Anda di halaman 1dari 27

PERKEMBANGAN (EMBRIOLOGI) SISTEM PEREDARAN DARAH

(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Hewan)






Oleh : Kelompok 1
1. Avinda Sari (120210103013)
2. Ayuni Puji Rahayu (120210103071)
3. Yenny Rahma (120210103101)
4. Ainul Syachnia (120210103104)
5. Vidyan Sanggara (120210103107)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

PEMBENTUKAN (EMBRIOLOGI) SISTEM PEREDARAN DARAH

Turunan Mesoderm
Turunan mesoderm atau kulit tengah embrio itu dibagi menjadi 5 daerah
utama yaitu adalah sebagai berikut:
a. Korda meseoderm
Fungsinya secara khusus yaitu membentuk notochord atau sumbu
tubuh yang berfungsi sebagai penyokong tubuh itu sendiri.
b. Mesoderm Dorsal ( Paraksial )
Membentuk jaringan ikat tubuh, tulang otot, tulang rawan, dan dermis.
Diferensiasi mesoderm Dorsal ( Paraksial ) ada yang bersifat segmental maupun
yang tidak, tergantung pada hewannya.
c. Mesoderm Intermediet
Membentuk system urogenital dimana diferensiasinya meliputi
pembentukan pembentukan ginjal yang sebelumnya dimulai dengan
pembentukan nefros dimana pada ikan primitif dinamakan Pronefros
sedangkan pada ikan kelas tinggi serta amphibia dinamakan mesonefros
kemudian pada bangsa Aves dan mamalia, bukan lagi didalam bentuk nefron
tetapi nefron-nefron tersebut sudah membentuk organ berupa ginjal atau ren.
d. Mesoderm Lateral
Membentuk system sirkulasi, permukaan rongga tubuh, dan komponen
anggota tubuh serta pertumbuhan anggota gerak, adapun pertumbuhan dari
derivate mesoderm lateral tersebut adalah sebagai berikut:
e. Mesoderm Kepala
Membentuk otot pada wajah/muka.

Sumber Gambar: Scott F. Gilbert, 2003.

Angiogenesis adalah proses pembentukan pembuluh darah baru yang
terjadi secara normal dan sangat penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan. Angiogenesis juga terlibat dalam proses penyembuhan, seperti
pembentukan jaringan baru setelah cidera. Akan tetapi, angiogenesis juga
merupakan langkah yang sangat penting dalam karsiogenesis atau pertumbuhan
sel kanker sehingga terjadi perkembangan sel kanker yang tidak terkendali dan
bersifat ganas (Kuswani: 2011).
Angiogenesis merupakan proses yang terjadi pada embriogenesis dan pada
berbagai keadaan fisiologik maupun patologik orang dewasa. Pada angiogenesis
pembentukan pembuluh darah baru berasal dari kapiler-kapiler yang muncul dari
pembuluh darah kecil di sekitarnya. Pada proses angiogenesis terdapat faktor-
faktor pendorong dan penghambat angiogenesis yang berinteraksi. Faktor-faktor
angiogenik yang berinteraksi dalam proses angiogenesis juga membutuhkan
molekul-molekul adhesi sel endotel. Akumulasi berbagai bukti menunjukkan
bahwa integrin reseptor adhesi sel endotel yang berhubungan dengan peradangan
dan penyembuhan luka terlibat dalam proses angiogenesis (Kuswani: 2011).
Darah membawa berbagai zat dari luar tubuh ke dalam dan juga
sebaliknya membawa zat dari dalam tubuh untuk dikeluarkan. Fungsi sistem
peredaran darah yaitu menyediakan darah untuk melayani kebutuhan sel dan
jaringan, mentrasnport dan oksigen kesemua sel, mentransport produk-produk
yang tidak berguna dan hormon dari bagian tubuh satu ke yang lain (Kuswani:
2011).

Pembentukan pembuluh darah
Sistem kardiovaskuler ialah sistem organ pertama yang berfungsi dalam
perkembangan manusia. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai
pada minggu ketiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien
dari ibu. Pembuluh darah utama pada embrio adalah pembuluh yang membawa
nutrisi ke tubuh dan gas dari dan ke tempat terjadinya respirasi. Pada hewan
vertebrata yang kaya yolk (seperti ayam), vena vitellin (omfalomesenterika)
dibentuk dari kumpulan sel-sel mesoderem splanknik menjadi pulau-pulau darah
pada kantung yolk (Kusdiantoro,2006).
Pulau darah mulai tampak pada area opaka ketika area primitif mencapai
ukuran maksimal. Pulau-pulau darah kemudian berongga membentuk tabung
berdinding rangkap seperti pada jantung. Sel-sel lapisan dalam memipih dan
menjadi lapisan endotelium, sedangkan sel sebelah luar menjadi otot polos.
Kelompok sel pulau darah yang di tengah terdiferensiasi menjadi sel-sel darah
embrio (Kusdiantoro,2006)..
Sambil pulau darah terus tumbuh, mereka bersatu membenttk jaringan
kapiler yang bermuara dikedua pembuluh vitellin yang membawa makanan dan
darah ke jantung yang baru dibentuk. Pembentukan pembuluh darah intra embrio
berlangsung sama seperti pembuluh darah ekstra embrio pada kantung yolk, tapi
sel-selnya berasal dari mesenkim (Kusdiantoro,2006)..

Pembentukan peredaran darah extra embryo

Pembentukan bagian ekstra embrio

Embrio umur 24 jam : ditandai penebalan mesoderm splanknik di area
opaca pulau-pulau darah.

Umur 33-38 jam Pulau-pulau darah beranastomosis satu sama lain
membentuk Vena vitelina

Umur 48 jam Vena vitelina bergabung membentuk vena
omfalomesentrika yang bermuara di dalam jantung yang baru terbentuk

Pembentukan pembuluh darah pada embryo ayam

Pembentukan sistem peredaran darah intra embryo

Pembentukan peredaran darah di dalam tubuh dimulai dengan
pembentukan jantung. Gejala pembentukan tampak pada embryo umur kira-kira
25 jam (Kusdiantoro,2006).

Embriology Jantung
Berkembang pada pertengahan minggu ke-3, yaitu pada hari ke 18 atau 19
setelah fertilisasi, dimana pada saat itu embrio tidak dapat lagi mencukupi
kebutuhan akan nutrisi dan oksigen hanya melalui difusi saja.
Sistem cardiovascular terutama berkembang dari splanchnic mesoderm,
paraxial & lateral mesoderm, dan sel-sel neural crest.
Pada ujung cranial dari embrio, jantung berkembang dari sekelompok sel-sel
mesoderm yang disebut cardiogenic area (Primary heart field) (Kurnia S,
2003: 7).

Sumber Gambar: Sadler, 2012: 188.
Pada tingkat ini, sel-sel lapisan mesoderm splanknik pada mudigah
presomit lanjut diinduksi oleh endoderm di bawahnya untuk membentuk
angioblas. Sel-sel ini berpoliferasi dan membentuk kelompok-kelompok sel
endotel tersendiri yang disebut angiokista. Pada mulanya sel-sel tersebut berada di
sisi lateral mudigah tapi kemudian secara cepat menyebar ke daerah kepala.
Dengan berlalunya waktu, kelompok-kelompok ini menyatu dan membentuk
pembuluh darah kecil yang berbentuk tapal kuda. Bagian sentral pleksus ini
dikenal sebagai daerah kardiogenik dan rongga selom intraembrional yang terletak
diatas daerah ini nantinya akan berkembang menjadi rongga perikardium. Selain
pleksus yang membentuk tapal kuda ini, kelompok-kelompok sel angiogenik lain
muncul bilateral, sejajar dan dekat garis tengah cakram mudigah. Kelompok-
kelompok ini juga memperoleh lumen dan membentuk sepasang pembuluh
memanjang, aorta dorsale. Pada tingkat lebih lanjut, pembuluh-pembuluh darah
ini berhubungan, melalui lengkung-lengkung aorta, dengan pleksus membentuk
tapal kuda tadi dan akan membentuk tabung jantung (Sadler, 2012: 187-189).

