Anda di halaman 1dari 21

Decompressive Craniectomy

in Diffuse Traumatic Brain Injury





The new england journal of medicine
21 april 2011
JOURNAL II
19 Mei 2011
STASE BEDAH RSUD CIANJUR


VONI AYUNITA

Latar Belakang
Pasien yang dirawat di RS dengan severe
diffuse traumatic brain injury 60% meninggal
atau survive dengan severe disability
Terapi medis dan bedah dilakukan untuk
meminimalkan secondary brain injury
Peningkatan tekanan intrakranial yang
biasanya disebabkan oleh edema serebral
merupakan masalah yang penting
Banyak pasien dengan severe traumatic
brain injury tekanan intrakranial refrakternya
meningkat akibat respon first line therapy
Surgery craniectomy decompressive
dilakukan untuk mengontrol tekanan
intrakranial
Metode
Desember 2002 - April 2010, secara
randomized 155 orang dewasa
dengan severe diffuse traumatic brain
injury dan hipertensi intrakranial yang
refrakter terhadap first line therapy
untuk menjalani craniectomy
decompressive atau standar care
Inklusi
- Usia 15 - 59 tahun
- severe diffuse traumatic brain injury
- Glasgow Coma Scale skor 3-8

Eksklusi
- Kondisi pasien tidak dianggap cocok
untuk perawatan standar oleh staf klinis
- Unreactive pupil
- Spinal cord injury
- Cardiac arrest


Study Procedures
Semua pasien dirawat di ICU dengan
kemampuan manajemen
neurosurgical dan peralatan yang
canggih termasuk ketersediaan
pemantauan tekanan intracranial
dengan drainase ventrikular eksternal
atau kateter parenkim
Pasien menerima pengobatan untuk
hipertensi intrakranial setiap kali
tekanan intrakranial lebih besar dari
20 mmHg
Assessments dan Pengumpulan
Data
Karakteristik klinis dicatat dari file medis
Hasil CT scan
Trauma Skor-Injury Severity Score
Statistik tekanan intrakranial dan rata-
rata pengukuran tekanan arteri dicatat
selama 12 jam sebelum random dan 36
jam setelah random
Intervensi first line therapy dan second
line therapy
Komplikasi craniectomy decompressive
Outcome Measures
Outcome measures dievaluasi melalui
telephone oleh tiga trained assessors
yang tidak mengetahui study-group
assignments
unfavorable outcome, death,
vegetative state, severe disability
(Glasgow Outcome Scale)
Studi Pengawasan
National Health
Medical Research Council of Australia
The Transport Accident Commission of
Victoria, Australia
The Intensive Care Foundation of the
Australian
New Zealand Intensive Care Society
Western Australian Institute for Medical
Research
Analisis Statistik
Analisis regresi logistik-ordinal dari
skor pada Skala Outcome Glasgow
kemudian didefinisikan sebagai hasil
primer utama
Analisis diikuti oleh perbandingan
yang disesuaikan dengan model
regresi covariates prespecified (umur,
GCS terakhir sebelum intubasi, GCS
setelah resusitasi dan Marshall class)
Cox proportional-hazards regresi
digunakan untuk perbandingan jumlah
hari di ICU dan di rumah sakit
P value < 0.05 menunjukkan
signifikansi statistik
Semua analisa dilakukan dengan
menggunakan Stata statistical
software
HASIL


Kesimpulan
Craniectomy decompressive
menurunkan tekanan intracranial, durasi
mechanical ventilation, dan lama rawat
di ICU pada pasien severe diffuse
traumatic brain injury dan refractory
intracranial hypertensi dibandingkan
dengan perawatan standar
Durasi rawat di RS dan komplikasi
pembedahan tidak signifikan
perbedaannya antara kelompok
Craniectomy decompressive dengan
standar care


Keterbatasan Penelitian
Karena dievaluasi oleh prosedur
neurosurgical
Satu center merekrut lebih dari
sepertiga partisipan
Ketidakseimbangan dalam beberapa
karakteristik pasien
Efek bahaya craniectomy tidak
signifikan
Jumlah sampel kecil

Level Evidence
Metode : Case Control, Randomize
controlled trials
Database : DECRA Trial Investigators
and the Australian and New Zealand
Intensive
Care Society Clinical Trials Group
Jumlah sampel : 155
Level of evidence : IIA

Terimakasih...

Anda mungkin juga menyukai