Anda di halaman 1dari 5

KONSEP

Pengangkatan air sungai bawah tanah gua Ngguwo ditujukan untuk pelayanan
kebutuhan air penduduk padukuhan Dringgo, Desa Girijati, Kecamatan Purwosari,
Gunungkidul. Alasan pemilihan Padukuhan Dringo sebagai daerah layanan dikarenakan
letaknya paling dekat dengan lokasi gua Ngguwo (,! kilometer", #elain itu pemenuhan
kebutuhan air di Padukuhan itu juga belum merata. #elama proses pengangkatan air
dilakukan pembagian dalam empat tahap. Dimulai dari pembendungan sungai bawah tanah
gua Ngguwo hingga dapat diman$aatkan secara langsung oleh penduduk.
%ahap pertama meliputi kegiatan sosialisasi mengenai pengenalan program kerja
dan kerjasama dengan warga padukuhan Dringgo. #elain itu juga dilakukan pembangunan
instalasi seperti bendung dalam gua, jaringan pipa, dan pemasangan pompa. Dalam tahap
ini pengangkatan air dilakukan dari sungai bawah tanah hingga mulut gua.
#etelah sampai mulut gua, pengangkatan air tahap dua dilanjutkan dari mulut gua
hingga bak penampungan di pinggir jalan &alur 'intas #elatan (&'#". (nstalasi yang
dibangun dalam tahap ini terdiri dari jaringan pipa, bak penampungan, dan pompa air
yang mampu )menembakan* air hingga bak penampungan di dekat pemukiman penduduk.
Kemudian tahap ketiga akan )menyambungkan* air dari bak penampungan yang
dibangun dalam tahap dua menuju bak penampungan milik penduduk padukuhan Dringo.
+ak penampungan ini terletak di ele,asi yang relati$ tinggi. -ntuk memenuhi kebutuhan
air, biasanya penduduk meman$aatkannya secara gra,itasi. Dalam tahap ini, kegiatan yang
dilakukan meliputi pelatihan Pengelolaan Air .asuk Dusun (PA.D-#", sedangkan
pembangunan instalasinya terdiri dari pembangunan rumah listrik dan pemasangan
jaringan pipa sepanjang ,! kilometer.
#elanjutnya pendistribusikan air hingga pemukiman penduduk dilakukan pada tahap
empat. Dalam tahap ini akan diadakan sosialisasi kembali mengenai pengelolaan dan
perawatan instalasi, serta e$ekti$itas penggunaan air penduduk Dringo. #elain itu, untuk
menunjang distribusi air ke pemukiman penduduk, diperlukan pembangunan istalasi
berupa jaringan pipa ke setiap rumah penduduk, meteran air, dan beberapa hidran umum.
-ntuk menyelsaikan semua tahap kerja di atas, diperlukan partisipasi penduduk
Dringo dalam proses perencanaan hingga pelaksanaan. Dengan ada partisipasi penduduk
secara langsung, diharapkan penduduk memiliki rasa memiliki instalasi pengangkatan air
tersebut. #ehingga dapat menumbukan kesadaran penduduk untuk merawat dan
mengelolanya dalam jangka waktu yang relati$ lama.
PROFIL NGGUWO
Gua Ngguwo terletak di desa Giri Asih, Kecamatan Purwosari, Kabupaten
Gunungkidul, /ogyakarta. Gua ini pertama kali ditemukan di ladang warga pada tahun
010. 'ubang untuk masuk gua hanya dapat dilewati oleh satu orang saja. 2al ini
dikarenakan diameter mulut gua selebar ,3 meter. &alan masuknya sangat sempit,
sehingga untuk mencapai sungai yang berada di bawah, harus melewati jalan turun dengan
cara merayap dinding gua sejauh 01 meter.
#ungai bawah tanah di dalam gua Ngguwo panjangnya mencapai 4!1 m. Alirannya
tergolong cukup deras, perhitungan debit bulan &uli 013 lalu mencapai angka 54,46 liter
per detik. Airnya terlihat jernih dan belum banyak tersentuh manusia. Dari penuturan
warga sekitar, hampir tidak ada orang yang masuk gua Ngguwo. #elain dipercaya menjadi
sarang ular, medannya sempit, licin, dan oksigen yang minim, membuat gua ini sangat
tidak memungkikan disusuri tanpa peralatan lengkap.
