Anda di halaman 1dari 5

J URNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No.

1, (2013) 1-5

1
Abstrak Kualitas ikan menjadi faktor penting
yang harus diutamakan agar ikan bernilai jual tinggi. Oleh
karenanya penanganan yang diberikan melalui proses
pendinginan harus tepat. Kesalahan dalam penanganan
akan berakibat pada penghasilan nelayan tradisional. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, dirancang alat inovatif
dengan menggunakan insulasi vakum pada dinding coolbox
demi mendapatkan kualitas ikan yang semakin baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kevakuman terhadap waktu serta temperatur pendinginan.
Pada percobaan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa
total waktu pendinginan yaitu 7400 menit (123 jam 20
menit) dengan suhu terendah mencapai -3
o
C. Hal tersebut
diperoleh pada kombinasi 95 kg ikan : 60 kg es basah : 35
kg es kering dengan tekanan 1 bar. Sehingga dapat
disimpulkan perbandingan antara beban ikan, es basah, dan
es kering yang paling baik adalah 1: 0,63 : 0,37.

Kata Kunci : Kualitas Ikan, Insulasi Vakum, Pendinginan
Ikan
PENDAHULUAN
Ikan merupakan sumber pangan yang mengandung
nilai gizi yang diperlukan manusia. Sebagai sumber pangan,
ikan mengandung air dalam deret antara 70 sampai 80%,
protein antara 18 sampai 20%, lemak antara 0,5 sampai lebih
dari 20%, serta berbagai vitamin dan mineral. Namun
berdasarkan berita Lensa Indonesia tertanggal 14 April 2013
pukul 17.31 WIB dikatakan bahwa permasalahan yang terjadi
di pasar adalah kualitas ikan semakin menurun. Hal ini
dikuatkan bahwa ikan merupakan bahan pangan yang mudah
mengalami penurunan kualitas, yakni salah satu produk
makanan yang tergolong cepat rusak. Tingginya nilai protein
menyebabkan ikan dapat menimbulkan bau busuk yang
menyengat jika rusak. Dari aroma inilah kita dapat mengetahui
apakah ikan masih segar atau telah rusak. Bila tidak diberi
perlakuan, ikan mengalami proses pembusukan 6-7 jamsejak
kematiannya. Hal tersebut dapat dikarenakan salahnya
penanganan dalamproses penyimpanan. Keadaan dari ruang
penyimpanan berpengaruh pada ikan hasil tangkapan. J ika
terdapat kesalahan, maka akan berimbas pada pendapatan
nelayan tradisional, karena hanya ikan yang segar dan
berkualitas baik yang bernilai jual tinggi dan diminati
konsumen. Untuk mencegah atau menghambat penurunan
kualitas, ikan perlu segera ditangani.
Cara efektif dalam menangani permasalahan tersebut
adalah dengan sistempendinginan. Cara ini pula yang sering
digunakan oleh para nelayan tradisional, terutama dengan
media es basah (es balok). Namun pendinginan dengan es
balok masih memiliki kelemahan. Selain cepat mencair, es
balok juga memiliki berat yang tinggi dan memerlukan ruang
yang cukup yang berimbas pada berkurangnya hasil
tangkapan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya,
dimana dengan cara ini pendinginan hanya bertahan hingga
2110 menit (35 jam20 menit).
Cara lain yaitu dengan penggabungan beberapa media
antara es basah dan es kering. Penambahan es kering ini dapat
memperlama masa mencair es basah, sehingga waktu
pendinginannya lebih lama. Penelitian sebelumnya dengan
cara ini terbukti memperlama hingga 3110 menit (51 jam50
menit). Artinya lebih lama jika hanya menggunakan es basah.
Seiring berkembangnya zaman dan semakin majunya
teknologi, penambahan eutatic gel pada es kering juga menjadi
solusi yang pintar. Eutatic gel merupakan hasil pencampuran
CaCl
2
dengan pengental CMC. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Rizki Ardianto pada tahun 2012, penambahan
eutatic gel ini dapat semakin memperlama waktu pendinginan.
Hasilnya adalah 8090 menit atau setara 135 jam 1 menit
dengan suhu pendinginan hingga -2
o
C. Namun dengan cara-
cara tersebut, suhu pendinginan masih dapat naik sehingga
diperlukan inovasi lain yang dapat membantu permasalahan
ini.
Inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan
penerapan teknologi insulasi vakum. Seperti yang kita ketahui
bahwa kevakuman dapat meminimalisir perpindahan panas
secara konduksi. Teknologi ini dilakukan dengan harapan
menjaga temperatur dari es basah yang telah dikombinasikan
dengan es kering. Selain itu, juga agar waktu pendinginan ikan
akan semakin lama. Caranya dengan memberikan kevakuman
hanya pada dinding coolbox beban pendingin berisi ikan dan
es basah. Sehingga dapat diketahui pengaruh dari teknologi
insulasi vakumini terhadap temperatur dan waktu pendinginan
coolbox.
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan merancang
suatu alat prototype sistem pendingin dengan menggunakan
teknologi insulasi vakum. Penggunaan insulasi vakum ini
diharapkan dapat menjaga temperatur tetap dingin dan
memperlama waktu pendinginan, sehingga ikan yang dijual-
belikan di pasar memiliki nilai jual tinggi dan bermutu bagus,
tidak seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Penggunaan
metode ini diharapkan juga dapat meminimalisir perpindahan
panas secara konveksi yang masih terjadi, karena teknologi
yang ada hanya dapat mengendalikan perpindahan panas
Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan
Tradisional Dengan Teknologi Insulasi Vakum
Agung Sondana, Alam Baheramsyah dan Beni Cahyono
J urusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
J l. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: agung.sondana@gmail.com , alam@its.ac.id dan cak_beny@yahoo.com
J URNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5

