Anda di halaman 1dari 71

1

SEMI NAR TESI S


ANALISIS SEISMOGRAM TIGA KOMPONEN
TERHADAP MOMENT TENSOR GEMPA BUMI DI
MANOKWARI PAPUA BARAT
J urusan Fisika
Program Study Geofisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2011
1
Oleh :
IRWAN SETYOWIDODO
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Bagus J aya Santosa, S. U
2
2
PENDAHULUAN
Secara geologis, Indonesia berada pada perbenturan tiga
lempeng kerak bumi yaitu Eurasia, Pasifik, dan India
Australia.
Selain itu berada pada pertemuan 2 jalur gempa utama,
yaitu Sirkum Pasifik dan Alpide Transasiatic.
Karena itu, kepulauan Indonesia berada pada daerah yang
mempunyai aktivitas gempa bumi cukup tinggi
Gempa tektonik adalah berguncangnya bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi.
Arus konveksi inti bumi mengalir ke mantel atas dan
merupakan gaya-gaya utama yang mengontrol terjadinya
gerakan-gerakan lempeng-lempeng.
3
4
4
Continue
1. Pemahaman terhadap karakteristik sesar diperlukan untuk memperkirakan /
mengetahui karakter dan akibat kegempaan.
2. Karakteristik ini dapat dilakukan dengan memodelkan moment tensor gempa
bumi (Shearer: 2009).
3. Pemodelan moment tensor ini menggunakan metode inversi yang
memanfaatkan waveform / waktu tiba gelombang P (Zahradnick: 2008).
4. Penelitian ini dilakukan dengan analisis waveform 3 komponen gempa yang
terjadi akibat gerakan sesar.
5. Data yang digunakan ialah, data seismik lokal yang diunduh dari data gempa
Jaringan IA.
6. Set data yang digunakan membandingan waveform teramati oleh stasiun dan
waveform sintetik yang telah dihitung fungsi Green.
7. Hasil analisis berupa parameter-parameter gempa yang meliputi: skala,
kedalaman, energi gempa, serta model patahan penyebab gempa bumi.
5
ANALISIS SEISMOGRAM
TIGA KOMPONEN TERHADAP
MOMENT TENSOR GEMPA BUMI
DI MANOKWARI PAPUA BARAT
J udul Penel i t i an
5
6
TUJUAN dan MANFAAT
PENELITIAN
Bagaimana mengestimasi CMT, fault plane dan
paramater sumber gempa, sehingga akan diketahui
sesar penyebab gempa bumi serta arah bidang patahan.
Sehingga dapat barmanfaat untuk mengetahui
karakteristik sumber gempa, selanjutnya akibat
kegempaan dapat diperkirakan sebagai langkah awal
antisipasi dampak bencana gempa bumi bagi
masyarakat di sekitarnya.
7

1.Event gempa yang dipilih adalah gempa di


Kabupaten Manokwari Papua Barat yang
tercatat pada jaringan IA.
2.Gempa-gempa yang akan dianalisis adalah
gempa dengan magnitude > 6 SR.
3.Request data yang dilakukan dengan
memilih rekaman data yang memiliki SNR
tinggi, diupayakan dalam bentuk farm.
4.Rekaman data request meliputi tiga
komponen (BHN, BHE, BHZ).
7
BATASAN MASALAH
8
KAJIAN PUSTAKA
8
Struktur Dalam Bumi
9
Continue
9
Gelombang seismik mengirimkan energy
strain elastik yang keluar dari sumber
seismik gempa bumi.
Kecepatan getaran seismik ditentukan
oleh modulus elastik dan kerapatan bahan
yang dilalui.
Gelombang seismik disebut juga
gelombang elastik karena osilasi partikel-
partikel medium terjadi akibat interaksi
antara gaya gangguan melawan gaya-gaya
elastik (Kearey, 2002).
10
Continue
10
.
Menurut cara bergetarnya gelombang seismik dibedakan atas dua tipe :
1) Gelombang longitudinal / gelombang P : arah getar partikel-partikel
medium searah dengan arah penjalaran.
2) Gelombang transversal / gelombang S : arah getar (osilasi) partikel-
partikel medium tegak lurus terhadap arah penjarannya.
