Anda di halaman 1dari 23

Laporan Kasus Diabetes Melitus

Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
AMILY !LDER
NAMA " PRIS#ILIA
NIM " $%&'%%(&%%)
PEM*IM*IN+ " Dr,dr,A, Aris Susanto- Ms- Sp,!k
AKULTAS KED!KTERAN UNI.ERSITAS KRISTEN KRIDA /A#ANA
'%$%
BAB 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Diabetes Melitus 0 DM 1 2erupakan suatu kelo2pok pen3akit 2etabolik dengan
karakteristik 4iperglike2ia 3ang ter5adi karena kelainan sekresi insulin- ker5a insulin atau
keduan3a, Se6ara garis besar DM dikelo2pokkan 2en5adi ' tipe- 3aitu " DM tergantung pada
insulin 0DM tipe&$1 dan non&DM tergantung pada insulin 0DM tipe&'1, Risiko DM 2eningkat
se5alan dengan berta2ba4n3a usia dan 2e2iliki kontribusi 3ang besar ter4adap 2orbiditas dan
2ortalitas seseorang,
Masalah
Menurut penelitian epide2iologi 3ang sa2pai saat ini dilaksanakan di Indonesia-
kekerapan diabetes di Indonesia berkisar antara $-7 dengan $-89, Pada ta4un '%%8- Departe2en
Il2u Pen3akit Dala2 akultas Kedokteran Uni:ersitas Indonesia beker5a sa2a dengan *idang
Penelitian dan Penge2bangan Departe2en Kese4atan 2elakukan Sur:eilans aktor Risiko
Pen3akit Tidak Menular di ;akarta 3ang 2elibatkan $)<$ sub3ek- terdiri dari 87% laki&laki dan
<)$ =anita, Sur:ei tersebut 2elaporkan pre:alensi DM di li2a =ila3a4 DKI ;akarta sebesar
$'-$9 dengan DM 3ang terdeteksi sebesar >-(9 dan DM 3ang tidak terdeteksi sebesar $$-'9,
*erdasarkan data ini diketa4ui ba4=a ke5adian DM 3ang belu2 terdiagnosis 2asi4 6ukup tinggi-
4a2pir >? lipat dari 5u2la4 kasus DM 3ang suda4 terdeteksi,
Tujuan
Dengan 2elakukan kegiatan kun5ungan langsung kepada pasien puskes2as- di4arapkan
dapat 2eningkatkan pengertian dan ke2a2puan pengelolaan pen3akit- 2en6ega4 ko2plikasi
akut 2aupun kronis- serta 2engopti2alkan kualitas 4idup pasien dan keluargan3a,
Laporan Kasus
Pengumpulan Data
Puskes2as " ;ela2bar *aru
No2or register " %7@<
Tanggal kun5ungan " $7 ;uli '%$$
Data Ri=a3at Keluarga "
I. Identitas Pasien :
a, Na2a " *apak Suk2a *in ;ar2in
b, U2ur " 8$ ta4un
6, ;enis kela2in " Laki&laki
d, Peker5aan " Tukang o5ek
e, Pendidikan " SD 0Tidak ta2at1
A, Ala2at " ;l, ;e2abatan II *arat Rt %%@BR= %$%- Kelura4an Angke
g, Telepon " %($>($<@('8@
II. Ria!at Biologis Keluarga :
a, Keadaan kese4atan sekarang " *aik
b, Kebersi4an perorangan " Sedang
6, Pen3akit 3ang sering diderita " Diabetes 2elitus
d, Pen3akit keturunan " Tidak ada
e, Pen3akit kronisB 2enular " Tidak ada
A, Ke6a6atan anggota keluarga " Tidak ada
g, Pola 2akan " Sedang
4, Pola Istira4at " *aik
i, ;u2la4 anggota keluarga " 8 orang,
III. Psikologi Keluarga :
a, Kebiasaan buruk " Merokok
b, Penga2bilan keputusan " *apak
6, Ketergantungan obat " &
d, Te2pat 2en6ari pela3anan kese4atan " Puskes2as
e, Pola rekreasi " Sedang
I". Keadaan Rumah# Lingkungan :
a, ;enis bangunan " Se2i per2anen
b, Lantai ru2a4 " Se2en
6, Luas ru2a4 " >?> 2
'
d, Penerangan " Kurang
e, Kebersi4an " Sedang
A, .entilasi " Kurang
g, Dapur " Tidak ada
4, ;a2ban keluarga " Tidak ada
i, Su2ber air 2inu2 " Air ledeng
5, Su2ber pen6e2aran air " Ada
k, Pe2anAaatan pekarangan " Tidak ada
l, Siste2 pe2buangan air li2ba4 " Tidak ada
2, Te2pat pe2buangan sa2pa4 " Tidak ada
n, Sanitasi lingkungan " Kurang
". $pritual Keluarga :
a, Ketaatan beribada4 " *aik
b, Ke3akinan tentang kese4atan " *aik
"I. Keadaan $osial Keluarga :
a, Tingkat Pendidikan " Sedang
b, Hubungan antar anggota keluarga " *aik
6, Hubungan dengan orang lain " *aik
d, Kegiatan organisasi sosial " *aik
e. Keadaan ekono2i " Kurang
"II. Kultural Keluarga :
a, Adat 3ang *erpengaru4 " Sunda
b, Lain&lain " &
"III. Da%tar Anggota Keluarga :
N
o
Na2a Hub
dgn
KK
U2u
r
Pendidika
n
Peker5aa
n
Aga2
a
Keadaan
kese4ata
n
Keadaa
n giCi
K*
$, Suk2a
bin
;ar2in
KK 8$ SD Tukang
o5ek
Isla2 DM *aik &
', ;a2ila4 Istri 78 SD Ibu
ru2a4
tangga
Isla2 Se4at *aik Tida
k
>, Ro2li Ana
k
>8 SMA Tukang
o5ek
Isla2 Se4at *aik &
7, Rusai3ant Ana '8 SMP & Isla2 Se4at *aik &
o k
), Iis Ana
k
'$ SD & Isla2 Se4at *aik &
8, A42ad
3ani
Ana
k
$< SD & Isla2 Se4at *aik &
ID, Keluhan utama " !rang sakit 2engatakan badan terasa le2as- dan sering 2engantuk dan
ken6ing,
D, Keluhan Tam&ahan " Sakit pada bagian kaki,
DI, Ria!at Pen!akit $ekarang " !rang sakit sekarang berada di ru2a4 dan 2elakukan
akti:itas seperti biasan3a- 3aitu beker5a sebagai tukang o5ek, !rang sakit 5uga rutin
2e2eriksakan diri ke puskes2as dan rutin 2e2inu2 obat&obatan n3a- 3aitu
glibenkla2id, Pada tanggal $% ebruari orang sakit tersebut datang ke puskes2as- diukur
gula dara4 se=aktu 0+DS1 7$@ 2gBdL- dan terak4ir tanggal $7 ;uli '%$$- gula dara4
se=aktu pasien iala4 )( 2gBdL, Dan sekarang ini pada orang sakit terdapat ulkus
diabetiku2 di kaki kanann3a,
DII, Ria!at Pen!akit dahulu " !rang sakit 2engatakan ba4=a dirin3a perna4 2enderita
pen3akit paru&paru basa4 se4ingga ia dira=at di ru2a4 sakit sekitar $)&'% ta4un 3ang
lalu dan sekarang suda4 se2bu4,
'III. Pemeriksaan (isik :
Keadaan u2u2 " 6o2pos 2entis- terdapat ulkus pada bagian kaki kanan,