2
secara konduksi dan radiasi. Sehingga teknologi insulasi
vakum ini cocok untuk menyelesaikan permasalahan yang
ada.
METODE PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan metode berbasis percobaan dengan membuat
perancangan sistem peralataan ini kemudian dilakukan
pengujian dan percobaan pada sistem tersebut. Metodologi
penulisan skripsi ini mencakup semua kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk memecahkan masalah atau melakukan
proses analisa terhadap permasalahan tugas akhir. Untuk lebih
jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut :

Identifikasi dan Perumusan Masalah
Penulisan tugas akhir ini dimulai dengan
mengidentifikasi dan merumuskan masalah mengenai
pengerjaan yang akan dilakukan dan juga batasan masalahnya.
Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan masalah sehingga
memudahkan pengerjaan dan penyelesaian penulisan tugas
akhir ini.

Study Literatur
Pengumpulan bahan pustaka yang menunjang kegiatan
penelitian ini, yaitu mengenai desain pendingin kapal ikan
tradisional dengan teknologi insulasi vakum, yang bersumber
dari buku, artikel, paper, tugas akhir dn internet.
Sedangkan tempat pencarian literatur mengenai desain
pendingin kapal ikan tradisional dengan teknologi insulasi
vakum dilakukan dibeberapa tempat, diantaranya
Perpustakaan Pusat ITS, Ruang Baca FTK, Ruang Baca
J urusan Teknik SistemPerkapalan, dan LaboratoriumMesin
Fluida dan SistemJ urusan Teknik SistemPerkapalan FTK.
Literatur pendukung dalampengerjaan tugas akhir ini
diantaranya mengenai teknologi insulasi vakum, perpindahan
panas, isolasi panas, penggunaan coolbox, polyurethane serta
materi pendukung lainnya. Selain itu, dilakukan pula review
terhadap penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data-data yang diperlukan untuk
merancang sistem pendingin pada ruang muat kapal ikan
tradisional dengan teknologi insulasi vakum yaitu ukuran
coolbox, kapasitas coolbox, kebutuhan media pendingin dan
data-data yang diperlukan demi menunjang pengerjaan tugas
akhir.

Perancangan Alat
Setelah data-data yang dikumpulkan cukup memadai
maka selanjutnya adalah membuat desain sistem yang
menggambarkan komponen, diagram kerja sampai peralatan
lain pendukung sistem. Coolbox yang ada berjumlah dua.
Coolbox pertama berisi es kering dan kipas. Coolbox kedua
berisi ikan hasil tangkapan beserta es basah. Pada coolbox
ruang beban pendingin, dindingnya dirancang dengan
pemberian kevakuman yaitu dengan cara penambahan vakum
dan dihubungkan dengan sebuah pompa vakum.Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.


