Anda di halaman 1dari 11

KATA KERJA TRANSITIF DAN TAK TRANSITIF

Kata kerja itu ada yang transitif ada yang tak transitif. Kata kerja transitif ialah kata
kerja yang dapat secara langsung diikuti oleh objek atau sasaran. Kata kerja membaca
dapat secara langsung diikuti oleh kata buku, kata kerja menulis dapat diikuti kata surat,
menjadi membaca buku dan menulis surat.
Kata kerja tak transitif ialah kata kerja yang tidak mempunyaisasaran atau tidak
secara langsung dapat diikuti oleh objek. Kata kerja seperti duduk, tidur, bangun, tidak
memiliki sasaran. Kata rindu, ingat, cinta, apabila disertai sasaran diperlukan kata
perangkai akan atau kepada: rindu akan kampung halaman, ingat akan pesan neneknya,
cinta kepada gadis itu.
Kata kerja transitif dapat berupa kata dasar seperti: makan, minum; kata kerja yang
berawalan meN- seperti: memukul, menendan; kata kerja berawalan meN- dan berakhiran
i atau -kan:
Kalimat-kalimat tersebut seharusnya:
Aku Mencintai atau aku cinta kepadamu
ia membencimu atau ia benci kepadamu
ia menyayangimu atau ia sayang kepadaku
Membacakan, memukuli, mengakhiri, manghabiskan; merawalan memper-: memperbear,
memperluas,; berawalan memper- dan berakhiran i atau kan; memperbaiki,
memperbarui, memperkenalkan, mempertimbangkan.
alam hubungannya dengan sasaran atau objeknya, kata kerja transitif dapat
dijajarkan langsung tanpa menggunakan kata perangkai. Kesalahan yang sering sekali kita
jumpai ialah digunakannya kata perangkai untuk menghubungkan kata kerja tansitif
dengan objeknya. !ontohnya:
"aya ingin menanggapi daripada usul itu.
#a kurang memahami akan soal itu.
alam sandiwara itu ia memerankan sebagai Awal.
Masyarakat kurang menaati daripada peraturan itu.
#a membelikan untuk adinya buku itu.
$apat itu membicarakan tentang pergantian pengurus. Kata kerja menanggapi,
mengetahui, memerankan, menaati, membelikan, membicarakan, adalah kata kerja
transitif. %leh karena itu, pemakaian kata perangkai daripada, akan, sebagai, untuk, dan
tentang dalam kalimat-kalimat diatas tidak benar. Kalimat-kalimat tersebut dapat kita
betulkan dengan menghilangkan kata perangkai menjadi:
"aya ingin menanggapi usul itu.
#a kurang memahami soal itu.
alam sandiwara itu ia memerankan Awal.
Masyarakat kurang menaati peraturan itu.
#a membelikan adinya buku itu.
Akhir-akhir ini sering kita jumpai kata kerja tak transitif yang dihungungkan secara
langsung dengan sasarannya:
Aku cinta kamu.
ia benci kami.
ia sayang kamu.
Kalimat-kalimat tersebut seharusnya:
Aku mencintai atau aku cinta kepadamu.
ia membencimu atau ia benci kepadamu.
ia menyayangimu atau ia sayang padamu.
2. TIMBANGAN BUKU DAN PERTIMBANGAN BUKU
&imbangan adalah alat untuk menimbang atau mengukur bobot suatu barang.
engan menggunakan timbangan kita dapat mengetahui berapa gram, berapa ons, berapa
kilogram, atau berapa kuintal bobot suatu barang. Ada timbangan yang digunakan untuk
menimbang bayi, dan ada timbangan yang digunakan untuk menimbang badan.
&imbangan buku ialah alat untuk mengukur bobot buku. &etapi timbangan buku ini
sebagai padanan kata resensi bukanlah alat untuk mengukur bobot fisik sebuah buku.
'obot disini digunakan dalam arti kiasan( bobot di sini dimaksudkan sebagai nilai yang
terkandung dalam buku. )adi, apabila dikatakansebuah buku itu berbobot, bukan karena
buku itu tebal, bukan karena jenis kertasnya yang menyebabkan berat, melainkan karena
kualitas kandungan isinya.
Kata timbangan bukan hanya berati alat untuk menimbang. Timbangan juga
berarti hasil perbuatan penimbangan. Kalau dikatakan bahwa beras dalam karung itu tidak
baik timbangannya, artinya beras itu tidak ditimbang dengan baik. ikatakan timbangan
tidak baik karena disebutkan bobotnya *+ kg, setelah ditimbang ulang ternyata hanya ,*
kg.
