ANOMALI INDONESIA SEBAGAI ROLE MODEL DEMOKRATISASI DI KAWASAN
ASEAN (ASSOCI ATI ON OF SOUTHEAST ASI A NATI ONS)
Disusun Oleh: Zulfikar Tito Enggartiarso F1I012003 Donna Fittah Prisdita F1I012007 Nur Habibah F1I012008 Suryani F1I012028 Mansoor Ahmad Syahid F1I012034 Eviedha Khairunnisa F1I012044 Teguh Haryadi Jumena F1I012045 Muhammad Riyaditia Danang F1I012050 Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto 2014 Page 2 of 21
DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan 3 BAB II Pembahasan a. Kondisi Demokratisasi di Kawasan ASEAN . 4 b. Perbandingan Sistem dan Budaya Politik antara Indonesia, Singapura, Myanmar dan Malaysia 6 c. Kondisi Demokrasi di Indonesia .. 11 d. Indonesia dan Usaha Sosialisasi Demokrasi ... 13 e. Hipotesis Seymour Martin Lipset .. 15 f. Tingkat Kesejahteraan di Indonesia . 16 BAB III Kesimpulan .. 20 Daftar Pustaka 21
Page 3 of 21
BAB I Pendahuluan ASEAN merupakan salah satu kawasan regional yang mempunyai stabilitas yang cukup tinggi di dunia, konflik-konflik yang terjadi masih dalam taraf internal negara dan tidak terlalu mempengaruhi hubungan-hubungan antar negara di kawasan ASEAN itu sendiri. Mungkin kondisi demokrasi di negara-negara di kawasan ASEAN tidak bisa digeneralisasikan secara sama semuanya tetapi negara-negara di ASEAN, dewasa ini, mulai banyak memperkenalkan elemen- elemen demokrasi untuk menggantikan banyak sistem aristokrasi dan lain-lain. Brunei Darussalam, Malaysia dan Kamboja mulai banyak membuka ruang bagi kebebasan berpendapat dan lain-lain. Kamboja baru-baru ini melakukan pemilihan umum secara demokratis di tahun 2013 dan diikuti oleh 8 partai, ini merupakan progres yang cukup mengagumkan dari sebuah negara yang tadinya banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai sosialisme. Indonesia merupakan negara yang dipandang mengimplementasikan elemen-elemen demokrasi lebih baik daripada negara-negara lain di ASEAN, ini mengakibatkan Indonesia dianggap sebagai role model bagi pengimplementasian nilai-nilai demokrasi. Indonesia diasumsikan sebagai negara yang cukup berpengaruh dalam kebijakan-kebijakan ASEAN yang berkaitan dengan demokrasi, bahkan pengaruh Indonesia juga sampai dalam ranah internasional. Bali Democracy Forum merupakan sebuah usaha Indonesia dalam mensosialisasikan elemen- elemen demokrasi. Tapi demokrasi di Indonesia ternyata tidak seperti yang diungkapkan oleh Martin Seymour Lipset, seorang ahli politik dari Amerika Serikat, bahwa semakin sejahtera suatu negara maka makin demokrasilah negara itu. Seperti yang kita tahu, tingkat kesejahteraan di Indonesia tidak lebih baik dari negara-negara yang tidak menerapkan demokrasi sebaik Indonesia seperti Singapura dan Thailand. Ini menjadi sebuah anomali tersendiri buat kita sebagai sebuah akademisi, ini yang akan kita bahas dalam makalah ini. Bahwa tidak semua bisa diimplementasikan dari hipotesis SM Lipset.
Page 4 of 21
BAB II Pembahasan A. Kondisi Demokratisasi di Kawasan ASEAN Asia Tenggara adalah sebuah kawasan yang mempunyai keberagaman budaya yang cukup tinggi, begitu juga dengan suku, ras dan agama yang mempunyai tingkat heterogenitas yang cukup tinggi. Menurut Prof. Dr. Hafid Abbas, situasi di ASEAN sangatlah tidak bisa diprediksi karena terkadang kondisi bisa kondusif tetapi bisa juga menimbulkan gejolak-gejolak yang tidak pernah terduga sebelumnya. Menurut beliau pula, sulit untuk menemukan perekat yang bisa merekatkan perbedaan-perbedaan yang ada diantara negara-negara di ASEAN, jikalau kita sudah bisa menemukan perekatnya, kita bisa mengelola kebhinekaan ini dengan baik dari segi ideologi, politik, ekonomi dan juga sosial budaya. 1 Begitu pula dengan proses demokrasi atau demokratisasi yang terjadi di negara-negara anggota ASEAN, berbeda negara, berbeda pula penerapan dari elemen-elemen demokrasi itu sendiri di negara-negara anggota ASEAN. Masing- masing negara di ASEAN mempunyai cara interpretasi sendiri terhadap sistem demokrasi. Prof. Dr. Jimly Asshidiqie pernah menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini setelah Amerika Serikat dan India, Indonesia seharusnya mampu untuk menjadi leader dalam bidang demokrasi di kawasan ASEAN tetapi tingkat integritas dari institusi politik di Indonesia masih kurang. Thailand merupakan negara yang mempunyai masalah demokrasi yang cukup banyak seperti kudeta yang selalu terjadi dan lain- lain, Filipina juga merupakan negara yang menerapkan demokrasi tetapi mempunyai tingkat heterogenitas yang lebih rendah daripada yang dimiliki oleh Indonesia, ini yang menyebabkan Filipina dan Indonesia juga menjadi sebuah model bagi negara-negara lainnya di ASEAN dalam bidang demokrasi. 2
1 http://www.politik.lipi.go.id/in/kegiatan/293-fgd-asean-piagam-asean-perkembangan-isu-demokrasi-dan-ham- di-negara-negara-asean-studi-kasus-indonesia-filipina-dan-thailand.html (diakses tanggal 5 Juni 2014, jam 00.41 WIB) 2 Ibid. Page 5 of 21
Masih ada beberapa lagi negara-negara di ASEAN yang tidak menerapkan secara penuh sistem demokrasi yang sesungguhnya. Seperti Malaysia yang membatasi ruang kebebasan pers dan merenggut keleluasaan berpendapat yang seharusnya dimiliki oleh masyarakat. Disana juga masih banyak kebijakan-kebijakan yang lebih menguntungkan orang pribumi dan mendiskriminasi masyarakat non-pribumi. Ini menjadi masalah tersendiri apalagi kehidupan politik di Indonesia hanya dikuasai oleh satu partai yaitu UMNO. Myanmar seperti yang kita tahu merupakan negara yang lebih dikuasai oleh militer daripada pihak-pihak sipil. Pemerintah junta militer tidak segan-segan untuk bertikai dengan siapapun yang mempertanyakan legitimasi mereka dalam memimpin negara, bahkan para biksu. Ini menjadikan demokratisasi disana berjalan lambat bahkan tidak berjalan dibawah era 2010an. Setelah tekanan dari pihak internasional untuk melakukan pemilihan umum secara demokratis, barulah pemerintah Myanmar banyak melakukan pembebasan atas tahanan-tahanan politik seperti Aung San Suu Kyi. ASEAN sebagai organisasi regional dilihat tutup mata atas terjadinya hal-hal tersebut. Singapura merupakan negara kecil yang tingkat kesejahteraannya paling tinggi diantara negara-negara ASEAN lainnya. Sistem demokrasi di Singapura sendiri tidak berjalan lancar karena kesadaran politik yang cukup rendah di masyarakat serta masyarakat disana terlalu fokus pada peningkatan ekonomi. Singapuran juga merupakan penggerak ekonomi ASEAN dan juga merupakan partner dekat dari Amerika Serikat di kawasan Asia Tenggara. 3
Negara lainnya yaitu Kamboja. Berdasarkan Konstitusi tahun 1993, Kamboja adalah sebuah negara kerajaan yang menganut sistem demokrasi liberal, pluralisme dan berorientasi pada ekonomi pasar. Seperti dalam negara kerajaan lainnya, raja hanyalah kepala negara dan kepala pemerintahan diserahkan pada Perdana Menteri. 4 Walaupun masih ada elemen aristokrasi di Kamboja, demokrasi disana berjalan dengan lancar. Seperti pemilihan umum yang terjadi di Kamboja pada tahun 2013, pemilu yang diikuti oleh delapan partai politik ini berlangsung aman dan damai. Meskipun memang terjadi beberapa kasus seperti partai oposisi setempat yang
3 http://www.anneahira.com/perbandingan-sistem-politik.htm (diakses tanggal 5 Juni 2014, jam 01.11 WIB) 4 http://www.antaranews.com/berita/257482/profil-asean-kamboja-monarki-demokratis-liberal (diakses tanggal 5 Juni 2014, jam 01.25 WIB) Page 6 of 21
mengadukan dugaan kecurangan dan lain-lain, tetapi situasi kondusif masih bisa diciptakan di Kamboja. 5
Laos tadinya merupakan negara yang cukup sosialis tetapi sekarang mulai membuka diri pada elemen-elemen demokrasi dan sudah mulai proses pada sistem multipartai ketika pemilihan umum diadakan disana. Vietnam juga merupakan negara yang cukup sosialis karena kedekatan hubungan dengan Republik Rakyat Tiongkok, sistem pemerintahan di Vietnam bisa disebut sebagai republik sosialis yang semi-presidensil dan dimana presiden menjadi kepala negara dan perdana menteri menjadi kepala pemerintahan, serta di Vietnam hanya ada partai tunggal yaitu Partai Komunis Vietnam. 6
Brunei Darussalam merupakan sebuah negara di ASEAN yang mempunyai sistem politik yang cukup unik, kepala pemerintahan dan kepala negaranya adalah seorang Sultan. Sistem rekrutmen yang dilakukan oleh sultan untuk menduduki pemerintahan cenderung tertutup, tetapi walaupun begitu, hampir tidak ada konflik yang terjadi karena rakyat merasa sultan sangat memikirkan rakyatnya. 7 Thailand adalah sebuah negara berbentuk monarki konstitusional, artinya kekuasaan kerajaan dibatasi oleh hukum-hukum negara. Tetapi batasnya menjadi tidak jelas ketika banyak sekali intervensi-intervensi yang dilakukan pihak kerajaan kepada pemerintahan. Kebebasan berpendapat dan berorganisasi juga sangat terkekang di Thailand, ini menjadi demokratisasi disana berjalan lambat. 8
B. Perbandingan Sistem dan Budaya Politik antara Indonesia, Singapura, Myanmar dan Malaysia Pengertian Budaya Politik menurut para ahli adalah sebagai berikut, 1. Menurut Gabriel Almond dan S. Verba, budaya politik merupakan suatu sikap orientasi warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam perannya, dan sikap terhadap peranan warga negara dalam sistem tersebut (Civic Culture. 1991:21)