Gambar 1. Bahan Penyusun Dinding Pendingin


Gambar 2 Pandangan Samping Desain Alat Pendingin
Sumber : Rizki Ardianto, 2012


Gambar 3. Pandangan Atas Desain Alat Pendingin
Sumber : Rizki Ardianto, 2012

Dimensi dari design coolbox adalah sebagai berikut :
1. Ruang Beban Pendingin
Panjang : 0,95 m
Lebar : 0,62 m
Tinggi : 0,53 m
Tebal Isolator : 0,06 m


2. Ruang Alat Pendingin
Panjang : 0,43 m
Lebar : 0,37 m
Tinggi : 0,53 m
Tebal Isolator : 0,06 m

Percobaan Performa Coolbox

Percobaan dilakukan menggunakan prototype.
Percobaan ini memvariasikan tekanan vakum. Dimana
dilakukan percobaan dengan menggunakan tekanan 1 bar dan
1. Fiberglass (2-3 mm)
2. Polyurethane (1,5 cm)
4. Udara Vakum(3 cm)
6. Polyurethane (1,5 cm)
3. Fiberglass (2-3 mm)
5. Fiberglass (2-3 mm)
7. Fiberglass (2-3 mm)
J URNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5

3
0.95bar. Pada akhirnya data yang didapatkan berupa
temperatur dan waktu pendinginan.

Tabel 1. Variasi Percobaan
Percobaan
Variasi Percobaan
Variasi
Tekanan
(bar)
Ikan
(kg)
Es
Basah
(kg)
Es
Kering
(kg)
1. 95 60 35 0.95
2. 95 60 35 1
3. 125 30 35 0.95
4. 125 30 35 1


Perhitungan Pemilihan Ukuran Lapisan Coolbox
Dalam permilihan ukuran lapisan coolbox, nilai
koefisien kalor menyeluruh merupakan salah satu faktor
penting. Melalui nilai tersebut, dipilih coolbox yang memiliki
nilai koefisien kalor menyeluruh kecil, namun tetap memiliki
kekuatan yang tinggi dan memiliki berat yang lebih ringan.
Karena seperti tujuan awal pemberian vakumpada coolbox
adalah untuk mendapatkan insulasi yang lebih baik,
mendapatkan berat yang lebih ringan, dan material yang kuat.
Oleh karena itu, coolbox dengan insulasi vakumlebih ringan
daripada coolbox yang digunakan Alwi Asyasi Aziz.
Untuk ukuran lapisan coolbox yang umumdigunakan
adalah 6 cm. Dari nilai tersebut nantinya akan didapatkan
beberapa variasi ukuran. Berikut adalah perhitungan
koesfisien kalor menyeluruh.


Gambar 4.10. Analogi Listrik Bahan Penyusun Dinding
Coolbox

Dari tabel dan gambar diatas diketahui :
i 7
7
6
6
5
5
3
3
2
2
1
1
0
f k
x
k
x
k
x
k
x
k
x
k
x
f U
1 1 1
+ + + + + + + =
Dimana :
f =koefisien konveksi udara
f
0
=0,024 kkal/hr m
2

o
C
f
i
= 0,024 kkal/hr m
2

o
C

Sehingga :
1

=
1
0,024
+
0,002
0,042
+
0,015
0,020
+
0,002
0,042
+
0,002
0,042
+
0,015
0,020
+
0,002
0,042
+
1
0,024

