Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Evaluasi
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial/perubahan inotropik ditandai dengan peningkatan frekuensi jantung (takikardia), disritmia, perubahan gambaran pola EKG, perubahan TD (hipertensi/hipotensi), Bunyi jantung ekstra (S3, S4), penurunan pengeluaran urin, nadi perifer tidak teraba, kulit dingin kusan, diaphoresis, ortopnea, krakles, JVD, perbesaaran hepar, edema, nyeri dada.
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung.
Kriteria hasil: Melaporkan penurunan episode dispnea, angina. Ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung 1. Auskultasi nadi apikal: observasi frekuensi, irama jantung 2. Catat bunyi jantung 3. Palpasi nadi nadi perifer 4. Pantau TD 5. Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis. 6. Tinggikan kaki, hindari tekanan pada bawah lutut. 7. Berikan oksigen tambahan dengan nasal kanula atau masker sesuai indikasi. Mengalami penurunan kelelahan dan dspnea: a. Mampu beristirahat secara adekuat baik fisik maupun emosional; b. Berada dalam posisi yang tepat yang dapat mengurangi kelelahan dan dispnea
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru ditandai dengan dispnea Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pasien dapatMempertahankan tingkat oksigen yang adekuat untuk keperluan tubuh.
Kriteria hasil : Tanpa terapi oksigen, SaO2 95 % dank lien tidan mengalami sesak napas. Tanda-tanda vital dalam batas normal Tidak ada tanda-tanda sianosis.
1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan 2. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas.dorong nafas dalam secara perlahan sesuai dengan kebutuhan/toleransi individu. 3. Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna membrane mukosa. 4. Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara /bunyi tambahan. 5. Awasi tingkat kesadaran/status mental. selidiki adanya perubahan. 6. Awasi tanda vital dan irama jantung
1. RR Normal 2. Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan 3. GDA Normal Kolaborasi 7. Awasi/gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri. 8. Berikan oksigen tambahan yang sesuai dengan indikasi hasil GDA dan toleransi pasien. 3. Volume cairan berlebih berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus, meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air ditandai dengan ortopnea, bunyi jantung S3, oliguria, edema, DVJ, reflex hepatojugular positif, peningkatan berat badan, hipertensi, distress pernafasan, bunyi jantung abnormal Setela diberikan asuhan keperawatan diharapkan Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama dilakukan tindakan keperawatan selama di Rumah sakit.
Kriteria hasil: Mempertahankan keseimbangan cairan seperti dibuktikan oleh tekanan darah dalam batas normal, tak ada distensi vena perifer/ vena dan edema dependen, paru bersih dan berat badan ideal ( BB idealTB 100 1. Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis terjadi. 2. Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam. 3. Pertahakan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama fase akut. 4. Pantau TD dan CVP (bila ada) 5. Kolaborasi pemberian diuretic sepert furosemid 1. Mempertahankan keseimbangan cairan seperti dibuktikan oleh tekanan darah dalam batas normal 2. Tak ada distensi vena perifer dan edema dependen 3. Paru bersih 4. Berat badan ideal
10 %) (lasix, bumetanide (bumex). 4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama, edema, penurunan perfusi jaringan Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kerusakan integritas kulit
Kriteria hasil: Klien dapat Mendemonstrasikan perilaku/teknik mencegah kerusakan kulit. Mempertahankan integritas kulit, 1. Ubah posisi sering ditempat tidur/ kursi, bantu latihan rentang gerak pasif/ aktif. 2. Berikan perawatan kulit sering, meminimalkan dengan kelembaban/ ekskresi. 3. Periksa sepatu kesempitan/ sandal dan ubah sesuai dengan kebutuhan. 4. Pantau kulit, catat penonjolan tulang, adanya edema, area sirkulasinya terganggu atau pigmentasi atau kegemukan/kurus. 5. Pijat area kemerahan atau yang memutih 1. Klien mampu mendemontrasikan perilaku mencegah kerusakan kulit. 2. Integritas kulit dipertahankan 5. Intoleran aktivitas Setelah diberikan asuhan 1. Kaji respon pasien 1. Nadi dalam rentang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan ditandai dengan kelemahan, perubahan tanda vital, adanya disritmia, dispnea, pucat, berkeringat.
keperawatan diharapkan Terjadi peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan tindakan keperawatan selama di RS
Kriteria hasil : frekuensi jantung 60-100 x/ menit TD 120/80 mmHg terhadap aktifitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 kali permenit diatas frekuensi istirahat; peningkatan TD yang nyata selama/ sesudah aktifitas (tekanan sistolik meningkat 40 mmHg atau tekanan diastolik meningkat 20 mmHg) ; dispnea atau nyeri dada;keletihan dan kelemahan yang berlebihan; diaforesis; pusing atau pingsan. 2. Instruksikan pasien tentang tehnik penghematan energi, mis; menggunakan kursi saat mandi, duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi, melakukan aktifitas dengan perlahan.
60-100 2. Tidak terjadi dispnea saat beraktivitas. 3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/ perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi, berikan bantuan sesuai kebutuhan 6. Kurang pengetahuan, mengenai kondisi, program pengobatan berhubungan dengan kurang pemahaman/kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi jatung/penyakit/gagal. Ditandai dengan adanya pertanyaan masalah/kesalahan persepsi dari pasien dan keluarga
Setelah diberikan asuhan keperawaan diharapkan pasien dan keluarga mengerti tentang penyakit gagal jantung.
Kriteria hasil: Pasien mampu melakukan perubahan pola hidup/perilaku yang dapat memperburuk kondisi pasien 1. Kaji sejauhmana pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit gagal jantung. 2. Kaji tingkat pendidikan pasien dan keluarga 3. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga hal- hal yang berkaitan dengan penyakit jantung, informasi yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan pasien dan keluarga. 4. Beri kesempatan pasien dan keluarga untuk bertanya. 1. Klien dan keluarga menjadi lebih tahu tentang penyakit yang dialami oleh klien dan cara penanganannya. 5. Jawab pertanyaan dari pasien dan keluarga dengan bahasa yang mudah dimengerti.