Potongan melintang. A. Mudigah presomit dini (17 hari). B. Mudigah presomit
lanjut (18 hari). C. Stadium delapan somit (22 hari).
Sumber Gambar: Sadler, 2012: 190.

A. 18 hari, B. 20 hari, C. 21 hari, D. 22 hari.
Sumber Gambar: Sadler, 2012: 188.
Di atas cardiogenic area, terdapat pericardial coelom yang akan
berkembang menjadi pericardium cavity. Sebagai respon terhadap sinyal dari
lapisan endoderm di bawahnya, mesoderm pada cardiogenic area membentuk
sepasang untaian memanjang yang disebut cardiogenic (angioblastic) cord.
Sesaat kemudian, cardiogenic cord mengalami kanalisasi membentuk
endocardial tube yang berdinding tipis. Akibat pertumbuhan otak dan embrio
yang melipat secara sefalokaudal, jantung dan pericardium cavity pertama kali
terletak di daerah leher, dan akhirnya di dada.
Pada hari ke-21, akibat embrio yang melipat secara lateral, kedua
endocardial tube saling mendekat satu sama lain dan bersatu membentuk tabung
tunggal yang disebut primitive heart tube. Bersamaan dengan penyatuan
endocardial tube, terbentuk 3 lapisan jantung, yaitu :
1. Endocardium membentuk lapisan endotel di bagian dalam jantung
2. Myocardium mesoderm di sekeliling tabung endocardium berangsur-
angsur menebal membentuk myocardium yang membentuk dinding otot
3. Epicardium sel-sel mesotel dari daerah sinus venosus bermigrasi ke
atas jantung membentuk epicardium yang melapisi bagian luar jantung.
Pada hari ke-22, primitive heart tube berkembang menjadi 5 regio yang
berbeda dan mulai memompa darah (mulai berfungsi). Sesuai dengan aliran darah,
dari ujung kaudal ke ujung cranial, kelima regio itu adalah :
1. Sinus venosus : - menerima darah dari seluruh vena pada embrio.
- kontraksi jantung dimulai pada regio ini, kemudian
diikuti oleh regio lainnya secara berurutan.
- berkembang menjadi atrium kanan, coronary sinus,
sinoatrial (SA) node, vena cava superior, dan vena
cava inferior.
2. Atrium berkembang menjadi atrium kanan dan kiri
3. Ventricle berkembang menjadi ventricle kiri
4. Bulbus cordis berkembang menjadi ventricle kanan
5. Truncus arteriosus berkembang menjadi ascending aorta dan
pulmonary trunk
Pada hari ke-23, primitive heart tube memanjang. Akibat bulbus cordis &
ventricle tumbuh lebih cepat dari pada regio lainnya, dan akibat atrial & venous
end dari tabung dibatasi oleh pericardium, primitive heart tube mulai berputar dan
melipat. Bagian cranial bergerak ke arah ventral, kaudal, dan kiri.Sedangkan
bagian kaudal beregak ke arah dorsal, cranial, dan kanan. Pertama-tama, heart
tube berbentuk seperti huruf U, kemudian menjadi berbentuk huruf S. Pergerakan
ini berakhir pada hari ke-28, dan pergerakan ini menentukan posisi akhir atrium
dan ventricle (Kurnia S, 2013: 9-10).

A. 22 hari, B. 23 hari, C. 24 hari
Sumber Gambar: Sadler, 2012: 192.

Pembentukan Septum
Perkembangan selanjutnya adalah pembentukan septum & katup jantung
untuk membentuk 4 ruang jantung.Pembentukan sekat jantung terjadi antara hari
ke-27 dan hari ke-37, dan selesai pada akhir minggu ke-5.


Sekat jantung utama terbentuk antara hari ke-27 dan ke-37
Sumber Gambar: Sadler, 2012: 197.
Cara pembentukan sekat :
1. 2 massa jaringan yang sedang tumbuh aktif saling mendekat hingga
menjadi satu, sehingga membagi lumen menjadi 2 saluran yang terpisah.
2. Pertumbuhan aktif 1 massa jaringan saja yang terus meluas hingga
mencapai sisi lumen diseberangnya.
3. Segaris kecil jaringan di dinding atrium atau ventricle gagal tumbuh,
sedangkan daerah di kanan-kirinya meluas dengan cepat, maka akan
terbentuk sebuah rigi yang sempit di antara kedua bagian yang sedang
meluas tersebut. Nantinya rigi tersebut akan membentuk sekat, namun
sekat semacam ini tidak memisahkan 2 rongga secara sempurna.