=41,667 +0,048 +0,746 +0,048 +0,048 +0,746 +
0,048 +41,667
=85,015

U =0,0117 kkal/hr m
2

o
C


ANALISA DATA
Analisa Hasil Percobaan
1. Perbandingan Grafik 95kg Ikan : 60kg Es Basah :
35kg Es Kering dengan Variasi Tekanan
Kombinasi ini merupakan hasil kombinasi
percobaan yang telah dilakukan oleh Alwi Asyary Aziz.
Kombinasi ini diambil karena menghasilkan waktu
pendinginan yang lebih lama. Pada kombinasi ini,
dilakukan dua buah percobaan dengan variasi tekanan
yang berbeda. Percobaan pertama, dilakukan dengan
komposisi 95 kg ikan dengan menggunakan media
pendingin berupa 60 kg es basah serta 35 kg es kering
dengan tekanan vakumsebesar 0,95 bar. Coolbox beban
pendingin berisi ikan, dami, dan es basah. Sedangkan
coolbox ruang pendingin berisi es kering serta blower.
Percobaan kedua kurang lebih sama dengan
percobaan pertama. Hanya saja tekanan yang divakum
sebesar 1 bar, dengan kata lain tidak di vakum. jumlah
kombinasinya yaitu 95 kg ikan, 60 kg es basah, dan 35
kg es kering. Prinsip kerja percobaan adalah uap es
kering dipaksa masuk ke coolbox beban pendingin yang
telah di tambah aluminiumsebelumnya. Aluminiumini
diharapkan menghantarkan panas es kering sehingga es
basah tidak cepat mencair. Nantinya akan diperoleh data
yaitu temperatur serta waktu lamanya pendinginan.
Percobaan berkahir apabila temperatur sudah mencapai
18
o
C.
Dari hasil kedua percobaan tersebut, akan
dibandingkan dengan data yang diperoleh dari
percobaan Alwi Asyary Aziz dengan jumlah kombinasi
yang sama. Sehingga dapat dianalisa pengaruh
kevakuman tersebut terhadap waktu dan suhu
pendinginan. Berikut adalah grafik hasil percobaan yang
telah dilakukan yang terlihat pada gambar 4.


Gambar 4. Grafik Perbandingan 95kg Ikan : 60kg Es Basah : 35kg Es
Kering dengan Variasi Tekanan

Dari grafik perbandingan pada gambar 4.10
diatas, maka dapat dianalisa sebagai berikut :
1. Pada percobaan dengan menggunakan 95kg ikan
dimana media pendingin menggunakan 60kg es
basah dan 35kg es kering serta vakum 0,95bar
(grafik warna merah) didapatkan bahwa waktu
pendinginan total adalah 7307 menit (121 jam
47 menit). Suhu terendah yang ditunjukkan yaitu
-2
o
C yang berlangsung stabil dan lama dari
J URNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5

4
menit ke-346 hingga menit ke-2759. Sedangkan
untuk waktu pendinginan terbaik, yaitu pada
suhu -2
o
C hingga 5
o
C, berlangsung selama 3547
menit dari menit ke-117 hingga menit ke-3449.
2. Percobaan kedua (grafik warna hijau), yaitu
dengan 95kg ikan beserta media pendingin
sebanyak 60kg es basah dan 35kg es kering
menghasilkan lama pendinginan total yaitu 7400
menit (123 jam 20 menit). Dimana suhu
terendah yang ditunjukkan adalah -3
o
C. Angka
tersebut adalah lebih rendah dari percobaan
pertama. Untuk waktu pendinginan terbaik, yaitu
pada suhu -2
o
C hingga 5
o
C, berlangsung dari
menit ke-172 hingga menit ke-3065, selama
3040 menit. Sehingga dapat dikatakan lebih
singkat dari percobaan pertama.
3. Berdasar pada perhitungan koefisien kalor
menyeluruh pada subbab 4.3, didapatkan nilai
0,0117 kkal/hr m
2

o
C, yang berarti nilai tersebut
lebih kecil dibandingkan coolbox sebelumnya
tanpa insulasi vakum. Dari nilai tersebut, kita
dapat menyimpulkan bahwa perpindahan kalor
pada coolbox dengan insulasi vakumlebih lama,
sehingga pendinginan lebih baik. Dan akhirnya
berimbas pada waktu pendinginan yang lebih
lama serta temperatur pendinginan yang lebih
rendah.
4. Kedua grafik tersebut sudah terlihat jelas bahwa
dengan adanya penambahan insulasi vakum
dapat memperlama waktu pendinginan. Untuk
suhu terendah yaitu -3
o
C yang terjadi pada
percobaan kedua. Pada percobaan pertama, suhu
terendah -2
o
C berlangsung lama dan
menunjukkan kestabilan suhu.
5. Pada percobaan, tidak dilakukan proses
mematikan kipas pada saat suhu mencapai -2
o
C.
6. Percobaan berakhir ketika suhu akhir
menunjukkan nilai 18
o
C.

