Anda di halaman 1dari 40

Laporan Kasus

Observasi Dyspnea Et Causa Sumbatan


Jalan Napas Atas Suspect Kista Dermoid
Orofaring
Pembimbing: dr. Hamsu Kadriyan, Sp.THT-KL, M.Kes

Nisa Ladyasari
H1A 009 019
Pendahuluan

Kista rongga patologis yang dibatasi
epitelium. Kista berisi cairan atau setengah
cairan yang bukan akumulasi dari pus atau
darah. Lapisan epitelium itu sendiri
dikelilingi oleh jaringan ikat fibrokolagen

Kista dermoid neoplasma jinak yang berasal
dari jaringan ektodermal dan mesodermal. Kista
dermoid merupakan kista developmental yang
timbul oleh terperangkapnya sel totipotent atau
oleh proses implantasi epithelium dengan bentuk
terminasi kongenital atau acquired.
Kista dermoid kebanyakan merupakan kelainan
kongenital yang biasanya muncul pada saat kelahiran
atau muncul pada massa infant. Kista dermoid
merupakan bentuk histologi paling sederhana dari
teratoma. Biasanya ditemukan dalam bentuk kista
unilobular, tetapi kadang multilobular.
Cont
Kista dermoid ini mencakup 1,6-6,9% dari
semua kista pada kepala-leher. Sebanyak 7%
dari kista dermoid terdapat di kepala-leher,
dimana sekitar 23% berlokasi di dasar mulut
dan 6% diantaranya terdapat pada daerah
submandibula
ANATOMI OROFARING
Batas-batas orofaring adalah ujung bawah dari palatum mole dan superior tulang
hyoid inferior.
Batas anterior dibentuk oleh inlet orofaringeal dan pangkal lidah, dan
perbatasan posterior dibentuk oleh otot-otot konstriktor superior dan media dan
mukosa faring.
Orofaring berhubungan dengan rongga mulut melalui saluran masuk orofaringeal,
yang menerima bolus makanan. Inlet orofaringeal terbuat dari lipatan
palatoglossal lateral, tepat di anterior tonsil palatina.
Lipatan itu sendiri terbuat dari otot palatoglossus, yang berasal dari palatum mole
itu sendiri dan mukosa diatasnya. Di inferior, terdapat sepertiga posterior lidah,
atau pangkal lidah, meneruskan perbatasan anterior orofaring. Valekula, yang
merupakan ruang antara pangkal lidah dan epiglotis, membentuk perbatasan
inferior dari orofaring. Ini biasanya setara dengan tulang hyoid. Pada dinding-
dinding lateral orofaring terdapat sepasang tonsil palatina di fosa anterior yang
dipisahkan oleh lipatan palatoglossal dan posterior oleh lipatan palatopharyngeal.
Tonsil adalah massa jaringan limfoid yang terlibat dalam respon imun lokal untuk
patogen oral
Kista Dermoid Orofaring
Definisi
Kista dermoid neoplasma jinak yang berasal dari jaringan
ektodermal dan mesodermal.
Kista dermoid merupakan kista developmental yang timbul oleh
terperangkapnya sel totipotent atau oleh proses implantasi
epithelium dengan bentuk terminasi kongenital atau acquired.
Kista dermoid kebanyakan merupakan kelainan kongenital yang
biasanya muncul pada saat kelahiran atau muncul pada massa
infant.
Kista dermoid merupakan bentuk histologi paling sederhana dari
teratoma Biasanya ditemukan dalam bentuk kista unilobular,
tetapi kadang multilobular.
Epidemiologi
Kista dermoid merupakan
kasus yang jarang terjadi.
Kasusnya sering didiagnosa
pada masa kanak-kanak.
Meskipun neoplasma ini
terlihat saat kelahiran, usia
saat munculnya kasus dapat
sangat bervariasi.
Pada region kepala dan leher
dapat terjadi pada area
periorbital, dorsum nasi, dasar
mulut, fossa infratemporal dan
bagian anterior leher.

Sekitar 7% dari semua kista
dermoid yang terlihat pada
region kepala dan leher.
Periorbital merupakan tempat
yang paling sering dilaporkan
terjadinya kista dermoid pada
region kepala leher yaitu
sekitar 70%.

