Anda di halaman 1dari 67

Bertanggung jawab terhadap seluruh Ggan.

Mental di masyarakat termasuk semua aspek


dari perawatan di R.S : penatalaksaan kasus,
intervensi krisis dan berobat jalan.
Dari perawatan yang lama di RS menjadi Rawat
jalan.
Akhir-akhir ini juga mencakup penderita Ggan
mental yang sudah menjadi Tunawisma dan
penderita yang dipasung.
Di USA pusat pelayanan Psikiatri Sosial harus
mampu memberikan pelayanan :
1. Rawat inap
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. Konsultasi Masyarakat
4. Day Care, termasuk hospitalisasi partial,
rumah singgah, home visit
5. Pendidikan dan Penelitian
Thn. 1975 pelayanan Psi.Masyarakat
diperluas dengan :
1. Pelayanan unt anak-anak
2. Pelayanan Lansia
3. Pelayanan Penyalahgunaan zat.

KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT MERUPAKAN
TEAM YANG TDD.:
Psikiater termasuk Psikiater anak.
Psikolog klinis.
Pekerja Sosial psikiatrik.
Perawat psikiatrik.
Terapis okupasi.
Petugas Sosial.
Rohaniawan
LSM terkait.
Administrasi dan Tata usaha.
PENATALAKSANAAN KASUS DENGAN
BERKESINAMBUNGAN :
Mengikuti pasien melalui semua tahapan
pengobatan.
Sebagai penghubung antar pasien dengan
petugas KESWA .
Memberikan bantuan pasca rawat/after care.
Melibatkan peran serta Masyarakat.
PENCEGAHAN
Psikiatri pencegahan/preventive psychiatry adalah
bagian dari Psikiatri masyarakat, yang
tujuannya:
o Untuk menurunkan onset/insiden
o Untuk menurunkan lamanya perawatan
o Untuk menurunkan kecacatan sisa Ggan mental.
Pencegahan dibagi atas :
A. Pencegahan primer/Primery prevention
B. Pencegahan sekunder/Secondary prevention
C. Pencegahan tertier/Tertiary prevention.
A. PENCEGAHAN PRIMER
Tujuannya unt mencegah onset ggan dgn
menurunkan insiden termasuk rasio kasus baru
terhadap populasi dalam periode waktu
tertentu. Hal ini dapat dicapai dgn.:
- menghilangkan agen penyebab
- menurunkan faktor resiko
- meningkatkan daya tahan host
- mengganggu transmisi penyakit.

CONTOH PENCEGAHAN PRIMER.
Latihan perkembangan anak kpd orang tua.
Latihan ttg alkohol dan obat-obatan
Latihan untuk situasi krisis.
Intervensi pasca krisis mis.: perceraian, trauma,
kehilangan, kelompok orang-orang yang selamat
dari bencana.
Latihan pasca pembebasan sandera yg akan dilepas
kepada masyarakat.
Latihan prenatal dan perinatal unt menurunkan
insiden MR pada wanita hamil.
Usaha menurunkan penyabaran peny. Menular
seksual : AIDS, Sifilis dll.
B. PENCEGAHAN SEKUNDER
Yaitu identifikasi dini dan pengobatan segera
terhadap ggan, tujuannya menurunkan
prevalensi gangguan dgn memperpendek
durasinya. Termasuk disini :
a. Intervensi krisis
b. Pendidikan masyarakat.
c. Anak dgn Ggan mental, termasuk identifikasi,
pengobatan, pencegahan dan menurunkan
kecacatan pada waktu yad.
C. PENCEGAHAN TERTIER
Tujuannya menurunkan prevalensi defek dan
kecacatan residual ok Ggan mental unt
mencapai tingkat fungsional semaksimal
mungkin.
Cacad karena penyakit mental kronis merupakan
masalah sosial dan ekonomi yang besar karena
membutuhkan dana/biaya yang besar untuk
menanggulanginya, selain mengakibatkan
penderitaan bagi keluarga dan lingkungannya.
ASPEK SOSIOEKONOMI DALAM KESWA.