Kalau timbangan itu diartikan sebagai alat untuk menimbang, barangkali tepat juga
kalau resensi itu disebut juga teraju buku. &etapi kalau timbangan itu diartikan sebagai
hasil perbuatan menimbang, barangkali tidak begitu tepat. $esensi memang bukan
timbangan, bukan alat untuk menimbang, dalam resensi diuraikan hasil perbuatan
menimbang.
i samping kata menimbang ada juga kata mempertimbangkan. -erbuatan
menimbang biasanya dalam arti sesungguhnya biasanya dilakukan dengan menggunakan
timbangan, sedang mempertimbangkan tidak menggunakan timbangan. engan kata lain
mempertimbangkan artinya lebih dekat dengan pada penimbangan dalam arti kiasan.
alam menanggapi usul peserta sidang, seorang pemimpin sidang akan mengatakan:
.sul "audara akan kami pertimbangkan.
bukannya
.sul saudara akan kami timbang.
alam hubungannya dengan buku, manakah yang lebih tepat: menimbang buku
atau mempertimbangkan buku? Kalau mempertimbangkan buku lebih tepat daripada
menimbang buku, maka pertimbangan buku lebih tepat daripada timbangan buku.
alam konsiderans suatu surat kita baca: mengingat dan seterusnya, menimbang
dan seterusnya, memutuskan.... isitu digunakan kata menimbang bukan
mempertimbangkan, tentu saja dalam arti kiasan.
Menjawab pertanyaan seorang pembaca dari "olo yang tidak bersedia disebutkan
namanya, disini dapat dijelaskan bahwa kata pertimbangan buku dan timbangan buku
dapat digunakan sebagai pedanan kata resensi. -ertimbangan buku memang lebih tepat,
karena resensi itu memang hasil dari perbuatan pertimbangan. &etapi timbangan buku juga
dapat digunakan, karena menimbang itu juda bisa digunakan dalam arti kiasan, disamping
itu kata timbangan lebih singkat daripada kata pertimbangan.
UNJUK GIGI DAN UNJUK RASA
Unjuk gigi merupakan idiom atau ungkapan. .ngkapan itu pada umumnya
mengandung arti kiasan. "eseorang yang unjuk gigi itu bukannya tertawa atau meringis
sehingga gigi-giginya kelihatan. /igi disini sebagai kekuatan, kelebihan atau kebolehan.
"eorang yang unjuk gigi memperlihatkan kekuatan,kekuasaan, kebolehan atau kekayaan,
misalnya karena merasa direndahkan atau dipandang enteng oleh orang lain.
"ejalan dengan ungkapan unjuk gigi, akhir-akhir ini sering kita dengar dan kita
baca kata unjuk rasa atau unjuk perasaan. Kelompok kata unjuk rasa digunakan sebagai
padanan kata demostrasi. 0ang dimaksud unjuk rasa ialah perbuatan menunjukan isi
perasaan, misalnya tidak puas atau kecewa, kepada khalayak dengan berbaris atau berjalan
berbondong-bondong, membawa poster dengan tulisan-tulisan tertentu. &idak semua
pengertian demonstrasi dapat diterjemaahkan dengan unjuk rasa. -ada kata-kata
demonstrasi memasak, demonstrasi merias pengantin, demostrasi menata rambut, kata
demonstrasi tidak bisa diganti dengan kata unjuk rasa. Meskipun demikian, hal ini tidak
mengurangi nilai kata unjuk rasa itu sendiri.
Kata majemuk unjuk gigi dan unjuk rasa merupakan pemendekan dari kelompok
kata menunjukan gigi dan menunjukan perasaan. -emendekan kata seperti itu biasanya
terjadi dalam pembentukan kata majemuk seperti: daa juang, angkat bahu, bagi hasil,
gulung tikar, terjadi pemendekan kata bejuang, mengangkat, membagi, dan menggulung.
-ada kata-kata majemuk tersebut pemendekan itu berupa penghilangan awalan ber- dan
MeN-.