Penge6ekan tekanan dara4, Di dapatkan tekanan dara4 pasien $'%B(),
DI., Diagnosis Pen!akit " Diabetes Melitus
D., Diagnosis Keluarga " *aik,
'"I. Anjuran Penatalaksanaan pen!akit :
a, Pro2otiA " Me2berikan pen3ulu4an dan pengertian kepada pasien tentang pen3akit
diabetes 2elitus- ko2plikasi pen3akit- dan pola 2akan 3ang benar dan se4at agar dapat
2engontrol gula dara4- seperti berola4raga, Pe2buatan :entilasi 3ang lebi4 ban3ak agar
bisa ter5adi pertukaran udara dan 2asukn3a sinar 2ata4ari,

b, Pre:entiA " !rang sakit disarankan supa3a 2engatur pola 2akan- 3aitu dengan 2akan
3ang sering- ola4 raga teratur- 2eng4indari rokok,
6, KuratiA " +libenkla2id
d, Re4abilitatiA "
'"II. Prognosis :
a, Pen3akit " dubia at 2ala2
b, Keluarga " dubia at bona2
6, Mas3arakat " dubia at bona2
'"III. Resume :
Dari 4asil pe2eriksaan saat kun5ungan ru2a4 pada tanggal $7 ;uli '%$$- didapatkan
ba4=a pasien adala4 penderita diabetes 2elitus, Keadaan pasien baik dan dapat berakti:itas
seperti biasa dan pasien se6ara rutin 2e2eriksakan diri dan 2e2inu2 obat diabetiku2,
Keadaan ru2a4 pasien tergolong ru2a4 3ang tidak se4at dili4at dari kebersi4an ru2a4 dan
:entilasi di ru2a4n3a, Kebersi4an ru2a4 dan :entilasi sangat kurang- tidak dapat
pen6a4a3aan 3ang baik- di ru2a4 pasien tidak terdapat dapur- 5ika ingin 2e2asak
keluargan3a akan 2e2asak di luar dengan 2enggunakan ka3u bakar- dan di ka2ar 2andi
digunakan 5uga untuk 2en6u6i piring- dan tidak terdapat 5a2ban di ru2a4 pasien,
Pasien disarankan untuk datang ke puskes2as se6ara teratur untuk 2engontrol gula
dara4 dan 2elakukan pera=atan pada ulkus diabetiku2n3a, Serta tetap 2engatur pola
2akan- antara lain dengan 2engkonsu2si karbo4idrat seperti padi&padian- tetapi orang sakit
pelu 2e2batasi 2engkonsu2si gula- sirup- kue&kue 2anis lainn3a- 2engkonsu2si protein
seperti ikan - a3a2- daging- ta4u- te2pe- 2e2batasi 2akanan tinggi kolesterol seperti
5ero4an- 2engkonsu2si sa3ur dan bua4&bua4an, !rang sakit dian5urkan untuk ola4raga
teratur, Untuk 2engatasi ulkus diabetiku2 pada kakin3a- orang sakit dapat 2engo2preskan
ulkus dengan larutan klorida atau larutan antisepti6 ringan 2isaln3a ri:anol dan larutan
kaliu2 per2anganate $")%% 2g dan penutupan ulkus dan kassa steril, Selain itu- orang sakit
4arus 2enggunakan sepatu karena orang sakit sa2a sekali tidak perna4 2enggunakan alas
kaki, Sedangkan keluarga pasien sebagai kelo2pok resiko tinggi- dian5urkan untuk
berperilaku 4idup se4at sedini 2ungkin dan berola4raga, Untuk 2en6apai kese4atan 3ang
2en3eluru4 4endakn3a didukung pula ole4 kondisi ru2a4 dan keadaan keluarga 3ang
4ar2onis, !le4 karena itu pasien disarankan untuk 2en5aga kebersi4an ru2a4 dan lebi4
berko2unikasi dengan baik antar keluarga agar ter6ipta keluarga 3ang 4ar2onis,
BAB II
Tinjauan Pustaka
Dia&etes Mellitus
Diabetes 2ellitus 0DM1 2enga6u pada sekelo2pok kelainan 2etabolik dengan ge5ala
4iperglike2ia, Terdapat beberapa 5enis DM dan disebabkan ole4 interaksi antara Aaktor genetiK
dan lingkungan, *erdasarkan etiologi 3ang 2en3ebabkan DM- Aaktor 3ang ikut berperan dala2
ter5adin3a 4iperglike2ia adala4 berkurangn3a sekresi insulin- pengurangan ke2a2puan
2enggunakan glukosa- dan peningkatan produksi glukosa, Kelainan 2etabolik 3ang 2en3ertai
DM dapat 2en3ebabkan peruba4an patoAisiologik sekunder pada berbagai siste2 organ, Di US-
DM adala4 pen3ebab uta2a ter5adin3a End&Stage Renal Disease 0ESRD1- a2putasi ekstre2itas
ba=a4 non&trau2a- kebutaan pada orang de=asa, DM 5uga 2erupakan Aaktor predisposisi
ter5adin3a kelainan kardio:askular,
$
Diabetes 2ellitus diklasiAikasikan berdasarkan proses patogenik 3ang 2en3ebabkan
ter5adin3a 4ipoglike2ia, Se6ara garis besar dibagi 2en5adi DM tipe $ dan tipe ', Kedua 5enis
DM ini dida4ului ole4 Aase 4e2ostasis glukosa abnor2al seiring dengan proses patogenik
berlan5ut, Tipe $ disebabkan ole4 deAisiensi insulin total atau 2endekati total, DM tipe '
2erupakan sekelo2pok kelainan 3ang di6irikan dengan berbagai dera5at resistensi insulin-
gangguan sekresi insulin- dan peningkatan produksi glukosa, DeAek 2etabolik dan geneti6 3ang
5elas pada AungsiBsekresi insulin 2erupakan pen3ebab 4iperglike2ia 3ang u2u2 pada pasien
DM tipe '- dan 2e2pun3ai peranan 3ang penting dala2 i2plikasi terapi karena sekarang suda4
terdapat obat 3ang dapat 2e2perbaiki gangguan 2etaboli6 se6ara spesiAik, DM tipe ' dida4ului
ole4 4o2eostasis glukosa abnor2al 3ang disebut sebagai i2paired Aasting glu6ose 0IT1 dan
i2paired glu6ose toleran6e 0I+T1,
Pe2eriksaan pen3aring dapat dilakukan 2elalui pe2eriksaan kadar glukosa dara4
se=aktu atau kadar glukosa dara4 puasa- ke2udian dapat diikuti dengan tes toleransi glukosa
oral 0TT+!1 standart,
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah seaktu
plasma )ena * 11+ 11+, 1-- ./++
darah kapiler * -+ -+ 0 1-- . /++

Kadar glukosa darah puasa
plasma )ena * 11+ 11+ , 1/1 . 1/2
darah kapiler * -+ -+ 0 1+- . 11+
Langkah0langkah 3ntuk Menegakkan Diagnosis DM dan 4angguan Toleransi 4lukosa.