5 http://news.detik.com/read/2013/07/27/231720/2316414/10/damainya-pesta-demokrasi-di-kamboja (diakses tanggal 5 Juni 2014, jam 01.35 WIB) 6 http://www.anneahira.com/sistem-pemerintahan-vietnam.htm (diakses tanggal 5 Juni 2014, jam 01.46 WIB) 7 http://www.anneahira.com/sistem-pemerintahan-brunei.htm (diakses tanggal 5 Juni 2014, jam 01.50 WIB) 8 http://www.suarapembaruan.com/home/krisis-demokrasi-di-negeri-monarki-thailand/45482 (diakses pada tanggal 5 Juni 2014, jam 01.59 WIB) Page 7 of 21
2. Mochtar Masoed dan Colin MacAndrews menjelaskan bahwa budaya politik adalah sikap dan orientasi warga negara terhadap kehidupan pemerintah negara dan politiknya. (Perbandingan Politik. 1986:23) Secara umum, budaya politik suatu negara dapat dilihat dari bagaimana penyikapan pemerintah dan warga negara tersebut terhadap berbagai model pemerintahan dan politik. Budaya politik suatu negara tidak dapat terlepas dari akar budaya atau nilai-nilai yang terdapat pada masyarakat negara tersebut, karena suatu sikap atau orientasi seseorang merupakan interpretasi dari nilai-nilai yang mereka yakini. Dalam penulisan ini, kami mengambil titik penting dari budaya kebebasan berpendapat yang juga menjadi salah satu poin penting dalam demokrasi. Indonesia Secara letak geografis, Indonesia merupakan sebuah negara dengan luas wilayah paling luas dan paling besar jumlah kependudukannya di wilayah Asia Tenggara. Maka tingkat kemajemukan di dalam masyarakatnya pun otomatis tinggi. Tingkat kemajemukan yang sangat tinggi di masyarakat dan pemerintah membuat sikap dan orientasi masyarakat terhadap proses demokrasi menjadi lebih fleksibel, maksudnya adalah proses demokrasi di Indonesia sangat membebaskan semua orang dalam opini dan pendapatnya masing-masing tanpa ada batasan yang terlihat jelas. Idealisme toleransi menjadi dasar perjalanan sistem politk terlebih setelah Reformasi 1998 dan amandemen Konstitusi Indonesia (UUD 45). Semua individu di negara memilih sikap dan orientasi dari nilai-nilai yang mereka yakini sendiri, hal ini membuat kehidupan demokrasi di Indonesia menjadi demokrasi yang menurut Amien Rais, Ultra Demokrasi atau demokrasi yang berlebihan tanpa batasan, melesat seperti mobil tanpa rem. Implikasinya adalah, tingkat konflik yang harusnya dengan kebebasan ini dapat ditekan malah menjadi semakin memanas diantara para kelompok karena meluasnya opini-opini publik yang sulit di filter sehingga menjadi titik provokasi di dalam masyarakat. Opini publik yang berkembang tanpa batas ini juga dipengaruhi oleh faktor tingkat pendidikan yang kurang maksimal di Indonesia, khususnya pendidikan politik. Secara umum, masyarakat Indonesia sudah merupakan masyarakat yang melek politik, namun belum pada pemahaman politik itu sendiri. Dilihat dari antusiasme masyarakat pada Page 8 of 21
setiap penyelenggaraan acara perpolitikan Indonesia, masyarakat hampir kebanyakan mengikuti perkembangan tersebut. Dimulai dari media cetak, elektronik, hingga media sosial. Namun, karena pendidikan dan pemahaman yang kurang terhadap pemfilteran berita, masyarakat Indonesia masih sering terprovokasi oleh opini-opini yang belum jelas kebenarannya. Singapura Sedangkan di Singapura, merupakan sebuah negara kecil yang terletak di Selat Malaka dan bertetanggaan secara langsung dengan Indonesia dan Malaysia. Secara budaya, Singapura juga merupakan negara dengan tingkat kemajemukan dan kemultikultural yang cukup tinggi. Etnisitas masih menjadi identitas politik mereka. Namun, yang membuat Singapura unik adalah, dengan kemajemukannya di Singapura terdapat partai besar yang berkuasa yaitu Partai Aksi Rakyat. Partai ini merupakan partai pemerintahan yang membawa Singapura menjadi salah satu negara maju saat ini. Pemerintah Singapura merupakan pemerintah yang fokus terhadap pembangunan ekonomi dibanding proses demokratisasi di Singapura. Dilihat dari berbagai kebijakan yang terlihat membatasi ruang gerak masyarakat dalam berpendapat di Singapura. Seperti dilarangnya aksi turun ke jalan. Proses ini ditambah pada rasa partisipasi masyarakat yang rendah akan kepekaan politik di Singapura dalam prinsip masyarakat Singapura, siapapun penguasanya maka yang terpenting adalah bisnis yang mereka jalankan. Etnosentrisitas Konfusianisme yang dibawa oleh pemerintahan Singapura juga menjadi permaasalahan demokrasi tersendiri. Suatu statement yang diungkapkan oleh Perdana Menteri Singapura pertama, Lee Kwan Yew yang juga perancang sistem politik dan pemerintahan Singapura yaitu, proses multikultural didalam negara dengan tingkat kemajemukan yang tinggi di Singapura tidak akan berhasil. Maka dijadikanlah Singapura sebagai salah satu cabang etnis Cina atau konfusianisme di Asia Tenggara. Malaysia Demokrasi adalah suatu ideologi politik yang lahir dari evolusi pemikiran liberalisme yang menekankan kepada kebebasan dan kedaulatan yang mengutamakan individualisme. Pada dasarnya negara demokrasi harus menonjolkan tujuh ciri-ciri utama; pertama, kebebasan bersuara, media massa yang bebas dan independen, pemilu diadakan secara konsisten, bebas dan Page 9 of 21
adil, ada kebebasan berorganisasi, pemerintahan yang berdaulat, menghormati hak minoritas dan hukum yang adil dan tegas. 9
Malaysia boleh menganggap bahwa dia adalah sebuah negara demokrasi karena telah memenuhi syarat yang disebutkan di atas. Demokrasi di Malaysia hanya bersifat samar-samar saja, karena dalam praktiknya tidak seperti teori yang telah dijelaskan. Hal tersebut tidak mengherankan karena sistem politik di Malaysia sebenarnya diwarisi dan disesuaikan dari Inggris yang menerapkan demokrasi. 10
Di Malaysia, pemilu telah diadakan secara tetap dan konsisten sebanyak 12 kali. 11 Dalam kenyataannya penguasaan dan manipulasi 3M (money, media & machinery) sewaktu pemilu juga terjadi di Malaysia. Oleh karena itu demokrasi tidak begitu berjalan dengan sebagaimana mestinya, karena adanya rekayasa dalam pelaksanaan pemilu di Malaysia sendiri. Di sisi lain rakyat Malaysia juga tidak begitu mempersoalkan permasalahan tersebut, dikarenakan mereka merasa nyaman dengan adanya sistem demokasi yang telah berjalan. Dengan adanya manipulasi dalam pemilu menjadikan salah satu partai di Malaysia menjadi dominan dan selalu memenangkan pemilu yang diselenggarakan. Kesadaran rakyat Malaysia tidak begitu nampak dalam mewujudkan demokrasi yang sebenarnya, demokrasi yang ada di Malaysia merupakan demokrasi yang unik, unik karena disesuaikan dengan budaya sosial yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat di Malaysia. Sampai saat ini belum pernah ada pergolakan rakyat secara besar-besaran untuk menuntut diterapkannya nilai-nilai demokrasi secara utuh. Rakyat Malaysia merasa nyaman dengan jalannya pemerintahan yang ada sampai saat ini, hal tersebut dikarenakan kehidupan mereka telah terjamin dengan kemapanan ekonomi yang ada. Myanmar Myanmar atau Burma merupakan sebuah negara kesatuan dengan sistem pemerintahan presidensial. Lembaga legislatif di Myanmar terdiri atas dua kamar, yaitu: House of Nationalities (Amyotha Hluttaw) sebagai kamar atas dan House of Representatives (Pyithu
9 Zaini Othman, Demokrasi di Negara Sedang Membangun: Pengalaman Asia Tenggara, 2006, hal. 23. 10 Milne, R. S. & Mauzy, D. K, Politics and Government in Malaysia, 1978, hal. 75. 11 Mujibu Abd Muis, Politik Permuafakatan: Satu Analisa Terhadap Amalan Politik di Negara-negara Bermasyarakat Majmuk, 2009, hal. 59. Page 10 of 21
Hluttaw) sebagai kamar bawah. Gabungan antara kedua kamar disebut sebagai Assembly of the Union (Pyidaungsu Hluttaw), yang juga terdapat di tingkat regional (Region Assembly) atau negara bagian (State Assembly). 12
Proses pemilu yang diadakan di Myanmar pada tahun 2010 dan 2012 20 tahun setelah terjadinya pembatalan hasil pemilu pada tahun 1990, merupakan tanda telah dimulainya electoral democracy di Myanmar. Fakta di lapangan menunjukkan terjadinya banyak penyimpangan. Pemilihan umum pada tahun 2010 dilaksanakan melalui dasar-dasar hukum yang cenderung bias dan parsial. 13
Penyusunan Konstitusi 2008, sebagai dasar hukum dilaksanakannya pemilu 2010, merupakan usaha militer, dalam hal ini Than Shwe, untuk membentuk pemerintahan sipil yang berada di bawah kontrol militer. Pembentukan pemerintahan sipil yang dipimpin oleh Thein Sein mantan jenderal militer dan juga merupakan kaki tangan Than Shwe merupakan strategi Than Shwe agar tidak terjadi kudeta yang dilakukan oleh faksi militer lain terhadapnya. Sementara itu, partai politik oposisi harus menghadapi berbagai aturan yang menghambat kebebasan mereka untuk berpartisipasi dalam proses pemilihan umum. 14
Pemilihan umum pada tahun 2012 menunjukkan sedikit perkembangan. Berbagai reformasi di bidang politik, yang meskipun sarat akat kepentingan, telah dilakukan oleh Thein Shein. Meskipun memenangkan pemilu 2012, NLD masih belum mempunyai kekuatan yang cukup untuk melakukan perubahan terhadap dasar-dasar hukum Myanmar yang pada hakikatnya tidak pro-demokrasi. 15
