Anda di halaman 1dari 5

2.5.

PENANGANAN, PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN UNIT-


UNIT BE-TON PRACETAK
1) Pemberian Tanda Unit-unit Beton Pracetak
Segera setelah pembongkaran acuan samping dan melaksanakan
perbaikan kecil, maka unit-unit harus diberi tanda untuk memudahkan
indentifikasi di kemudian hari. Cat tahan cuaca harus digunakan dalam
menandai unit-unit tersebut. Data yang ditandakan pada semua unit harus
mencakup nomor rujukan dan tanggal pengecoran. Malahan pelat
pracetak harus mempunyai data yang digoreskan pada permukaan atas
segera setelah pengecoran. Juga tiang pancang harus mempunyai tanda
ukuran panjang yang jelas dan permanen di sepanjang panjang tiang,
dengan interval satu meter yang diukur dari ujung tiang panjang.

2) Penanganan dan Pengangkutan
Perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan dan pemindahan
unit-unit beton pracetak. Gelagar dan pelat pracetak harus diangkat
dengan alat pengangkat atau melalui lubang-lubang dibuat pada unit-unit
tersebut, dan harus diangkut dalam posisi tegak. Titik angkat, bentuk dan
posisinya harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Penyangga dan
penggantung yang cocok harus digunakan setiap saat dan tidak boleh ada
unit beton pracetak yang akan digerakkan sampai sepenuhnya lepas dari
permukaan tanah.
Unit-unit beton pracetak yang rusak akibat penyimpanan dan penanganan
yang tidak sebagaimana mestinya harus diganti oleh Kontraktor dengan
biaya sendiri.
Bilamana cara pengangkatan dan pengangkutan gelagar tidak disebutkan
dalam Gambar, maka Kontraktor harus menyerahkan cara yang diusulkan
kepada Direksi Pekerjaan. Setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka
Kontraktor harus mengikuti cara yang telah disetujui.

3) Penyimpanan
Unit-unit harus ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan
permukaan tanah dan ditempatkan pada penyangga kayu di atas tanah
keras yang tidak akan turun baik musin hujan maupun kemarau, akibat
beban dari unit-unit tersebut. Bilamana unit-unit tersebut disusun dalam
lapisan-lapisan, maka tidak melebihi dari 3 lapisan dengan penyangga
kayu dipasang di antara tiap lapisan. Penyangga untuk setiap lapisan
harus dipasang di atas lapisan yang terdahulu. Untuk gelagar dan tiang
pancang, penyangga harus dipasang pada jarak tidak lebih dari 20 % dari
ukuran panjang unit, yang diukur dari setiap ujung.

4) Baja Pra-tegang (Pre-stressing Steel)
Semua baja pra-tegang harus dilindungi dari kerusakan fisik dan karat
atau akibat lain dari korosi setiap saat dari pembuatan sampai
penyuntikan. Baja pra-tegang yang telah mengalami kerusakan fisik pada
setiap saat harus ditolak. Baja pra-tegang harus dibung-kus dalam peti
kemas atau bentuk pengiriman lainnya untuk melindungi baja tersebut dari
kerusakan fisik. Bahan pencegah korosi harus dimasukkan ke dalam
kemasan atau bentuk lainnya, atau bila diijinkan oleh Direksi Pekerjaan,
dapat digunakan langsung pada baja pra-tegang. Bahan pencegah korosi
tidak boleh mempunyai pengaruh yang merusak pada baja pra-tegang
atau beton atau kekuatan ikat (bond strength) baja pada beton. Kemasan
atau bentuk lainnya yang rusak oleh berbagai sebab harus segera diganti
atau diperbaiki hingga mencapai kondisi semula. Kemasan atau bentuk
lainnya harus ditandai dengan jelas dengan suatu keterangan bahwa
kemasan berisi baja pra-tegang berkekuatan tinggi, dan perhatian khusus
harus diberikan dalam penanganan, jenis macam dan jumlah bahan
pencegah korosi yang digunakan (termasuk tanggal sewaktu dimasukkan),
petunjuk pengamanan dan petunjuk penggunaan.

