Anda di halaman 1dari 7

145

BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pengaruh manajerial kepala sekolah
dan motivasi berprestasi guru terhadap efektifitas mengajar guru pada SMAN di Kota
Tegal, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Manajerial kepala sekolah pada SMAN di Kota Tegal sudah sangat baik. Kepala
sekolah pada umumnya sudah sangat baik dalam membuat perencanaan yaitu
dengan menyusun RAPBS, merumuskan tujuan dan tindakan yang harus dilakukan
ke dalam program, dan menyusun rencana strategis pengembangan sekolah.
Pengorganisasian kepala sekolah juga sangat baik, ditunjukkan dengan
mengembangkan dan memodifikasi susunan organisasi, memberikan tugas-tugas
dan mendelegasikan otoritas. Tanggapan guru-guru terhadap kemampuan kepala
sekolah dalam memotivasi mereka sudah sangat baik. Kepala sekolah mendukung
guru-guru untuk meningkatkan situasi mengajar, memotivasi keterlibatan mereka,
mendukung pribadi dan kelompok, dan membantu perkembangan iklim kerja dan
moril. Yang perlu ditingkatkan dalam hal komunikasi adalah bagaimana kepala
sekolah lebih meluangkan waktu untuk melakukan pembicaraan pribadi dengan
guru-guru agar dapat mengatasi masalah pembelajaran di kelas. Kemampuan
pengawasan kepala sekolah sudah baik terlihat dari bagaimana kepala sekolah
membuat standar pengawasan, mempengaruhi penampilan kerja guru, memonitor
dan mengevaluasi kerja guru, dan memulai tindakan perbaikan.
2. Guru-guru pada SMAN di Kota Tegal pada umumnya sudah sudah menunjukkan
motivasi berprestasi yang tinggi. Para guru memiliki keinginan yang tinggi untuk
146


berprestasi serta berusaha untuk menunjukkan prestasinya. Dorongan untuk
berprestasi guru ditunjukkan dengan adanya kebanggaan terhadap profesi mereka,
persaingan, tanggung jawab pribadi, dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Setelah
adanya dorongan, guru-guru juga menunjukkan usaha yang tinggi untuk berprestasi.
Usaha guru-guru terlihat dari kesediaannya menghadapi resiko, adanya keyakinan
diri, umpan balik, menerima tugas, mengatasi tantangan, dan kemampuannya untuk
menjadi kreatif dan inovatif.
3. Guru-guru pada SMAN di Kota Tegal pada umumnya sudah sangat efektif dalam
memberikan pengajaran kepada siswa. Efektifitas mengajar guru tercipta karna
adanya perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang sudah sangat baik. Para
guru membuat perencanaan pembelajaran dengan pengecekan silabus dan membuat
perencanaan pelaksanaan pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru
melakukan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Semua itu
sudah dilakukan guru dengan sangat baik sehingga mendorong terciptanya
efektifitas dalam mengajar.
4. Manajerial kepala sekolah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
efektifitas mengajar guru, semakin baik perilaku manajerial kepala sekolah akan
meningkatkan efektifitas mengajar guru. Pengaruh manajerial kepala sekolah
dalam meningkatkan efektifitas mengajar guru pada SMAN di Kota Tegal sebesar
50,8 persen.
5. Motivasi berprestasi guru memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
efektifitas mengajar guru. Dalam kondisi tidak ada pengaruh dari motivasi
berprestasi guru, maka efektifitas mengajar guru menunjukan nilai yang negatif.
Tetapi dengan adanya pengaruh yang positif pada motivasi berprestasi akan
membuat perubahan yang positif pula pada efektifitas mengajar guru. Pengaruh
147


motivasi berprestasi guru dalam meningkatkan efektifitas mengajar guru pada
SMAN di Kota Tegal sebesar 59,8 persen.
6. Manajerial kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap efektifitas mengajar guru, semakin baik kepemimpinan
manajerial kepala sekolah dan semakin tinggi motivasi berprestasi guru akan
meningkatkan efektifitas mengajar guru. Pengaruh kepemimpinan manajerial
kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru dalam meningkatkan efektifitas
mengajar guru pada SMAN di Kota Tegal sebesar 69,3 persen.
7. Tidak ada perbedaan keefektifan mengajar guru yang nyata antara siswa yang
memiliki prestasi di atas rata-rata dan siswa yang prestasinya di bawah rata-rata.
Dengan kata lain, diantara mereka yang memiliki prestasi di atas rata-rata diajar
oleh guru yang sama rata-rata nilai efektifitas mengajarnya dengan mereka yang
memiliki prestasi di bawah rata-rata.
8. Pencapaian prestasi belajar siswa yang diajar oleh guru perempuan yang berusia
lebih dari empat puluh tahun dengan masa mengajar lebih dari lima tahun bidang
studi yang diajar sesuai dengan latar belakang pendidikan memperoleh prestasi
akademis lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar oleh guru dengan
karakter yang sebaliknya.







148


B. I mplikasi
Berdasarkan temuan lapangan menggunakan pengolahan data statistik, penulis
mengemukakan beberapa implikasi yang diuraikan sebagai berikut :
1. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa manajerial kepala sekolah
memberikan pengaruh yang signifikan bagi efektifitas mengajar guru. Namun
demikian aspek komunikasi dan pengawasan kepala sekolah masih menunjukkan
rata-rata skor tanggapan responden yang lebih rendah dibandingkan aspek
perencanaan, motivasi, dan pengorganisasian. Karena itu manajerial kepala sekolah
dirasa belum optimal sehingga harus dilakukan perbaikan di berbagai aspek
kepemimpinan manajerial terutama peningkatan kedua aspek tersebut yang
diharapkan dapat meningkatkan efektifitas mengajar guru Sekolah Menengah Atas
Negeri di Kota Tegal.
2. Motivasi berprestasi peserta didik dirasa belum optimal terlihat dari rata-rata skor
tanggapan responden yang lebih rendah dibandingkan rata-rata skor tanggapan
responden pada variabel manajerial kepala sekolah. Hal ini memberikan implikasi
agar dilakukan berbagai upaya baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru untuk
lebih meningkatkan motivasi berprestasi guru yang diharapkan dapat meningkatkan
efektifitas mengajar guru di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Tegal.
3. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sumbangan
pencapaian prestasi belajar siswa yang diajar oleh guru dengan kriteria-kriteria
tertentu. Karena itu kepala sekolah perlu memperhatikan pemilihan guru. Untuk
mencapai prestasi belajar siswa yang lebih baik, kriteria-kriteria yang harus dimiliki
guru adalah berjenis kelamin perempuan, berusia lebih dari empat puluh tahun,
sudah mengajar lebih dari lima tahun, dan memiliki latar belakang pendidikan yang
sesuai dengan bidang studi yang akan diajarkannya.
149


4. Dalam penelitian ini efektifitas mengajar guru bukanlah variabel yang
mempengaruhi prestasi siswa. Karena kecenderungan umum yang diperoleh dari
efektifitas mengajar guru sudah berada pada kategori sangat tinggi, maka guru perlu
lebih lagi memperhatikan motivasi belajar siswa dan mempertimbangkan
kesesuaian bahan pelajaran dengan kesanggupan, kebutuhan, minat, dan tingkat
perkembangan serta pemahaman siswa.

C. Rekomendasi
Berdasarkan temuan penelitian dan implikasi penelitian, berikut beberapa
rekomendasi yang dapat penulis kemukakan yaitu :
1. Kepala sekolah
Data penelitian menunjukkan bahwa dalam hal manajerial kepala sekolah,
kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, dan
dalam memotivasi guru-guru sudah sangat baik. Namun jawaban responden
terhadap aspek pengawasan kepala sekolah dan komunikasi tergolong dalam
kriteria yang perlu adanya peningkatan dibandingkan dengan aspek-aspek yang lain
yang sudah sangat baik. Arikunto (2004: 13) mengungkapkan tiga fungsi supervisi,
yaitu (1) sebagai kegiatan meningkatkan mutu pembelajaran, (2) sebagai pemicu
atau penggerak terjadinya perubahan pada unsur-unsur yang terkait dengan
pembelajaran, dan (3) sebagai kegiatan memimpin dan membimbing. Untuk itu
agar supervisi dapat memenuhi ketiga fungsi di atas, maka yang harus dilakukan
kepala sekolah adalah: (1) memberikan bantuan kepada guru untuk mengatasi
masalah dan kesulitan, dan bukan mencari-cari kesalahan, (2) dalam memberikan
umpan balik atau saran sebaiknya kepala ekolah memberikan kesempatan kepada
guru untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan, sehingga guru akan menyadari
150


