Anda di halaman 1dari 6

1.

TETAPI DAN MELAINKAN



Kata perangkai tetapi bertugas menghubungkan dua kata atau dua anak kalimat
yang maknanya berlawanan. Kalau ada dua orang kakak beradik yang lebih tua pandai
sedang yang muda bodoh, dikatakan bahwa:

Kakaknya pandai, tetapi adiknya bodoh.

Contoh lain misalnya:

Gadis itu cantik, tetapi pacarnya jelek.
Ayahnya bekerja, tetapi ibunya berpangku tangan saja.

Kata perangkai melainkan digunakan untuk menghubungkan benda atau hal yang
tidak dimaksudkan dengan benda atau hal yang dimaksudkan. Melainkan digunakan
untuk menghubungkan sesuatu yang ditolak dengan yang di- iya-kan. Kata melainkan
didahului oleh kata bukan yang diikuti kata benda atau kata ganti. Contohnya:

Bukan dia yang salah, melainkan orang tuanya.
Yang saya maksud bukan prestise, melainkan prestasi.
Yang sakit bukan kepalanya, melainkan dadanya.

Kata melainkan juga digunakan apabila yang ditolak atau diingkari itu kata kerja.
Dalam hal ini kata bukan sering juga diganti dengan bukannya.

Saya bukannya menyuruh, melainkan minta tolong.
Dia bukannya mendebat, melainkan bertanya.
Saya bukannya menuduh, melainkan hanya minta keterangan.

Kesalahan yang sering terjadi adalah digunakannya kata perangkai tetapi untuk
kalimat yang seharusnya menggunakan kata perangkai melainkan.

Yang sakit bukan dia, tetapi adiknya.
Bukannya mencuri, tetapi meminjam.

Kalimat-kalimat tersebut seharusnya menggunakan kata perangkai melainkan,
menjadi:

Yang sakit bukan dia, melainkan adiknya.
Bukannya mencuri, melainkan meminjam.
Lalu bagaimana kalau diantara bukan dan bukannya dengan kata benda, kata ganti
atau kata kerja yang mengikutinya disela oleh kata lain? Jadi yang ditolak atau diingkari
itu bukan kata benda, kata ganti atau kata kerja, melainkan kata yang secara langsung
mengikuti bukan. Manakah yang betul:

Bukan hanya guru yang gajihnya kecil, tetapi juga pegawai negeri yang lain.

Atau

Bukan hanya guru yang gajihnya kecil, melainkan juga pegawai negeri yang lain.
Dia bukan hanya membeli pakaian, tetapi juga perhiasan.
Atau
Dia bukan hanya membeli pakaian, melainkan juga perhiasan.

Pola susunan yang dalam bahasa inggris berbunyi not only but also ... itu
dalam bahasa Indonesia bukan hanya tetapi juga bukannya bukan hanya
melainkan juga . Hal ini didasarkan pertimbangan bahwa yang ditolak atau diingkari
itu bukan guru atau pakaian, melainkan hanya guru dan hanya pakaian. Di samping itu,
terdapat hubungan perlawanan antara hanya pakaian dan pakaian dan perhiasan...
Jadi yang tepat ialah:

Bukan hanya guru yang gajihnya kecil, tetapi juga pegawai negeri yang lain.
Bukan hanya menyapu, tetapi juga mencuci pakaian.

2. PENGGUNAAN BAHWA

Bahwa adalah kata perangkai yang menghubungkan bagian-bagian kalimat dalam
suatu kalimat majemuk bertingkat. Bagian kalimat yang dirangkaikan itu yang satu
berupa anak kalimat, yang lain berupa induk kalimat. Anak kalimat tersebut merupakan
sasaran dari perbuatan yang dinyatakan oleh predikat induk kalimatnya. Jadi anak kalimat
tersebut merupakan pengganti objek atau pelengkap dari predikat induk kalimatnya.
Predikat dari induk kalimat itu, yang sering berupa kata kerja seperti mengatakan,
menjelaskan, menguraikan, menyebutkan, sedang anak kalimatnya merupakan isi dari
penyebutan, penjelasan atau uraian tersebut. Demikianlah anak kalimat yang diantar oleh
bahwa disebut kalimat isi.