WHO mendefinisikan sehat sebagai keadaan sehat
fisik, mental dan sosial yang lengkap bukan
semata-mata tidak adanya penyakit.
Faktor sosial meliputi :
A. Gaya hidup.
Gaya hidup dan kebiasaan pribadi adalah faktor
utama dalam penyebab penyakit dan kematian di
USA s/d 70% untuk semua penyakit baik fisik
maupun mental, misalnya Obesitas berhubungan
dgn peny. Jantung dan DM, penambahan BB
berhub. dgn kebiasaaan makan dan olahraga.
Aktivitas fisik yg teratur berefek positip pada
penurunan stress, pencegahan dan pengobatan
ggan cemas, ggan depresi, obesitas,
peny.jantung, DM dan hipertensi.
B. Usia.
80 % usia > 65 thn suspek menderita penyakit
kronis: artritis, hipertensi, peny.jantung, Ggan
pendengaran, DM katarak dll.
C. Status ekonomi.
Meliputi penghasilan, pendidikan, pekerjaan
dan gaya hidup. Ada hubungan positip antara
status ekonomi dgn keswa.
Orang dgn status sosioekonomi yg tinggi
mempunyai keswa yg lb baik dibanding dgn yg
status sosioekonominya lb rendah. Hasil penelitian
mencatat bahwa :
- Ggan Bipolar > pd status sosioekonomi tinggi
- Skizofrenia > pd status sosioekonomi rendah
D. Kemiskinan.
Berhubungan dgn keswa yg buruk dan
mengakibatkan gagal sekolah, tindakan kriminal,
penyalahgunaan zat.
E. Lingkungan.
Terjadi Ggan mental biasanya ok perubahan
lingkungan dari masyarakat pinggiran menuju
masyarakat perkotaan.
GANGGUAN JIWA DI INDONESIA.
Hasil riset Kesehatan Dasar thn 2007,
didapatkan data: Ggan Mental Emosional pd
penduduk usia > 15 thn = 11,6 % = > 2 juta org.
Ggan jiwa berat 4,6 per 1000 penduduk = 780
ribu penderita.
Kualitas hidup manusia Indonesia berada pada
peringkat 105 dari 180 negara
Angka perokok dan pengguna NAPZA terus
meningkat dari tahun ketahun.
RSJ di Indonesia hanya 48 RSJ dgn TTT 7.771.
Sebagian besar masyarakat Indonesia
berpandangan negatif terhadap penderita ggan
jiwa. Ggan jiwa dipandang sebagai penyakit yg
identik atau berkaitan erat dgn berbagai mitos
seperti akibat kutukan atau mistik. (Stigma)
Penderita ggan jiwa juga dianggap sebagai
penyakit yang tidak dapat diobati dan
disembuhkan.
Besarnya biaya pengobatan, perawatan yang
lama penderita menjadi beban keluarga
jatuh miskin dan akhirnya menjadi
gelandangan. perlu adanya Upaya
Kesehatan Jiwa.
UPAYA KESEHATAN JIWA
Adalah setiap kegiatan unt mewujutkan derajat
keswa yg optimal bagi perorangan, keluarga dan
masyarakat dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan meliputi bidang-bidang
perkembangan manusia yg harmonis dan
peningkatan kualitas hidup manusia, serta
penanggulangan masalah psikososial dan ggan
jiwa dalam setiap siklus kehidupan.
Ggan jiwa adalah suatu perubahan pada jiwa
seseorang yang termanifestasi dalam bentuk
sekumpulan gejala dan atau perubahan
perilaku yanhg bermakna dan dapat
menimbulkan penderitaan atau hambatan
dalam menjalankan fungsi orang tersebut
sebagai manusia.
Masalah psikososial adalah masalah sosial yang
mempunyai dampak dan berpengaruh terhadap
munculnya ggan jiwa atau sebaliknya masalah
sosial yg muncul sebagai dampak dari ggan
jiwa.
UPAYA KESWA DIKELUARGA DAN MASYARAKAT
Kegiatan unt meningkatkan keswa, seperti
ketrampilan hidup, peningkatan daya tahan
stress.
Kegiatan unt mencegah ggan jiwa seperti
perencanaan dan perawatan kehamilan serta
persalinan, pola asuh anak yang baik, pola
makan yg seimbang, termasuk komsumsi garam
berjodium, menerapkan pola hidup bersih dan
sehat.
Kegiatan perawatan diri: mencari pertolongan
medis, latihan mengatasi gejala ggan jiwa dan
mencari informasi ttg keswa.
PROMOSI KESWA
bertujuan unt meningkatkan derajat
kesehatan jiwa yg setinggi-tinginya dengan
melibatkan peran serta aktif masyarakat.
Dilakukan dgn terintegrasi dengan upaya
promosi kesehatan lainnya atau melalui
program khusus lainnya.
Kegiatan yang dilakukan meliputi KIE ( Komu-
nikasi Informasi Edukasi) keswa, pelatihan
ketrampilan hidup, peningkatan daya tahan
stress serta menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi keswa.
PREVENSItelah dibicarakan!
KURATIF GGAN JIWA
Merupakan serangkaian kegiatan terapi yg
dilakukan dalam rangka upaya penyembuhan
penderita ggan jiwa dengan farmakoterapi,
psikoterapi dan lainnya.
Farmakoterapi adalah terapi dengan
menggunakan obat-obatan unt mengontrol
gejala, menyembuhkan yang terdiri dari
antipsikotik, antidepresan, antimania,
antianxietas dll.
Psikoterapi merupakan metode terapi mel
komunikasi verbal dan nonverbal. Yang sering
digunakan : Behavior therapy, Cognitive therapy,
Cognitive Behavior Therapy (CBT), Family
therapy, Group therapy dll.
Metode lain : ECT (Electroconvulsive therapy),
Light therapy, Sleep deprivation dll.
Peran keluarga dan masyarakat dalam hal kuratif
sangat besar dalam menentukan kesembuhan
penderita ggan jiwa.
REHABILITASI
Tujuan mengurangi disabilitas, meningkatkan
produktivitas penderita ggan jiwa, menjadikan
os dapat diterima oleh masyarakat dan hidup
bermasyarakat.
Keberhasilan proses rehabilitasi sangat
ditentukan oleh peran keluarga dan masyarakat.
Upaya rehabilitasi yg telah dimulai difasilitas
pelayanan kesehatan dilanjutkan oleh keluarga
dan masyarakat akan sangat membantu para
penderita ggan jiwa unt dapat berfungsi kembali
secara ekonomi, sosial dan budaya.
UPAYA MENJADI TUA SEHAT SEJAHTERA
1. Pencegahan :
~ Hindari kelebihan BB
~ Makanlah seimbang
~ Hindari faktor resiko Peny. Degeneratif:
rokok,alkohol, gemuk, gaya hidup.
~ Ada kegiatan/hobi yg bermanfaat.
~ Gerak badan teratur

~ Hindari suasan stress psikososial
~ Kontrol kesehatan secara teratur
~ Tingkatkan Iman kpd.TYE
2. Upayakan lingkungan yg aman, hangat dan
penuh kasih sayang.
3. Usahakan mereka tetap senang dan
berbahagia.
UPAYA MENJADI TUA SEHAT SEJAHTERA
4. Biarkan mereka/bantu untuk mengurus
diri sendiri (DLA)
5. Upayakan agar tetap ada kontak sosial
dengan masyarakat sekitar.
6. Upayakan agar mereka tetap merasa
dibutuhkan dan berguna unt. orang lain.
7. Jangan memaksakan ide-ide atau pola
perilaku yang baru.
UPAYA MENJADI TUA SEHAT SEJAHTERA
KEMATIAN DAN KEHILANGAN(TANATOLOGI)
Dokter selalu berhadapan dengan:
I. Kematian
II. Hampir mati
III. Kehilangan.
KEMATIAN.
Kematian yg tepat pd waktunya (Timely death)
seseorang meninggal saat diperkirakan
harus meninggal dan yang ditinggalkan
berdukacita tetapi tidak terkejut oleh kematian
tsb.
Kematian yg tidak tepat pd waktunya
(Untimely death)kematian yg tidak
diharapkan : kematian anak muda, kematian
mendadak, kematian ok bencana, kematian ok
kecelakaan.
Kematian ada juga :
- kematian disengaja : bunuh diri
- kematian tidak disengaja : trauma, penyakit.
- kematian agak disengaja : penyalahgunaan
zat, ketergantungan alkohol, merokok.
ASPEK HUKUM PADA KEMATIAN
Menurut hukum dokter harus menandatangani
setifikat kematian dgn penyebab kematiannya, mis.
Kematian ok gagal jantung kongestif, pneumonia
dll
Klarifikasi kematian ok alami, kecelakaan, bunuh
diri, pembunuhan atau yg lain.
K/P dilakukan otopsi psikologis, dimana latar
belakang sosiokultural dan psikologis seseorang
diperiksa secara retrospektif dgn mewawancarai
teman, sanak saudara, dokter unt menentukan
apakah terdapat ggan mental seperti depresi dll.
REAKSI TERHADAP KEMATIAN YG MENGANCAM.
Ada 5 stadium oleh Kubler Ross tentang kematian
yang mengancam, walaupun stadium ini tidak
selalu harus berurutan.
1. STADIUM 1 : GONCANGAN DAN PENYANGKALAN.
Saat dikatakan os akan meninggalreaksi awal
adalah goncangan. Mula-mula bingung, kemudian
menolak/menyangkal unt mempercayai diagnosis dan
prognosisnya. Beberapa pasien tdk melalui stadium
ini, tp pergi dari satu dokter kedokter yang lain
sampai menemukan dokter yg membantu kondisinya.
Dalam hal ini peranan dokter untuk berkomunikasi
secara aktif akan sangat membantu.
2. STADIUM 2 : KEMARAHAN
Disini os menjadi frustrasi, mudah tersinggung
dan marah karena penyakitnya. Marah kepada
Tuhan, kpd nasibnya, kpd teman, kpd keluarga,
bahkan kpd diri sendiri dengan pertanyaan :
kenapa saya. Pd stadium ini os sulit untuk
diobati. Respon yang empatik dan baik dapat
membantu menghilangkan kemarahan os dan
dapat membantu mengendalikan situasi pada
saat itu.
3. STADIUM 3 : PERUNDINGAN.
Disini os berusaha berunding dengan dokter,
teman bahkan dengan Tuhan.
Sebagai balasan kesembuhan, os akan
membuat banyak janji, seperti memberi derma,
beribadah dgn teratur, bertobat. Dengan
demikian dokter akan dapat membuat mereka
menjadi lebih baik.
4. STADIUM 4 : DEPRESI.
Disini os menunjukkan gejala depresi, menarik
diri, retardasi psikomotor, ggan tidur, putus asa
sampai ide unt bunuh diri. Depresi sebagai
reaksi terhadap penyakitnya dimana os
kehilangan pekerjaan, tidak berdaya, terisolasi,
kesulitan ekonomi, tdk mempunyai harapan.
Semua orang merasakan suatu derajat
kesedihan saat menunggu kematiannya sendiri,
dan kesedihan yg normal tidak memerlukan
intervensi biologis, kecuali ggan depresi berat
dan ide bunuh diri harus segera mendapat
penanganan. Harapan dapat mengubah umur
panjang dan dapat mempertinggi martabat dan
kualitas hidup os.
5. STADIUM 5 : PENERIMAAN.
Disini os menyadari bahwa kematian tidak
dapat dihindari, dan os menerima bahwa
kematian tersebut dialami oleh semua orang.
Perasaan os dari suasana hati yg netral s/d
euforik. Os menguasai perasaan mereka
mengenai kematian yg tak dapat dihindari
dan mampu berbicara tentang kematian
pd orang lain. Orang yg mempunyai
kepercayaan agama yang kuat dan yakin
akan kehidupan setelah kematian dapat
menemukan ketenangan dalam
kepercayaan rohani mereka dan tidak
merasa takut pada kematian.
DUKACITA, BERKABUNG DAN KEHILANGAN
Dukacita adalah perasaan subjektif yang
dicetuskan oleh kematian seseorang yang
dicintai.