0ang menimbulkn pertanyaan ialah mengapa menunjukan gigi dan menunjukan
perasaan menjadi unjuk gigi dan unjuk rasa. .nsur apakah yang dihilangkan dari
menunjukan gigi dan menunjukan perasaan? -ada unjuk rasa unsur yang mengalami
pemendekan bukan hanya unsur yang pertama, melainkan juga unsur yang kedua(
perasaan menjadi rasa. -ada unsur yang pertama, baik unjuk gigi maupun unjuk rasa, kata
menunjukan mengalami penghilangan awalan meN- dan akhiran kan. &etapi andaikata
demikian, bentuk yang tersisa unjuk bukannya tunjuk. )adi kata majemuk tersebut
sehatusnya tunjuk gigi dan tunjuk rasa. Apakah unjuk itu berasal dari mengunjukan bukan
menunjukan?
Kata mengunjukan tidak terdapat dalam bahasa #ndonesia, tetapi dalam bahasa
)awa terdapat kata dasar unjuk yang dapat dibentuk menjadi munjuk 1 menghadap atau
menyampaikan 2, konjuk 1 tertuju kepada, dipersembahkan kepada 2. Apakah unjuk pada
unjuk rasa dan unjuk gigi berasal dari bahasa )awa3
.nsur tunjuk kita jumpai pada kata majemuk tunjuk hidung. .nsur tunjuk pada
tunjuk hidung bukan berasal dari menunjukan malainkan menunjuk. Kata majemuk tunjuk
hidung artinya menunjuk secara langsung atau menunjuk secara terang-terangan siapa yang
salah, siapa yang menjadi biang keladi. Unjuk gigi dan unjuk rasa bukan berati menunjuk
gigi atau perasaan orang lain, melainkan menunjukan gigi atau perasaan sendiri. .ntuk
membedakan mengertian menun-jukan dari kata menunjuk seperti pada tunjuk hidung
itulah maka digunakan unjuk gigi dan unjuk rasa bukannya tunjuk gigi dan tunjuk rasa.!
KERANCUAN DALAM PEMAKAIAN BEBERAPA KATA
alam pemakaian bahasa #ndonesia sering kita jumpai kekurangtepatan dalam
pemilihan kata, akibat dirancu-kanya makna dan pemakaian kata-kata itu dengan kata-kata
dalam bahasa )awa. Ketidaktepatan pemilihan kata itu dapat kita lihat pada kalimat berikut
ini.
4. "esok, kalau sudah besar, ia ingin menjadi penerbang.
5. "ementara ibunya ke dapur, ia menunggui adiknya.
6. #a tidak suka ikan aam.
,. Ali senang dengan gadis itu.
*. Mamat senang sekali nasi gudeg.
7. -encuri sepeda itu sudah terpegang.
8. Kalau bapak pulang, saya a pulang.
9. Kalau ke belakang harus keluar pintu samping.
:. ;atinya sudah mantap mau bertransmigrasi ke luar )awa.
4+. -erempuan itu sering menangani anaknya.
-enggunaan kata besok pada kalimat pertama tidak tepat. alam bahasa )awa
<mbesuk= memaang dapat berarti>kelak(, tetapi dalam bahasa #ndonesia besok berarti hari
sesudah hari ini. Kata besok dalam kalimat diatas sebaiknya diganti dengan kelak.
-enggunaan kata menunggui dalam kalimat kedua terpengaruh oleh kata nunggoni
dalam bahasa )awa, yang artinya <menjaga= atau <mengawasi=. alam bahasa #ndonesia
menunggu artinya menanti. Kata yang lebih tepat untuk menyatakan pengertian itu ialah
menjaga.
alam bahasa )awa kata i#ak berarti ikan atau daging. 'iasanya dikatakan dalam
bahasa )awa iwak lele, iwak munjaer, iwak grameh, 1ikan lele, ikan mujair, ikan gurami2 di
samping iwak wedhus, iwak sapi, atau iwak pitik 1 daging sapi, daging kambing, atau
daging ayam2. alam bahasa #ndonesia kata ikan hanya dipergunakan dalam ?ppengertian
ikan laut atau ikan tawar. )adi tidak bisa dikatakan ikan kambing, atau ikan ayam,
melainkan daging kambing atau daging ayam.