Bila arah getar gelombang S terpolasir pada bidang vertikal maka
gelombang tipe ini disebut gelombang SV. Sedangkan bila arahnya
terpolarisir pada bidang horisontal maka gelombang tipe ini
dinamakan gelombang SH.
Menurut tempat menjalarnya gelombang seisimik :
1. Gelombang tubuh (body wave) yang menjalar masuk menembus
medium. Gelombang ini terdiri atas gelombang P dan gelombang S.
2. Gelombang permukaan (surface wave).
Gelombang Rayleigh (gabungan gelombang P dan gelombang P-SV)
Gelombang Love (gabungan gelombang SH).
11
12
13
Continue
11
Gempa Bumi adalah berguncangnya bumi yang akiibat tumbukan antar
lempeng bumi, aktivitas gunung api ataupu runtuhan batuan.
Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari
selubung bumi. Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan
energi di zona subduksi dan zona patahan. Akibatnya di zona-zona itu
terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastisitas
lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh
lepasnya energi secara tiba-tiba.
Proses ini menimbukan getaran partikel ke segala arah yang disebut
gelombang Gempa bumi. Magnitudo/besaran gempa bumi adalah energi
yang dilepaskan saat gempa bumi, biasanya diukur dari rekaman
gelombang seismik (Purwanto: 2007).
14
PROSES TERJADINYA GEMPA BUMI
15
GERAKAN LEMPENG
16
STRUKTUR GEOLOGI KEKAR DAN SESAR
Kekar tarik (kiri), kekar gerus (tengah), dan kekar hibrid (kanan)
Sesar turun (kiri), sesar naik (tengah), dan sesar geser (kanan)
17
Hubungan focal spheres dan fault geometries
MOMEN TENSOR
Kopel gaya M
ij
dlm koordinat Kartesian berupa sepasang gaya berlawanan arah
M
11
X
3
X
1
X
3
X
1
X
3
X
1
M
13
M
13
& M
31
a. dipol, b. (single) kopel dan c. double kopel
d1
d
3
19
Momen tensor
Z Z Z
M
XX
Y M
XY
Y M
XZ
Y
X X X
Z Z Z
M
YX
Y M
YY
Y M
YZ
Y
X X X
Z Z Z
M
ZX
Y M
ZY
Y M
ZZ
Y
X X X
Ada 9 momen tensor yg berbeda. Karena M
ij
= M
ji
.
Jadi hanya tinggal 6 elemen tensor yg independen:
[M]= =

ZZ YZ XZ
YZ YY XY
XZ XY
M M M
M M M
M M MXX

33 23 13
23 22 12
13 12 11
M M M
M M M
M M M
M
rr
= M
zz
M = M
xx
M = M
yy
M
r
= M
zx
M
r
= -M
zy
M = -M
xy
21
Setting Tektonik Papua (ESDM, 2010)
1. Penyiapan Perangkat Penelitian
Menyiapkan Hardware, software dan program komputer:
- Fortran
- gs
- zview
- Matlab
- ghostgum
- SAC
- Isola-GUI
- m_map
- PC & NB OS Linux
- GMT
- rdseed
- PC & NB OS Windows
22
METHODE PENELITIAN
PERANCANGAN PERSIAPAN PENELITIAN
23
Continue
PROGRAM KOMPUTER SIAP UNTUK MENGANALISIS DATA
2. Penyiapkan Data
Source: Jaringan IA
Pemililihan event dengan magnitude > 6
Pemilihan stasiun:
3 s/d 4 stasiun terdekat
diupayakan berada melingkar di sekitar sumber
memiliki rekaman dengan signal to noise rasio (SNR) tinggi
merekam data meliputi tiga komponen (BHN, BHE, BHZ)
Request data dalam format seed
Format data dirubah dalam bentuk SAC
24
Continue
25
Continue
PROSEDUR PENELITIAN
1. Diagram Alir Penelitian
2. Prosedur Pengolahan Data
a. Konversi dan Pre Processing Data
- Korversi format data: SAC ke ASCII
- Pre processing data: menyiapkan respon instrument, mengkonversi
seismogram ke pergeseran dan memilih filter melalui frekuensi rendah
untuk menghilangkan noise dengan frekuensi tinggi.