Diagnosis klinis DM u2u2n3a akan dipikirkan bila ada kelu4an k4as DM berupa
poliuria- polidipsia- poliAagia- dan penurunan berat badan 3ang tidak dapat di5elaskan sebabn3a,
Kelu4an lain 3ang 2ungkin dike2ukakan pasien adala4 le2a4- kese2utan- gatal- 2ata kabur-
dan disAungsi ereksi pada pria- serta pruritus :ul:a pada =anita, ;ika kelu4an k4as- pe2eriksaan
glukosa dara4 se=aktu E '%% 2gBdL suda4 6ukup untuk 2enegakkan diagnosis DM, 4asl
pe2eriksaan kadar glukosa dar4 puasa E $'8 2gBdL 5uga digunakan untuk patokan diagnosis
DM, Untuk kelo2pok tanpa kelu4an k4as DM- 4asil pe2eriksaan glukosa dara4 3ang baru satu
kal sa5a abnor2al- belu2 6ukup kuat untuk 2enegakkan diagnosis DM, Diperlukan pe2astian
lebi4 lan5ut dengan 2endapat sekali lagi angka abnor2al- baik kadar glukosa dara4 puasa E $'8
2gBdL- kadar glukosa dara4 se=aktu E '%% 2gBdL pada 4ari 3ang lain- atau dari 4asil tes
toleransi glukosa 0TT+!1 didapatkan kadar glukosa dara4 pas6a pe2bebanan E '%% 2gBdL,
Anamnesis
Ri=a3at pen3akit da4ulu,
Adaka4 ri=a3at tekanan dara4 tinggiF
Ri=a3at keluarga,
Adaka4 diantara anggota keluarga 3ang 2e2iliki pen3akit diabetes 2elitusF
Ri=a3at sosial,
Tan3akan ri=a3at 2erokokF
Apaka4 pasien 2erasakan :olu2e urin 3ang 2eningkat,
Tan3akan apaka4 pasien sering 2erasa 4aus,
Tan3akan apaka4 pasien sering 2erasa lapar,
Tan3akan apakan ter5adi penurunan berat badan,
Tan3akan apaka4 pasien 2engala2i kese2utan- 4ilang rasa pada bagian distal tubu4 seperti
kaki,
Tan3akan apabila pasien 2endapat luka- apaka4 luka tersebut sukar se2bu4- teruta2a pada
bagian kaki,,
Pemeriksaan (isik
Sebagai ta2ba4an dari pe2eriksaan Aisik ko2plit pada u2u2n3a- perlu diberikan
per4atian k4usus pada aspek&aspek 3ang berkaitan dengan DM seperti *MI- pe2eriksaan 2ata-
tekanan dara4 ortostatik- pe2eriksaan kaki- pe2eriksaan den3ut periAer, Tekanan dara4 E $>%B(%
2Hg suda4 dianggap sebagai tekanan dara4 tinggi pada pasien dengan diabetes,
Pemeriksaan Penunjang
Selain pe2eriksaan Aisik- data laboratoriu2 ikut 2e2bantu diagnosis dan peren6anaan,
$, Pe2eriksaan glukosa ke2i4,
5tiologi dan Pato%isiologi
Diabetes 2ellitus tipe ' 2erupakan 5enis 3ang lebi4 sering ter5adi- tetapi 5au4 lebi4
sedikit 3ang tela4 dipa4a2i karena bersiAat 2ultiAaktorial, DeAek 2etabolik karena gangguan
sekresi insulin atau karena resistensi insulin di 5aringan periAer,
+enetika " toleransi karbo4idrat dikontrol ole4 ber5uta pengaru4 genetik, !le4 karena itu
DM II 2erupakan kelainan poligenik dengan Aaktor 2etabolik berganda 3ang berinteraksi
dengan pengaru4 eksogen untuk 2eng4asilkan Aenotip tersebut koordinasi genetik pada
DM tipe ' pada ke2bar identik 2endekati <%9,
@
Tidak terkait dengan lokus HLA- tetapi
E <%9 konkordans pada orang ke2bar, Suatu subkelo2pok 2e2pun3ai alel polimorfik
untuk glikogen sintase- perke6ualiann3a adala4 maturity-onset diabetes of the young
0M!DY1 3ang autoso2al do2inan " gen glukokinase 3ang 2engala2i 2utasi 0di
kro2oso2 @1 2en3ebabkan peruba4an 2ekanis2e pengenalan glukosa 0glucose-sensing
mechanism1,
Resistensi insulin
o Mekanis2e 2a3or resistensi insulin pada otot skeletal 2eliputi gangguan akti:asi
sintase glikogen - disAungsi regulator 2etabo%lis- reseptor doen&regulation- dan
abnor2alitas transporter glukosa,
o Meningkatkan penurunan a2bilan glukosa selular 3ang di2ediasi ole4 insulin,
o Hepar 5uga 2en5adi resisten ter4adap insulin- 3ang biasan3a berespon ter4adap
4iperglike2ia dengan 2enurunkan produksi glukosa, Pada DM II- produksi glGukosa
4epar terus berlangsung 2eskipun ter5adi 4iperglike2ia- 2engakibatkan peningkatan
keluaran glukosa 4epar basal se6ara tidak tepat,
o !besitas- teruta2a obesitas abdo2en- ber4ubungan langsung dengan peningkatan
dera5at resistensi insulin,
DisAungsi sel beta
o DisAungsi sel beta 2engakibatkan ketidak2a2puan sel pulau 0sel islet1 penkreas
2eng4asilkan insulin 3ang 2e2adai untuk 2en3ediakan insulin 3ang 6ukup setala4
sekresi insulin dipengaru4i,
o Diteorikan ba4=a 4iperglike2ia dapat 2e2buat sel beta se2akin tidak responsiA
ter4adap glukosa karena toksisitas glukosa,
o Sekresi insulin nor2aln3a ter5adi dala2 dua Aase, ase perta2a ter5adi dala2
beberapa 2enit setela4 suplai glukosa dan ke2udian 2elepaskan 6:adangan insulin
3ang disi2pan dala2 sel betaG Aase dua 2erupakan pelepasan insulin 3ang baru
disintesis dala2 beberapa 5a2 setela4 2akan, Pada DM II- Aase perta2a pelepasan
insulin sangat terganggu,
o ungsi sel beta 0ter2asuk Aase a=al sekresi insulin1 dan resistensi insulin 2e2baik
dengan penurunan berat badan dan peningkatan akti:itas Aisik,
5pidemiologi
Menurut penelitian epide2iologi 3ang sa2pai saat ini dilaksanakan di Indonesia-
kekerapan diabetes di Indonesia berkisar antara $-7 dengan $-89, Suatu penelitian 3ang
dilakukan di ;akarta ta4un $<<>- kekerapan DM di daera4 urban 3aitu di kelura4an Ka3uputi4
adala4 )-8<9 sedangkan di daera4 rural di suatu daera4 di ;a=a *arat ta4un $<<)- angka itu
4an3a $-$9, Di sini 5elas ada perbedaan antara pre:alensi di daera4 urban dengan daera4 rural,
Hal ini 2enun5ukkan ba4=a ga3a 4idup 2e2pengaru4i ke5adian diabetes, Tetapi di ;a=a Ti2ur
angka itu tidak berbeda 3aitu $-7>9 di daera4 urban dan $-7@9 di daera4 rural, Hal ini 2ungkin
disebabkan tinggin3a pre:alensi Diabetes Melitus Terkait Malnutrisi 0DMTM1 atau 3ang
sekarang disebut diabetes tipe lain di daera4 rural di ;a=a Ti2ur- 3aitu sebesar '$-'9 dari
seluru4 diabetes di daera4 itu,
Pada ta4un '%%8- Departe2en Il2u Pen3akit Dala2 akultas Kedokteran Uni:ersitas
Indonesia beker5a sa2a dengan *idang Penelitian dan Penge2bangan Departe2en Kese4atan
2elakukan Sur:eilans aktor Risiko Pen3akit Tidak Menular di ;akarta 3ang 2elibatkan $)<$
sub3ek- terdiri dari 87% laki&laki dan <)$ =anita, Sur:ei tersebut 2elaporkan pre:alensi DM di
li2a =ila3a4 DKI ;akarta sebesar $'-$9 dengan DM 3ang terdeteksi sebesar >-(9 dan DM 3ang
tidak terdeteksi sebesar $$-'9, *erdasarkan data ini diketa4ui ba4=a ke5adian DM 3ang belu2
terdiagnosis 2asi4 6ukup tinggi- 4a2pir >? lipat dari 5u2la4 kasus DM 3ang suda4 terdeteksi,
Komplikasi
Retinopati diabetik
*erbagai kelainan akibat DM dapat ter5adi pada retina- 2ulai dari retinopati diabeti6 non&
proliAeratiA sa2pai perdara4an retina dan lebi4 lan5ut lagi dapat 2engakibatkan kebutaan,
$$
Retinopati diabetik nonproliperatif 2erupakan bentuk 3ang paling ringan dan sering tidak
2e2perli4atkan ge5ala, Stadiu2 ini sulit dideteksi 4an3a dengan pe2eriksaan oAtal2oskopi
langsung 2aupun tidak langsung, #ara 3ang paling baik iala4 dengan 2enggunakan Aoto Aundus
dan A 0Fundal Fluorescein Angiography1, Mikroaneuris2a 3ang ter5adi pada kapiler retina
2erupakan tanda paling a=al 3ang dapat dili4at pada RDNP 0retinopati diabeti6 nonproliperatiA1,
Kelainan 2orAologi lain iala4 penebalan 2e2brane basalis - perdara4an ringan- eksudat keras
3ang ta2pak sebagai ber6ak ber=arna kuning dan eksudat lunak 3ang ta2pak sebagai cotton
wool spot. Retinopati diabetik nonproliperatiA berat sering disebut 5uga sebagai retinopati
diabeti6 iske2ik- obstruktiA atau preproliperatiA, +a2baran 3ang dapat dite2ukan 3aitu bentuk
kapiler 3ang berkelok tidak teratur akibat dilatasi 3ang tidak beraturan dan cotton wool spot-
3aitu daera4 retina dengan ga2baran ber6ak ber=arna puti4 pu6at di2ana kapiler 2engala2i
su2batan, Retinopati diabetik proliperatif ditandai dengan pe2bentukan pe2bulu4 dara4 baru,
Pe2bulu4 dara4 baru tersebut berba4a3a karena bertu2bu4 se6ara abnor2al keluar dari retina
dan 2eluas sa2pai ke :itreus- 2en3ebabkan perdara4an disana dan dapat 2eni2bulkan
kebutaan, Apabila perdara4an terus berulang- dapat ter5adi 5aringan Aibrosis atau sikatriks pada
retina, Makulopati diabetik 2erupakan pen3ebab kebutaan paling sering pada retinopati diabetik,
Makulopati diabetik dapat dibedakan dala2 beberapa bentuk 3aitu 2akulopati iske2ik 0akibat
pen3u2batan 3ang luas dari kapiler di daera4 sentral retina1- 2akulopati eksudatiA 0karena
kebo6oran sete2pat su4ingga terbentuk eksudat keras seperti pada RDPN1 dan ede2a 2a6ula
0akibat kebo6oran 3ang diAus1,
$'
Nefropati diabetik
Kelainan 3ang ter5adi pada gin5al pen3andang DM di2ulai dengan adan3a
2ikroalbu2inuria- dan ke2udian berke2bang 2en5adi proteinuria se6ara klinis- berlan5ut
dengan penurunan Aungsi la5u Ailtrasi glo2erular dan berak4ir dengan keadaan gagal gin5al 3ang
2e2erlukan pengelolaan dan pengobatan substitusi, Dite2ukann3a 2iroalbu2inuria 2endorong
dan 2eng4aruskan agar dilakukan pengelolaan DM 3ang lebi4 intensiA ter2asuk pengelolaan
berbagai Aaktor resiko lain untuk ter5adin3a ko2plikasi kronik DM seperti tekanan dara4- lipid
dan kege2ukan serta 2erokok, Pen3andang DM dengan la5u Ailtrasi glo2erulus atau bersi4an
kretinin H >% 2LB2enit se3ogn3an3a suda4 diru5uk ke a4li pen3akit gin5al untuk 2en5a5agi
ke2ungkinan dan untuk persiapan terapi pengganti bagi kelainan gin5aln3a- baik nantin3a berupa
dialisis 2aupun transplantasi gin5al,
$$
Neuropati diabetik
Neuropati diabetik 0ND1 2erupakan sala4 satu ko2plikasi kronis paling sering
dite2ukan pada diabetes 2elitus 0DM1, risiko 3ang di4adapi pasien DM dengan ND antara lain
iala4 inAeksi berulang- ulkus 3ang tidak se2bu4&se2bu4 dan a2putasi 5ariBkaki, Polineuropati
sensori&2otor si2etris diatas atau distal symmetrical sensorymotor polyneuropathy 0DPN1
2erupakan 5enis kelainan ND 3ang paling sering ter5adi, DPN ditandai degan berkurangn3a