-emakaian kata senang dalam kalimat nomor , dan * di dasarkan atas makna dan
pemakaian kata seneng dalam bahasa )awa. alam bahasa )awa <seneng karo bocah kuwi<
berarti <cinta atau menaruh hati pada anak itu=. alam bahasa )awa seneng juga berarti
<gemar akan=. < Aku seneng sate= artinya <saya gemar sate=. "enang pada kalimat , dan *
sebaiknya diganti dengan cinta kepada dan gemar akan.
alam bahasa jawa untuk pengertian tertangkap digunakan kata kecekel. Kata
menangkap dalam bahasa )awanya nekel. Kata nyekel ini digunakan juga untuk
pengertian <memegang= seperti pada <nyekel pedhang=, <nyekel pothelot=, <nyekel
pundhak= yang artinya memegang pedang, memegang pensil, memegang bahu. alam
bahasa #ndonesia untuk pencuri bukannya dipegang, melainkan ditangkap.
alam bahasa )awa kata a artinya sama dengan kata a dan juga dalam bahasa
#ndonesia. alam kalimat nomor 8, <saya ya pulang= artinya <saya pulang juga=. alam
bahasa )awa ada kata uga yang artinya sama dengan kata juga dalam bahasa #ndonesia.
-erbedaannya uga pada umumnya mendahului yang diterangkan, sedang juga mengikuti
kata yang diterangkan. )adi, kalimat 8 dapat dibetulkan dengan mengganti a dengan juga,
menjadi $saa pulang juga%.
Kata keluar dalam kalimat 9 merupakan terjemahan dari kata metu dalam bahasa
)awa. alam bahasa )awa metu bukan saja berarti keluar, melainkan juga le#at. < aku
menyangsala metu perwodadi=. Artinya "aya ke "olo lewat -urwodadi. alam bahasa
#ndonesia keluar artinya lawan masuk. Kata yang lebih tepat untuk kata keluar dalam
kalimat 9 ialah melalui atau le#at.
Kata mantap dalam kalimat : digunakan dengan makna yang sama dengan manteb
dalam bahasa )awa, artinya @bulat hati>. alam bahasa #ndonesia kata manteb yang
dipinjam dari bahasa )awa itu tidak berarti bulat hati, melainkan digunakan sebagai
padanan kata stabil. Karena kata mantap dalam bahasa indonesia tidak menyatakan makna
tersebut kata mantap dalam kalimat : lebih tepat diganti dengan kata bulat hati.
0ang terakhir, kata menangani dalam kalimat 4+ tidak tepat karena dalam bahasa
indonesia artinya berlainan dengan dalam bahasa )awa. alam bahasa )awa nangani berarti
memukul, menempeleng, atau menyakiti dengan tangan. alam bahasa #ndonesia
menangani berarti mengerjakan, melaksanakan, dan digunakan untuk mengganti kata
pinjaman dari bahasa #nggris men-tacle. Kata menangani dalam kalimat 4+ seharusnya
diganti dengan kata yang lain.
)adi kalimat-kalimat diatas dapat dibetulkan sebagai berikut:
4. &elak, kalau sudah besar, ia ingin menjadi penerbang.
5. "ementara ibunya ke dapur, ia menjaga adiknya.
6. #a tidak suka daging aam.
,. Ali cinta kepada gadis itu.
*. Mamat gemar sekali nasi gudeg.
7. -encuri sepeda itu sudah tertangkap.
8. Kalau bapak pulang, saya pulang juga.
9. Kalau ke belakang harus melalui pintu samping.
:. ;atinya sudah bulat mau bertransmigrasi ke luar )awa.
4+. -erempuan itu sering memukuli anak tirinya.
ASAS KETEPATAN
"alah satu asas yang harus selalu diperhatikan dalam berbahasa ialah ketepatan
dalam penggunaan atau pemilihan kata. -emilihan kata dikatakan tepat apabila kata itu
benar-benar menyatakan pengertian yang dimaksud oleh penuturnya.
Ketepatan pemakaian kata dapat kita bedakan menjadi dua maca, yaitu ketepatan
makna dan ketepatan bentuk. Ketepatan makna menyangkut ketepatan makna secara
denotatif dan ketepatan makna secara konotatif. Kata-kata yang kita pergunakan
hendaknya memenuhi asas ketepatan makna, baik denotatif maupun konotatif.
0ang dimaksud makna denotatif ialah makna yang ditunjuk secara langsung oleh
kata-kata itu sendiri, yang sering disebut pula makna pokok atau makna obyektif. Makna
konotatif ialah makna tambahan yang timbul akibat pertautan pikiran 1 asosiasi 2 atau
sasaran 1 sugesti 2 yang dibangkitkan oleh makna pokok.