Jantung mudigah 5 mm (28 hari)
Sumber Gambar: Sadler, 2012: 193.
Pada hari ke-28, lapisan endocardium menebal membentuk endocardial
cushion yang akan membentuk atrioventricular canal, interatrial septum, dan
interventricular septum.

Sumber Gambar: Kurnia S, 2013: 9.

Pembentukan katup jantung :
1. Setelah endocardial cushion bersatu, masing-masing atrioventricular canal
dikelilingi oleh proliferasi setempat jaringan mesenkim. Jaringan mesenkim
tersebut berproliferasi membentuk katup, yang menempel pada dinding
ventricle melalui tali-tali otot yang nantinya akan berdegenerasi diganti
jaringan ikat padat dan dibungkus endocardium.
2. Katup yang terbentuk adalah katup bicuspid (mitral) pada atrioventricular canal
kiri, dan katup tricuspid pada atrioventricular kanan. Selain itu, pada truncus
arteriosus akan tampak tonjolan-tonjolan kecil yang nantinya akan membentuk
katup semilunaris (Kurnia S, 2013: 11).

Pembentukan tabung dan rongga jantung :

hari ke-18 atau 19 setelah fertilisasi

embrio tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan akan nutrisi dan oksigen hanya
melalui difusi saja

mulai pembentukan jantung dari sel-sel mesoderm pada cardiogenic area

terbentuk sepasang cardiogenic cord

mengalami kanalisasi membentuk 2 endocardial tube

hari ke-21 : kedua endocardial tube saling mendekat dan bersatu membentuk
primitive heart tube

hari ke-22 primitive heart tube terbagi menjadi : sinus venosus, atrium, ventricle,
bulbus cordis, trunkus arteriosus

hari ke-23 : primitive heart tube memanjang dan mulai berputar & melipat

hari ke-28 : atrium dan ventricle menempati posisi akhirnya

Pembentukan atrioventricular septum (canal):

Pembentukan septum di kanalis atrioventrikularis. Dari kiri ke kanan, hari ke-23,
26, 31, dan 35.
Sumber Gambar: Sadler, 2012: 201.

endocardial cushion bergerak dari lateral ke arah tengah

saling mendekat satu sama lain

bersatu membentuk atrioventricular septum (canal) yang membagi lumen jantung
menjadi atrium dan ventricle

Pembentukan interatrial septum :

jaringan dari dinding atas primordial atrium turun menuju ke penyatuan
endoardial cushion

membentuk septum primum

membagi atrium menjadi atrium kanan dan kiri secara tidak sempurna

terbentuk foramen primum

sel-sel pada bagian atas dari septum primum mengalami apoptosis

terbentuk foramen secundum

jaringan lain dari dinding atas primordial atrium turun kembali

membentuk septum secundum yang terletak disamping kanan septum primum

membagi atrium menjadi atrium kanan dan kiri secara tidak sempurna

terbentuk foramen ovale

foramen ovale akan tertutup setelah kelahiran


Pembentukan interventricular septum :

myocardium dari dinding bawah primordial ventricle naik menuju ke penyatuan
endocardial cushion

membentuk septum interventricular pars muscularis

membagi ventricle menjadi ventricle kanan dan kiri secara tidak sempurna

jaringan endocardial cushion turun menuju ke septum interventricular pars
muscularis

membentuk septum interventricular pars membranosa

membagi ventricle menjadi ventricle kanan dan kiri secara sempurna
(Kurnia S, 2013: 12-13).

