Anda di halaman 1dari 2

"DIA TETAP BERPEGANG KEPADA HIJABNYA, WALAUPUN KAPAL TENGGELAM"

-------------------------------------

Ini kisah tentang wanita Mesir yang bersama suaminya akan menunaikan ibadah haji. Mereka datang
melalui jalan laut. Mereka tiba dan menunaikan manasik haji.

Mereka thawaf di Ka'bah, melakukan sa'i, meminum air zam-zam, dan berdo'a kepada Allah SWT.
Mereka tiada henti-hentinya meneteskan air mata, hingga kembali pulang menuju negeri mereka
melalui jalan laut. Suaminya berkata, "Kami berada di dalam sebuah ruangan kamar kapal laut. Ada saya,
istri dan anak-anak saya."

Ketika itu kami sedang bercengkrama, tiba-tiba terdengar teriakan keras dan hentakan telapak kaki.
Saya pun melihat apa yang terjadi. Ternyata semua oeang berteriak keras, "Kapal akan tenggelam. Kapal
akan tenggelam."

Dengan penuh ketakutan, saya secepatnya kembali ke kamar dan berkata kepada istri saya, "Kita harus
segera keluar, kapal ini akan tenggelam, kapal ini akan tenggelam!!"
Tapi istri saya menolak, "Tidak, aku tidak akan keluar."

"Apa yang kamu katakan?? Apa kamu sudah gila?? Apa akalmu telah hilang?? Kapal ini akan tenggelam,
kamu ingin mati???"

Dia menjawab, "Aku tidak akan keluar sebelum aku mengenakan hijabku dengan sempurna."

Saya berusaha menjelaskan kepadanya bahwa orang-orang saat ini tidak akan sempat memandang
wanita, karena sedang berada dalam bencana besar.

Istriku menjawab, "Aku tidak akan berdebat dalam perkara ini dan janganlah engkau mendebatku dalam
masalah ini. Demi Allah, aku tidak akan keluar dari kamar ini kecuali aku telah mengenakan hijabku
dengan sempurna, hijab yang di perintahkan oleh Allah kepadaku."

Aku pasrah dengan realita yang terjadi. Maka dia mengenakan hijabnya. Saat itu orang-orang saling
mendorong ingin menyelamatkan diri mereka masing-masing.

Lalu dia mengenakan hijabnya yang mengagumkan. Saat itu istriku tampak sangat tenang. Tidak terlihat
tanda-tanda gelisah, takut, dan sedih. Kemudian kami keluar dan ia telah mengenakan hijabnya dengan
sempurna. Aku memegang tangannya dan ia memegang erat tanganku.

Tiba-tiba istriku bertanya, "Wahai Fulan, apakah anda ridha kepadaku??", aku pun menjawab, "Ya."

Sungguh aku merasa aneh dengan pertanyaannya. Apakah ini saat yang tepat dia bertanya begitu??

Dengan jawabanku itu, istriku merasa gembira dan aman. Ia menyunggingkan senyuman. Lalu kami
pergi untuk mencari keselamatan. Akan tetapi kami di pisahkan oleh ombak yang besar. Akhirnya kapal
kami pun tenggelam.

Tak lama kemudian datanglah tim penyelamat. Mereka menyelamatkan orang-orang yang masih bisa di
selamatkan dan tidak mampu menyelamatkan sisanya.

Saya termasuk orang yang selamat. Saya dan anak-anak mencari istri saya di tengah orang-orang yang
selamat, namun saya tidak menemukannya. Lalu saya pergi ke tempat para jenazah korban yang
tenggelam. Saya mendapatkannya dalam keadaan telah mati dalam hijabnya.
-------------------------------------

Laa ilaaha illallah..
Betapa jauhnya para wanita kita di banding wanita ini. Salah seorang dari mereka keluar rumah dengan
merasa aman, bebas, dan tenang. Dengan perasaan seperti itu, ia keluar rumah dengan memperlihatkan
kepalanya, memakai wewangian, berdandan, dan menampakkan lekuk-lekuk tubuhnya.

Sebaliknya, wanita yang dalam bahaya dan bencana besar ini tetap berpegang kepada hijabnya. Saya
tidak ingin mengomentari sikap ini. Akan tetapi saya ingin kepada saudari-saudari yang beriman,
"Bertakwalah (takutlah) kepada Allah dalam hijab anda. Manakah yang anda pilih, hijab anda atau
Neraka?? Bertakwalah kepada Allah tentang simbol kesucian dan kehormatan ini...

Janganlah meninggalkan bagaimanapun keadaan dan perihal anda. Takut terhadap su'ul khatimah (akhir
hidup yang jelek) adalah kebiasaan para ulama dan merupakan sesuatu yang mengejutkan orang-orang
shalih.

Anda mungkin juga menyukai