Aungsi sensorik se6ara progresiA dan Aungsi 2otorik 0lebi4 5arang1 3ang berlangsung pada bagian
diatal 3ang berke2bang kea ra4 proksi2al, Diagnosis neuropati periAer diabetik dala2 praktek
se4ari&4ari- sangat bergantung pada ketelitian penga2bilan ana2nesis dan pe2eriksaan Aisik,
*entuk lain ND 3ang 5uga sering site2ukan iala4 neuropati otono2 0parasi2patis dan si2patis1
atau diabetic autonomic neuropathy 0DAN1, U5i ko2ponen parasi2patis DAN dilakukan dengan
tes respons den3ut 5antung ter4adap 2aneu:er :alsa:a- :ariasi den3tu 5antung 0inter:al PR1
sela2a napas dala2 0den3ut 5antung 2aksi2u2&2ini2u21, U5i ko2ponen si2patis DAN
dilakukan dengan respons tekanan dara4 ter4adap berdiri 0penurunan sistolik1- respons tekanan
dara4 ter4adap gengga2an 0peningkatan diastolik1,
$>
Penyakit Jantung Koroner
Pen3ebab ke2atian dan kesakitan uta2a pada pasien DM 0baik DM tipe $ 2aupun DM
tipe '1 adala4 Pen3akit ;antung Koroner- 3ang 2erupakan sala4 satu pen3ulit 2akro:askular
pada diabetes 2elitus, Pen3ulit 2akro:askular ini ber2aniAestasi sebagai aterosklerosis dini
3ang dapat 2engenai organ&organ :ital 05antung dan otak, Pen3ebab aterosklerosis pada pasien
DM tipe ' bersiAat 2ultiAaktorial- 2elibatkan interaksi ko2pleks dari berbagai keadaan seperti
4iperglike2ia- 4iperlipide2ia- stress oksidatiA- penuaan dini- 4iperinsuline2ia danBatau
4iperproinsuline2ia serta peruba4an&peruba4an dala2 proses koagulasi dan Aibrinolisis, Pada
pasien DM- risiko pa3a4 5antung 2eningkat 7 sa2pai ( kali, Peningkatan risiko ini tidak 4an3a
disebabkan karena pen3akit 5antung iske2ik, Dala2 beberapa ta4un terak4ir ini diketa4ui ba4=a
pasien DM dapat pula 2e2pengaru4i otot 5antung se6ara independen, Selain 2elalui keterlibatan
aterosklerosis dini arteri koroner 3ang 2en3ebabkan pen3akit 5antung iske2ik 5uga dapat ter5adi
peruba4an&peruba4an berupa Aibrosis interstitial- pe2bentukan kolagen dan 4ipertroAi sel&sel otot
5antung, Pada tingkat selular ter5adi gangguan pengeluaran kalsiu2 dari sitoplas2a- peruba4an
struktur troponin T dan peningkatan akti:itas piru:at kinase, Peruba4an&peruba4an ini akan
2en3ebabkan gangguan kontraksi dan relaksasi otot 5antung dan peningkatan tekanan end-
diastolik se4ingga dapat 2eni2bulkan kardio2iopati restriktiA,
$7
Pen6egahan
Penatalaksanaan
Non medika mentosa
$, Terapi giCi 2edis,
Terapi giCi 2edis ini pada prinsipn3a adala4 2elakukan pengaturan pola 2akan 3ang
didasarkan pada status giCi diabetisi dan 2elakukan 2odiAikasi diet berdasarkan kebutu4an
indi:idual,
$)
;enis ba4an 2akanan"
a, Karbo4idrat
Sebagai su2ber energi- karbo4idrat 3ang diberikan pada diabetisi tidak bole4 lebi4 dari )) &
)89 dari total kebutu4an energi se4ari- atau tidak bole4 lebi4 dari @%9 5ika diko2binasi
dengan pe2berian asa2 le2ak tidak 5enu4 rantai tunggal 0MUA I monounsaturated fatty
acids1, Pada setiap gra2 karbo4idrat terdapat kandungan energi sebesar 7 kilokalori,
$)
Reko2endasi pe2berian karbo4idrat"
$)
$, kandungan total kalori pada 2akanan 3ang 2engandung karbo4idrat- lebi4 ditentukan ole4
5u2la4n3a dibandingkan dengan 5enis karbo4idrat itu sendiri,
', dari total kebutu4an kalori per 4ari- 8% J @%9 diantaran3a berasal dari su2ber karbo4idrat,
>, 5ika dita2ba4 MUA sebagai su2ber energi- 2aka 5u2la4 karbo4idrat 2aksi2al @%9 dari
total kebutu4an kalori per 4ari,
7, 5u2la4 serat ') J )% gra2 per 4ari,
), 5u2la4 sukrosa sebagai su2ber energi tidak perlu dibatasi- na2un 5angan sa2pai lebi4 dari
total kalori per 4ari,
8, sebagai pe2anis dapat digunakan pe2anis non kalori seperti sakarin- aspartame, acesulfam
dan sukralosa
@, penggunaan al6o4ol 4arus dibatasi tidak bole4 lebi4 dari $% gra2B4ari
(, Aruktosa tidak bole4 lebi4 dari 8% gra2B4ari
<, 2akanan 3ang ban3ak 2engandung sukrosa tidak perlu dibatasi
b, Protein
;u2la4 kebutu4an protein 3ang direko2endasikan sekitar $% J $)9 dari total kalori per 4ari,
Pada penderita dengan kelainan gin5al- di2ana diperlukan pe2batasan asupan protein sa2pai
7% gra2 per 4ari- 2aka diperlukan ta2ba4kan pe2berian suple2entasi asa2 a2ino esensial,
Protein 2engandung energi sebesar 7 kilokaloriBgra2,
$)
Reko2endasi pe2berian protein"
$)
$, kebutu4an protein $) J '%9 dari total kebutu4an energi per 4ari,
pada keadaan kadar glukosa dara4 3ang terkontrol- asupan protein tidak akan 2e2pengaru4i
konsentrasi glukosa dara4,
', pada keadaan kadar glukosa dara4 tidak terkontrol- pe2berian protein sekitar %-( J $-% 2gBkg
berat badanB4ari,
>, pada gangguan Aungsi gin5al- 5u2la4 asupan protein diturunkan sa2pai %-() gra2Bkg berat
badanB4ari dan tidak kurang dari 7% gra2
7, 5ika terdapat ko2plikasi kardio:askular- 2aka su2ber protein nabati lebi4 dian5urkan dari