Embriologi Pembuluh Darah
Lengkung Aorta
Ketika lengkung faring terbentuk pada minggun keempat dan kelima,
setiap lengkung mempunyai saraf cranial dan arterinya sendiri-sendiri. Arteri-
arteri ini disebut sebagai lengkung-lengkung aorta dan berasal dari sakus
aortikus, bagian paling distal dari trunkus arteriosus. Lengkung aorta terbenam
di dalam mesenkim lengkung faring dan berakhir pada aorta dorsalis kiri dan
kanan. Lengkung faring dan pembuluh darah terbentuk berurutan dari cranial
sampai caudal, sehingga tidak semua lenkung dan pembukuh darah tersebut
terdapay pada waktu yagn bersamaan. Sakus aortikus ikut membentuk satu cabang
untuk setiap kali terbentuk lenkung baru, sehingga totalnya terdapat lima pasang
arteri(lengkung kelima tidak pernah terbentuk/ terbentuk tidak sempurna lalu
mengalami regresi) yang kelimanya diberi angka I, II, III,IV, dan VI (gambar
12.33)

Sumber Gambar: Sadler, 2012
Pemisahan trunkus arteriosus oleh septum aortikopulmonalis membagi
saluran keluar jantung menjadi aorta ventral dan arteri pulmonalis pada minggu
kelima. Sakus aortikus kemudian membentuk kornu kanan dan kiri, yang
selanjutnya masing-masing membentuk arteri brakiosefalika dan segmen
proksimal lengkung aorta. (gambar 12.34, B dan C)

Sumber Gambar: Sadler, 2012
Pada hari ke-27, lengkung aorta pertama sudah menghilang (gambar
12.33). teteapi sebagian kecil tetap menetap sebagai arteri maksillaris. Demikian
pula, lengkung aorta kedua akan segera menghilang juga. Bagian yang tersisa
daru lengkung ini adalah arteri hioidea dan arteri stapedia. Lenkung ketiga
besar, lengkung keempat dan keenam sedang dalam proses terbentuk. Meskipun
lengkun keenam belum terbentuk , arteri pulmonalis primitive sudah Nampak
sebagai sebuah cabang besar (gambar 12.33, A)
Pada mudiagh usia 29 hari, lengkung aorta pertama dan kedua sudah
menghilang (gambar 12.33B). Lengkung ketiga, keempat, dan keenam menjadi
pembuluh darah besar. Sakus trukoaortikus telah terbagi sehingga lengkung
keenam kinin berlanjut dengan trunkus pulmonalis.
Selanjutnya terjadi perubahan-perubahan sebagai berikut:
1. Lengkung aorta ketiga membentuk arteri karotis komunis dan
bagian pertama dari arteri karotis interna. Bagian lain karotis interna
dibentuk oleh bagian cranial aorta dorsalis. Arteri karotis eksterna
merupakan sebuah cabang kecil dari lengkung aorta ketiga.
2. Lengkung aorta keempat baik di sisi kiri maupun kanan tetap ada.
Pada sisi kiri, lengkung keempat membentuk bagian dari lengkung
aorta, di antara arteri karotis komunis kiri dan arteri subklavia kiri. Di
sisi kanan, lengkung keempat membentuk segmen paling proksimal
arteri subklavia kanan, yang bagian distalnya dibentuk oleh sebagian
dari aorta dorsalis kanan dan arteri intersegmentalis ketujuh.
(gambar12.34 B)
3. Lengkung aorta kelima tidak pernah terbentuk atau terbentuk tidak
sempurna dan kemudian mengalami regresi.
4. Lengkung aorta keenam, yang juga disebut lengkung pulmonal,
mempercabangkan sebuah cabang yang penting yang tumbuh kea rah
tunas paru yang sedang berkembang (gambar 12.33B). pada sisi
kanan, bagian proksimalnya menjadi segmen proksimal arteri
pulmonalis kanan. Bagian distal lengkung ini terputus hubungannya
dengan aorta dorsalis dan menghilang. Pada sisi kiri, bagian distalnya
tetap ada selama kehidupan dalam kandungan sebagai duktus
arteriosus.