b. Input Data
- Input model bumi (crustal model)
- Input event
Event info: lat, lon, depth
Origin time: Hour, min, second
Commants: magnitude, date (tahun:bulan:tanggal), agency (IA)
Start time: sama dengan origin time atau dibuat lebih lambat
Data options: time length antara 409.6 dan 819.2
26
Continue
27
- Memilih stasiun
File sudah dibuat dalam format .stn
File berisi nama stasiun, lat dan lon stasiun
Diletakkan dalam folder ISOLA
Browse file station
Select stations (yang mengelilingi)
28
Continue
- Input data observasi
Load ASCII file dalam folder data
Koreksi data: jika data jelek dapat dipotong, sehingga start time-nya berubah
29
- Input sumber seismik trial/seismic source definition
Sources below episenter
Starting depth: di bawah depth event
Dept Step: kelipatan kedalaman yang diinginkan
No of sources: jumlah kelipatan hingga posisi depth event di tengah
30
c. Menghitung Fungsi Green
Maximum frequency tidak boleh melebihi F4
Parameter perhitungan fungsi green didasarkan pada
Time length: dari event info: data option
No of sources: seismic source definition
No of station: station selection
d. Melakukan Inversi
Memilih filter (f1, f2, f3, f4): f4 tidak boleh melebihi maximum frequency :
low pass, band-pass, and hight pass filter
Memilih type inverse (Full MT, Deviatoric MT, DC Contrained, Fix
Mechanism)
Number of subevent: 1
Time search : start, step, end
Setelah itu proses inversi
31
32
e. Plot Hasil Inversi (plot result)
Plot real and sintetic waveforms
Plot correlation and sources
Focal Mechanism: plot momen tensor, plot sources
Plot DC vs Corr
Focal mechanism polarities: plot polarities
33
PLOT REAL AND SINTETIC WAVEFORMS
34
PLOT MOMEN TENSOR
35
HC Plot
36
FAULT-PLANE BERDASARKAN CMT
37
Data seismic dari IA yang telah diolah berupa parameter-parameter gempa
bumi ini diestimasi dengan menggunakan model inversi untuk mencapai
fitting waveform tiga komponen paling baik. Proses inversi yang baik
didasarkan pencocokkan data observasi dan data sintetik hasil inversi saling
tumpang tindih.
Hasil inversi berupa parameter gempa diatas, digunakan untuk
penggambarkan fault-plane penyebab gempa bumi. Penggambaran dilakukan
dengan menggunakan software hcplot (Zadradnik: 2008). Selanjutnya,
interpretasi dilakukan pada CMT. Centroid Moment Tensor merupakan
penggambaran model sesar penyebab gempa bumi tersebut. CMT
digambarkan dengan beach ball mempunyai arti fisis, yakni, bagian yang
cerah merupakan asal gaya yang menekan ke arah bagian yang gelap. Dengan
demikian, CMT tersebut menunjukkan sesar penyebab gempa (Shearer:
2009).
38
Analisis Data Hasil Penelitian
39
HASIL PENELITIAN
PETA KABUPATEN MANOKWARI 0
0
LS dan 133
0
BT
Daerah rawan gempa bumi (BNPB)
1 Jan 2009 31 Des 2010 terjadi 40x gempa, magnitude < 5 SR
3 Januari 2009 dengan magnitude 7.9 Mw (Geofon)
Data seismik lokal yang diunduh dari data gempa jaringan stasiun IA
Data gempa kabupaten Manokwari propinsi Papua Barat
Tanggal 01 Januari 2009 s.d 31 Desember 2010 dengan magnitude lebih dari
6 SR
Analisis data ini, menggunakan waveform tiga komponen (BHN, BHE dan BHZ)
Stasiun seismogram perekam yang digunakan : BAK, LBM, JAY, SWI, MSA,
MWP.
Diusahakan stasiun-stasiun yang dipilih mengelilingi sumber, karena kondisi
geografis yang ada menyebabkan data yang sampai pada seismogram tidak
selalu dapat dianalisis dengan baik.
Parameter sumber gempa, berupa: event, latitude, longitude, depth,
magnitude, tanggal, dan agency, origin time, start time, dan time length.
