagram sederhana Oogenesis
oosit sekunder akan mengalami
degenerasi. Namun bila ada
penetrasi sperma dan terjadi
fertilisasi, oogenesis akan
dilanjutkan dengan pembelahan
meiosis kedua; oosit sekunder
membelah menjadi 2 yaitu ootid
(berukuran besar) dan polosit
sekunder (berukuran kecil).
Sedangkan polosit primer
membelah menjadi 2 polosit
sekunder. Sehingga pada akhir
oogenesis dihasilkan 3 polosit dan
1 ootid yang berkembang menjadi
ovum
Selama perkembangan oosit
primer hingga menjadi oosit
sekunder berada dalam folikel,
yaitu suatu kantung pembungkus
yang penuh cairan yang
menyediakan nutrisi bagi oosit.
Semula oosit primer berada dalam
folikel primer kemudian
berkembang menjadi folikel
sekunder. Ketika terbentuk oosit
sekunder, folikel telah
berkembang menjadi folikel
tersier dan akhirnya menjadi
folikel de Graaf (folikel yang telah
matang) Setelah ovulasi atau
lepasnya oosit sekunder folikel
telur akan berubah menjadi korpus
luteum. Korpus luteum
mengalami degenersi membentuk
korpus albikan
Siklus Mestruasi
Menstruasi atau haid merupakan
pendarahan yang terjadi akibat
luruhnya dinding sebelah dalam
rahim (endometrium) yang banyak
mengandung pembuluh darah.
Lapisan endometrium
dipersiapkan untuk menerima
implantasi embrio. Jika tidak
terjadi implantasi embrio lapisan
ini akan luruh, darah keluar

Siklus menstruasi merupakan mekanisme yang
komplek; melibatkan kerja yang sinergis antara
hormon gonadotropin dan hormon ovarium,
perkembangan folikel dan perubahan endometrium.
Referensi :
Campbell, N.A., J.B. Reece & L.G. Mitchell. (1999). Biology
Fifth edition (alih bahasa Wasmen Manalu). Benjamin
Cummings, Menlo Park
Cherry S.H. (1986). Bimbingan Ginekology Perawatan Modern
Untuk Kesehatan Wanita (alih Bahasa noname). C.V. Pionir
Jaya.
Diah Aryulina, Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf & Endang
Widi. (2004). Biologi SMA untuk Kelas XI. Esis Erlangga.
Jakarta.
Wahyudi S.R. (2000). Modul 1 Kesehatan Reproduksi Remaja.
BKBI, IPPF, BKKBN, UNFPA.
melalui cervix dan vagina.
Pendarahan ini terjadi secara
periodik, jarak waktu antara
menstruasi yang satu dengan
menstruasi berikutnya dikenal
dengan satu siklus menstruasi.
Siklus menstruasi wanita berbeda-
beda, namun rata-rata berkisar 28
hari. Hari pertama menstruasi
dinyatakan sebagai hari pertama
siklus menstruasi. Siklus ini terdiri
atas 4 fase: 1. fase menstruasi, 2
fase pra-ovulasi, 3. fase ovulasi, 4.
fase pasca-ovulasi
1. Fase menstruasi
Terjadi bila ovum tidak dibuahi
sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon
estrogen dan progesteron.
Turunnya kadar estrogen dan
progesteron menyebabkan
lepasnya ovum dari endometrium
disertai robek dan luruhnya
endometrium, sehingga terjadi
pendarahan. Fase menstruasi
berlangsung kurang lebih 5 hari.
Darah yang keluar selama
menstruasi berkisar antara 50 -
150 mili liter
2. Fase pra-ovulasi atau fase
poliferasi
Hormon pembebas gonadotropin
yang disekresikan hipotalamus
akan memacu hipofise untuk
mensekresikan FSH. FSH
memacu pematangan folikel dan
merangsang folikel untuk
mensekresikan hormon estrogen.
Adanya estrogen menyebabkan
pembentukan kembali (poliferasi)
dinding endometrium.
Peningkatan kadar estrogen juga
menyebabkan seviks (leher rahim)
untuk mensekresikan lendir yang
bersifat basa. Lendir ini berfungsi
untuk menetralkan suasana asam
pada vagina sehingga mendukung
kehidupan sperma.
3. Fase Ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang
perempuan 28 hari, maka ovulasi
terjadi pada hari ke 14.
Peningkatan kadar estrogen
menghambat sekresi FSH,
kemudian hipofise mensekresikan
LH. Peningkatan kadar LH
merangsang pelepasan oosit
sekunder dari folikel, peristiwa ini
disebut ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi atau fase
sekresi
Berlangsung selama 14 hari
sebelum menstruasi berikutnya.
Walaupun panjang siklus
menstruasi berbeda-beda, fase
pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu
14 hari sebelum menstruasi
berikutnya. Folikel de Graaf
(folikel matang) yang telah
melepaskan oosit sekunder akan
berkerut dan menjadi korpus
luteum. Korpus luteum
mensekresikan hormon
progesteron dan masih
mensekresikan hormon estrogen
namun tidak sebanyak ketika
berbentuk folikel. Progesteron
mendukung kerja estrogen untuk
mempertebal dan menumbuhkan
pembuluh-pembuluh darah pada
endometrium serta
mempersiapkan endometrium
untuk menerima implantasi
embrio jika terjadi pembuahan
atau kehamilan. Jika tidak terjadi
pembuahan, korpus luteum akan
berubah menjadi korpus albikan
yang hanya sedikit mensekresikan
hormon, sehingga kadar
progesteron dan estrogen menjadi
rendah. Keadaan ini menyebabkan
terjadinya menstruasi demikian
seterusnya.


Diposkan oleh iQi_Donk di 20.23
Label: iQiDonk
0 komentar:
Poskan Komentar
Posting Lama Beranda
Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Anda mungkin juga menyukai