Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
Seseorang, baik pria maupun wanita dinyatakan menderita anemia apabila kadar
hemoglobin darahnya kuraung dari 12 g/100 ml. Anemia lebih sering dijumpai dalam
kehamilan. Hal itu disebabkan karena dalam kehamilan keperluan akan zatzat makanan
bertambah dan terjadi pula perubahanperubahan dalam darah dan sumsum tulang.
!arah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau
hiper"olemia. Akan tetapi,bertambahnya selsel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengen#erah darah. $ertambahan tersebut berbanding
sebagai berikut% plasma &0', sel darah 1(', dan hemoglobin 1)'.
$engen#eran darah dianggap sebagai penyesuaian diri se#ara *isiologi dalam
kehamilan dan berman*aat bagi wanita. $ertamatama pengen#eran ini meringankan beban
jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hidremia
#ardia# output meningkat. +erja jantung lebih ringan apabila "iskositas darah rendah.
,esistensi peri*er berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. +edua, pada
pendarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan
apabila darah itu tetap kental.
-ertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu
dan men#apai pun#aknya dalam kehamilan antara &2 dan &. minggu. Hoo swit /jiong
menemukan dalam dalam penyelidikakn berangkai pada 21 wanita di ,S !r 0ipto
1angunkusumo 2akarta, dari kehamilan ( minggu sampai persalinan dn 30 hari postpartum,
bahwa kadar Hb, jumlah eritrosit, dan nilai hematokrit, ketigatiganya turun selama
kehamilan sampai 4 hari postpartum. Setelah itu ketiga nilai itu meningkat, dan 30 hari
postpartum men#apai angkaangka yang kirakira sama dengan angkaangka diluar
kehamilan. Hasil penyelidikan ini disokong oleh penyelidikan lain pada &551 wanita hamil
yang dilakukan dalam waktu dan dirumah sakit yang sama.
!alam hubungan dengan apa yang diuraikan diatas terbanyak penulis mengambil nilai
10g/ 100 ml sebagai batas terendah untuk kadar Hb dalam kehamilan. Seorang wanita hamil
yang memiliki Hb kurang dari 10 g/100 ml barulah disebut menderita anemia dalam
kehamilan. +arena itu, para wanita hamil dengan Hb antara 10 dan 12 g/ 100 ml tidak
dianggap menderita anemia patologik, akan tetapi *isiologik atau pseudoanemia.
6sarwono,20027
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Anemia Dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai hemoglobin di
bawah 11 gr' pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr'
pada trimester dua 60enters *or !isease 0ontrol, 1))(7. $erbedaan nilai batas diatas
dihubungkan dengan kejadian hemodilusi 60unningham, 20047.
2.2. Epidemiologi Anemia Dalam Kehamilan
!i seluruh dunia *rekuensi anemia dalam kehamilan #ukup tinggi, berkisar antara
10' dan 20'. +arena de*isiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam
timbulnya anemia maka dapat dipahami bahwa *rekuensi itu lebih tinggi lagi di negerinegeri
yang sedang berkembang dibandingkan dengan negerinegeri yang sudah maju. 1enurut
penyelidikan Hoo swie tjiong, *rekuensi anemia dalam kehamilan setinggi 1(,5',
pseudoanemia 54,)', dan wanita hamil dengan Hb 12 g/100 ml dalam trimester 88, dan 10,(
g/100ml dalam trimester 888. Hal itu disebabkan karena pengen#eran darah menjadi makin
nyata dengan lanjutnya umur kehamilan sehingga *rekuensi anemia dalam kehamilan
meningkat pula.
2.. Anemia Defisiensi Besi Dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat
kekurangan besi. +ekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi
dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan, atau karena terlampau banyaknya
besi ke luar dari badan, misal pada pendarahan.
+eperluan akan besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester terakhir.
Apabila masuknya besi tidak ditambah dan kehamilan, maka mudah terjadi anemia de*isiensi
besi, lebihlebih pada kehamilan kembar. 9agi pula didaerah khatulistiwa besi lebih banyak
keluar melalui air peluh dan melalui kulit. 1asuknya besi setiap hari yang dianjurkan tidak
sama untuk pelbagai negeri. :ntuk wanita tidak hamil, wanita hamil, dan wanita yang
menyusui dianjurkan di Amerika Serikat masingmasing 12 mg, 15 mg, dan 15 mg, di
indonesia masingmasing 12 mg, 14 mg, dan 14 mg.
2.!. "isiologi Kehamilan
$ada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memi#u peningkatan
produksi eritropoetin. Akibatnya, "olume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat.
;amun, peningkatan "olume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi
hemoglobin akibat hemodilusi 6Abdulmuthalib, 200)7. $eningkatan produksi sel darah merah
ini terjadi sesuai dengan proses perkembangan dan pertumbuhan masa janin yang ditandai
dengan pertumbuhan tubuh yang #epat dan penyempurnaan susunan organ tubuh 6Sadler,
1)((7.