Kita harus dapat memilih kata mana yang paling tepat di antara kata-kata:
membuat, menyusun, mengarang, mengubah, merangkai, mencipta, misalnya untuk skripsi.
Manakah yang tepat : membuat skripsi, mengarang skripsi, mengubah skripsi, atau
menyusun skripsi3 Manakah yang lebih tepat : melihat film, menonton film, memandang
film, memeriksa film, mengamati film 3 sekalian pendudu kota itu, semua penduduk kota
itu, atau segala penduduk kota itu3
Kita harus dapat memilih dalam konteks tertentu kata mana yang makna
konotatifnya lebih tepat diantara kata-kata: mati, meninnggal dunia, tutup usia, mampus,
gugur, wafat, mangkat. Manakah yang konotasinya lebih tepat: bini 'apak 'upati, isteri
'apak 'upati, atau #bu 'upati3 Manakah yang lebih tepat: upah mengajar, bayaran
mengajar, imbalan mengajar, atau honorarium mengajar3
isamping maknanya tepat, kata-kata yang dipergunakan itu hendaknya tepat pula
bentuknya. ;arus kita pertimbangkan manakah bentuk yang tepat: mengenyampingkan,
menyampingkan, atau mengesampingkan( menerapkan, meneterapkan, atau mengetrapkan(
melebarkan, memperlebar, atau memperlebarkan( memperingati atau memperingatkan.
i dalam bahasa ada kata-kata tertentu yang tidak menyatakan pengertian,
melainkan mempunyai funngsi ketatanahasaan tertentu. Kata-kata itu disebut kata tugas,
misalnya: karena, tetapi, dan sungguh pun, dsb. Kata tugas harus kita sesuaikan dengan
fungsi ketatabahasaannya. Aungsi kata tugas tetapi dan melainkan sering dikacaukan.
0ang mencuri sepeda itu bukan dia tetapi adiknya.
%enggunaan kata tetapi dalam kalimat tersebut tidak tepat, yang benar iahah
0ang mencuri sepeda itu bukan dia, malainkan adiknya.
)adi asas ketepatan dalam pemilihan kata mencakup ketepatan makna dan ketepatan
bentuk. Ketepatan makna dapat kita bedakan menjadi ketepatan makna denotatif dan
ketepatan makna konotatif. alam hal kata tugas asas ketepatan itu menyakut ketepatan
fungsi.
KEBAKUAN, KEASLIAN, DAN KELAZIMAN
alam memilih kata harus kita perhatikan asas ketepatan. Ketepatan itu meliputi
ketepatan makna dan ketepatan bentuk. i samping itu, dalam pemakaian bahasa #ndonesia
dalam situasi resmi, perlu kita perhatikan pula asas kebakuan, keaslian, dan kelaBiman.
i samping tepat makna dan bentuknya, kata-kata yang kita pergunakan
hendaknya kata-kata baku. Karena pembakuan bahasa #ndonesia dalam bidang kosa kata
belum dilaksanakan, memang belum ada pedoman yang dapat digunakan untuk
manentukan mana kata yang baku dan mana yang bukan baku. Meskipun demikian, sampai
batas-batas tertentu mana klata baku dan mana bukan kata baku itu masih dapat ditentukan.
Kata gadis itu bukan baku, begitu pula tampan atau cantik dengan cakep, diberi, dan
diakasih, berkata dan bilang, dan sebagainya. Kata-kata bentukan seperti: dikasih tahu,
dibilangin, dibikin bersih, dibetulin, baikan, juga kata-kata yang bukan baku. alam
pemakaian bahasa #ndonesia secara lisan sering kita dengar kata yang tidak baku seperti
pada kata dapat, malam, benar, capai, kalau, hijau yang diucapkan dapet, malem, cape,
kalo, ijo. Kata-kata dan ucapan semaca itu hendaknya tidak dipergunakan dalam
pemakaian bahasa #ndonesia secara resmi, baik tertulis maupun lisan.
Asal keaslian menghendaki bahwa kata-kata yang kita pergunakan itu kata-kata
dalam bahasa #ndonesia sendiri. Kalau ada kata-kata asing atau kata-kata yang berasal dari
bahasa daerah yang kita pergunakan, hendaknya kata-kata itu sudah menjadi bagian dari
perbendaharaan kata bahasa #ndonesia. Kata-kata asing hendaknya tidak dipergunakan,
kalau untuk pengertian yang dinyatakan oleh kata-kata itu sudah ada padanannya dalam
bahasa #ndonesia. Kalau kata-kata itu sudah ada artinya dalam bahasa #ndonesia ,
hendaknya digunakan terjemaahannya. "ebaiknya digunakan kata-kata asing yang ucapan
dan ejaannya sudah diindonesiakan daripada kata-kata asing yang ejaannya dan ucapannya
seperti dalam bahasa aslinya. )adi, tidak perlu kita gunakan kata-kata: 'ollo# up, air port,
shopping centre, main building, sea 'ood, dsb.
Akhirnya kata-kata yang kita pergunakan hendaknya kata-kata yang sudah laBim
dipakai. Kata-kata yang tidak laBim tidak mudah dipahami oleh lawan bicara. isamping
itu, kata-kata yang tidak laBim itu juga terasa aneh apabila dipergunakan dalam situasi
resmi. Kalau haus lebih laBim daripada dahaga, kata rumah lebih laBim daripada teratak,
wisma atau greha, kata resah lebih laBim daripada kata gundah gulana, kalau buku lebih
laBim daripada pustaka. Asas ini tentu saja tidak berlaku untuk bahasa sastra, terutama
bahasa puisi.
)adi, asas yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kata melipuuti ketepatan,
kebakuan, keaslian, kelaBiman.
PENANDA HUBUNGAN MILIK
alam bahasa #ndonesia hubungan milik cukup dinyatakan dengan menjajarkan
kata termilik di muka pemilik. Kalau kita ingin menyatakan sebuah buku yang dimiliki
oleh seorang adik, kita cukup menjajarkan kata buku di muka kata adik menjadi buku adik.
)ajaran kata buku adik, rumah Amin, sawah -ak Curah, menyatakan bahwa buku itu milik
adik, rumah itu milik Amin, sawah itu milik -ak Curah.
alam bahasa )awa hubungan milik itu ditandai dengan akhiran e-(-ne, misalnya:
anake -ak "uta <anak -ak "uto=, omahe /imin < rumahnya /imin=, klambine bocah kuwi
<baju anak itu=. Karena pengaruh bahasa )awa, dalam bahas #ndonesia sering digunakan
akhiran nya untuk menandai hubungan milik tersebut, contohnya: bajunya adik,
rumahnya teman, putranya -ak Curah. -enggunaan akhiran nya itu tidak tepat, sebab
seperti yang telah disebutkan, hubungan milik sudah dapat dinyatakan dengan meletakan
kata termiliku didepan kata pemilik.
Meskipun demikian, ada kalanya untuk menyatakan hubungan milik itu kita harus
menggunakan akhiran nya. Apabila termilik itu berupa judul, judul buku, judul film atau
lagu, mau tak mau nya itu harus digunakan. Akhiran nya juga harus dipergunakan jika
termiliki berupa kata atau kata-kata yang digunakan dalam arti kiasan atau metaforis,
misalnya: )akarta adalah Dew 0orknya #ndonesia.
Akhiran nya juga harus digunakan apabila termiliki dan penmilik berupa kata kata
yang sama, misalnya: adiknya adik, ibunya ibu, gurunya guru saya. -emakaian nya di sini
mudah dipahami, sebab tanpa nya kata-kata tersebut sulit dubedakan dengan kata ulang.
alam tulisan, kata sapaan untuk seorang ibu yang benama Aniek dan ibu dari
1Aniek2 dapat dibedakan, karena untuk yang pertama kata ibu diawali dengan hurup
kapital. alam bahasa lisan sulit dibedakan, untuk itu digunakan akhiran-nya untuk yang
pertama #bu Aniek, untuk yang kedua ibunya Aniek.
Kelompok kata #bu 'upati, #bu !amat, #bu Curah, bukan hanya digunakan sebagai
sebutan untuk isti 'apak 'upati, isteri 'apak !amat, isteri 'apak Curah. "ebutan tersebut
dapat juga digunakan untuk wanita yang menjabat sebagai lurah, camat, atau bupati.
.ntuk menyatakan pengertian <ibu yang melahirkan= 'apak 'upati, 'apak !amat
atau 'apak Curah, tidak digunakan ibu bupati atau ibu camat, melainkan ibunda bapak
bupati, ibunda bapak camat; atau ibu dari bapak bupati, ibu dari bapak camat,; atau
ibuna bapak bupati, ibuna bapak camat.

Anda mungkin juga menyukai