2.6. PELAKSANAAN BALOK BETON PRATEKAN SEGMENTAL

1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari perakitan, penyambungan dan penegangan
segmen-segmen pracetak di lapangan. Unit-unit ini harus difabrikasi
sesuai dengan ketentuan dalam Seksi ini.

2) Perakitan Segmen Pracetak
Penanganan unit-unit pracetak dalam pelaksanaan balok pracetak
segmental selama operasi pemasangan harus sesuai dengan ketentuan.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan detil rancangan
acuan, metode pemasangan dan perakitan untuk mendapat persetujuan
paling sedikit 4 minggu sebelum tanggal memulai perakitan segmen-
segmen ini.
Segmen-segmen harus dirakit pada acuan atau pada penyangga di atas
tanah lapang. Kontraktor harus merancang sistem penyangga untuk
menyalurkan semua beban yang mungkin terjadi, dan harus menyertakan
perlengkapan untuk menyesuaikan posisi setiap segmen selama
perakitan.
Unit harus dirakit dengan ketidaktepatan alinyemen selongsong dan
permukaan luar seminimum mungkin serta harus berada dalam toleransi
yang diberikan dalam ketentuan.

3) Sambungan Beton
Beton yang digunakan untuk sambungan dan diafragma yang terkait atau
beton yang dimasukkan lainnya untuk pelaksanaan penegangan setelah
pengecoran (post-tension) harus sesuai dengan ketentuan, kecuali
bilamana dimodifikasi dengan ketentuan lain seperti di bawah ini.

Kadar semen tidak kurang dari 450 kg atau tidak lebih dari 500 kg per
meter kubik beton.
Kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, maka ukuran efektif
maksimum harus 10 mm.
Sambungan beton harus mempunyai kekuatan yang sama dengan beton
tersebut sebelum diberi gaya pra-tegang .
Bahan untuk beton harus dipilih dengan teliti dan sesuai dengan proporsi
rancangan campuran untuk memperoleh beton sambungan dengan
kekuatan yang disyaratkan dan warna yang serupa dengan segmen-
segmen tersebut. Bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan maka
Kontraktor harus menyerahkan contoh usulan sambungan beton yang
telah dirawat untuk membandingkan warna beton sambungan dan beton
semula.
Sambungan beton antara segmen-segmen harus ditempatkan dalam
cetakan yang me-menuhi bentuk, garis dan dimensi yang diperlukan
dalam penyelesaian pekerjaan ini. Cetakan harus kaku, kedap air,
diperkaku dan diikat bersama agar posisi dan bentuknya selama
pengecoran beton tidak berubah. Ketepatan cetakan terhadap segmen-
segmen harus sedemikian hingga diperoleh sambungan yang kedap air,
tepat (pas) dengan permukaan yang bersebelahan. Cetakan harus
sedemikian hingga permukaan yang halus dan rata dapat diperoleh.
Bilamana diperlukan, pembukaan sementara pada acuan harus
dilakukan untuk memu-dahkan pengecoran dan pemadatan beton yang
memadai, terutama di sekeliling dan di bawah selongsong dan jangkar.
Sambungan antara segmen-segmen harus diisi penuh dengan beton
yang dipadatkan dengan kuat tekan sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar. Permukaan yang akan diisi beton harus dikasarkan sampai
mencapai permukaan yang padat dan keras. Sebe-lum pengecoran,
permukaan tersebut harus dibersihkan dari semua kotoran dan benda-
benda asing lainnya.
Beton sambungan harus dilaksanakan dengan pengawasan Direksi
Pekerjaan dan setiap beton sambungan yang dilaksanakan tanpa
pengawasan Direksi Pekerjaan atau dilak-sanakan tidak memenuhi
ketentuan harus dibongkar oleh Kontraktor dan harus dibuat lagi tanpa
tambahan biaya.
Perhatian khusus harus diberikan selama pengecoran dan pemadatan
beton agar setiap kerusakan pada selongsong dapat dihindarkan. Alat
penggetar tidak boleh bersentuhan langsung dengan selongsosng.
Bilamana selongsong rusak selama pengecoran, seluruh atau sebagian
pengecoran beton ini dapat ditolak oleh Direksi Pekerjaan.
Setelah pengecoran beton, permukaan atas dari sambungan harus
diratakan sampai sama dengan permukaan atas segmen-segmen yang
bersebelahan dan harus ditutup agar ter-hindar dari pengeringan dini.
Beton sambungan harus dirawat dengan satu cara atau lebih sesuai
ketentuan dan selama minimum 7 hari.

