Anda di halaman 1dari 2

1

Nama : Muhammad Abrar


NIM : 341103094
MK : Orientalisme

Kolonialisme (Imperialisme) Terhadap Orientalisme

Praktik penjajahan yang dilakukan oleh bangsa barat dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu kolonialisme dan imperialisme. Dua istilah tersebutlah yang akan dibahas
dalam artikel ini.
Kolonialisme berasal dari kata colunus (colonia) yang berarti suatu usaha untuk
untuk mengembangkan kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut.
Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumber
daya, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah. Wilayah koloni umumnya adalah
daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan
kolonialisme.
Sedangkan Imperialisme adalah usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk
menguasai negara lain. Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
imperialisme kuno dan imperialisme modern. Imperialisme kuno berlangsung sebelum
revolusi industri dan bertujuan untuk memiliki kekayaan (gold), mencapai kejayaan
(glory), dan menyebarkan agama (gospel). Spanyol dan portugis adalah negara yang
menjalankan imperialisme kuno. Sementara Inggris merupakan negara yang menganut
imperialisme modern.
a. Perbedaan kolonialisme dan imperialisme.
- Kolonialisme bertujuan untuk menguras habis sumber daya alam dari negara
yang bersangkutan untuk diangkut ke negara induk.
- Imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada semua bidang
kehidupan negara yang bersangkutan.
b. Persamaan kolonialisme dan imperialisme
Persamaan kolonialisme dan imperialisme adalah akan membuat negara penjajah
menjadi makmur, sementara yang dijajah semakin menderita.
2

Secara tegas orientalisme menjadi suatu sistem pengetahuan yang secara terus
menerus digali Barat untuk mengidentifikasi Timur sebagai sesuatu yang berbeda dan
berada di bawah Barat. Lebih lanjut, dalam pandangan Edward Said, ia mengatakan
bahwa situasi semacam itu di satu pihak seola-olah menunjukkan ada lumbung yang
dinamakan Timur di mana semua sikap Barat yang otoritatif, anonim dan tradisional
terhadap Timur ditumpukkan tanpa banyak pikir. Sementara di sisi lain, sesuai dengan
tradisi tukang dongeng, orang bisa saja menceritakan pengalaman mengenai Timur atau
yang terjadi di Timur yang dianggap tidak sesuai dengan semua sikap Barat.
Orientalisme didiagnosis sebagai wacana yang menciptakan atau mengorientasi
Timur untuk tujuan-tujuan konsumsi imperial. Timur yang muncul dalam orientalisme
adalah sebuah representasi yang dikerangkakan oleh seluruh rangkaian kekuatan yang
membawa Timur dalam pemahaman Barat, kesadaran Barat, dan kemudian, dalam
kekuasaan Barat. Sebagai tambahan, bahwa orientalisme lebih tertarik untuk memberi
perhatian pada pembuatan makna-makna kolonial dan pada konsolidasi kolonial.
Wacana kolonial dari orientalisme tersebut didukung oleh sistem tradisi,
kekuasaan, dan sistem pengetahuan yang sengaja diciptakan untuk mendomestifikasi
Timur menjadi sesuatu yang lain (otherness). Konstruksi superior barat sebagaimana
disebutkan bersifat hierarkis dan oposisional yang tidak adil dan menindas karena Eropa
dicitrakan sebagai pelopor peradaban sehingga dibenarkan untuk melakukan
kolonialisasi, menguasai atau menjinakkan yang lain. Penjinakan yang dilakukan oleh
Barat terhadap Timur melalui integrasi pencitraan atau stereotipe adalah upaya
penegasan dominasi. Wacana kolonial merupakan konsep kunci yang dikritik oleh
poskolonial. Di Hindia Belanda, integrasi wacana kolonial dilakukan secara intensif
dengan membentuk sosok inlander yang jinak dari sistem dominasi kolonial.
Sumber Rujukan :
Nyoman Kutha Ratna. 2008. Postkolonialisme Indonesia: Relevansi Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
W. Edward mSaid. 2001. Orientalisme. Diterjemahkan oleh Asep Hikmat. Bandung:
Penerbit Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai