Banyak faktor yang memepengaruhi taraf kemakmuran masyarakat. Misalnya keadaan perumahan yang mereka diami, ada tidaknya aliran listrik, fasilitas untuk memperoleh air bersih, keadaan infrastruktur pada umumnya, dan tingkat pendapatan yang diperoleh, merupakan beberapa faktor penting yang sangat mempengaruhi tingkat kemakmuran suatu masyarakat. Dari beberapa faktor yang ada, salah satu faKtor yang terpenting adalah pendapatan yang diperoleh masyarakatnya. Dengan demikian, pendapatan per kapita dapat digunakan sebagai alat pengukur kasar taraf kemakmuran yang dicapai penduduk. Sebagai akibat dari pendapatan yang rendah, sehingga Negara berkembang menghadapi masalah cukup besar diantaranya dibidang : Masalah kekurangan gizi dan taraf kesehatan yang rendah. Ini antara lain dapat dilihat dari jumlah kalori makanan yang belum mencapai tahap minimum, life expectancy yang rendah, tingkat kematian per tahun dan tingkat kematian bayi yang cukup tinggi. Kemiskinan masih meluas. Bagian yang cukup besar dari penduduk Negara berkembang memperoleh pendapatan dibawah garis kemiskinan. Artinya pendapatan mereka tidak mencukupi untuk membiayai kebutuhan minimum sehari-hari. Taraf pendidikan masih rendah. Sebagai akibat dari tingkat pendapatan yang rendah, cukup banyak keluarga di Negara berkembang yang tidak dapat membiayai sekolah anak-anaknya. Oleh karenanya tingkat pendidikan generasi mudanya masih tetap sangat rendah.
PRODUKTIVITAS PEKERJA MASIH RENDAH. Produktivitas yang dimaksud adalah tingkat produksi yang dapat dihasilkan seorang pekerja per tahun. Tingkat produktivitas seorang pekerja di Negara berkembang masih cukup rendah dibandingkan dengan tingkat produktivitas tenaga kerja di Negara maju. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor sbb : Sebagian besar penduduk di Negara berkembang berada di sektor pertanian tradisional yang sering menghadapi masalah pengangguran terselubung. Produktivitas pertanian tradisional biasanya sangat rendah, oleh karena teknologi dalam kegiatan pertanian masih sangat tradisional. Keberadaan pengangguran terselubung, berarti kelebihan tenaga kerja di sektor pertanian, akan menurunkan lagi produksi rata-rata (produktivitas) pekerja. Kebanyakan usaha di sektor manufaktur terdiri dari usaha keluarga, yang menggunakan mesin yang masih tradisional dan bersifat padat karya. Usaha yang demikian juga rendah produktivitasnya. Sektor jasa, seperti sektor pertanian, menghadapi masalah pengangguran terselubung dan menurunkan tingkat produktivitas. Di berbagai sektor ekonomi, taraf pendidikan dan kesehatan pekerja belum mencapai tahap yang diinginkan dan cenderung mengurangi tingkat produktivitas.
TINGKAT PERTAMBAHAN PENDUDUK CUKUP TINGGI. Dalam bidang kesehatan dan pengobatan sangat mempengaruhi taraf kesehatan penduduk. Salah satu akibat dari perkembangan tingkat kematian semakin berkurang, pada waktu yang sama tingkat kelahitran tidak mengalami perubahan, dengan adanya sifat perubahan tingkat kelahiran dan tingkat kematian yang ada, menyebabkan tingkat pertambahan penduduk di Negara berkembang menjadi semakin cepat. Hal tersebut menimbulkan beberapa efek sbb : Jumlah tanggungan dalam keluarga semakin meningkat, menyebabkan beban setiap keluarga untuk membiayai tanggungannya semakin besar. Sebaliknya, pendapatan yang rendah memiliki keterbatasan menanggung lebih banyak anggota keluarga. Dengan demikian, keluarga yang besar jumlah tanggungannya cenderung menghadapi masalah kemiskinan. Besarnya tanggungan tanpa pendapatan yang memadai membatasi kemampuan keluarga menyediakan dana untuk pendidikan anak-anak. Berarti kebanyakan anak di Negara berkembang tidak memperoleh pendidikan yang cukup. Banyak di antara mereka taraf pendidikannya relatif rendah. Pertambahan tenaga kerja sangat cepat dan sering kali tidak diikuti oleh pertambahan kesempatan kerja yang sama cepatnya. Sebagai akibatnya di Negara yang tingkat prosentase pertumbuhan penduduknya sangat tinggi dan jumlah penduduknya relatif besar, masalah pengangguran menjadi semakin serius.
KEGIATAN EKONOMI BERSIFAT "DUALISTIS". Kegiatan ekonomi yang bersifat dualistis adalah suatu kegiatan ekonomi tertentu atau dalam sektor tertentu yang menggunakan dua teknologi yang sangat berbeda. Sebagai contoh, dalam menanam karet di Negara produsen karet terdapat dua macam kegiatan yaitu yang dilakukan para petani tradisional dan yang dilakukan oleh perkebunan. Para petani tradisional menggunakan cara penanaman, pembersihan ladang, penggunaan input (pupuk dan bibit) yang masih sederhana. Pada waktu yang sama terdapat perkebunan yang mengusahakan penanaman karet dengan management modern dan cara bercocok tanam dengan menggunakan teknologi dan input yang kontemporer. Perbedaan ini menyebabkan produktivitas per faktor dalam kedua cara penanaman tersebut sangat berbeda. Kegiatan ekonomi yang bersifat dualitistis berlangsung dalam hampir semua sektor kegiatan ekonomi, yaitu disektor primer, manufaktur, dan jasa. Contoh lain, dalam sektor industri, yaitu misalnya dalam industri membuat pakaian. Industri garmen untuk ekspor menggunakan cara memproduksi secara massal, sedangkan penjahit di kampung menghasilkan pakaian berdasarkan pesanan. Juga disektor jasa dijumpai di kota-kota dapat dilihat alat pengangkutan modern seperti bus dan taksi dan pada waktu yang sama dijumpai becak di pinggiran kota. Dalam urusan pinjam meminjam dapat dijumpai bank yang modern dan pemberian kredit kecil-kecilan oleh perorangan yang khusus meminjamkan uang dengan bunga yang tinggi. Hal tersebut memunculkan dualisme sosial di Negara berkembang. Sistem sosial yang pertama relatif modern yang berkembang sebagai akibat penjajahan dan interaksi dalam perdagangan luar negeri. Penetrasi system sosial ini menyebabkan masyarakat berpikir seperti yang terdapat dalam suatu perekonomian modern (seperti dalam perekonomian Negara maju). Akan tetapi di sebagian masyarakat lainnya, system sosialnya tidak mengalami perubahan yang nyata dan pada dasarnya masih bersifat tradisional dan mengikuti tata cara yang diwariskan secara turun temurun.