Etiopatogenesis
Penyebab terjadinya kista dermoid masih kontroversi :
Disebut juga teratoma kongenital.
Kista dermoid muncul dari sel totiptent yang berasal
dari sel germinal ektodermal dan mesodermal, atau
dari jaringan pluripotent yang terperangkap selama
proses penggabungan arkus brakhial pertama dan
kedua.
Teori Sisa
Totipotensial


menyatakan masuknya lapisan germinal kedalam
jaringan yang lebih dalam dan bergabung dalam
satu garis kemudian terjadi kegagalan penutupan
yang lengkap selama masa embrionik dan debris-
debris epitel hidup terperangkap didalamnya.
Teori Kongenital
Inclusion
Cont

yaitu adanya indikasi terjadinya kejadian
traumatik sehingga terjadi implantasi kompnen
germinal kedalam jaringan yang lebih dalam.
Bisa juga kejadiannya iatrogenik termasuk sel
epitel atau berasal dari oklusi duktus glandula
sebasea.
Teori
Implantasi
Dapatan
Klasifikasi Tipe Kista Dermoid
Kista epidermoid ruang
atau rongga yang dibatasai
dengan epitel simple
squamosa dan dinding fibrous
dan tidak terdapat struktur
adneksa kulit.
Kista dermoid yang
sebenarnya dibatasi
dengan epitel keratinizing dan
adanya identifikasi struktur
adneksa kulit yaitu folikel
rambut, kelenjar keringat, dan
kelenjar sebasea.
Kista teratoma disebut juga
kista kompleks, dimana terdiri dari
tiga lapisan embrionik yaitu
ektodermal, mesodermal, dan
endodermal.
- Komposisi teratoma lebih rumit,
komponen pada tumor ini
mengandung unsure yang
berdiferensiasi baik dari tulang,
tulang rawan, gigi, jaringan ikat,
otot, jaringan fibrosa, limfoid, dan
saraf.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis sesuai tempat
munculnya lesi kista.
Bila muncul dirongga mulut, lesi kista yang sering muncul yaitu
pada dasar mulut.
Elevasi unilateral dasar mulut diduga suatu kista yang berlokasi
pada bagian lateral diatas otot geniohioid atau mungkin diatas
otot genioglossus dibawah mukosa.
Kista dermoid dapat berupa gambaran massa kista atau bentuk
tumor solid. Ukuran kista biasanya bervariasi dari beberapa
millimeter sampai lebih 12 cm.
Diagnosis preoperative juga didukung oleh pemeriksaan
penunjang seperti Ultrasound, Computer Tomografi (CT), MRI,
dan aspirasi sitologi jarum halus. Namun diagnosis pasti dari
suatu kista dermoid yaitu dengan pemeriksaan histopatologi
Penatalaksanaan
Pilihan terapi adalah operasi eksisi (eksisi komplit) atau enukleasi
melalui pendekatan intraoral atau ekstraoral.
Operasi dikerjakan untuk menegakkan diagnosa patologis,
memperbaiki secara kosmetik deformitas akibat lesi, dan untuk
mencegah infeksi juga untuk mencegah degenerasi malignansi
dan mencegah rekurensi.
Pendekatan intraoral direkomendasikan untuk kista orofaring
seperti kista sublingual maupun kista ditempat lain di orofaring
dengan ukuran diameter lesi yang masih kecil sampai ukuran
sedang dan posisinya masih diatas otot milohioid.
Sedangkan eksisi ekstraoral untuk kista yang berlokasi diruang
submandibula atau inferior milohioid, dan untuk lesi kista yang
besar yang meluas ke milohioid.
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : An. A
Umur : 1 bulan 5 hari
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Praya, Lombok Tengah
Tanggal Pemeriksaan : 4 Juni 2014

Anamnesis
Keluhan Utama:
Ibu pasien mengeluh anaknya tidak dapat
menyusu


Cont
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien merupakan rujukan dari RSUD Praya dengan obstruksi
saluran napas atas et causa suspect kista dermoid orofaring.
Pasien dibawa berobat oleh orang tuanya karena anaknya tidak
dapat menyusu sejak 5 hari yang lalu.
Dimana setiap pasien menyusu pada ibunya, ASI tersebut sulit
tertelan.
Selain itu Ibu pasien mengeluh jika anaknya bernapas
mengeluarkan bunyi seperti mendengkur dan anaknya terlihat
sesak.
Ibu pasien mengaku terdapat riwayat batuk pada pasien sejak 5 hari
yang lalu dan terdapat riwayat pilek sejak 5 hari yang lalu berwarna
putih jernih. Riwayat demam pada pasien disangkal. Riwayat
muntah pada pasien disangkal. Riwayat BAK normal berwarna
kuning bening 4 x/hari. Riwayat BAB berwarna hijau kekuningan
2 x/hari.