Sirkulasi Janin dan Perubahan Setelah Lahir
Tali pusat berisi satu vena dan dua arteri. Vena ini menyalurkan oksigen
dan makanan dari plasenta ke janin. Sebaliknya, kedua arteri menjadi pembuluh
balik yang menyalurkan darah ke arah plasenta untuk dibersihkan dari sisa
metabolisme.
Setelah melewati dinding abdomen, pembuluh vena umbilikalis mengarah
ke atas menuju hati, membagi menjadi 2, yaitu sinus porta ke kanan, yang
memasok darah ke hati, duktus venosus yang berdiameter lebih besar dan akan
bergabung dengan vena kava inferior masuk ke atrium kanan. Darah yang masuk
ke jantung kanan ini mempunyai kadar oksigen yang sama seperti arteri, meski
bercampur sedikit dengan darah dari vena kava. Darah ini akan langsung mengalir
melalui foramen ovale pada septum, masuk ke atrium kiri dan selanjutnya melalui
ventrikel kiri akan menuju aorta dan seluruh tubuh. Adanya krista dividens
sebagai pembatas pada vena kava memungkinkan sebagian besar darah bersih dari
duktus venosus langsung akan mengalir ke arah foramen ovale. Sebaliknya,
sebagian kecil akan mengalir ke arah ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan mengalir ke arah paru, tetapi sebagian
besar dari jantung kanan melalui arteri pulmonalis akan dialirkan ke aorta melalui
suatu pembuluh duktus arteriosus karena paru belum berkembang. Darah tersebut
akan bergabung di aorta desending, bercampur dengan darah bersih yang akan
dialirkan ke seluruh tubuh. Darah balik akan melalui arteri hipogastrika, keluar
melalui dinding abdomen sebagai arteri umbilikalis.
Setelah bayi lahir, semua pembuluh umbilikalis, duktus venosus, dan
duktus arteriosus akan mengerut. Pada saat lahir, akan terjadi perubahan sirkulasi,
dimana terjadi pengembangan paru dan penyempitan tali pusat. Akibat
peningkatan tekanan oksigen pada sirkulasi paru dan vena pulmonalis, duktus
arteriosus akan menutup dalam 3 hari dan total pada minggu kedua.

Mekanisme Peredaran Darah Janin
Darah janin didapat dari Ibu dan dialirkan dari Ibu ke janin melalui
plasenta untuk kemudian diteruskan ke seluruh tubuh janin melalui vena yang
terdapat di umbilikus.
Mula-mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari
plasenta masuk ke janin melalui vena umbilikus yang bercabang dua setelah
memasuki dinding perut yaitu :
a. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam
hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatika ke vena cava
inferior.
b. Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke
dalam vena cava inferior.
Darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan dan sebagian besar
darah dari atrium kanan akan dialirkan ke atrium kiri melalui foramen ovale.
Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan bersama-sama
dengan darah yang berasal dari vena cava superior.
Darah dari ventrikel kanan ini dipompakan ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis, karena adanya tahanan dari paru-paru yang belum mengembang maka
darah yang terdapat pada arteri pulmonalis sebagian akan dialirkan ke aorta
melalui duktus arteriosus bothalli dan sebagian kecil akan menuju paru-paru dan
selanjutnya ke atrium sinistra melaui vena pulmonalis.
Sementara itu darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian dialirkan ke
ventrikel kiri dan diteruskan ke seluruh tubuh melaui aorta guna memberikan
oksigen dan nutrisi bagi tubuh bawah. Cabang aorta bagian bawah ini menjadi 2
(dua) arteri hipograstika interna yang mempunyai cabang arteri umbilikalis.
Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa
metabolisme akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis ke plasenta
melalui arteri umbilikalis untuk diteruskan ke ibu.

Faktor-Faktor yang Mengubah Peredaran Darah Janin
Setelah kelahiran terjadi perubahan peredaran darah janin, faktor penting yang
mengubah peredaran darah janin menuju peredaran darah dewasa ditentukan oleh:
1. Berkembangnya paru-paru janin
Berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan tekanan negatif
dalam paru sehingga dapat menampung darah, untuk melakukan pertukaran
CO2 dan O2 dari udara sehingga terjadi oblitersi pada duktus arteriosus
bothalli.
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup
foramen ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang
mengalir ke atrium kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya
dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan
tekanan di atrium kiri meningkat.
2. Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin
Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terjadi karena
dipotongnya tali pusat sehingga terjadi peredaran darah pulmonal yang
mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona. Dengan demikian duktus arteriosus
bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami perubahan dan menjadi
ligamentum arteriosum begitu juga dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi
ligamentum teres, duktus venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta
foramen ovale menjadi hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang
tetap terbuka sebagai arteri vesical superior.
Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis dan tali
pusat berhenti berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta sekitar 50
ml s/d 75 ml yang sangat berarti bagi pertumbuhan janin.
3. Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A)
Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah lahir dapat
menangkap oksigen dan melepaskan CO2 melaului pernafasan sehingga terjadi
pertukaran O2 dan CO2 di paru-paru (Windarini, 2011).