Proses inversi yang baik didasarkan hasil pencocokkan data observasi dan
data sintetik hasil inversi, dimana hasil yang baik terjadi saat data observasi
dan data sintetik saling tumpang tindih.
40
41
Waveform Observasi dan Sintetik Gempa 03 Januari 2009
42
Waveform Observasi dan Sintetik Gempa 06 Januari 2009
43
Waveform Observasi dan Sintetik Gempa 02 Agustus 2009
44
Waveform Observasi dan Sintetik Gempa 13 Januari 2010
45
Variance Reduction per Component
Event Frekuensi Station NS EW Z
3/1/2009 0.02 - 0.035
BAK 0.6 0.52 0.7
LBM 0.54 0.85 0.05
JAY 0.49 0.3 0.09
6/1/2009 0.02 - 0.035
SWI 0.91 0.43 0.4
MSA 0.65 0.44 0.77
LBM 0.95 0.24 0.43
2/8/2009 0.02 - 0.05
SWI 0.72 0.43 0.39
MSA 0.56 0.4 0.78
LBM 0.78 0.45 0.79
13/1/2010 0.02 - 0.05
MWP 0.5 0.95 0.94
SWI 0.68 0.76 0.78
LBM 0.71 0.35 0.34
Varian Reduksi Perkomponen
46
Hasil Inversi Moment Tensor Gempa Bumi Manokwari
HASIL INVERSI KOMPONEN MOMENT TENSOR
03 JANUARI 2009
Epicenter Time Depth Mag Komponen MT Plot CMT
Latt Long (GMT) (Km) (Mw) (10
19
Nm)
-0.705 132.84 19:43:55 25 7.1
Mrr = M
33
5.469
Mtt = M
11
-0.609
Mpp = M
22
-4.859
Mrt = M
31
-3.077
Mrp = M
32
-0.438
Mtp = M
12
1.907
Jenis Sesar strike-slip oblique
06 JANUARI 2009
Epicenter Time Depth Mag Komponen MT Plot CMT
Latt Long (GMT) (Km) (Mw) (10
17
Nm)
-0.632 133.33 22:48:28 10 5.7
Mrr = M
33
3.475
Mtt = M
11
-2.465
Mpp = M
22
-1.010
Mrt = M
31
-0.974
Mrp = M
32
-0.899
Mtp = M
12
-2.323
Jenis Sesar reverse
47
02 AGUSTUS 2009
Epicenter Time Depth Mag Komponen MT Plot CMT
Latt Long (GMT) (Km) (Mw) (10
17
Nm)
-0.444 133.06 08:54:35 10 5.9
Mrr = M
33
-1.347
Mtt = M
11
-0.919
Mpp = M
22
2.267
Mrt = M
31
-7.964
Mrp = M
32
-5.009
Mtp = M
12
1.643
Jenis Sesar normal
13 JANUARI 2010
Epicenter Time Depth Mag Komponen MT Plot CMT
Latt Long (GMT) (Km) (Mw) (10
17
Nm)
-0.723 133.33 17:18:11 42 5.7
Mrr = M
33
0.383
Mtt = M
11
-2.850
Mpp = M
22
2.468
Mrt = M
31
1.583
Mrp = M
32
-2.346
Mtp = M
12
-2.351
Jenis Sesar strike-slip
Berdasarkan hasil centroid moment tensor (CMT), jenis sesar penyebab
gempa bumi di Manokwari tersebut berubah-ubah. Hal ini dipicu oleh
pergerakan patahan Sorong yang bersifat aktif berkembang (Irsyam, 2010)
dan patahan berada dalam batas pergerakan lempeng Pasifik dan lempeng
Australia.
Lempeng Pasifik ini terus aktif menekan lempeng Australia ke arah selatan
dengan laju 112 milimeter per tahun.
Sesar Sorong merah. Zona penunjaman (subduction) kerak samudra Pasifik
ungu. Sesar Sorong membentang mulai dari Kepala Burung sampai ke wilayah
Provinsi Maluku hingga ke lengan timur Pulau Sulawesi (BNPB, 2010).