2. Perbandingan Grafik 125kg Ikan : 30kg Es Basah :
35kg Es Kering dengan Variasi Tekanan
Sama seperti kombinasi sebelumnya, kombinasi
ini merupakan hasil kombinasi yang telah dilakukan
oleh saudara Alwi Asyary Aziz. Kombinasi ini dipilih
karena menghasilkan profit yang tinggi bagi para
nelayan apabila kita melihat dari segi ekonomis.
Pada kombinasi ini pula dilakukan dua macam
percobaan, dimana dilakukan variasi tekanan. Percobaan
pertama dilakukan dengan tekanan vakumsebesar 0,95
bar pada dinding coolbox beban pendingin. Dalam
coolbox beban pendingin berisi 125 kg ikan dan 30 es
basah. Es basah pada kombinasi ini memang lebih
sedikit dari kombinasi sebelumnya. Sedangkan pada
coolbox ruang pendingin masih berisi es kering dengan
jumlah yang sama, yaitu 35 kg.
Sedangkan percobaan selanjutnya, dilakukan
variasi tekan sebesar 1 bar. Untuk kombinasinya sama,
yaitu 125 kg ikan, 30 kg es basah, dan 35 kg es kering.
Percobaan juga dihetikan jika suhu pendinginan
mencapai 18
o
C. Selain itu, juga dilakukan perbandingan
dengan hasil percobaan yang telah dilakukan Alwi
Asyary Aziz pada kombinasi yang sama. Sehingga
dapat diketahui pengaruh kevakuman pada waktu dan
temperatur pendinginan.
Gambar 5 adalah grafik hasil perbandingan
antara kedua percobaan dengan percobaan yang telah
dilakukan oleh saudara Alwi Asyary Aziz.


Gambar 5. Grafik Perbandingan 125kg Ikan : 30kg Es Basah : 35kg
Es Kering dengan Variasi Tekanan

Dari grafik perbandingan tersebut, maka dapat
kita analisa bahwa :
1. Pada percobaan pertama (grafik warna merah),
yaitu dengan menggunakan 125kg ikan dan
dikombinasikan dengan media pendingin berupa
es basah sebanyak 30kg serta es kering sebanyak
35kg. Selain itu, coolbox juga diberi vakum
sebesar 0,95bar. Pada percobaan ini,
menghasilkan waktu total pendinginan sebesar
7025 menit (117 jam 5 menit). Namun suhu
terendah yang ditunjukkan hanya 6
o
C. Hal ini
berbeda dengan percobaan yang dilakukan
sebelumnya oleh Alwi Asy'ary Aziz. Sehingga
dalam percobaan ini tidak berlangsung
pendinginan terbaik.
2. Sama halnya pada percobaan pertama,
percobaan ini (grafik warna biru muda)
dilakukan dengan kombinasi 125kg ikan, 30kg
es basah, dan 35kg es kering. Namun tidak
dilakukan pemvakuman. Waktu total
pendinginan yaitu 5785 menit (96 jam25 menit).
Untuk suhu terendah, percobaan ini hanya
menunjukkan suhu terendahnya sebesar 8
o
C.
Lebih tinggi dari percobaan yang sebelumnya.
Sehingga dapat dikatakan pula bahwa pada
percobaan ini juga tidak berlangsung
pendinginan terbaik.
3. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa
semakin kecil nilai koefisien perpindahan kalor,
maka semakin lama proses perpindahan
panasnya, dan semakin bagus proses
pendinginannya. Hal ini dapat kita lihat pada
perhitungan koefisien perpindahan kalor pada
subbab 4.3, nilai yang dihasilkan lebih kecil dari
coolbox tanpa insulasi vakum. Dari hasil
percobaan, waktu pendinginan semakin lama
dari percobaan yang dilakukan oleh Alwi
Asyary Aziz. Namun tidak bersinergi dengan
J URNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5