12 Michael F. Martin, Burmas 2010 Elections: Implications of the New Constitution and Election Laws,Congressional Research Service (April 2010): 1, http://www.fas.org/sgp/crs/row/R41218.pdf (diakses pada tanggal 03 Juni 2014, pukul 16.25). 13 Ibid. 14 Philipe C. Schmitter dan Terry Lyn Karl, What Democracy Is and Is Not, Journal of Democracy, Vol. 2, No.3 (1991) hal. 114. 15 Ibid. Page 11 of 21
C. Kondisi Demokrasi di Indonesia
a. Demokrasi dari sisi Pemilu Di dalam negara demokrasi, pemilihan umum merupakan salah satu unsur yang sangat vital, karena salah satu parameter mengukur demokratis tidaknya suatu negara adalah dari bagaimana perjalanan pemilihan umum yang dilaksanakan oleh negara tersebut. Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyat. Implementasi dari pemerintahan oleh rakyat adalah dengan memilih wakil rakyat atau pemimpin nasional melalui mekanisme yang dinamakan dengan pemilihan umum. Jadi pemilihan umum adalah satu cara untuk memilih wakil rakyat. Pemilihan umum mempunyai beberapa fungsi yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Pertama, sebagai sarana legitimasi politik. Fungsi legitimasi ini terutama menjadi kebutuhan pemerintah dalam sistem politik yang mewadahi format pemilu yang berlaku. Melalui pemilu, keabsahan pemerintahan yang berkuasa dapat ditegakkan, begitu pula program dan kebijakan yang dihasilkannya. Dengan begitu, pemerintah, berdasarkan hukum yang disepakati bersama, tidak hanya memiliki otoritas untuk berkuasa, melainkan juga memberikan sanksi berupa hukuman dan ganjaran bagi siapapun yang melanggarnya. 16
Demokrasi dari sisi Kebebasan Berpendapat Terminologi dari berfikir kritis dalam konteks batas-batas kebebasan menyampaikan kritik di Indonesia parameternya tidak dicarikan dalam demokrasi yang berdasarkan pada kedaulatan rakyat yang betumpu pada paham induvidualisme, manusia itu lahir merdeka dan hidup merdeka. Ia boleh berbuat apa saja sesuka hatinya, asal jangan mengganggu keamanan orang lain. Terminologi kebebasan menyampaikan kritik di masyarakat kita parameternya dicari
16 http://www.damang.web.id/2013/02/demokrasi-dan-pemilu.html (diakses tanggal 5 Juni 2014, jam 01.00 WIB) Page 12 of 21
dalam demokrasi yang bertumpu pada kedaulatan rakyat yang berdasarkan rasa bersama kolektiviteit. Selain itu, secara proporsional kebebasan menyampaikan kritik tidak dapat dilepaskan dari apa yang yang dinamakan kepekaan. Dalam konteks ini harus dipenuhi adanya kesediaan untuk memahami perkembangan yang berlansung. Dengan kesedian yang demikian, akan dipahami apa yang ada dalam diri kita adalah the real reality, tetapi orang lain juga punya konsep tentang the real reality.
Dengan demikian untuk mengimplementasikan kebebasan menyatakan pendapat dan menyampaikan kritik, tidak sepenuhnya ditentukan atau didukung oleh ada atau tidak adanya rasa bebas dari rasa takut. Malainkan lebih dimungkinkan oleh terpenuhinya prasyarat; yakni keterbukaan secara timbal balik. Keterbukaan --apakah reflektif atau partisipatif-- itu tidak semata-mata didorong niat baik, tetapi yang tidak kalah penting adalah bersendikan skill untuk refleksi dan penyidikan. Dengan begitu, orang tidak perlu takut menyampaikan pendapatnya atau menyampaikan kritik karena memang rasional dan tentunya disertai dengan rasa tanggung jawab serta etika. b. Demokrasi dari sisi Sistem Multipartai Di Indonesia sistem multi partai terjadi pada era pasca kemerdekaan yang merupakan pemilu (pemilihan umum) pertama di negeri ini tepatnya pada tahun 1955 yang diikuti lebih dai 30 parpol (partai politik). Hal ini juga terulang pada era pasca reformasi setelah tumbangnya Orde Baru yang dipimpin oleh mantan presiden Soeharto, yaitu pada pemilu tahun 1999 dengan 48 parpol, pemilu tahun 2004 dengan 24 parpol, dan pemilu tahun 2009 dengan 34 parpol. Pertumbuhan jumlah partai di Indonesia tidak dapat dibendung karena pelarangan pembentukan partai politik baru akan melanggar Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 yang merupakan dasar Demokrasi Pancasila. Sehingga sistem multi partai di Indonesia tidak akan terelakkan walaupun dengan Electoral Threshold ataupun Parlementary Threshold. Sistem multi partai yang dianut Indonesia memiliki kelebihan dan juga kekurangan tergantung dari sisi mana sistem ini dilihat. Sistem multi partai sangat mendukung penerapan Demokrasi Pancasila yang berdasar padaUUD 1945 terutama pasal 28 tentang kebebasan berkumpul dan berpendapat. Selain itu Page 13 of 21
sistem ini juga dapat menampung dan mempersatukan keanekaragaman yang ada di Indonesia. Dan aspirasi rakyat di daerah-daerah akan lebih tertampung sehingga mengurangi kemungkinan sentralisasi politik dan ekonomi di negara ini, namun hingga kini setelah lebih dari 10 tahun penerapan sistem multi partai di Indonesia sentralisasi masih saja terjadi. Kelemahan atau kekurangan sistem multi partai kini dapat lebih dirasakan daripada kelebihannya contohnya kebingungan masyarakat, anggaran pemilu yang membengkak, dan sistem ini dirasa kurang efektif bila dikolaborasikan dengan sistem pemerintahan presidensial. Kebingungan biasanya terjadi pada masyarakat kalangan bawah yang tingkat pendidikannya rata-rata masih rendah, bila harus dihadapkan dengan puluhan partai politik yang berbeda-beda mereka akan bingung menentukan pilihan sehingga yang dipilih bukanlah pilihan dari hati nuraninya. Anggaran pemilu juga akan membengkak dikarenakan biaya administratif juga bertambah dan semakin banyak parpol tentu akan menimbulkan permasalahan yang lebih banyak yang pemecahanya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Masih dari segi biaya permasalan juga timbul dari banyaknya dana yang dibutuhkan untuk membuat sebuah partai baru dan tentu saja dana tersebut berasal dari para anggota partai tersebut, bayangkan saja berapa dana yang dibutuhkan untuk meyelengggarakan pemilu. Kekurangan berikutnya dari sistem multi partai adalah ketidak-efektifannya bila disandingkan dengan sistem pemerintahan presidensial yang dianut Indonesia apalagi ditambah dengan sistem pemilihan presiden langsung. Sehinga partai pemenang pemilu yang memiliki kursi legislatif lebih banyak belum tentu calon presidennya terpilih menjadi presiden. Sehingga kebijakan presiden terpilih dapat ditarik ulur oleh legislatif bila tidak menguntungkan partai yang memilki banyak anggota di legislatif, apalagi pembentukan kabinet merupakan hak prerogratif presiden, hal ini dapat menimbulkan kemungkinan adanya penggulingan kekuasaan oleh legislatif seperti yang dikhawatirkan beberapa waktu lalu. Namun hal ini dapat diatasi dengan adanya koalisi beberapa partai. Koalisi pun juga memiliki masalah, contohnya koalisi yang ada pada legislatif saat ini lebih mirip dengan kawin kontrak dan berjalan bila masih ada kontrak saja, bahkan peserta koalisi dapat keluar dari koalisi kapan saja tidak seperti koalisi pada sistem pemerintahan parlementer yang mengikat koalisi hingga akhir masa pemerintahan.
Page 14 of 21
D. Indonesia dan Usaha Sosialisasi Demokrasi Dalam Piagam ASEAN Bab I, pasal 1 ayat 7 yang dikatakan sebagai komunitas ASEAN adalah sebuah komunitas yang ditunjukkan untuk memperkuat demokrasi dan mekindungi Hak Asasi Manusia. Sehingga, negara-negara anggota ASEAN harus memiliki semangat penghargaan atas Hak Asasi Manusia dan kepercayaan pada demokrasi. Terdapat beberapa pertemuan negara- negara ASEAN yang membahas tentang demokrasi yaitu pada pertemuan Bali Democracy Forum pada tanggal 10 Desember 2008 di Nusa Dua Bali, dengan tema Building And Consolidating Democracy : A Strategic Agenda for Asia. Dalam pertemuan tersebut, Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd memberikan bantuan sebesar 3 juta Dollar AS untuk mendukung forum tersebut dan terbentuknya Institute for Peace and Democracy di Indonesia. Dalam pertemuan Bali Democracy Forum tersebut untuk pertama kalinya mantan pemimpin dunia, seperti mantan Presiden AS yaitu George HW Bush dan Jimmy Carter, mantan Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev, mantan Perdana Menteri Australia John Howard, mantan PM Prancis Lionel Jospin, mantan PM Jepang Junichiro Koizumi, serta mantan Presiden Filipina Fidel Ramos dan Corazon Aquino, melayangkan surat kepada Jendral PBB yaitu Ban Ki Moon. Isi surat tersebut yaitu menagih itikad Sekjen PBB Ban Ki Moon yang dilontarkan pada tanggal 11 Oktober 2007 terkait pembebasan Aung San Suu Kyi. Tidak hanya itu, puluhan eraih nobel yang berkumpul pada penyerahan nobel perdamaian kepada mantan Presiden Finlandia yaitu Marti Ahtisaari tanggal 9 Desember 2008 juga mendorong pembebasan Aung San Suu Kyi sebagai peraih nobel perdamaian 1991. Sekjen PBB akhirnya merespon positif terhadap pembebasan Aung San Suu Kyi, dengan meminta seluruh negara di dunia menggunakan pengaruhnya dan kemampuannya agar junta militer memenuhi komitmennya menuju demokrasi (Road map to Democracy). Kasus tersebut membuat ASEAN tidak beranjak kemanapun setelah diratifikasinya ASEAN Charter tanggal 15 Desember 2008. Dengan adanya ASEAN Charter, akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi anggota ASEAN. ASEAN telah memproyeksikan dirinya sendiri untuk menjadi suatu institusi yang terintegrasi, namun disisi lain masih belum mengubah kesetiaannya pada prinsip kedaulatan dan non intervensi. Kesenjangan tersebut merupakan Page 15 of 21