Ia mengatakan bahwa ibunya sudah sembuh.
Pak Camat menjelaskan bahwa keikutsertaan rakyat dalam pembangunan sangat
diperlukan.
Dalam kalimat pertama bahwa menghubungkan induk kalimat Ia mengatakan dan
anak kalimat ibunya sudah sembuh. Dalam kalimat kedua induk kalimat Pak Camat
menjelaskan dihubungkan dengan kata perangkai bahwa dengan anak kalimat yang
merupakan isi dari penjelasan Pak Camat tersebut.
Kesalahan yang sering terjadi dalam pemakaian bahwa, ialah digunakannya kata
tersebut pada kalimat yang sebenarnya tidak memerlukan. Kata perangkai tersebut
digunakan meskipun tidak terdapat induk kalimat yang harus dihubungkan dengan anak
kalimat isi.

Seperti yang sudah disebutkan di muka, bahwa bacaan itu sangat penting bagi
pengembangan jiwa anak-anak.

Kata perangkai bahwa dalam kalimat tersebut tidak perlu, karena bahwa tidak
didahului atau diikuti oleh induk kalimat.
Jadi yang betul ialah:

Seperti yang sudah disebutkan, bacaan itu sangat penting bagi pengembangan
jiwa ank-anak.

Kata bahwa dapat dipertahankan apabila kalimatnya diubah menjadi: Sudah
disebutkan dimuka bahwa dan seterusnya.
Contoh yang lain:

Menurut Rene Wellek bahwa bahasa sastra itu berbeda dengan bahasa ilmu
pengetahuan.
Menurut pengakuannya bahwa uang itu adalah hasil penjualan rumah peninggalan
orang tuanya.

Bahwa dalam kedua kalimat tersebut tidak perlu digunakan.
Jadi yang betul:

Menurut Rene Wellek, bahasa sastra itu berbeda dengan bahasa ilmu
pengetahuan.
Menurut pengakuannya, uang itu adalah hasil penjualan rumah peninggalan orang
tuanya.

Apabila bahwa dipertahankan susunan kalimatnya harus diubah menjadi: Rene
Wellek mengatakan bahwa dan seterusnya. Ia mengakui bahwa uang itu dan seterusnya.
Contoh kesalahan pemakaian bahwa yang lain:

Sesuai dengan pembicaraan kita beberapa hari yang lalu, bahwa hari ini kita akan
menjumpai Pak Camat.

Kenyataanya bahwa sekarang para pendiri yayasan itu sudah tidak ada lagi yang
tinggal di kota ini.
Kalimat tersebut dapat kita betulkan menjadi:
Sesuai dengan pembicaraan kita beberapa hari yang lalu, hari ini kita akan menjumpai
Pak Camat.

Kenyataanya, sekarang para pendiri yayasan itu sudah tidak ada lagi yang tinggal
di kota ini.
Kalau kata perangkai bahwa tetap dipakai kalimat-kalimat tersebut harus diubah
menjadi:

Telah kita bicarakan beberapa hari yang lalu bahwa hari ini kita dan seterusnya.
Kenyataan menunjukkan bahwa sekarang dan seterusnya.

Perlu diperhatikan kapan kata perangkai bahwa perlu dipakai dan kapan tidak
perlu dipakai. Pemakaian bahwa dalam kalimat yang tidak memerlukannya, selain
mubazir juga merusak struktur kalimat yang bersangkutan.

3. KESALAHAN DALAM PEMAKAIAN DARIPADA

Kesalahan dalam penggunaan daripada sering kita jumpai dalam pemakaian
bahasa Indonesia. Kesalahan pertama ialah dalam hal ejaanya. Pada umumnya daripada
ditulis terpisah: dari pada.
Menurut Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan kata itu harus ditulis
serangkai: daripada.
Kesalahan yang lain yaitu digunakannya kata perangkai daripada untuk
menghubungkan predikat yang berupa kata kerja transitif dengan objeknya. Contohnya:

Saya tidak dapat menyetujui daripada usul itu.
Masyarakat tidak memahami daripada peraturan itu.

Dalam hal ini kesalahan itu tidak semata-mata menyangkut kata perangkai
daripada itu sendiri, melainkan karena tidak diperhatikannya ketentuan bahwa apabila
predikat suatu kalimat itu berupa kata kerja transitif, maka antara predikat dan objeknya
tidak perlu ditambahkan kata perangkai. Dalam kalimat-kalimat tersebut kata perangkai
daripada tidak diperlukan. Jadi yang betul ialah:

Saya tidak dapat menyetujui usul itu.
Masyarakat tidak memahami peraturan itu.

Anda mungkin juga menyukai