Pembentukan Jantung Amphibi
Pembentukan jantung dimulai sesudah lipatan neural menutup. Didalam janin
yang kira-kira 33 mm panjangnya, mesoderm splankis segera sesudah farings
melepaskan diri dari mesoderm somatic dan membangun suatu pendalaman
median-langitudinal, yang kemudian diisi dengan sel-sel mesenkim yang lepas itu
bersatu membentuk suatu bumbung di dalam pendalaman tadi. Pendalaman
tersebut membangun suatu struktur bumbung yang menjadi miokarduim yang
meliputi bumbung mesenkhim tadi. Akhirnya ia merupakan lapisan dalam dari
jantung, dinamakan endokardium. Miokardium menjadi tebal dan membentuk
lapisan luar yang tipis, yaitu epimiokardium.
Di bagian medioventral, epimiokadium menghubungkan diri kepada mesoderm
somatic dengan suatu selaput yang dinamakan mesokardium ventral. Di sebelah
dorsal ia menghunbungkan diri kepada Splankhnopleura dengan mesoderm dorsal.
Splankhnopleura terdiri atas mesoderm splankhnis dan endoderm.
Mesokardium ventral terdapatnya hanya sebentar saja. Tidak lama kemudian
akan menghilang. Juga mesokardium dorsal akan hilang., kecuali bagian posterior
sekali. Jadi bagian tengah dari bumbung jantung terdapat bebas didalam solom
lainya ialah rongga pericardium yang kelak merupakan bagian terpisah dari
rongga solom. Bagian anterior dari jantung berdefferensiasi menjadi bulbus
anteriosus yang diikuti oleh bgian ventrikel. Pada bagian belakang terjadi atrium
dan sinus venosus (Windarini, 2011).
Proses pembentukan jantung Aves
Bagian bakal ventrikel jantung yang pertama berdifusi, sementara
ventrikel berupa satu tabung lurus, bagian bakal atrium belum berfusi, saat ini
bakal jantung pertama kali mengalami kontraksi. Sementara bakal jantung
bertambah panjang, belokan pertama ke kanan dan arah anterior, lalu ke kiri dan
arah anterior, kemudian membelok kearah posterior, sehingga posisi atrium adalah
anterior terhadap ventrikel.
Masa pengeraman 24-26 jam
Telah terbentuk 1 pasang somit lateral notochord, somid berikutnya akan
terbentuk posterion dari yang pertama setiap jam, sedangkan lipatan kepala yang
diikuti oleh pembentukan usus depan. Pada jam 35 akan terbentuk jantung yaitu
dari mesoderm spandoris pada kaki, porta usus depan.
Pembentukan jantung pada aves berasal dari mesoderm splanknik,
membentuk 2 tabung endotel, bersatu membentuk primordium jantung.