protein 4e=ani,
6, Le2ak
Le2ak 2e2pun3ai kandungan energi sebesar < kilokalori per gra2n3a, *a4an 2akanan ini
sangat penting untuk 2e2ba=a :ita2in 3ang larut dala2 le2ak seperti :ita2in A- D- E- K,
berdasarkan ikatan rantai karbonn3a- le2ak dikelo2pokkan 2en5adi le2ak 5enu4 dan le2ak
tidak 5enu4, Pe2batasan asupan le2ak 5enu4 dan kolesterol sangat disarankan bagi diabetisi
karena terbukti dapat 2e2perbaiki proAil lipid tidak nor2al 3ang sering di5u2pai pada
diabetes, Asa2 le2ak tidak 5enu4 rantai tunggal 0MUA I monounsaturated fatty acids1-
2erupakan sala4 satu asa2 le2ak 3ang dapat 2e2perbaiki kadar glukosa dara4 dan proAil
lipid, Pe2berian MUA pada diet diabetisi dapat 2enurunkan dadar trigliserida- kolesterol
total- kolesterol .LDL dan 2eningkatkan kadar kolesterol HDL, Sedangkan asa2 le2ak
tidak 5enu4 rantai pan5ang 0PUA I polyunsaturated fatty acid1 dapat 2elindungi 5antung-
2enurunkan kadar trigliserida- 2e2perbaiki agregasi tro2bosit, PUA 2engandung asa2
le2ak o2ega > 3ang dapat 2enurunkan sintesis .LDL di dala2 4ati dan 2eningkatkan
akti:itas enCi2 lipoprotein lipase 3ang dapat 2enurunkan kadar .LDL di 5aringan periAer-
se4ingga dapat 2enurunkan kadar kolesterol LDL,
$)
Reko2endasi pe2berian le2ak"
$)
$, batasi konsu2si 2akanan 3ang 2engandung le2ak 5enu4- 5u2la4 2aksi2al $%9 dari total
kebutu4an kalori per 4ari
', 5ika kadar kolesterol LDL K $%% 2gBdl- asupan le2ak 5enu4 diturunkan sa2pai 2aksi2al @9
dari total kalori per 4ari,
>, konsu2si kolesterol 2aksi2al >%% 2gB4ari- 5ika kadar kolesterol LDL K $%% 2gBdl- 2aka
2aksi2al kolesterol 3ang dapat dikonsu2si '%% 2gB4ari,
7, batasi asupan asa2 le2ak bentuk trans
), konsu2si ikan se2inggu ' J > kali untuk 2en6ukupi kebutu4an asa2 le2ak tidak 5enu4
rantai pan5ang,
8, asupan asa2 le2ak tidak 5enu4 rantai pan5ang 2aksi2al $%9 dari asupan kalori per 4ari,
', Lati4an 5as2ani
Pengelolaan diabetes 2ellitus 0DM1 3ang 2eliputi 7 pilar- akti:itas Aisik 2erupakan sala4
satu dari kee2pat pilar tersebut, Akti:itas 2ini2al otot skeletal lebi4 dari sekedar 3ang
diperlukan untuk :entilasi basal paru- dibutu4kan ole4 se2ua orang ter2asuk diabetisi
sebagai kegiatan se4ari J 4ari- seperti 2isaln3a" bangun tidur- 2e2asak- berpakaian- 2e6u6i-
2akan ba4kan tersen3u2, *erangkat ker5a- beker5a- berbi6ara- berAikir- terta=a-
2eren6anakan kegiatan esok- ke2udian tidur, Se2ua kegiatan tadi tanpa disadari ole4
diabetisi- tela4 sekaligus 2en5alankan pengelolaan ter4adap DM se4ari J 4ari,
$)
Diabetes 2erupakan pen3akit se4ari J 4ari, Pen3akit 3ang akan berlangsung seu2ur
4idup, Kadang- diabetes dipandang sebagai tantangan- di=aktu lain dianggap sebagai beban,
Tanggung 5a=ab ter4adap pengelolaan diabetes se4ari J 4ari- 2erupakan 2ilik 2asing J
2asing diabetisi, Mereka 3ang tela4 2e2utuskan untuk 4idup dengan diabetes dala2
keadaan se4at 2e2pun3ai satu persa2aan- ba4=a 2ereka 4arus 2elakukan kegiatan Aisik,
$)
An5uran untuk 2elakukan kegiatan Aisik bagi diabetisi tela4 dilakukan se5ak seabad 3ang
lalu ole4 seorang dokter dari dinasti Sui di #4ina- dan 2anAaat kegiatan ini 2asi4 terus
diteliti ole4 para a4li 4ingga kini, Kesi2pulan se2nLentara dari penelitian itu aiala4 ba4=a
kegiatan Aisik diabetisi 0t3pe $ 2aupun '1- akan 2engurangi resiko ke5adian kardio:askular
dan 2eningkatkan 4arapan 4idup, Kegiatan Aisik akan 2eningkatkan rasa n3a2an baik se6ara
Aisik- psikis 2aupun so6ial dan ta2pak se4at, Ke2a5uan teknologi agak bersebrangan dengan
an5urang untuk 2elakukan kegiatan Aisik- karena akan 2e2buat seseorang kurang bergiat,
Mengingat 4al ini- 2aka 4arus dibuat suatu kegiatan Aisik 3ang teren6ana dengan baik dan
teratur bagi diabetisi,
$)
>, Pen3ulu4an Diabetes
Dala2 rangka 2engantisipasi ledakan 5u2la4 pasien diabetes dan 2eningkatn3a ko2plikasi
teruta2a P;K, Diperlukan tenaga tra2pil 3ang dapat berperan sebagai perpan5angan tangan
dokter endokrinologis, Di luar negri tenaga tersebut suda4 ada disebut diabetes educator
3ang terdiri dari dokter- pera=at, A4li giCi atau peker5a so6ial dan lain J lain 3ang ber2inat,
Di Indonesia se5ak ta4un $<>> tela4 diselenggarakan kursus pen3ulu4 diabetes 3ang sa2pai
saat ini 2asi4 berlangsung se6ara teratur, Kursus itu tern3ata 2endapat sa2butan luar biasa
dari ru2a4 sakit seluru4 Indonesia, Dala2 pelaksanaan n3a para pen3ulu4 diabetes itu
sebaikn3a 2e2berikan pela3anan se6ara terpadu dala2 suatu instansi 2isaln3a dala2 bentuk
sentral inAor2asi 3ang beker5a '7 5a2 sa4ari dan akan 2ela3ani pasien atau siapapun 3ang
ingin 2enan3akan seluk beluk tentang diabetes, Isi dari pen3ulu4an diabetes 2engenai
pengenalan 2engenai diabetes 2ellitus- peren6anaan 2akan- lati4an 5as2ani- pengenalan