48
49
Solusi Moment Tensor
MOMENT TENSOR SOLUTION
Event
Centroid Mo Mag DC CLVD Var. Red
Latt Lon Depth (10
17
Nm) (Mw) (%) (%) (%)
3/1/2009 -0.705 132.84 25 6.333 7.1 64.2 35.8 46
6/1/2009 -0.632 133.33 10 4.091 5.7 68.6 31.4 73
2/8/2009 -0.444 133.06 10 9.753 5.9 96.4 3.6 60
13/1/2010 -0.723 133.33 42 4.552 5.7 54.5 45.5 70
50
Perbandingan Parameter Sumber Gempa BMG, USGS, GEOFON dan Penulis
PERBANDINGAN SOLUSI MOMENT TENSOR
03 JANUARI 2009
Agency Event Lattitude Longitude Depth (Km) Magnitude
BMKG
02:43:51 WIB - 0.420 132.93
10
7.2 Mw
USGS
19:43:54 GMT - 0.510 132.78
25
7.6 Mw
GEOFON
19:43:54 GMT - 0.500 132.80
32
7.9 Mw
Penulis
19:43:55 GMT - 0.705 132.84
35
7.1 Mw
06 JANUARI 2009
Agency Event Lattitude Longitude Depth (Km) Magnitude
BMKG
02:24:24.0 WIB -0.68 133.22
30
5.7 Mw
USGS
22:48:27.2 GMT -0.66 133.43
16
6.0 Mw
GEOFON
22:48:28.0 GMT - 0.60 133.40
23
6.2 Mw
Penulis
22:48:28.7 GMT - 0.63 133.33
10
5.7 Mw
51
02 AGUSTUS 2009
Agency Event Lattitude Longitude Depth (Km) Magnitude
USGS
08:54:33.4 GMT - 0.450 132.91
20
6.1 Mw
GEOFON
08:54:35.0 GMT - 0.400 133.00
30
6.2 Mw
Penulis
08:54:35.5 GMT - 0.444 133.06
10
5.9 Mw
13 JANUARI 2010
Agency Event Lattitude Longitude Depth (Km) Magnitude
BMKG
00:18:12 WIB - 0.83 133.36
26
6.2 Mw
USGS
17:18:08 GMT - 0.69 133.31
10
5.7 Mw
GEOFON
17:18:11 GMT - 0.69 133.33
32
6.0 Mw
Penulis
17:18:11 GMT - 0.72 133.33
42
5.7 Mw
Hasil dari semua analisis tersebut terlihat secara umum ada
kecenderungan analisis penulis sama dengan USGS maupun BMKG.
Adanya perbedaan yang terjadi pada hasil analisis dikarenakan
adanya perbedaan posisi lattitude dan longitude parameter sumber
gempa yang diterima seismogram stasiun sumber gempa yang
berbeda-beda.
52
53
Fault Plane Solution
FAULT PLANE SOLUTION
Event
Plane 1 (degrees) Plane 2 (degrees)
Strike () Dip () Rake () Strike () Dip () Rake ()
3/1/2009 180 46 124 316 54 60
6/1/2009 231 55 87 57 36 95
2/8/2009 57 86 -77 166 13 -161
13/1/2010 210 60 15 112 77 149
54
Fault-Plane berdasarkan CMT
H - C SOLUTION
03 JANUARI 2009
Input Output
Hiposenter
Lat -0.57
Jarak H C 16.98
Plot H-C
Long 132.81
Depth 32
Centroid
Lat -0.705
Jarak Plane 1
*
3.056 Long 132.84
Depth 25
Plane 1
Strike 180
Jarak Plane 2
**
2.543
Dip 46
Plane 2
Strike 316
Arah Patahan Barat Laut Tenggara
Dip 54
55
06 JANUARI 2009
Input Output
Hiposenter
Lat -0.69
Jarak H - C 15.36
Plot H-C
Long 133.33
Depth 23
Centroid
Lat -0.632
Jarak Plane 1
*
9.184 Long 132.84
Depth 10
Plane 1
Strike 231
Jarak Plane 2
**
10.23
Dip 55
Plane 2
Strike 57
Arah Patahan Timur Laut Barat Daya
Dip 36
56
02 AGUSTUS 2009
Input Output
Hiposenter
Lat -0.49
Jarak H - C 21.215
Plot H-C
Long 133.02
Depth 30
Centroid
Lat -0.444
Jarak Plane 1
*
1.926 Long 133.06
Depth 10
Plane 1
Strike 57
Jarak Plane 2
**
18.177
Dip 86
Plane 2
Strike 166
Arah Patahan Timur Laut Barat Daya
Dip 13
57
13 JANUARI 2010
Input Output
Hiposenter
Lat -0.69
Jarak H C 10.648
Plot H-C
Long 133.33
Depth 32
Centroid
Lat -0.72