.enurut pengujian air +alai 'abkes /ogyakarta diketahui bahwa kandungan bahan
anorganik yang berhubungan langsung pada kesehatan masih diterima. +egitu juga dengan
bahan anorganik yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen yang
masih dapat diterima. Dan jika ditinjau dari warna dan kekeruhan, air sungai bawah tanah
gua Ngguwo belum memenuhi baku mutu peraturan .enteri Kesehatan 7.(. Namun secara
garis besar air sungai bawah tanah gua Ngguwo dapat diman$aatkan untuk kebutuhan air
penduduk sekitar.
Potensi sungai bawah tanah ini bisa menjadi jawaban dari permasalahan krisis air
bersih yang selama ini dialami warga sekitar. Dilihat dari debit sungai bawah tanah yang
relati$ besar,potensi ini dapat diman$aatkan untuk memenuhi kebutuhan air padukuhan
Dringo yang letaknya paling dekat dengan lokasi gua Nguwo.
#ebelumnya pada awal tahun 013 lalu, air sungai bawah tanah di gua Ngguwo
pernah diangkat oleh Kelompok mahasiswa -ni,ersitas Atma &aya /ogyakarta dengan
bantuan dana dari Direktorat Pendidikan %inggi. Namun karena keterbatasan dana, maka
proses pengangkatan air sungai bawah tanah itu tidak sampai ke pemukiman penduduk.
Dalam instalasi pengangkatan tersebut, telah dibangun bendung sementara, pemasangan
pompa, bak penampungan sementara, dan pemipaan dari sungai bawah tanah hingga
permukaan.
-paya lain yang dilakuakan antara lain pembebasan lahan dan pembangunan bak
penampungan berkapasitas 5 m
3
di pinggir jalan &alur 'intas #elatan (&'#". Pembangunan
bak ini sepenuhnya didanai oleh -ni,ersitas Atma &aya /ogyakarta, sedangkan dalam
pengerjaannya melibatkan gotong8royong warga sekitar. #aat ini bak tersebut masih belum
dapat diman$aatkan karena belum tersedianya instalasi penunjang lain seperti pompa
berdaya besar dan jaringan pipa hingga bak ini.
#elain bak penampungan yang belum dapat diman$aatkan, kondisi bendung yang
menahan air sungai bawah tanah juga mengalami kebocoran. Pada musim penghujan
kemarin, bendung tak mampu menahan laju aliran sungai bawah tanah yang terlalu deras.
2al ini dikarenakan konstruksi bendung dibangun tanpa pondasi yang kuat dan dalam.
#pesi$ikasi pompa yang ada saat ini pun, tak memiliki daya yang cukup untuk mengangkat
air hingga pemukiman penduduk yang berjarak ,! kilometer dari gua Ngguwo. #elain itu
bak penampungan yang telah dibangun masih belum cukup melayani kebutuhan air
padukuhan Dringgo.
GUA NGGUWO
Gua Ngguwo merupakan salah satu gua yang berjenis hyper8oksigen. #ehingga untuk
memasukinya dibutuhkan perlengkapan susur gua sperti, helm, sepatu boot, head-lamp,
serta tabung oksigen. #elain minimnya oksigen, medan menyusuri gua Ngguwo tergolong
sulit. .ulut gua yang sempit, hanya memungkinkan dilewati satu orang saja. Dari mulut
gua, harus turun 3 meter ke bawah, sebelum ahkirnya memasuki lorong sempit sepanjang
01 meter. Di beberapa tempat dalam lorong ini, harus dilalui dengan cara merayap
sampai sungai bawah tanah.
#etelah menjejaki sungai bawah tanah, situasinya akan sangat berbeda. Di tempat
ini terdapat lorong gua yang luas. +ahkan tak akan pernah mengira sebelumnya, jika
dalam mulut gua yang sangat sempit terdapat ruangan seluas itu. #ungai bawah tanah gua
Ngguwo lebarnya ber,ariati$, dari 3 meter samapi 5 meter.Dalamnya rata8rata sepunggang
manusia dewasa, namun di beberapa tempat ada yang seleher, ada juga yang selutut. +ila
disusuri hingga kedua ujungnya, hanya akan ditemukan tebing karst. Dan di salah satu
ujungnya terdapat air terjun mini yang mengalir deras ke bawah.
