Anda di halaman 1dari 3

1

Nama : Muhammad Abrar


NIM : 341103094
MK : Orientalisme

Perbedaan al-Quran dan Injil

Al-Quran memiliki keistimewaan-keistimewaan yang membedakannya dengan
kitab-kitab sebelumnya diantaranya ialah:
Al-Quran merupakan kitab yang syamil yang mencakup seluruh ajaran Tuhan
yang ada pada kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya (Taurat, Injil, dan Zabur) dan
lain-lain. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Maidah:48 Dan Kami telah
turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap
Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah
turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami
berikan aturan dan jalan yang terang.
Pada ayat di atas disebutkan bahwa Allah swt memerintahkan kepada nabi supaya
dalam memutuskan segala persoalan yang timbul di antara seluruh umat manusia ini
dengan menggunakan hukum dari al-Quran, baik orang-orang yang beragama Islam atau
pun golongan ahlul kitab (kaum Nasrani dan Yahudi) dan jangan sampai mengikuti hawa
nafsu mereka sendiri saja.
Ajaran-ajaran yang termuat dalam al-Quran adalah kalam Allah yang terakhir
untuk memberikan petunjuk dan bimbingan yang benar kepada umat manusia, inilah
yang dikehendaki oleh Allah supaya tetap sepanjang masa, kekal untuk selama-lamanya.
Maka dari itu jagalah kitab al-Quran agar tidak dikotori oleh tangan-tangan yang hendak
mengotori kesuciannya, hendak mengubah kemurniannya, hendak mengganti isi yang
sebenarnya atau pun hendak menyusupkan sesuatu dari luar atau mengurangi
kelengkapannya.Allah berfirman dalam surat fusshilat:41-42 Sesungguhnya Al Quran
itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik
2

dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana
lagi Maha Terpuji. Dan juga firman-Nya dalam surat al-Hijr:9 Sesungguhnya Kami-
lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
Adapun tujuan menjaga dan melindungi al-Quran dari kebatilan, kepalsuan dan
pengubahan tidak lain hanya agar supaya hujah Allah akan tetap tegak di hadapan
seluruh manusia, sehingga Allah swt dapat mewarisi bumi ini dan siapa yang ada di atas
permukaannya.
Kitab Suci al-Quran yang dikehendaki oleh Allah akan kekekalannya, tidak
mungkin pada suatu hari nanti akan terjadi bahwa suatu ilmu pengetahuan akan mencapai
titik hakikat yang bertentangan dengan hakikat yang tercantum di dalam ayat al-Quran
Sebabnya tidak lain karena al-Quran adalah firman Allah swt, sedang keadaan yang
terjadi di dalam alam semesta ini semuanya merupakan ciptaan Allah swt pula. Dapat
dipastikan bahwa firman dan amal perbuatan Allah tidak mungkin bertentangan antara
yang satu dengan yang lain. Bahkan yang dapat terjadi ialah bahwa yang satu akan
membenarkan yang lain.
Dari sudut inilah, maka kita menyaksikan sendiri betapa banyaknya kebenaran
yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern ternyata sesuai dan cocok dengan apa
yang terkandung dalam al-Quran. Jadi apa yang ditemukan adalah memperkokoh dan
merealisir kebenaran dari apa yang sudah difirmankan oleh Allah swt. sendiri.Firman
Allah dalam surat Fushilat: 53, Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas
bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakkah cukup bahwa sesungguhnya
Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
Allah swt. berkehendak supaya kalimat-Nya disiarkan dan disampaikan kepada
semua akal pikiran dan pendengaran, sehingga menjadi suatu kenyataan dan perbuatan.
Kehendak semacam ini tidak mungkin berhasil, kecuali jika kalimat-kalimat itu sendiri
benar-benar mudah diingat, dihafal serta dipahami. Oleh karena itu al-Quran sengaja
diturunkan oleh Allah swt dengan suatu gaya bahasa yang istimewa, mudah, tidak sukar
bagi siapapun untuk memahaminya dan tidak sukar pula mengamalkannya, asal disertai
dengan keikhlasan hati dan kemauan yang kuat.

3

Sedangkan mengenai Injil, yang sekarang (Bibel) bukanlah Injil yang diturunkan
kepada Isa `alaihis salam. Banyak kemiripan dan perbedaan di antara Injil-injil sinoptik
(Matius, Markus, dan Lukas) dapat dijelaskan dengan mengasumsikan bahwa para murid
dan orang-orang Kristen mula-mula lainnya telah menghafalkan di luar kepala dari apa
yang Yesus katakan dan lakukan, namun mereka bebas untuk menyampaikan informasi
ini dalam bentuk-bentuk yang bervariasi, dengan tetap selalu memelihara apa yang
penting dari ajaran-ajaran dan perbuatan Yesus.
Yang menarik bahwa variasi di antara Injil-injil sinoptik dalam bagian manapun
berkisar antara 10 sampai dengan 40 persen. Keempat Injil dalam Alkitab amat sangat
konsisten lainnya menurut standar-standar kuno, yang merupakan satu-satunya standar
dengan apa mereka dapat menilai secara adil.
Ironisnya, bila keempat Injil identik antara satu dengan lainnya, kata demi kata, ini
akan membangkitkan tuduhan bahwa para penulisnya telah sama-sama bersekongkol
untuk menyelaraskan kisah-kisah mereka terlebih dahulu, dan akan menimbulkan
keraguan terhadap mereka.
Terdapat cukup variasi antara keempat Injil menunjukkan bahwa tidak mungkin
terjadi suatu persesuaian bersama terlebih dahulu di antara mereka. Pada saat yang sama
menunjukkan bahwa mereka adalah narator yang tidak bergantung dari catatan besar
yang sama. Dalam ratusan tahun terakhir, arkeologi telah berulangkali menggali
penemuan-penemuan yang menegaskan rujukan-rujukan spesifik dalam keempat Injil,
dan di dalamnya tersebut begitu banyak terdapat kontradiksi.
Sumber Rujukan:
Tulisan: Ustadz Muhalimin Mahir, MA
Lee Strobel. 1998. Pembuktian Atas Kesalahan Kristus.Penerbit: Gospel Press.

Anda mungkin juga menyukai