Jarak Plane 1
*
7.196
Long 132.84
Depth 42
Plane 1
Strike 210
Jarak Plane 2
**
1.803
Dip 60
Plane 2
Strike 112
Arah Patahan Barat Laut Tenggara
Dip 77
*) Plane 1 = hijau, **) Plane 2 = merah
Lokasi-lokasi pusat sumber gempa bumi pada tanggal 3 Januari 2009, 6 Januari
2009, 2 Agustus 2009, dan 13 Januari 2010 berada pada lattitude -0.444,
longitude 133.43 kabupaten Manokwari propinsi Papua Barat. Propinsi ini
memiliki intensitas kegempaan tinggi, terutama dengan kedalaman dangkal dari
sistem sesar aktif yang berpotensi merusak. Hal ini disebabkan terletak dekat
jalur penunjaman lempeng Pasifik dan lempeng Australia di bagian utara. Akibat
evolusi tektonik terbentuk beberapa sesar aktif, yaitu : Sesar Sorong, Sesar
Ransiki, Sesar Tarera Aiduna, dan Sesar naik di Pegunungan Jayawijaya.
Kejadian gempa bumi di daerah pensesaran ini terjadi akibat pergerakan sesar
Sorong yang tergolong sebagai sesar aktif yang membentang mulai dari Kepala
Burung. Selain itu, kondisi daerah ini pada umumnya disusun oleh batuan
metamorf berumur Pra-Tersier, batuan sedimen berumur Tersier dan batuan
sediment berumur Kuarter. Daerah yang terkena gempabumi merupakan daerah
dataran tinggi yang telah terdeformasi kuat, ditandai dengan adanya sesar-sesar
naik yang mengangkat batuan berumur Tersier ke permukaan. Sesar ini menjadi
batas litologi antara batuan berumur Kuarter dengan batuan berumur Tersier.
Batuan berumur Pra-Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan dan
batuan berumur Kuarter pada umumnya bersifat lepas, lunak, belum padu
(unconsolidated) dan memperkuat efek getaran gempa bumi sehingga rentan
terhadap goncangan gempa bumi (PVMBG, 2009).
58
59
KESIMPULAN
Gempa 3 Januari 2009 yang terjadi di Manokwari propinsi Papua Barat memiliki
magnitude gempa 7.1 Mw dengan episentrumnya berada pada lattitude -0.705,
longitude 132.84 dan kedalaman 35 km, sesar penyebab gempa bumi termasuk
dalam sesar strike-slip oblique yang bergerak berarah barat laut tenggara.
Gempa 6 Januari 2009 yang terjadi di Manokwari propinsi Papua Barat memiliki
magnitude gempa 5.7 Mw dengan episentrumnya berada pada lattitude -0.63,
longitude 133.33 dan kedalaman 10 km, sesar penyebab gempa bumi termasuk
dalam sesar reverse yang bergerak berarah timur laut barat daya.
Gempa 2 Agustus 2009 yang terjadi di Manokwari propinsi Papua Barat
memiliki magnitude gempa 5.9 Mw dengan episentrumnya berada pada lattitude -
0.444, longitude 133.06 dan kedalaman 10 km, sesar penyebab gempa bumi
termasuk dalam sesar normal yang bergerak berarah timur laut barat daya.
Gempa 13 Januari 2010 yang terjadi di Manokwari propinsi Papua Barat
memiliki magnitude gempa 5.7 Mw dengan episentrumnya berada pada lattitude -
0.72, longitude 133.33 dan kedalaman 42 km, sesar penyebab gempa bumi
termasuk dalam sesar strike-slip yang bergerak berarah barat laut tenggara.
Terima Kasih
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71

Anda mungkin juga menyukai