Dalam menyusuri gua ini energi akan cepat habis karena sangat minimnya oksigen.
Apalagi jika disusuri beramai8ramai, hanya dalam ! menit, kepala akan menjadi pusing
karena terbatasnya asupan oksigen. Kondisi seperti inilah yang menjadi tantangan
peman$aatan air sungai bawah tanah di gua Ngguwo, meskipun debit aurnya mencukupi
kebutuhan air penduduk sekitar.
PERMASALAHAN
Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten yang memiliki luas hampir setengah
bagian dari pro,insi Daerah (stimewa /ogyakarta. #etiap musim kemarau, wilayah ini
sering dilanda bencana kekeringan yang menyebabkan sumber8sumber air mengering.
Dampaknya masyarakat harus membeli air hingga wilayah lain untuk memenuhi kebutuhan
akan air bersih. #alah satu wilayah yang sering dilanda kekeringan adalah Gunungkidul
bagian selatan di kecamatan Purwosari.
9ilayah Purwosari sendiri dibagi dalam lima desa, yaitu desa Giri Asih, Giri &ati,
Giri %irto, Giri Purwo, dan Giri :ahyo. #eminggu sekali pemerintah kabupaten Gunungkidul
menyediakan truk penampung air bersih ke desa8desa yang mengalami kekeringan
tersebut. Air itu akan dijual ke warga dengan harga 7p31.111 8 7p!1.111 per !111 liter.
Pembelian air tersebut rata8rata hanya dapat diman$aatkan warga untuk 0 minggu saja.
Kekeringan yang terjadi ini disebabkan karena kondisi topogra$i wilayah
Gunungkidul yang banyak didominasi oleh pegunungan karst. +anyaknya batuan daripada
tanah menjadi alasan utama kenapa air tidak dapat disimpan lalu diman$aatkan melalui
sumur bor. Namun sebenarnya Pegunungan karst di Gunungkidul yang luasnya mencapai
3.111 km0 ini, menyimpan banyak potensi yang dapat memecahkan permasalahan krisis
air tersebut.
Kawasan Karst umumnya terbagi dalam eksokarst dan endokarst. ;ksokarst adalah
ekosistem yang berada di luar dengan kenampakan alam berupa hamparan bukit dan
batuan gamping. #edangkan, ;ndokarst adalah ekosistem bawah tanah yang terbentuk dari
akti,itas air, lalu membentuk sistem hidrologi seperti sungai bawah tanah. #ungai bawah
tanah sendiri terbentuk karena air hujan dan aliran sungai permukaan yang masuk melalui
rekahan batuan, membentuk lubang8lubang yang lebih besar (gua", kemudian air mengalir
sepanjang lorong gua membentuk jaringan sistem tata air tanah.
#ituasi tersebut terlihat sangat kontradikti$, karena mereka yang mengalami krisis
air ini sebenarnya tinggal di atas sumber air yang cukup melimpah. Namun kondisi
geogra$is yang sulit menjadi penghalang bagi mereka untuk meman$aatkan ketersediaan
air tersebut. +eberapa sumber air yang terdapat dalam gua8gua karst memang jarang
diketahui warga dan medannya pun sulit untuk diakses.
#alah satunya Gua Ngguwo yang terletak di desa Giri Asih, Kecamatan Purwosari,
Kabupaten Gunungkidul, /ogyakarta. Gua ini pertama kali ditemukan di ladang warga
pada tahun 010. 'ubang untuk masuk gua hanya dapat dilewati oleh satu orang saja. 2al
ini dikarenakan diameter mulut gua hanya selebar ,3 meter . &alan masuknya sangat
sempit, sehingga untuk mencapai sungai yang berada di bawah, harus melewati jalan
turun dengan cara merayap dinding gua sejauh 01 meter.
#ungai bawah tanah di dalam gua Ngguwo panjangnya mencapai 4!1 m. Alirannya
tergolong cukup deras, perhitungan debit bulan &uli lalu mencapai angka 54,46 liter per
detik. Airnya terlihat jernih dan belum banyak tersentuh manusia. Dari penuturan warga
sekitar, hampir tidak ada orang yang masuk gua Ngguwo. #elain dipercaya menjadi sarang
ular, medannya sempit, licin, dan oksigen yang minim, membuat gua ini sangat tidak
memungkikan disusuri tanpa peralatan lengkap.
Potensi sungai bawah tanah tersebut bisa menjadi jawaban dari permasalahan krisis
air bersih yang selama ini dialami warga sekitar. Dilihat dari debit sungai bawah tanah
yang relati$ besar, potensi ini dapat diman$aatkan untuk memenuhi kebutuhan air
pemukiman terdekat (Padukuhan Dringo". &arak gua Ngguwo dengan padukuhan Dringo
sekitar ,! kilometer.
#elama ini pemenuhan kebutuhan air padukuhan Dringo dilayani oleh sumber air
Njambu. .eskipun sudah ada sumber yang lebih dekat, namun banyak penduduk yang
belum tercukupi kebutuhan airnya. #elain debit airnya yang tidak begitu besar,
peman$aatan sumber air Njambu juga dibagi dengan padukuhan lain, sehingga beberapa
penduduk harus membeli air di tempat lain atau mengambil langsung dari sumber.
Permasalahan lainnya mengenai pengelolaan distribusi air. Dalam mendistribusikan
air ke semua penduduk Dringgo yang jumlahnya mencapai 56< jiwa penanggannya hanya
dilakukan oleh satu orang saja. Dampaknya penduduk harus antre untuk mendapatkan air
karena pelayanannya relati$ lambat. Dengan adanya peman$aatan sungai bawah tanah gua
Ngguwo untuk penduduk padukuhan Dringo, diharapkan kebutuhan air warga tercukupi,
termasuk juga dengan pengelolaan pelayanan air yang e$isien. #elain itu, masyarakat juga
diharapkan terlibat secara langsung dari awal perumusan konsep, pelaksanaann,
pengelolaan, hingga perawatan instalasi pengangkatan air.
PROFIL WILAYAH
Padukuhan Dringo merupakan bagian dari wilayah Desa Girijati, Kecamatan
Purwosari, Kabupaten Gunungkidul yang berbatasan langsung dengan Kabupaten +antul.
'uas wilayah padukuhan ini sekitar 54,15! hektar, dimana mayoritas luas lahan sebesar
33,51<0 hektar berupa tanah tegalan. #edangkan luas lahan yang digunakan sebagai tanah
pekarangan dan tanah sawah, masing8masing sebesar 00,<104 hektar dan ,01! hektar.
#isa luas lahan dari Padukuhan Dringo digunakan sebagai pemukiman penduduk.
'okasi Pedukuhan Dringo berada di dataran tinggi dengan jenis tanah gamping.
#ehingga memiliki kontur tanah yang keras, berbatu kapur, dan berkarang. .eskipun lokasi
Pedukuhan Dringo berada di dataran tinggi, namun Pedukuhan ini memiliki iklim tropis.
(klim tropis menyebabkan banyaknya tanaman keras seperti jati, sengon, akasia, mahoni,
dan trembesi tumbuh di daerah Padukuhan Dringo.
#ebelah utara Padukuhan Dringo berbatasan langsung dengan Desa #eloharjo,
+antul. #edangkan sebelah selatan dibatasi oleh Desa Giriasih. Pedukuhan Parangrejo
menjadi batas timur dan sebelah barat berbatasan dengan Pundong, +antul. &umlah
penduduk di Padukuhan Dringo ada 56< jiwa . %erdapat lima 7% di padukuhan ini yaitu 7%
!, 7% 5, 7% 6, 7% 4 dan 7% =. &umlah KK di 7% ! adalah 06 KK dan jumlah penduduknya
adalah 16. &umlah KK di 7% 5 adalah <1 dan jumlah penduduknya adalah 3. &umlah KK
di 7% 6 adalah 06 dan jumlah penduduknya adalah 16. &umlah KK di 7% 4 adalah 3< dan
jumlah penduduknya adalah 36. &umlah KK di 7% = adalah 33 dan jumlah penduduknya
adalah !<.
2ampir setiap KK di padukuhan Dringo memiliki ternak berupa sapi , kambing, atau
ayam. +agi mereka, ternak danggap sebagai tabungan dan in,estasi jangka panjang.