4) Pengecoran Ceruk Jangkar
Pengecoran ceruk jangkar pada balok pratekan pracetak segmental harus
dilaksanakan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar dan sesuai
dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini.

5) Kerusakan Unit-unit
Bilamana setiap unit yang difabrikasi atau diterima oleh Direksi Pekerjaan,
ternyata rusak seperti retak, mengelupas atau deformasi pada baja
tulangan, unit yang demikian harus disisihkan sampai diperiksa oleh
Direksi Pekerjaan, yang akan menentukan apakah unit tersebut ditolak
dan dikeluarkan dari lapangan pekerjaan atau diperbaiki oleh Kontraktor.
Biaya untuk perbaikan ini, atau penyingkiran atas unit-unit yang ditolak,
dan semua biaya untuk mengganti unit-unit ini di lapangan harus menjadi
beban Kontraktor.


2.7. PEMASANGAN UNIT-UNIT BETON PRATEKAN

1) Penerimaan Unit-unit
Bilamana unit-unit difabrikasi di luar tempat kerja, maka Kontraktor harus
memeriksa mutu dan kondisi pada saat barang tiba di tempat dan harus
segera melapor secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap
cacat atau kerusakan. Kontraktor bertang-gungjawab atas semua
kerusakan yang terjadi pada unit-unit setelah barang tiba di tempat.

2) Tumpuan untuk Unit-unit
a) Unit-unit Yang Diletakkan di atas Landasan Neoprene atau Elastomer
Bilamana unit-unit akan diletakkan di atas perletakan neoprene atau
elastomer, maka bantalan tersebut harus diletakkan sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar dan harus ditahan pada posisinya dengan
merekatkan permukaan beton yang berkontak langsung dengan
perletakan, menggunakan bahan perekat yang disetujui untuk mencegah
pergeseran perletakan selama pemasangan unit-unit.

b) Unit-unit Yang Ditanamkan Pada Adukan Semen
Bilamana Gambar menunjukkan bahwa unit-unit harus ditanamkan pada
adukan semen, maka suatu lajur adukan semen harus disiapkan di atas
struktur bagian bawah jembatan segera sebelum pemasangan unit-unit
beton pratekan. Adukan semen harus dibuat dengan campuran 1 semen
portland dan 3 pasir ditambah dengan bahan aditif yang disetujui,
ditempatkan dengan lebar yang ditunjukkan dalam Gambar dan tebal
sekitar 10 mm, sehingga membentuk lajur tumpuan yang rata. Unit-unit
beton pratekan harus diletakkan pada bangunan bawah jembatan yang
telah disiapkan dalam posisi yang ditunjukkan dalam Gambar. Setiap
kelebihan adukan semen harus dibuang.

3) Pengaturan Posisi Unit-unit
Semua baut yang tertanam dan lubang untuk tulangan melintang, dan
sebagainya harus diluruskan dengan hati-hati selama pemasangan unit-
unit tersebut. Batang baja harus dipasang pada lubang untuk tulangan
melintang sewaktu perakitan berlangsung, agar dapat menjamin
penempatan lubang dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai