Anda di halaman 1dari 13

BAKTERI, VIRUS DAN JAMUR

Bakteri
Bakteri merupakan makhluk hidup yang terdapat dimana-mana dalam udara yang kita
hirup, di tanah yang kita pijak dan tentu saja dalam tubuh kita. Bahkan sebenarnya, kita
sepenuhnya hidup ditengah-tengah dunia bakteri yang tidak tampak.Bakteri berasal dari
kata Bakterion (yunani = batang kecil). Di dalam klasifikasi, bakteri digolongkan dalam
Divisio Schizomycetes.
Bakteri adalah organisme bersel satu yang terlalu kecil untuk dapat
dilihat kecuali dengan bantuan mikroskop. Mereka berukuran micron
(1/1000 mm). Seperti juga makhluk hidup lain, bakteri membutuhkan
makanan, air dan suhu yang sesuai untuk hidup dan berkembang biak.
Terkadang makhluk kecil ini hidup damai dengan sesamanya tetapi
ada kalanya mereka terlibat peperangan antara hidup dan mati untuk memperebutkan
makanan dan tempat untuk hidup. Kita tidak dapat secara langsung melihat, mendengar
ataupun merasakan drama kehidupan bakteri ini, tetapi mereka mempunyai berbagai cara
supaya kehadirannya dapat kita rasakan.
Ciri-ciri Umum bakteri
Tubuh uniseluler (bersel satu)
Tidak berklorofil (meskipun begitu ada beberapa jenis bakteri yang memiliki pigmen
seperti klorofil sehingga mampu berfotosintesis dan hidupnya autotrof
Reproduksi dengan cara membelah diri (dengan pembelahan Amitosis)
Habitat: bakteri hidup dimana-mana (tanah, air, udara, mahluk hidup)
Satuan ukuran bakteri adalah mikron (10
-3
)
Pertumbuhan Bakteri Dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Temperatur, umumnya bakteri tumbuh baik pada suhu antara 25 - 35 derajat C.
2. Kelmbaban, lingkungan lembab dan tingginya kadar air sangat menguntungkan untuk
pertumbuhan bakteri
3. Sinar Matahari, sinar ultraviolet yang terkandung dalam sinar matahari dapat mematikan
bakteri.
4. Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat
menghambat bahkan mematikan bakteri.
Tindakan Pencegahan dan Pengobatan Terhadap Penyakit Bakteri
1. Tindakan pencegahan dengan pemberian vaksin. Misalnya vaksin BCG >> pencegahan
terhadap penyakit TBC Vaksin DPT >> pencegahan penyakit difteri, pertusis dan tetanus
2. Tindakan pengobatan: Dapat dengan cara pemberian antibiotik

Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan
untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota
(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau
fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain
yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan
fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan
penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus
flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
Virus mosaik tembakau merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop
elektron.
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki
bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa
penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot
dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman
tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil
dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang
sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky
lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk
sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin
yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah
Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah
disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak
berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mosaik tembakau disimpulkan
sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan
hidup pembawa penyakit.
[1]

Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut
dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka
menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
[1]

Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari
Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal
sebagai virus mosaik tembakau.
[2]
Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali
divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A.
Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus
tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih
kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop
cahaya.
Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari
DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu,
asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus
bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar.
[4]

Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan
kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan
pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat
(sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang
disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut
kapsomer.
Parasitisme virus
Jika bakteriofag menginfeksikan genomnya ke dalam sel inang, maka virus hewan diselubungi
oleh endositosis atau, jika terbungkus membran, menyatu dengan plasmalema inang dan
melepaskan inti nukleoproteinnya ke dalam sel. Beberapa virus (misalnya virus polio),
mempunyai tempat-tempat reseptor yang khas pada sel inangnya, yang memungkinkannya
masuk. Setelah di dalam, biasanya genom tersebut mula-mula ditrskripsi oleh enzim inang tetapi
kemudian biasanya enzim yang tersandi oleh virus akan mengambil alih. Sintesis sel inang
biasanya berhenti, genom virus bereplikasi dan kapsomer disintesis sebelum menjadi virion
dewasa. Virus biasanya mengkode suatu enzim yang diproduksi terakhir, merobek plasma
membran inang (tahap lisis) dan melepaskan keturunan infektif; atau dapat pula genom virus
terintegrasi ke dalam kromsom inang dan bereplikasi bersamanya (provirus). Banyak genom
eukariota mempunyai komponen provirus. Kadang-kadang hal ini mengakibatkan transformasi
neoplastik sel melalui sintesis protein biasanya hanya diproduksi selama penggandaan virus.
Virus tumor DNA mencakup adenovirus dan papavavirus; virus tumor DNA terbungkus dan
mencakup beberapa retrovirus (contohnya virus sarkoma rous).
Contoh-contoh virus
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Termasuk salah satu retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T). Retrovirus
adalah virus ARN hewan yang mempunyai tahap ADN. Virus tersebut mempunyai suatu enzim,
yaitu enzim transkriptase balik yang mengubah rantai tunggal ARN (sebagai cetakan) menjadi
rantai ganda kopian ADN (cADN). Selanjutnya, cADN bergabung dengan ADN inang mengikuti
replikasi ADN inang. Pada saat ADN inang mengalami replikasi, secara langsung ADN virus
ikut mengalami replikasi.
Virus herpes
Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi mARN.
Virus influenza
Siklus replikasi virus influenza hampir sama dengan siklus replikasi virus herpes. Hanya saja,
pada virus influenza materi genetiknya berupa rantai tunggal ARN yang kemudian mengalami
replikasi menjadi mARN.
Paramyxovirus
Paramyxovirus adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami replikasi menjadi
mARN. Paramyxovirus merupakan penyebab penyakit campak dan gondong.
Jamur
1. Penyakit jamur ada di mana-mana
Benar. Jamur yang menyerang tumbuh manusia di mana-mana, di alam bebas. Mungkin di toilet umum,
di pasar, di terminal, di bioskop, yang sewaktu-waktu bisa hinggap lalu bersarang pada kulit jika kita
kurang bersih menjaga kulit.
Jamur candida albicans, misalnya. Ini jamur yang sering menyerang manusia. Selain bikin keputihan,
jamur jenis ini juga acap tumbuh di kulit selangkangan, di lipatan payudara, dan tentu bisa juga tumbuh
di saluran pencernaan, serta bagian tubuh lain. Jamur yang menyerang kulit bukan hanya satu jenis.

Kita mengenal puluhan jenis jamur kulit, mulai dari yang sederhana dan enteng, sampai jenis yang
ganas. Gambaran penyakit jamur kulit kurang lebih sama, namun jamur penyebabnya bisa berbeda-
beda. Selain di kulit, jamur juga mungkin tumbuh di bola mata. Ada penyakit jamur khusus pada bola
mata, dan jika berat bisa menimbulkan borok pada bola mata. Jamur jenis lain tumbuh pada liang
telinga, karena liang telinga kurang dijaga kebersihannya, kebiasaan mengorek liang telinga dengan jari
(yang tentu sudah tercemar jamur), sehingga jamur tumbuh di sana.
Keluhannya gatal minta ampun. Awalnya disangka kotoran telinga penyebab gatalnya, namun setelah
diperiksa, ternyata ada jamurnya. Seringkali liang telinga jadi lecet dan terbentuk bisul saking seringnya
dikorek-korek akibat hebatnya rasa gatal.
Jamur khusus ada yang yang menyerang paru-paru. Gejalanya mungkin cuma batuk-batuk berbulan-
bulan, dan tak sembuh diobati dengan cara biasa. Baru dari foto rontgen paru-paru akan tampak
gambaran khas yang menunjukkan adanya jamur paru-paru.
Demikian pula jika jamur candida tumbuh di usus, sering berakibat kondisi tubuh melorot untuk waktu
lama, selain gangguanpencernaan tak kunjung menyembuh, dan biasanya baru ketahuan setelah
diperiksa tinja yang ternyata ada jamurnya.


2. Penyakit jamur menular.
Ya, penyakit jamur menular. Tak ubahnya panu, dan panu memang tergolong jamur juga, semua
penyakit jamur menular. Ada jamur kulit yang berpindah dari kulit jamuran ke kulit sehat lewat
persinggungan kulit, ada juga yang lewat spora, lewat udara, dan lewat hubungan seks, atau pada
bagian lain tubuh sendiri.
Jamur yang tumbuh di kulit pipi kemungkinan tertular lewat bantal tidur bekas pasien jamur kulit pipi.
Jamur di leher, dada, atau perut, kemungkinan lewat pakaian bekas pengidap jamur kulit. Jamur di
jemari tangan, sekitar tangan, kemungkinan tertular lewat bersalaman. Dan jamur keputihan pada
wanita, sering menjalar sampai ke kulit selangkangan. Jemari yang habis menggaruk kulit berjamur
dapat memindahkan penyakit jamurnya ke kulit sehat lainnya.
3. Jamur kulit sukar sembuh?
Umumnya penyakit jamur kulit berlangsung menahun. Diobati, mereda, lalu kambuh lagi, seolah sukar
sembuh. Namun sesungguhnya tidak demikian. Umumnya, pertama, lantaran jamur kulit tidak diobati
sampai tuntas, dan kedua, karena salah memilih obat antijamur. Mungkin jamur kulit dianggap eksim.
Kita tahu obat jamur berbeda dengan obat eksim. Jika eksim diobati sebagai jamur, tentu tidak
menyembuhkan. Begitu juga jika penyakit jamur diobati sebagai eksim.
Hal lain, sebagaimana halnya eksim, selama pengobatan sebaiknya tidak berkontak dengan bahan atau
zat kimiawi yang bersifat iritatif terhadap kulit, seperti sabun cuci, deterjen, dan bahan kimiawi dalam
obat gosok, minyak wangi, krim obat, dan apa pun zat lainnya yang dioleskan pada kulit.

Jika eksim maupun jamur kulit masih terus berkontak dengan bahan atau zat kimiawi, selain akan
menghambat proses penyembuhan, penyakit jamur kulitnya akan mudah kambuh, terutama di bagian-
bagian kulit tersembunyi, seperti di selangkangan, di sela jemari kaki, lipatan kulit yang lembab, di
bawah lipatan payudara, atau di lipatan bokong. Bagian-bagian kulit tersebut selain lembab, sering tidak
kering betul setiap kali habis mandi.
Air mandi atau air pembasuh tangan dan kaki yang masih tertinggal di bagian kulit tubuh tertentu
mengundang masuk jamur kulit. Kita menyebutnya kutu air. Padahal bukan betul-betul kutu, melainkan
kapang jamur yang menyukai bagian kulit yang sering dibiarkan basah dan lembab.

4. Jamur kulit bukan eksim.
Eksim dan jamur kulit sepintas kelihatan sama, namun sesungguhnya berbeda. Dengan melihat saja,
dokter bisa memastikan apakah itu eksim ataukah jamur kulit. Namun, acap terjadi eksim tidak
sepenuhnya menampakkan gambaran penyakit eksim, karena sudah sejak awal diobati secara tidak
tepat. Pemberian obat salep, krim, atau cairan lotion obat yang tidak tepat akan memperburuk penyakit
kulit asalnya. Selain tidak spesifik gambaran penyakit kulitnya, pengobatannya tidak sederhana lagi.

Mungkin sudah terjadi infeksi, selain kelainan kulitnya bertambah parah. Demikian pula halnya dengan
jamur kulit. Jika dari awal salah diberi obat, kelainan kulitnya jadi kacau, dan tentu tak sembuh-sembuh.
Jamur kulit yang diberi obat eksim akan tetap berkembang sebagai jamur kulit, kendati mungkin
keluhannya dirasakan mereda, padahal sesungguhnya belum sembuh.
Secara kasar, gambaran eksim itu bercorak aneka ragam pada kulit yang terkena, namun batas kelainan
kulitnya dengan kulit yang sehat tidak begitu tegas. Sedang jamur kulit, corakannya tidak begitu
beragam, namun batas kelainan kulitnya tegas, menyerupai gambar peta bumi. Keduanya sering
menimbulkan kesan rancu, atau memang mengidap kedua-duanya. Ada eksim pada awalnya, yang
kemudian ditumpangi jamur kulit juga. Pada kasus demikian, selain diberi obat eksim, perlu ditambah
antijamurnya juga.
4. Pengobatan jamur jika sudah komplikasi.
Penyakit jamur yang salah diberi obat biasanya selain tidak menyembuh, akibat sering digaruk,
menimbulkan infeksi juga. Pada kulit yang berjamur, terbentuk infeksi yang berarti ditumpangi kuman
kulit juga. Pada kasus demikian, infeksinya diobati dulu, baru setelah infeksinya mereda, diobati jamur
kulitnya. Jika tidak demikian, tidak bakal sembuh.
Adakalanya, jamur kulit yang sudah terinfeksi menimbulkan semacam borok kulit. Jamur kulit yang
tadinya kering menjadi basah, bernanah, dan terasa nyeri selain gatal. Pada kasus demikian, perlu
dilakukan kompres untuk mengeringkannya selama beberapa hari. Setelah kering, baru diberi salep
antibiotika untuk infeksi kulitnya. Dan setelah kelainan kulitnya mereda, mulai diberikan obat
antijamurnya.

Jamur kulit yang menjadi borok dan basah tidak akan sembuh jika langsung diberi antijamur atau salep
antibiotika untuk infeksinya. Jika kelainan kulitnya bersifat basah, perlu dikompres dulu dengan cara
basah (larutan rivanol), sedang kelainan kulit yang kering tidak boleh diberi kompres, melainkan dilawan
dengan yang kering, yakni langsung diberi salep, atau krim yang cocok dan sesuai dengan kelainan
kulitnya.