#ebagian ternak yang dimiliki biasanya dikonsumsi langsung dan sebagian lagi dijual
langsung ke pasar8pasar di +antul dan Pasar (mogiri. #elain beternak, mayoritas penduduk
Dringo bekerja sebagai petani. 2al ini dikarenakan lahan di Padukuhan Dringo sangat baik
digunakan untuk bercocok tanam. +iasanya lahan ditanami tanaman produkti$ seperti
jagung dan padi. 2asil panen jagung dijual langsung ke pasar8pasar terdekat, sedangkan
panen padi disimpan untuk makan sehari8hari penduduk. 2al ini dikarenakan penduduk
hanya dapat bercocok tanam padi pada musim penghujan saja. Ketika musim kemarau
banyak petani beralih pro$esi sebagai tukang bangunan karena terbatasnya air untuk
menggarap lahan.
+anyaknya petani di padukahan Dringo dikarenakan mayoritas penduduk hanya
menyelsaikan pendidikan hingga tingkatan #ekolah Dasar (#D". #aat ini terdapat empat
tingkatan pendidikan di Padukuhan Dringo, Pendidikan Anak -sia Dini (PA-D" (ndria 0, %K
(ndria 0, #DN Nanas, dan #.PN 0 Purwosari. +elum ada sekolah untuk tingkat #.A,
sehingga remaja8remaja di padukuhan ini harus bersekolah di tempat yang relati$ jauh.
Dalam menyelsaikan permasalahan, penduduk Dringo selalu melakukan musyawarah
untuk mendapat mu$akat. Dan biasanya permasalahan itu diselsaikan dengan gotong8
royong. #eperti reno,asi balai padukuhan &anuari lalu, seluruh warga baik pria maupun
wanita ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. #ehingga pengecoran plat atap balai dapat
diselsaikan dalam waktu satu hari.
-ntuk menjaga silahturahmi atar warga, perkumpulan 7% diadakan secara rutin.
Kegiatan dihadiri oleh seluruh ketua 7% dan kepala padukuhan. Pertemuan yang
berlangsung setiap malam kliwon (3! hari sekali" ini biasanya membahas persoalan
padukuhan seperti in$rastruktur, pertanian, peternakan, arisan, termasuk penyedian air
bagi penduduk.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan terbatasanya ketersediaan air penduduk,
pertama adalah kecilnya debit sumber air Njambu yang selama ini digunakan penduduk.
Dampaknya untuk memenuhi bak penampungan diperlukan waktu 0 hari. 'amanya
pengisian bak ini menyebabkan penduduk harus antre untuk mendapatkan air. #elain
persoalan sumber air, ada beberapa instalasi pendukung yang mengalami kerusaakan
sehingga peman$aatannya pun terganggu. +ak penampungan yang menampung air dari
sumber sebelum air )ditembakkan* ke bak di ele,asi tertinggi juga mengalami kerusakan.
#elain itu pompa yang digunakan untuk mengangkat air dipasang secara berantai karena
dayanya tak kuat untuk mengangkat langsung. 2al ini akan menimbulkan kehilangan energi
yang semakin besar.
Pengelolaan penyediaan air ke penduduk dilakukan oleh satu orang saja. %idak ada
perawatan secara rutin, laporan keuangan, dan manajemen yang jelas. Karena dikelola
perseorangan, maka pelayanan kebutuhan air penduduk dilakukan secara manual. Ketika
ada penduduk yang memesan air, pengelola harus menyalurkan selang dari bak
penampungan ke rumah penduduk. Dampaknya penduduk harus mengantre untuk
mendapatkan air. &ika ada hajatan, penduduk lebih memilih membeli air di tempat yang
lebih jauh. %ak sedikit juga penduduk yang memilih mengambil air sendiri di sumber air
Njambu.
PROFIL LSM
'embaga #wadaya .asyarakat #a,e Gunung #ewu, merupakan sebuah organisasi yang akti$
dalam kegiatan penelusuran gua di Kawasan Gunungkidul, /ogyakarta. Pengetahuan akan potensi
gua di Kawasan Gunungkidul dan permasalahan pengadaan sumber air bersih di masyarakat,
menjadi dasar atas kegiatan pemberdayaan masyarakat terkait eksplorasi air gua demi pemenuhan
kebutuhan air masyarakat Gunungkidul.

Anda mungkin juga menyukai