tentang obat J obatan 3ang dipakai serta pe2antauan laboratoriu2 baik urin 2aupun gula
dara4,
$)
Medika mentosa
*ila dengan langka4 J langka4 tersebut sasaran pengendalian diabetes belu2 ter6apai-
2aka dilan5utkan dengan penggunaan obat atau inter:ensi Aar2akologis,
MA#AM J MA#AM !*AT ANTI HIPER+LIKEMIK !RAL "
$8
1. 4olongan Insulin $ensiti7ing
Biguanid
Saat ini golongan biguanid 3ang ban3ak dipakai adala4 2etAor2in, MetAor2in
terdapat dala2 konsentrasi 3ang tinggi di dala2 usus dan 4ati- tidak di2etabolis2e tetapi
se6ara 6epat dikeluarkan 2elalui gin5al, Karena 6epatn3a proses tersebut 2aka 2etAor2in
biasan3a diberikan dua sa2pai tiga kali se4ari dala2 bentuk extended release. Pengobatan
dengan dosis 2aksi2al akan dapat 2enurunkan A$# - sebesar $&'9, EAek sa2ping 3ang
dapat ter5adi adala4 asidosis laktat dan untuk 2eng4indarin3a sebaikn3a tidak diberikan pada
pasien dengan gangguan Aungsi gin5al 0kreatinin E $,> 2gBdL pada pere2puan dan E $,)
2gBdL pada laki J laki1 atau pada gangguan Aungsi 4ati dan gagal 5antung serta 4arus
diberikan denga 4ati J 4ati pada orang lan5ut usia,
Penggunaan dalam klinik
MetAor2in dapat digunakan sebagai 2onoterapi dan sebagai ko2binasi dengan SU-
repaglinid- nateglinid- peng4a2bat alp4a glikosidase dan glitaCone, EAekti:itas 2etAor2in
2enurunkan glukosa dara4 pada orang ge2uk sebanding dengan kekuatan SU, Karena
ke2a2puann3a 2engurangi resistensi insulin- 2en6ega4 pena2ba4an berat badan dan
2e2perbaiki proAil lipid 2aka 2etoAr2in sebagai 2onoterapi pada a=al pengelolaan
diabetes pada orang ge2uk dengan dislipide2ia dan resistensi insulin berat 2erupakan
pili4an perta2a, *ila dengan 2onoterapi tidak ber4asil 2aka dapat dilakukan ko2binasi
dengan SU atau obat anti diabeti6 lain,
4lita7one
+olongan Thiaolidinediones atau !litaone adala4 golongan obat 3ang 2e2pun3ai
eAek Aar2akologis untuk 2eningkatkan sensiti:itas insulin,
!bat ini dapat diberikan se6ara oral dan se6ara ki2ia=i 2aupun Aungsional tidak
ber4ubungan dengan obat oral lainn3a, Monoterapi dengan glitaCone dapat 2e2perbaiki
konsentrasi glukosa dara4 puasa 4ingga )<&(% 2gBdL dan A$# $,7 J ',89 dibandingkan
dengan pla6ebo, RosiglitaCone dan pioglitaCone dapat digunakan sebagai 2onoterapi dan
sebagai ko2binasi dengan 2etAor2in dan sekretagok insulin,
Penggunaan dalam klinik
RosiglitaCone dan pioglitaCone saat ini dapat digunakan sebagai 2onoterapi dan 5uga
sebagai ko2binasi dengan 2etAor2in dan sekretagok insulin, Se6ara klinik rosiglitaCon
dengan dosis 7 dan ( 2gB4ari 0dosis tunggal atau dosis terbagi ' kali se4ari1 2e2perbaiki
konsentrasi glukosa puasa sa2pai )) 2gBdL dan A$# sa2pai $,)9 dibandingkan dengan
pla6ebo, Sedang pioglitaCon 5uga 2e2pun3ai ke2a2puan 2enurunkan glukosa dara4 bila
digunakan sebagai 2onoterapi atau sebagai terapi ko2binasi dengan dosis sa2pai 7) 2gBdL
dosis tunggal,
/. 4olongan $ekretagok Insulin
Sekretagok insulin 2e2pun3ai eAek 4ipoglike2ikdengan 6ara sti2ulasi sekresi
insulin ole4 sel beta penkreas, +olongan ini 2eliputi sulAon3lurea dan glinid,
$ul%on!lurea
SulAon3lurea tela4 digunakan untukpengobatan DM tipe ' se5ak ta4un $<)%&an, !bat
ini digunakan sebagai terapi Aar2akologis pada a=al pengobatan diabetes di2ulai- teruta2a
bila konsentrasi glukosa tinggi dan suda4 ter5adi gangguan pada sekresi insulin, SulAon3lurea
sering digunakan sebagai terapi ko2binasi karena ke2a2puann3a untuk 2eningkatkan atau
2e2perta4ankan sekresi insulin, Me2pun3ai se5ara4 penggunaan 3ang pan5ang dengan
sedikit eAek sa2ping 0ter2asuk 4ipoglike2i1 dan r=latiA 2ura4, *erbagai 2a6a2 obat
golongan ini u2u2n3a 2e2pun3ai siAat Aar2akologis 3ang serupa- de2ikian 5uga eAek klinis
dan 2ekanis2e ker5an3a,
Penggunaan dalam klinik
Pada pe2akaian sulAon3lurea- u2u2n3a selalu di2ulai dari dosis renda4 - untuk
2eng4indari ke2ungkinan 4ipoglike2ia, Pada keadaan tertentu di 2ana kadar glukosa
dara4 sangat tinggi- dapat diberikan sulAon3lurea dengan dosis 3ang lebi4 besar dengan
per4atian k4usus ba4=a dala2 beberapa a4ri suda4 dapat diperole4 eAek klinis 3ang 5elas dan
dala2 $ 2inggu suda4 ter5adi penurunan kadar glukosa dara4 3ang 6ukup ber2akna,
Dosis per2ulaan sulAon3lurea tergantung pada beratn3a 4iperglike2ia, *ila
konsentrasi glukosa puasa H '%% 2gBdL- SU sebaikn3a di2ulai dengan pe2berian dosis
ke6il dan titrasi se6ara berta4ap setela4 $&' 2inggu se4ingga ter6apai glukosa dara4 puasa
<%&$>% 2gBdL, *ila glukosa dara4 puasa E '%% 2gBdL dapat diberikan dosis a=al 3ang lebi4
besar, !bat sebaikn3a diberikan setenga4 5a2 sebelu2 2akan karena diserap dengan lebi4
baik, Pada obat 3ang diberikan pada =aktu 2akan pagi atau pada 2akan 2akanan porsi
terbesar,
Kom&inasi sul%on!lurea dengan insulin8.