6. Obat antijamur ada yang dioleskan, ada yang diminum.
Benar, ada obat antijamur oles, ada yang diminum. Tidak semua jenis penyakit jamur kulit perlu obat
minum selain obat oles. Hanya jenis penyakit jamur tertentu yang sudah menyebar lewat aliran darah
(penyakit jamur dalam), yang juga memerlukan obat atijamur minum. Pada kasus penyakit jamur
keputihan, jamur usus, jamur paru-paru, misalnya.
7. Kalau jamur kulit tak sembuh-sembuh.
Jika jamur kulit tak kunjung sembuh, selain sebab tidak tepat memilih obat, kemungkinan jenis jamur
penyebabnya sudah tak mempan dengan obat antijamur biasa. Untuk itu perlu pemeriksaan dengan
mengerok kulit yang berjamur untuk diperiksa jenis jamur penyebabnya di laboratorium.

Setelah jamur penyebabnya diketahui, dapat dipilih obat antijamur yang tepat.
Jangan lupa, panu juga penyakit jamur kulit. Namun, panu perlu dibedakan dengan kusta. Ada jenis
kusta yang gambarannya mirip sekali dengan panu. Kusta yang diobati dengan antijamur tentu tidak
akan menyembuh. Maka, perlu dipastikan apakah yang dikira panu itu bukan kusta. Dokter dapat
membedakannya dengan pemeriksaan sederhana di kamar praktik.
8. Jamur di selangkangan wanita apakah selalu keputihan penyebabnya?
Tidak. Bisa jadi jamur di selangkangan berdiri sendiri. Namun tidak jarang, awalnya hanya keputihan
jamur (candida albicans), yang jika tidak diobati, keputihannya akan menjalar merembas ke kulit
selangkangan, sehingga bersarang di kulit sela paha juga, atau ke mana-mana bagian tubuh lain. Tidak
jarang di lipatan bawah payudara.

9. Jamur di sela jari kaki, berbahayakah?
Jamur di sela jemari kaki biasanya disebabkan oleh candida albicans, jenis jamur yang bisa ke mana-
mana bagian tubuh, termasuk ke kemaluan dan saluran pencernaan. Sebagaimana umumnya jamur
candida, yang menimbulkan keputihan berwarna susu jika menyerang kemaluan, demikian pula jika
tumbuh di sela jemari kaki. Kulit sela jari kaki mengelupas dan warnanya seperti susu, dengan rasa gatal
yang hebat.
Jamur kaki tidak berbahaya. Namun jika jamur menyerang kuku, sering kuku harus dibuang dengan
operasi. Pasalnya, jika tidak dibuang, jamur akan tetap bersarang di bawah kuku, dan obat antijamur
biasanya tidak sampai merembas memasuki bantalan kuku. Ingat, pengidap kencing manis rentan
terserang jamur apa saja. Termasuk jamur kulit dan jamur kuku, selain keputihan.
10. Waspada pakaian dalam lembap, dan sehabis konsumsi antibiotika lama.
Benar. Jika pakaian dalam lembap atau basah tetap dipakai, bisa mengundang jamur datang bersarang,
khususnya di bagian kulit yang juga sering lembab, seperti di sela jemari, di selangkangan, dan bokong.

Di bagian-bagian kulit inilah jamur kerap bersarang. Pada anak-anak, jamur kulit sering bersarang di
belakang daun telinga. Bagian ini sering terluput dari sabun mandi dan pengeringan oleh handuk mandi.
Kulit di sela belakang daun telinga tampak kuning berkerak. Jamur yang sama juga sering tumbuh di
sela-sela lipatan daun telinga sendiri, gatal dan berkerak kuning.
Pemakaian antibiotika yang lama juga mengganggu keseimbangan kuman-jamur tubuh. Oleh karena
kuman yang hidup berdampingan di tubuh kita ikut musnah oleh pemakaian antibiotika, maka jamur
yang tadinya jinak dan ramah menjadi lebih dominan, dan muncul berubah sifat menjadi penyakit. Anak
dan bayi yang seriawan (berwarna putih susu) di rongga mulutnya sehabis berobat antibiotika,
kemungkinan terserang jamur



MAKALAH IPA
BAKTERI, VIRUS DAN JAMUR
D
I
S
U
S
U
N
O L E H
1. EVI SELFIAN
2. JUMASNI
3. HERMAWATI
4. MIRNA WATI
5. A. NUR SUCI RAMADANISA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
WATAMPONE

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran ALLAH S.W.T yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sesuai waktu yang telah ditentukan.
Penulisan laporan ini disusun dalam rangka memenuhi mata pelajaran IPA untuk mencapai hasil
yang maksimal.
Semoga makalah ini dapat berguna dan mendapat Ridho dari ALLAH S.W.T.
AMIN.



WATAMPONE, SEPTEMBER 2010

PENULIS





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI . ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 1
B. TUJUAN 1
C. RUMUSAN MASALAH . 1
BAB II PEMBAHASAN
A. PERLAWANAN RAKYAT TERGADAP PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA ... 2
B. PERSEBARAN AGAMA KERISTEN PADA MASA KOLONIAL ... 8
BAB III KESIMPULAN 10

Anda mungkin juga menyukai