hambatan bagi ASEAN untuk beranjak dari posisinya, untuk menerapkan prinsip-prinsip baru terutama dalam menegakkan HAM dan Demokrasi. Kecenderungan untuk mempertahankan kepatuhan yang rigid terhadap prinsip non intervensi dan kedaulatan oleh ASEAN telah semakin dipertegas dengan dikeluarkannya isu Myanmar dari agenda pembahasan KTT ASEAN ke-13, 2007, di Singapura. Dalam KTT tersebut terjadi perdebatan di antara pemimpin, terkait dengan konsistensi antara penandatanganan piagam yang mendorong pelaksanaan serta perlindungan HAM dan demokrasi, dan bagaimana hal itu akan membawa konsekuensi tegas bagi negara-negara ASEAN untuk menghentikan pelanggaran HAM berat di Myanmar. Krisis di Myanmar memiliki tiga makna penting bagi ASEAN. Pertama, lambannya kemampuan antisipasi dini dari pihak ASEAN. Kedua, krisis Myanmar memperkuat dilemma dari prinsip non intervensi dan kedaulatan negara yang tetap dianut ASEAN sampai sekarang, padahal di era globalisasi seperti sekarang ini seharusnya ASEAN ikut bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi di kawasan. Ketiga, kasus Myanmar mempertegas perlunya mekanisme penyelesaian konflik di dalam tubuh ASEAN hanya bisa berperan sebagai peredam konflik antar negara di kawasan. E. Hipotesis Seymour Martin Lipset Seymour Martin Lipset (18 Maret 1922 31 Desember 2006) merupakan seorang akademisi di bidang kebijakan publik di George Mason University. Dalam bidang demokrasi di Amerika Serikat, dia menuliskan beberapa keilmuan tentang sosiologi, dan demokrasi. Pemikiran Lipset sendiri dipengaruhi oleh beberapa pemikir politik klasik, namun Lipset sendiri lebih condong dipengaruhi oleh pemikiran Aristoteles. Dia juga menuliskan bahwa demokrasi merupakan suatu yang dapat dikomparasi. Dalam hipotesa klasiknya tentang kondisi ekonomi dan demokrasi. 17 Dalam hipotesa tersebut yang berbunyi :The more well-to-do a nation, the greater the chances it will sustain democracy 18 disebutkan bahwa demokrasi dan kondisi ekonomi di suatu negara berjalan secara berbanding lurus, yang mana ketika suatu negara kondisi ekonominya sangat baik, begitu juga kondisi demokrasinya.
17 http://www.theguardian.com/news/2007/jan/12/guardianobituaries.usa (diakses pada 04 Juni 2014, pukul 17.03) 18 http://www.politics.as.nyu.edu/docs/IO/2800/sisson.pdf (diakses pada 04 Juni 2014, pukul 17.03) Page 16 of 21
Kemudian, seiring berjalannya waktu teori teori tersebut dapat dipatahkan dengan bukti bukti yang lebih nyata pada masanya. Sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesa ini tidak sesuai dengan Indonesia, yang mana merupakan suatu anomali dalam demokrasi di Asia Tenggara. Indonesia, merupakan sebuah negara yang tingkat demokrasinya sangatlah tinggi yang mana rakyat dapat mengomentari kepemerintahan pada saat itu, dan media pula dapat menyebarkan informasi tentang kepemerintahan dengan bebas. Namun, dengan demokrasi yang sangat bebas, ekonomi dan pembangunan di Indonesia masihlah sangat kurang dibanding dengan negara negara demokrasi lainnya. Berbanding terbalik dari Indonesia, menurut Human Development Index United Nations Development Programme, di antara banyak negara maju dikatakan bahwa Singapura masuk dalam beberapa negara yang tinggi berdasarkan tingkat ekonomi dan pembangunan manusianya, Singapura mendapatkan posisi di salah satu posisi tertinggi tersebut, namun sayangnya negara tersebut bukanlah negara yang sangat demokratis. 19
F. Tingkat Kesejahteraan di Indonesia Penghidupan yang sejahtera tentunya menjadi dambaan bagi tiap warga Negara di belahan dunia manapun. Tidak dapat kita pungkiri bahwa menciptakan dan memeratakan kesejahteraan penduduk selalu saja menjadi persoalan di berbagai Negara terutama di Negara- negara berkembang seperti Indonesia. Untuk melihat tingkat kesejahteraan sebuah Negara, secara mudah kita dapat melihat bagaimana posisi Negara tersebut menurut Human Development Index (HDI) dan Gross Domestic Bruto (GDP). Human Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia sendiri adalah ukuran patokan yang dijadikan dasar dalam menilai pembangunan jangka panjang melalui tiga dimensi dasar pembangunan manusia seperti harapan hidup, akses untuk memperoleh pengetahuan dan standar hidup yang layak. HDI ini didasarkan pada data internasional dari United Nations Population Division, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Institue for Statistics (UIS) dan World Bank.