$ada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena
peningkatan produksi eritropoetin sedikit, oleh karena tidak terjadi menstruasi dan
pertumbuhan janin masih lambat. Sedangkan pada awal trimester kedua pertumbuhan janin
sangat #epat dan janin bergerak akti*, yaitu menghisap dan menelan air ketuban sehingga
lebih banyak kebutuhan oksigen yang diperlukan 6<iknjosastro, 200)7. Akibatnya kebutuhan
zat besi semakin meningkat untuk mengimbangi peningkatan produksi eritrosit dan rentan
untuk terjadinya anemia, terutama anemia de*isiensi besi.
2.#. Konsen$%asi Hemoglo&in Pada 'ehamilan
+onsentrasi hemoglobin normal pada wanita hamil berbeda dengan wanita yang tidak
hamil. Hal ini disebabkan karena pada kehamilan terjadi proses hemodilusi atau pengen#eran
darah, yaitu terjadi peningkatan "olume plasma dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit. =kspansi "olume plasma di mulai pada minggu
ke. kehamilan dan men#apai maksimum pada minggu ke23 kehamilan, tetapi dapat terus
meningkat sampai minggu ke&4. Hemodilusi ber*ungsi agar suplai darah untuk pembesaran
uterus terpenuhi, melindungi ibu dan janin dari e*ek negati* penurunan "enous return saat
posisi terlentang 6supine7, dan melindungi ibu dari e*ek negati* kehilangan darah saat proses
melahirkan 60unningham, 20047.
2.(. Pa$ogenesis Pe%)&ahan Nilai Hemoglo&in Pada Kehamilan
$erubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan, antara lain adalah oleh karena
peningkatan oksigen, perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dan janin,
serta kebutuhan suplai darah untuk pembesaran uterus, sehingga terjadi peningkatan "olume
darah yaitu peningkatan "olume plasma dan sel darah merah. ;amun, peningkatan "olume
plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan
eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin akibat hemodilusi
6Abdulmuthalib, 200)7.
>olume plasma meningkat 35.5 ' dimulai pada trimester 88 kehamilan, dan
maksimum terjadi pada bulan ke) yaitu meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit
menjelang aterem serta kembali normal tiga bulan setelah partus. Stimulasi yang
meningkatkan "olume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan
sekresi aldosteron. >olume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit, konsentrasi
hemoglobin darah, dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah absolut Hb atau
eritrosit dalam sirkulasi. $enurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit
biasanya tampak pada minggu ke4 sampai ke( kehamilan, dan terus menurun sampai
minggu ke1. sampai ke22 ketika titik keseimbangan ter#apai. Sebab itu, apabila ekspansi
"olume plasma yang terusmenerus tidak diimbangi dengan peningkatan produksi
eritropoetin sehingga menurunkan kadar Ht, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit di bawah
batas ?normal@, timbullah anemia. :mumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar
hemoglobin di bawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari && ' 6Abdulmuthalib, 200)7.
/abel 2.&. +onsentrasi hemoglobin dan nilai hematokrit untuk anemiaA
Adapun perubahan pertama yang terjadi selama perkembangan kekurangan besi
adalah deplesi #adangan zat besi. 0adangan besi wanita dewasa mengandung 2 gram, sekitar
.040 ' berada dalam sel darah merah yang bersirkulasi, dan 10 &0 ' adalah besi #adangan
yang terutama terletak didalam hati, empedu, dan sumsum tulang. !eplesi #adangan besi
kemudian diikuti dengan menurunnya besi serum dan peningkatan /8-0, sehingga anemia
berkembang 6-akta, 200.7.
+ehamilan membutuhkan tambahan zat besi sekitar (001000 mg untuk men#ukupi
kebutuhan yang terdiri dari %
1. /erjadinya peningkatan sel darah merah membutuhkan &00300 mg zat besi dan men#apai
pun#ak pada &2 minggu kehamilan.
2. 2anin membutuhkan zat besi 100200 mg.
&. $ertumbuhan plasenta membutuhkan zat besi 100200 mg.
3. Sekitar 1)0 mg hilang selama melahirkan. Selama periode setelah melahirkan 0,51 mg
besi perhari dibutuhkan untuk laktasi, dengan demikian jika #adangan pada awalnya
direduksi, maka pasien hamil dengan mudah bisa mengalami kekurangan besi.
2.*. Diagnosis Anemia Defisiensi Besi Dalam Kehamilan
:ntuk menegakkan diagnosis anemia de*isiensi besi diperlukan metode pemeriksaan
yang akurat dan kriteria diagnosis yang tegas. $ara peneliti telah menyetujui bahwa diagnosis
anemia de*isiensi besi ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang
yaitu pemeriksaan darah dan sumsum tulang.
/abel 2.3. !iagnosa Anemia !e*isiensi -esi menurut <HB
/abel 2.5. +riteria Anemia -erdasarkan +adar Hemoglobin menurut <HB
0enters *or !isease 0ontrol and $re"ention 60!07 sedikit berbeda dengan <HB.