Cont
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien sejak lahir jika bernapas mengeluarkan suara seperti
mendengkur, terutama saat pasien tidur.
Riwayat Penyakit Keluarga/Sosial:
Pasien tidak memiliki keluarga dengan keluhan yang serupa.
Riwayat Pengobatan :
Ibu pasien pernah membawa anaknya pada usia 2 minggu ke salah
satu dokter umum dengan keluhan jika bernapas mengeluarkan
suara seperti mendengkur dan diberikan obat tetes untuk
pengencer dahak.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Ibu pasien tidak pernah mengalami sakit berat saat hamil seperti
tekanan darah tinggi, pingsan, kencing manis, ataupun sakit kepala.
Selama hamil Ibu pasien rutin kontrol ke salah satu dokter spesialis
kandungan setiap bulan. Pasien lahir spontan di puskesmas dan
dibantu oleh bidan dengan berat badan pada saat lahir 3 kg dan
panjang badan saat lahir 50 cm.

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis :
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital :
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36,8
o
C
Respirasi : 48 x/menit
Berat Badan : 3,5 kg
Panjang Badan : 55 cm
Lingkar Kepala : 35,8 cm

Cont
Status Lokalis :
Kepala : Normochepali, deformitas pada wajah
tidak ada, pasien tampak sesak
Mata : Konjungtiva : anemia (-/-), sclera :
icterus (-/-)
Hidung : Simetris, deviasi septum (-), napas
cuping hidung (-), sekret (+) berwarna putih jernih.
Mulut : Mukosa bibir basah, sianosis (+),
terlihat massa berwarna putih kemerahan dengan
permukaan licin pada bagian rongga mulut.

Cont
Thorak
Inspeksi :
Bentuk dan ukuran simetris
Pergerakan dinding dada simetris.
Retraksi (+) subcostal minimal
Palpasi:
Pergerakan dinding dada simetris.
Perkusi:
Sonor (+/+) pada kedua lapang paru.
Auskultasi:
Cor: S
1
S
2
tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: Vesikuler (+) pada seluruh lapang paru.
Suara napas tambahan rhonki (-/-), wheezing (-/-), stridor
inspirasi (+)

Pemeriksaan Telinga
Cont
Pemeriksaan Hidung
Pemeriksaan Sinus Paranasal
Pemeriksaan Tenggorokan
Cont
Pemeriksaan leher
Pembesaran KGB leher (-), massa coli (-)
Diagnosis
Observasi dyspnea et causa sumbatan jalan
napas atas suspect kista dermoid orofaring
DD : - Kista epidermoid
- Lipoma
Planning
Planning Diagnosis :
Pemeriksaan laboratorium DL, GDS, Elektrolit
USG
Planning Terapi :
Pro Ekstirpasi massa kista
Oksigenasai 2 lpm
IVFD D5 NS 12 tpm
Posisikan pasien miring ke salah satu sisi
Suction sekret yang keluar secara berkala pada
hidung dan mulut

Cont
KIE
Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa
pasien kemungkinan besar menderita massa yang
terdapat di rongga mulut sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan USG untuk mengetahui jenis dari
massa tersebut.
Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa
penyakit anaknya harus dilakukan terapi secepat
mungkin dengan cara mengambil massa yang
berada pada rongga mulut pasien untuk
menghindari kemungkinan terburuk yaitu pasien
dapat meninggal karena tidak dapat bernapas.

Prognosis
Dubia et Bonam

Penemuan Intra Operasi
Diagnosa Post Operasi
Diagnosa : Sumbatan jalan napas et causa
kista orofaring

Pembahasan
Pasien pada laporan kasus ini adalah seorang laki-laki berumur 1
bulan 5 hari dengan diagnosis sumbatan jalan napas et causa kista
orofaring.
Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil
heteroanamnesa dan pemeriksaan fisik dimana didapatkan
bahwa ibu pasien mengeluhkan anaknya tidak dapat menyusu
sejak 5 hari yang lalu. Dimana setiap pasien menyusu pada
ibunya, ASI tersebut sulit tertelan. Selain itu Ibu pasien mengeluh
jika anaknya bernapas mengeluarkan bunyi seperti mendengkur
dan anaknya terlihat sesak.
Pada pemeriksaan fisik tenggorokan dengan spatula lidah
didapatkan massa kistik dengan permukaan licin berwarna putih
kemerahan yang menonjol pada pangkal lidah.
Dari informasi tersebut maka diagnosis dapat mengarah pada
kista dermoid orofaring walaupun jarang terjadi namun
kasusnya sering didiagnosa pada masa kanak-kanak atau saat
kelahiran, dimana usia saat munculnya kasus dapat sangat
bervariasi.
Sekitar 7% dari semua kista dermoid yang terlihat pada region
kepala dan leher. Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan di
pasien ini adalah USG untuk membantu membedakan antara
vaskuler, massa solid, dan lesi kistik.
Terapi yang direncanakan untuk penderita ini adalah ekstirpasi
kista. Hal ini sesuai dengan literatur yang bertujuan untuk
mengatasi komplikasi berupa sumbatan jalan napas intermitten,
dan dilakukan ekstirpasi komplit agar tidak terjadi rekurensi.

Anda mungkin juga menyukai