Berkabung adalah proses dimana dukacita
dihilangkan. Hal ini merupakan ekspresi
masyarakat dari perilaku dan tindakan setelah
kehilangan.
Kehilangan suatu keadaan ditinggalkan oleh
seseorang akibat kematian, dan berkenaan dgn
keadaan berkabung.
Dukacita tanpa penyulit dipandang sebagai
dukacita yang normal.
Dukacita awal = tergoncang yg diekspresikan
sebagai mati rasa, kebingungan waktunya
singkat.
Dapat berlanjut menjadi ketegangan, menangis,
penurunan nafsu makan, sulit berkonsentrasi/
bernafas/berbicara, ggan tidur termasuk sulit
tidur dan terbangun saat malam hari, mimpi ttg
orang yg sudah meninggal.
Sikap menyalahkan diri sendiri ok kelalaian
terhadap yg sudah meninggal.
Survivor guilt adalah suatu fenomena dimana
terjadi rasa bersalah orang yang dapat
bertahan hidup yg diselamatkan dari kematian
oleh orang lain dan bukan oleh dirinya sendiri.
Orang yg selamat menganggap bahwa mereka
seharusnya yg meninggal dan ini merupakan
penghianatan terhadap mereka yg sudah
meninggal.
John Bowlby membagi 4 stadium dukacita :
1. Stadium 1 : adalah stadium awal dari
keputusasaan yg ditandai dgn mati rasa dan
protes.


Stadium ini berlangsung singkat s/d bbrp hari
dan dapat dialami kembali secara berkala oleh
orang yg sedang berdukacita dalam seluruh
proses berkabung.
2. Stadium 2 : adalah fase merindukan dan
mencari-cari orang yang telah meninggal.
Stadium ini dapat berlangsung bbrp bulan s/d
tahun dalam bentuk yg semakin melemah.
3. Stadium 3 : fase disorganisasi dan putus asa,
kenyataan kehilangan mulai menghilang.
Orang ini mulai terlihat menarik diri, apatis,
tak bergairah, insomnia, penurunan BB, hidup
rasanya tanpa arti lagi.

4. Stadium 4 : fase reorganisasi, dimana fase akut
dari dukacita mulai menghilang dan orang yang
berdukacita mulai merasakan kembali
kehidupannya. Orang yang telah meninggal
sekarang dikenang dengan rasa kegembiraan,
dan juga kesedihan, dan bayangan orang yg
telah meninggal menjadi dipendam.
Lama dukacita.
Setiap orang bervariasi dalam mengekspresikan
dukacita, sehingga tanda dan gejala dan fase
berkabung menjadi tidak jelas, namun semakin
lama akan semakin menghilang.
Lama dan intensitas dukacita, tu dalam fase
akut, dapat dibentuk oleh mendadaknya
kematian. Jika kematian tanpa peringatan lebih
dahulu, goncangan dan rasa tidak percaya dapat
terjadi dalam waktu yang lebih lama.
Biasanya dukacita berlangsung 6 bulan 1 thn.
Beberapa tanda dan gejala dukacita dapat
menetap lb lama s/d 2 thn.
Dukacita yang normal secara bertahap akan
menghilang setelah 1 2 bulan.
DUKACITA ABNORMAL/PATOLOGIS
Bagi beberapa orang perjalanan dukacita dan
berkabung adalah abnormal. Bisa mulai dari
yang tak nyata sampai yang sangat kuat dan
berkepanjangan dan sampai dukacita yang
disertai dgn ide bunuh diri atau gejala psikotik
yang jelas.
Mereka yg beresiko tinggi adalah mereka yg
menderita kehilangan secara tiba-tiba atau
keadaan yg menakutkan, mereka yg terisolasi
secara sosial dan mereka yg percaya bahwa
mereka bertanggung jawab atas kematian baik
nyata maupun khayalan.
DUKACITA YG DITUNDA, DITEKAN,DISANGKAL.
Tidak adanya ekspresi dukacita pd saat
kehilangan, dalam beberapa keadaan dukacita
hanya ditunda sampai tidak dapat dihindari lebih
lama lagi.