kesalahan yang ditunjukkan dengan sukarela dan menerima sepenuhnya, (3)
kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya tiga bulan sekali,
bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh kepala sekolah. Apabila
target periodisasi ini tercapai, guru yang disupervisi akan siap dengan peningkatan
yang disarankan oleh kepala sekolah ketika datang yang terakhir kali. Selain itu,
berdasarkan hasil penelitian, maka kepala sekolah sebaiknya: (1) mengadakan
mikro teaching bukan hanya untuk menilai guru-guru baru, tetapi perlu dilakukan
juga untuk semua guru-guru lama. Dalam mikro teaching ini, masing-masing guru
akan disegarkan dengan belajar metode-metode mengajar dari guru yang lain; (2)
meningkatkan monitoring dan evaluasi terhadap guru-guru. Penyebaran angket
kepada orang tua dan siswa tentang sekolah dan tenaga pendidik perlu dilakukan
sebagai bahan untuk mengevaluasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam hal
komunikasi, untuk memelihara hubungan antara kepala sekolah dengan guru-guru
diperlukan komunikasi yang efektif. Melalui komunikasi berbagai hal yang
menyangkut kehidupan sekolah disampaikan oleh kepala sekolah ke guru-guru dan
sebaliknya. Karena itu diperlukan rasa saling menghormati, percaya, terbuka, dan
tanggung jawab agar tercipta komunikasi yang efektif sehingga timbul kerjasama
yang baik antara kepala sekolah dan guru-guru dalam mencapai tujuan sekolah.
2. Guru
Dari hasil penelitian yang menggunakan hasil prestasi siswa untuk melihat dampak
dari keefektifan mengajar guru menunjukan bahwa tidak ada perbedaan keefektifan
mengajar guru yang nyata antara siswa yang memiliki prestasi di atas rata-rata dan
siswa yang prestasinya di bawah rata-rata. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam
penelitian ini efektifitas mengajar guru bukanlah variabel yang mempengaruhi
prestasi siswa. Seperti sudah dijelaskan dalam Bab IV bahwa hal ini bisa saja
151


terjadi dikarenakan proses belajar dan keberhasilan belajar dipengaruhi bahkan
bergantung pada kemampuan masing-masing individu peserta didik dan kita tahu
bahwa tiap siswa memiliki perbedaan kondisi dari faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajarnya. Karena itu Guru seharusnya tidak hanya
memperhatikan cara mengajarnya tetapi juga harus memperhatikan motivasi siswa
untuk mempelajari bahan-bahan yang disampaikan. Guru seharusnya tidak hanya
menuangkan hal-hal yang dianggap penting untuk siswanya, tetapi harus juga
mempertimbangkan kesesuaian bahan pelajaran dengan kesanggupan, kebutuhan,
minat, dan tingkat perkembangan serta pemahaman siswa. Perbuatan belajar akan
berhasil bila berdasarkan motivasi pada diri siswa. Walaupun guru-guru sudah
mempersiapkan segala yang diperlukan dalam proses belajar mengajar di kelas
namun perlu lebih berupaya agar siswa mau belajar dan memiliki keinginan belajar
terus menerus.
3. Penelitian Selanjutnya
Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
keefektifan mengajar guru yang nyata antara siswa yang memiliki prestasi di atas
rata-rata dan siswa yang prestasinya di bawah rata-rata. Karena itu, untuk penelitian
selanjutnya penulis merekomendasikan agar: (1) dibuat standar evaluasi yang sama
untuk melihat prestasi siswa sebagai hasil dari keefektifan mengajar guru; (2)
dilakukan pre test dan post test sehingga kita dapat mengukur perbedaan nilai
prestasi siswa sebelum dan sesudah mendapat perlakuan guru yang efektif; (3)
menilai efektifitas mengajar guru tidak hanya dari sudut pandang guru saja, tetapi
dari sudut pandang siswa dan kemudian kita ukur perbedaannya; (4) melakukan
penelitian tentang karakteristik kepala sekolah seperti apa yang mempengaruhi
efektifitas mengajar guru.

Anda mungkin juga menyukai