19 Diamond Larry, Pembangunan Demokrasi Dan Pembangunan Ekonomi Hubungan Dan Pengaruhnya, hal 55 Page 17 of 21
Menurut data tahun 2012, HDI Indonesia berada di posisi 121 dari 187 negara dan teritori. Naik 3 peringkat dari tahun 2011 dimana Indonesia berada di peringkat 124 dari 187 negara. 20 Tabel dibawah ini menunjukkan peringkat HDI Indonesia dan beberapa negara lain pada tahun 2012. Tabel Peringkat HDI Indonesia dan beberapa Negara ASEAN 21
Disamping pencapaiannya meningkatkan tingkat HDI, posisi Indonesia ternyata tetap berada jauh dibawah beberapa anggota ASEAN yang mencapai HDI yang lebih tinggi seperti Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand dan Philipina. Hal ini secara langsung juga menandai bahwa harapan hidup masyarakat, akses untuk memperoleh pendidkan dan standar hidup di Indonesia belum lebih baik dibandingkan dengan Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand dan Philipina. Disamping HDI, kita juga dapat mengukur tingkat kesejahteraan sebuah negara dengan melihat tingkat GDP-nya. Gross Domestic Bruto atau Produk Domestik Bruto merupakan jumlah pendapatan semua produsen penduduk suatu negara. Dari PDB ini, kita dapat mengukur rata-rata pendapatan penduduk suatu negara atau pendapatan nasional negara. Menurut data dari World Bank, di tahun 2012 Indonesia menempati posisi ke-16 negara dengan PDB 878,043 juta dolar AS melebihi Thailand, Malaysia dan Singapura. PDB Indonesia tahun 2012 juga naik melebihi
20 Human Development Report 2013 by UNDP, http://hdr.undp.org/sites/default/files/Country-Profiles/IDN.pdf diakses pada 04 Juni 2014 pukul 17.02 WIB 21 http://www.thejakartapost.com/news/2013/03/16/ri-makes-progress-hdi-still-below-regional-average.html diakses pada 04 Juni 2014 pukul 17.30 WIB Page 18 of 21
PDB di tahun 2011 yang berjumlah 706,74 juta dolar AS. 22 Dengan ini Indonesia digolongkan sebagai Negara dengan pendapatan menengah kebawah. Gross Domestic Products 2012 23
Ranking Economy (millions of dollars) 1 United States 16,244,600 16 Indonesia 878,043 33 Thailand 365,966
35 Malaysia 305,033 36 Singapore 276,520 189 Tuvalu 40
Indonesia terus mencatat pertumbuhan yang signifikan. Namun begitu, berbagai tantangan bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya masih tetap ada. Dari 234 juta penduduk Indonesia, saat ini lebih dari 32 juta hidup di bawah garis kemiskinan dan sekitar setengah dari seluruh rumah tangga tetap berada di sekitar garis kemiskinan nasional yang ditetapkan pada Rp200.262 per bulan. 24
Selain itu, pertumbuhan lapangan kerja di Indonesia lebih lambat daripada pertumbuhan penduduk. Layanan publik tetap tidak mencukupi berdasarkan standar negara berpendapatan menengah. Indonesia pun mencatatkan prestasi buruk dalam sejumlah indikator terkait kesehatan dan infrastruktur, dan akibatnya, Indonesia mungkin akan gagal mencapai sejumlah target Tujuan Pembangunan Milenium (MDG). Data dari tahun 2009 menunjukkan bahwa Indonesia masih mengalami 307 kematian untuk setiap 100.000 kelahiran hidup, sementara MDG bertujuan untuk menurunkannya menjadi
22 http://www.tribunnews.com/bisnis/2011/11/18/gdp-indonesia-tertinggi-di-asean diakses pada 04 Juni 2014 pukul 10.45 WIB 23 World Development Indicators database by World Bank published on 7 May 2014. 24 http://www.worldbank.org/in/country/indonesia/overview#2, diakses pada 04Juni 2014 pukul 11.18 WIB Page 19 of 21
105 kematian pada tahun 2015. Angka kematian ibu juga masih tinggi, dan mungkin hal ini menjadi salah satu tujuan MDG yang tak bisa dipenuhi. Selain itu, meski telah terjadi kemajuan baru, akses ke peningkatan fasilitas sanitasi saat ini mencatatkan hanya 68 persen dari populasi, yang masih sangat jauh dari target MDG sebesar 86 persen. Untuk iklim usaha, meski tetap positif, masih mengalami tantangan dengan adanya ketidakpastian regulasi, terbatasnya infrastruktur, dan penyesuaian upah minimum.
Page 20 of 21
BAB III Kesimpulan Hubungan antara demokrasi dengan kesejahteraan suatu negara tidak memiliki keterkaitan sama sekali. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan indikator freedom house index di masing-masing negara ASEAN dan juga indikator dari pendapatan per kapita masing-masing negara anggota ASEAN, selain dari indikator-indikator lainnya, seperti GDP dan HDI. Apabila dilihat dari indikator freedom house index dan pendapatan per kapita, meskipun Indonesia dikatagorikan sebagai negara demokratis dengan memiliki indeks, yaitu 2,5, akan tetapi pendapatan per kapita Indonesia masih berada di katagori rendah, yaitu di sekitar 3000. Dengan demikian, apabila dilihat dari keseluruhan indikator yang ada, pengakuan ASEAN terhadap Indonesia sebagai contoh negara demokratis masih patut dipertanyakan apakah indikatornya hanya pada tingkat demokrasi di Indonesia dan menghiraukan tingkat kesejahteraannya atau kedua indikator tersebut dipergunakan, karena pada dasarnya, berdasarkan data-data tersebut, Indonesia memang demokratis secara politik dan patut dijadikan contoh bagi negara-negara anggota lain ASEAN, namun dilihat secara ekonomi makro, kesejahteraan Indonesia masih rendah.
Page 21 of 21
DAFTAR PUSTAKA Milne, R. S. & Mauzy, D. K. 1978. Politics and Government in Malaysia. Singapore: Times Books International. Mujibu Abd Muis. 2009. Politik Permuafakatan: Satu Analisa Terhadap Amalan Politik di Negara-negara Bermasyarakat Majemuk. Kedah: UPENA. Zaini, Othman. 2006. Demokrasi di Negara Sedang Membangun: Pengalaman Asia Tenggara. Bangi: Penerbit UKM. Philipe C. Schmitter dan Terry Lyn Karl. 1991. What Democracy Is and Is Not, Journal of Democracy, Vol. 2, No.3 : 114. Michael F. Martin, Burmas 2010 Elections: Implications of the New Constitution and Election Laws,Congressional Research Service (April 2010): 1, http://www.fas.org/sgp/crs/row/R41218.pdf (diakses pada tanggal 03 Juni 2014, pukul 16.25).