Pe2akaian ko2binasi kedua obat ini didasarkan ba4=a rerata kadar glukosa dara4 sepan5ang
4ari teruta2a ditentukan ole4 kadar glukosa dara4 puasan3a, U2u2n3a kenaikan kadar
glukosa dara4 sesuda4 2akan kureang lebi4 sa2a- tidak tergantung pada kadar glukosa dara4
pada keadaan puasa, Dengan 2e2berikan dosis insulin ker5a atau insulin glargin pada
2ala2 4ari- produksi glukosa 4ati 2ala2 4ari dapat dikurangi se4ingga kadar glukosa dara4
puasa dapat turun, Selan5utn3a kadar glukosa dara4 siang 4ari dapat diatur dengan pe2berian
sulAon3lurea seperti biasa,
Ko2binasi sulAon3lurea denga insulin ini tern3ata lebi4 baik daripada insulin sendiri
dan dosis insulin 3ang diperlukan pun tern3ata lebi4 renda4, Dan 6ara ko2binasi ini lebi4
dapat diteri2a pasien daripada penggunaan insulin 2ultiple,
4linid
Sekretagok insulin 3ang baru- bukan 2erupakan sulAon3lurea dan 2erupakan glinid,
Ker5an3a 5uga 2elalui reseptor sulAon3lurea 0SUR1 dan 2e2pun3ai struktur 3ang 2irip
dengan sulAon3lurea tetapi tidak 2e2pun3ai eAek sepertin3a, Repaglinid dan nateglinid
kedua J duan3a diabsorpsi dengan 6epat setela4 pe2berian se6ara oral dan 6epat dikeluarkan
2elalui 2etabolis2 dala2 4ati se4ingga diberikan dua sa2pai tiga kali se4ari, Repaglinid
dapat 2enurunkan glukosa dara4 puasa =alaupun 2e2pun3ai paru4 3ang singkat karena
la2a 2ene2pel pada ko2pleks SUR se4ingga dapat 2enurunkan ekui:alen A$# pada SU,
Sedang nateglinid 2e2pun3ai 2asa tinggi lebi4 singkat dan tidak 2enurunkan kadar
glukosa dara4 puasa, Se4ingga keduan3a 2erupakan sekretagok 3ang k4usus 2enurunkan
glukosa postprandial dengan eAek 4ipoglike2ik 3ang 2ini2al, Karena sedikit 2e2pun3ai
eAek ter4adap glukosa dara4 puasa 2aka kekuatann3a 2enurunkan A$# tidak begitu kuat,
9. Pengham&at Al%a 4lukosidase
!bat ini beker5a se6ara ko2petitiA 2eng4a2bat enCi2 alAa glukosidase di dala2
saluran 6erna se4ingga dengan de2ikian dapat 2enurunkan pen3erapan glukosa dan
2enurunkan 4iperglike2ik postprandial, !bat ini beker5a di lu2en usus dan tidak
2en3ebabkan 4ipoglike2ia dan 5uga tidak berpengaru4 pada kadar insulin,
EAek sa2ping akibat 2aldigesti karbo4idrat akan berupa ge5ala gastrointestinal
seperti 2eteoris2us- Alatulens- dan diare, latulens adala4 eAek 3ang paling tersering ter5adi
pada 4a2per )%9 pengguna obat ini, Peng4a2bat AlAa +lukosidase dapat 2eng4a2bat
bioa:ailibilitas 2etAor2in 5ika bersa2aan dengan orang nor2al,
A6arbose 4a2pir tidak diabsorpsi dan beker5a lo6al pada saluran pen6ernaan,
A6arbose 2engala2i 2etabolis2 di dala2 saluran pen6ernaan- 2etabolis2 teruta2a ole4
Alora 2ikrobiologis- 4idrolisis intestinal dan aktiAitas enCi2 pen6ernaan, /aktu paru4
eli2inasi plas2a kira J kira ' 5a2 pada orang se4at dan sebagian besar diekskresi 2elalui
Aeses,
Penggunaan dalam klinik
A6arbose dapat digunakan sebagai 2onoterapi atau sebagai ko2binasi dengan
insulin-2etAor2in- glitaCone- atau sulAon3lurea, Untuk 2endapatkan eAek 2aksi2al- obat ini
4arus diberikan segera pada saat 2akanan uta2a, Hal ini perlu karena 2erupakan
peng4a2bat ko2petitiA dan suda4 4arus ada pada saat ker5a enCi2atik pada saat 3ang sa2a
karbo4idrat berada di usus 4alus, Dengan 2e2berikann3a $) 2enit sebelu2 atau sesuda4n3a
2akan akan 2engurangi da2pak pengobatan ter4adap glukosa postprandial, Monoterapi
dengan a6arbose dapat 2enurunkan rata J rata gluokosa postprandial sebesar 7%&8% 2gBdL
dan glukosa puasa rata J rata $%&'% 2gBdL dan A$# %,)&$9, Dengan terapi ko2binasi
bersa2a sulAon3lurea- 2etAor2in dan insulin 2aka a6arbose dapat 2enurunkan lebi4 ban3ak
ter4adap A$# sebesar %,>&%,)9 dan rata J rata glukosa postprandial sebesar'%&>% 2gBdL dari
keadaan sebelu2n3a,
Sasaran pengelolaan DM bukan 4an3a glukosa dara4 sa5a- tetapi 5uga ter2asuk Aa6tor
J Aa6tor lain 3aituberat badan- tekanan dara4- dan proAil lipid- seperti ta2pak pada sasaran
pengendalian DM 3ang dian5urkan dala2 Konsensus Pengelolaan dan Pen6ega4an DM Tipe
' di Indonesia ta4un '%%8 0Perku2pulan Endokrinologi Indonesia1,
4. Pengham&at Dipeptidyl Peptidase IV :Pengham&at DPP0I";.
Terdapat dua 2a6a2 peng4a2bat DPP&I. 3ang ada saat ini 3aitu sitagliptin dan
:ildagliptin, Pada terapi tunggal- peng4a2bat DPP&I. dapat 2enurunkan HbA$6 sebesar
%-@<&%-<79 dan 2e2iliki eAek pada glukosa puasa dan post prandial, Peng4a2bat DPP&I.
dapat digunakan sebagai terapi alternati:e bila terdapat intoleransi pada pe2akaian
2etAor2in atau pada usia lan5ut, DPP&I. tidak 2engakibatkan 4ipoglike2ia 2aupun
kenaikan berat badan, EAek sa2ping 3ang dapat dite2ukan adala4 nasoAaringitis-
peningkatan risiko inAeksi saluran ke2i4 dan sakit kepala, Reaksi alergi 3ang berat 5arang
dite2ukan,

Anda mungkin juga menyukai