5
temperatur pendinginan. Pada percobaan dengan
kombinasi ini hanya dapat mencapai maksimal
6
o
C. Hal ini dimungkinkan adanya udara yang
masuk kedalamcoolbox dan berpengaruh pada
proses pendinginan. Selain itu juga dapat
dipengaruhi oleh usia pakai coolbox yang
dipakai secara terus menerus.
4. Pada saat percobaan berlangsung, kipas blower
tidak dimatikan.
5. Percobaan berakhir ketika suhu akhir
menunjukkan nilai 18
o
C.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. Perancangan alat prototype sistem pendingin dengan
menggunakan teknologi insulasi vakum mampu
memperlama waktu pendinginan dan menghasilkan
temperatur dibawah 0
o
C hingga -3
o
C. Dengan kata
lain, kevakuman yang didesain pada alat pendingin
berpengaruh besar pada temperatur dan waktu
pendinginan coolbox.
2. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, waktu
pendinginan paling lama yang mampu dicapai sebesar
7400 menit (123 jam20 menit) yaitu pada percobaan
dengan kombinasi 95kg ikan : 60kg es basah : 35kg es
kering, tanpa pemvakuman.
3. Pada percobaan dengan kombinasi terekonomis, yaitu
125kg ikan : 30kg es basah : 35kg es kering,
temperatur terendah yang dicapai 6
o
C. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa pada kombinasi ini tidak
berlangsung proses pendinginan terbaik. Namun untuk
waktu pendinginan, kombinasi ini menghasilkan
waktu yang lebih lama dari percobaan sebelumnya.
4. Perbandingan komposisi beban ikan, es basah dan es
kering yang paling baik, yang memberikan temperatur
paling rendah dan twaktu pendinginan paling lama
adalah 1 : 0,63 : 0,37.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis ucapakan terima kasih banyak kepada semua
pihak yang turut serta membantu dalam proses pengerjaan
penelitian ini, terutama kepada Ayah dan Ibu yang telah
memberikan doa sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Baheramsyah, A. 2007. Sistem Pendinginan Ruang
Palka Ikan Dengan CO2 Yang Disrkulasikan,
Prosiding Seminar Nasional Tahunan IV., hal. 1-7.
[2] Prayogi, Urip & Baheramsyah, A. 2006. Penambahan
CO
2(padat)
Pada Coolbox Dengan Sistem Chilled Sea
Water (CSW) Untuk Kapal Ikan Tradisional, Jurnal
Penelitian Perikanan,9(2), hal. 147-152.
[3] Constance, J ohn D. 1969. Mechanical Engineering For
Professional Engineers Examinations / Including
Questions and Answer fo Engineer-in-Training Review.
New York. McGraw-Hill Book Company
[4] Holman, J . P. 1997. Perpindahan Kalor. J akarta.
Erlangga.
[5] Semin, Baheramsyah A., Amiadji, Abdul RahimIsmail.
2011. Effect of Dry Ice Application in Fish Hold of
Fishing Boat on the Fish Quality and Fisherman
Income, American Journal of Applied Sciences,8(12),
hal.1263-1267.
[6] Sayogyo, Adi. 2006. Studi Media Pendingin Ikan Pada
Kapal Ikan Tradisional, Tugas Akhir S-1, Teknik
SistemPerkapalan FTK-ITS, Surabaya.
[7] Kwon, J ae-Sung., Hyo J ang, Choong., Jung, Haeyong.,
Song, Tae-Ho. 2009. Effective Thermal Conductivity
of Various Filling Materials For Vacuum Insulation
Panels, International Jounal of Heat and Mass
Transfer, hal.5525-5532.
[8] Caps, Roland., Beyrichen, Hermann., Kraus, Daniel.,
Weismann, Stephan. 2007. Quality Control of Vacuum
Insulation Panels: Methods of Measuring Gas Pressure.
International Journal Vacuum 82. Hal 692-699.
[9] Ardianto, Rizki. 2012. Desain SistemPendingin Ruang
Muat Kapal Ikan Tradisional Menggunakan Es Kering
Dengan Penambahan Eutatic Gel, Tugas Akhir S-1,
Teknik SistemPerkapalan FTK-ITS, Surabaya.
[10] Asyari Aziz, Alwi. 2012. Desain Sistem Pendingin
Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan
Memanfaatkan Es Kering, Tugas Akhir S-1, Teknik
SistemPerkapalan FTK-ITS, Surabaya.
[11] Anonim1. Desember 2011. The Web's Leading Source
of Information about Dry Ice. Diunduh di
(http://www.dryiceinfo.com) pada tanggal 3 September
2012.
[12] Anonim 2. November 2012. CV Citra Isolasindo,
Insulation Contractor and Supplier. Diunduh di
(http://www.citraisolasindo.com) pada tanggal 15
September 2012.

Anda mungkin juga menyukai