Penyebab Tanda Gejala Penyakit Jantung Bawaan
Pada anak sudah seharusnya pada orang tua mengenalinya semenjak dini.
Karena dengan mengenali akan tanda-tanda penyakit jantung bawaan pada anak
maka bentuk pengobatan dan tindakan medis segera akan bisa dilakukan sehingga
anak-anak akan lebih baik lagi kehidupannya di masa mendatang.
Penyakit jantung bawaan ada yang memiliki gejala tapi ada juga yang
tidak sehingga banyak orangtua yang tidak menyadari gangguan jantung pada
bayinya. Kenali tanda-tanda yang muncul dari penyakit jantung bawaan. Kelainan
struktur jantung yang menyebabkan adanya lubang pada sekat jantung atau lazim
disebut jantung bocor termasuk dalam penyakit jantung bawaan yang banyak
diderita anak-anak.
Penyakit jantung kongenital dapat mempunyai beragam penyebab.
Penyebab-penyebabnya termasuk faktor lingkungan (seperti bahan-bahan kimia,
obat-obatan dan infeksi-infeksi), penyakit-penyakit tertentu ibu, abnormalitas
chromosome, penyakit-penyakit keturunan (genetik) dan factor-faktor yang tidak
diketahui (Idiopathic).
Proses pembentukan jantung pada janin ini terjadi pada saat masa awal
pembuahan (konsepsi), bahkan sebelum sang ibu tersebut sadar dirinya tengah
menjlani kehamilan. Formasi jantung ini telah sempurna pada akhir masa
trimester pertama kehamilan. Jantung manusia mulai membentuk struktur kantong
tunggal pada waktu minggu keempat kehamilan.
Pada minggu kedelapan, kantong tersebut secara bertahap membesar.
Sekat jantung (septum) tumbuh untuk memisahkan serambi (atrium) dan bilik
(ventrikel) jantung di sisi kanan dan sisi kiri. Empat katup jantung terbentuk untuk
mengatur aliran darah dari rongga-rongga jantung menuju paru dan tubuh.

Saat bayi masih di kandungan, aliran oksigen dan karbondioksida
berlangsung melalui apa yang disebut dengan plasenta. Sehingga kelainan jantung
bocor pada saat itu tidak akan membawa masalah bagi bayi. Setelah bayi lahir dan
tentunya pula tali plasenta penghubung tersebut dipotong, maka akan bisa terlihat
bila ada masalah pada jantung anak. Tanda pertama kelainan jantung adalah
dengan adanya suara bising (murmur). Dokter dalam hal ini dapat mengetahuinya
dan mendengarnya melalui stetoskop.
Namun, untuk memastikan penyebab bising tersebut, diperlukan rontgen
jantung, EKG dan pemeriksaan penunjang jantung lainnya. Tanda lainnya antara
lain berupa detak jantung tidak normal (takikardia), nafas pendek, kesulitan
menyusui (karena nafas yang pendek) dan gangguan pertumbuhan dan kulit yang
membiru ( Sianotik).
Pada kasus jantung bocor, sirkulasi darah kotor mengalir ke sirkulasi darah
bersih sehingga terjadi percampuran darah sehingga dampaknya pada bayi
tersebut menjadi biru. Bila terlalu banyak darah kotor beredar ke sirkulasi darah
bersih dan memasuki organ-organ penting seperti otak, maka bisa terjadi sesak
napas, disertai kejang, bahkan kematian.


DAFTAR PUSTAKA

Gilbert S., 2003. Developmental Biology. 2
nd
ed. Sinauer Associates.
http://askep-net.blogspot.com/2012/06/penyakit-jantung-bocor-
anak.html#sthash.bxMbot0X.dpuf.
http://id.scribd.com/doc/138673893/EMBRIOLOGI-PERBANDINGAN.
http://id.scribd.com/doc/94822055/anatomi-amfibi.
http://id.scribd.com/doc/97071994/Jantung-Dan-Pembuluh-Drh.
Kurnia S, Cecep dkk .2003. Tutorial Case V (Cvs) Gagal Jantung.
https://www.academia.edu/5271514/GAGAL_JANTUNG. [5 April 2014].
Kusdiantoro, Mohamad. 2006. Perkembangan Jantung, Pembuluh Darah dan
Limfe. http://Perkembangan-Jantung-dan-Sistem-Sirkulasi.pdf. [5 April
2014].
Kuswani, 2011. Pembentukan peredaran darah ekstra embrio. http://repository.u
su.ac.id/bitstream/123456789/23056/4/Chapter%20II.pdf. [5 April
2014].
Sadler, T.W. 2006. Embriologi Kedokteran Langman Edisi 7. Jakarta : EGC.
Sadler, T.W. 2012. Embriologi Kedokteran Langman, Edisi 10. Jakarta; Buku
Kedokteran EGC.
Windarini, P. 2011.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21472/4/Chapter%20II.pdf.

Anda mungkin juga menyukai