1enurut 0!0 61))(7 kriteria anemia pada kehamilan adalah Hb kurang dari 11 gr/dl untuk
trimester 8 dan 888, serta Hb kurang dari 10,5 gr/dl untuk trimester 88.
;HA;=S 88 dan 888 6;ational Health And ;utrition =Camination Sur"ey7 membuat
de*inisi ?de*isiensi zat besi@ adalah bila didapati 2 dari & pemeriksaan laboratorium tidak
normal, meliputi 6:.S. 0enters *or !isease 0ontrol and $re"ention, 200(7%
1. =ritrosit $rotopor*irin.
2. 2enuh /rans*erin.
&. Serum Deritin.
Anemia de*isiensi besi disebut bila ditemukan adanya de*isiensi besi disertai dengan
penurunan kadar haemoglobin darah 6anemia7.
2.+. Kompli'asi anemia dalam 'ehamilan
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan,
persalinan maupun dalam ni*as dan masa selanjutnya. $elbagai penyulit dapat timbul akibat
anemia, seperti%
a. Abortus
b. $artus prematurus
#. $artus lama karena inertia uteri
d. $endarahan postpartum karena atonia uteri
e. Syok
*. 8n*eksi, baik intrapartum maupun postpartum
g. Anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 3g/100 ml dapat menyebabkan
dekompensasi kordis, seperti dildaporkan oleh 9ie 8njo 9uan =ng dkk.
h. Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan
sulit, walaupun tidak terjadi pendarahahan.
2uga bagi hasil konsepsi anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik seperti%
a. +ematian mudigah
b. +ematian perinatal
#. $rematuritas
d. !apat terjadi #a#at bawaan
e. 0adangan besi kurang.
*. 2adi anemia dalam kehamilan merupakan sebab potensial morbiditas serta mortalitas
ibu dan anak.
2.,. Pena$ala'sanaan.
Apabila pada pemeriksaaan kehamilan hanya Hb yang diperiksa dan Hb itu kurang dari
10 g/ 100 ml, maka dapat dianggap sebagai menderita anemia de*isiensi besi, baik yang
murni maupun dismor*is, karena tersering anemia dalam kehamilan adalah anemia de*isiensi
besi.
$engobatan dapat dimulai dengan preparat besi per os. -iasanya diberikan garam besi
sebanyak .001000 mg sehari, seperti sul*as *errosus atau glukonas *errosus. Hb dapat
dinaikan sampai 10 g/ 100 ml atau lebih asal masih ada #ukup waktu sampai janin lahir.
$eranan "itamin # dalam pengobatan dengan besi masih diragukan oleh beberapa penyelidik.
1ungkin "itamin # mempunyai khasiat untuk mengubah ion *erri menjadi ion *erro yang
lebih mudah diserap oleh selaput usus.
/erapi parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan obat besi per os, ada
gangguan penyerapan, penyakit saluran pen#ernaan, atau apabila kehamilannya sudah tua.
-esi parenteral diberikan dalam bentuk *erri. Se#ara intramuskulus dapat disuntikan dekstran
besi 6im*eron7 atau sorbitol besi 6je#to*er7. Hasilnya lebih #epat di#apai, hanya penderita
merasa nyeri ditempat suntikan.
2uga se#ara intra"ena perlahanlahan besi dapat diberikan, seperti *errum oksidum
sakkaratum 6Derrigen, Derri"enin, $ro*errin, >itis7, sodium di*erraat 6Deronas#in7, dan
dekstran besi 6im*eron7. Akhirakhir ini in*eron banyak pula diberikaaaaa dengan in*us dalam
dosis total antara 10002000 mg unsur besi sekaligus, dengan hasil yang sangat memuaskan.
<alaupun besi intra"ena dan dengan in*us kadangkadang menimbulka e*ek sampingan,
namun apabila ada indikasi yang tepat, #ara ini dapat diperetanggungjawabkan. +omplikasi
kurang berbahaya diabndingkan dengan trans*usi darah.
/rans*usi darah sebagai pengobatan anemia dalam kehamilan sangat jarang diberikan
walaupun Hb nya kurang dari . g/100 ml apabila ridak terjadi pendarahan. !arah se#ukupnya
harus tersedia selama persalinan, yang segera harus diberikan apabila terjadi pendarahan yang
lebih dari biasa, walaupun tidak lebih dari 1000 ml.
2.1-. Pen.egahan
!iderahdaerah dengan *rekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil
diberi sul*as *erosus atau glukonas *errosus #ukup 1 tablet sehari. Selain itu wanita
dinasehatka pula untuk makan lebih banyak protein dan sayursayuran yang mengandung
banyak mineal serta "itamin.
2.11. P%ognosis
$rognosis anemia de*isiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak.
$ersalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa pendarahan banyak atau komplikasi lain.
Anemia berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat menyebabkan abortus, dan
dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, pendarahan postpartum dan in*eksi.
<alaupun bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita anemia de*isiensi besi tidak
menunjukan Hb yang rendah, namun #adangan besinya kurang, yang baru beberapa bulan
kemudian tampak sebagai anemia in*antum.

Anda mungkin juga menyukai