Menurut WHO (2002), yang dimaksud dengan populasi lansia adalah
populasi yang berusia 60 tahun. Depkes menetapkan pengelompokan lansia yaitu kelompok usia 45-54 tahun yang disebut masa virilitas, 55-64 tahun yang disebut masa prasenium, 65 tahun disebut masa senescens dan 70 tahun disebut usia lanjut dengan risiko tinggi. (1) Di seluruh dunia penduduk lansia (usia 60 tahun ke atas) tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat dibanding kelompok usia lainnya. Diperkirakan mulai tahun 2010 akan terjadi ledakan jumlah penduduk lanjut usia. Berbagai masalah fisik biologik, psikologik dan sosial akan muncul pada usia lanjut sebagai akibat dari proses menua atau penyakit degeneratif yang muncul seiring dengan menuanya seseorang. (2) Di Indonesia, menurut data sensus tahun 2010, terdapat 18.037.009 lansia atau sekitar 7,59% dari populasi keseluruhan penduduk Indonesia. Di DKI Jakarta terdapat 495.024 orang yang berumur di atas 60 tahun, atau sekitar 5,15% dari populasi keseluruhan. Pada Kecamatan Pasar Minggu tahun 2013 terdapat 1.369 orang yang berumur di atas 60 tahun. (3,4) Pada lansia terjadi proses menua yang ditandai dengan perubahan fungsi tubuh. Perubahan ini terjadi pada semua organ, termasuk otak. Penurunan fungsi otak terutama terjadi dalam fungsi kehidupan sehari-hari, yang dikenal sebagai fungsi kognitif (daya pikir) atau fungsi luhur otak. Diperkirakan bahwa sepertiga orang dewasa akan mengalami penurunan fungsi kognitif secara bertahap yang dikenal sebagai gangguan kognitif ringan seiring dengan bertambahnya usia mereka. (5,6) Fungsi kognitif adalah cara seseorang berfikir dan bagaimana fungsi intrapsikik seseorang menyiapkan seseorang untuk bereaksi dengan realitas eksternalnya. Fungsi kognitif terdiri dari unsur-unsur: atensi, konsentrasi, bahasa, orientasi, memori, kemampuan konstruksional, kalkulasi, fungsi eksekutif. Beberapa faktor yang berhubungan dengan fungsi kognitif telah diteliti, diantaranya diabetes mellitus, penyakit vaskular, hipertensi, karakteristik individu, kebiasaan dan juga faktor psikososial. (7) Proses menua merupakan sebuah waktu untuk berbagai kehilangan, yaitu kehilangan peran sosial akibat pensiun, kehilangan mata pencaharian, kehilangan teman dan keluarga. Masa kehilangan dapat menimbulkan masalah karena tidak semua orang siap menerimanya. Kehilangan mempengaruhi kehidupan lansia ke depannya, karena semuanya harus dipenuhi sendirian. Tidak heran masa kehilangan sering menimbulkan masalah yang sangat mendasar bagi para lansia. Dengan memasuki masa kehilangan, lansia akan kehilangan semangat untuk menjalani hidup, hubungan dengan orang lain, arah hidup dan kontak sosial. (8)
Dari data dan penjelasan di atas, belum ditemukan penelitian mengenai hubungan antara jenis kelamin dan kehilangan pasangan hidup dengan fungsi kongnitif lansia di atas 70 tahun di wilayah Kecamatan Pasar Minggu.
1. Badan Pusat Statistik. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2010. Jakarta : BPS; 2010. 2. Soejono CH, Setiati S, Nasrun MWS, Silaswati S. Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri Untuk Dokter dan Perawat. Edisi Pertama. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2004. 3. Badan Pusat Statistik. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 2010. Tersedia di: http://www.bps.go.id/aboutus.php?sp=1. Accesed on: September 17,2014 4. Rachmi, E. Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Tahun 2013. Puskesmas Kecamatan Tebet 2013. 5. Waney AT. Latihan stimulasi kognitif : senam otak pada kelompok lansia di Kamal-Kalideres, Jakarta Barat. Jurnal Ilmiah LEMDIMAS 2007; 7 (suppl 1): 6-13 6. Rendah 2004, <http://www.lef.org/protocols/neurological/mild_cognitive_impairment_0 1.htm>, Accessed 19 September 2014. 7. Sadock BJ, Sadock VA. Delirium, dementia, amnestic and cognitive disorders. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 8th Edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2005. P. 150-180 8. Pieter, HZ & Namora, L 2010, Pengantar Psikologi dalam Keperawatan, Kencana, Jakarta.