Pengaruh kultur dan keluarga sangat besar
terhadap ekspresi dukacita: ada yg terdiam
membisu, ada secara dramatis memperlihatkan
tangisan, ratapan s/d pingsan. Jadi mengukur
besarnya dukacita orang lain dari penampilan luar
mungkin sulit, kecuali telah mengerti latar
belakang orang tersebut.
Dukacita yg ekspresinya ditekan atau disangkal
kemungkinan patogenik karena orang yg
berdukacita menghindari berhadapan dengan
kenyataan kehilangan. Euforia palsu dapat
muncul.
Reaksi akibat dukacita yang ditekan dapat
mengakibatkan gejala-gejala fisik yg mirip
dengan gejala pada orang yang telah meninggal.
Identifikasi berlebihan dalam dukacita tidak
normal.
Mengambil sifat tertentu yang dikagumi,
menyimpan barang-barang tertentu (N).
Menganggap seseorang adalah orang yg telah
meninggal tidak normal.
Mendengar suara langkah kaki, halusinasi
dengar dalam waktu sementara(N), hal
dengar yg kompleks, persisten dan
mengganggutidak normal.
Penyangkalan yang menganggap orang yang
telah meninggal masih hiduptidak normal.
PSIKIATRI FORENSIK
Psikiatri Forensik adalah gabungan dua
ilmu dasar yaitu ilmu Psikiatri dan
ilmu Forensik,
Psikiatri Forensik merupakan sub
spesialisasi ilmu kedokteran yang
menelaah mental manusia dan
berfungsi membantu hukum dan
peradilan.
Posisi dokter disini sebagai :
Medis Dgn pasien sebagai hubungan
dokter pasien. Disini dokter hanya
memeriksa pasien untuk menentukan
kondisi, kemudian menentukan berbagai
macam terapi. Hubungan ini terikat
dengan etika profesi. Dokumen yg
dihasilkan adalah dokumen medis, yg
merupakan milik pasien dan biasanya
dipercayakan untuk disimpan oleh
dokternya.
Posisi Legal Dokter mendapatkan posisi
legal melalui surat dari lembaga hukum a.l:
Pengadilan, Kejaksaan, Polisi, yang meminta
dokter untuk memeriksa seseorang yg telah
mempunyai status hukum tertentu seperti
terdakwa, saksi, penggugat dsb. Hasilnya
dibuat menjadi suatu laporan yang akan
dipakai oleh lembaga hukum yg meminta
dalam proses hukum atau peradilan.
Dalam kedudukan posisi legal ini dokter
bersifat netral terhadap orang yang
diperiksanya.
Dokumen yg dihasilkan merupakan dokumen
hukum (legal document), yang seharusnya
disimpan oleh lembaga hukum yg meminta.

VISUM ET REPERTUM PSIKIATRIKUM
Dalam sidang pengadilan penghimpunan alat
bukti merupakan bagian penting untuk
memberikan keyakinan pada hakim dalam
pengambilan keputusan hukum. Alat bukti
yang sah a.l : pengakuan terdakwa, keterangan
saksi dan atau saksi ahli, alat bukti surat, alat
bukti petunjuk, alat bukti terdakwa.
Keteranga ahli ada 2 jenis :
Lisan yi yg disampaikan saksi ahli dalam
kesaksiannya didalam sidang pengadilan.
Tertulis dis. Visum et Repertum
adalah hasil pemeriksaan medis yang
dilakukan oleh seorang dokter atau
sebuah team dokter dan ditujukan untuk
kepentingan peradilan sebagai sarana
pembuktian. Dalam bidang Psikiatri
disebut : Visum et Repertum
Psikiatrikum. Tgl. 27/6/11
VeR Psikiatrikum merupakan suatu dokumen
hukum, ok itu penggunaan bahasa kedokteran
dapat dimodifikasikan menjadi bahasa hukum
yg lebih dapat dipahami oleh ahli hukum.
Biasanya yg merupakan bagian penting bagi
ahli hukum adalah bagian kesimpulan.
Kesimpulan adalah merupakan jawaban dari
pertanyaan yg tercantum didalam surat
permintaan pembuatan VeR Psikiatrikum.
Pertanyaan biasanya a.l : Apakah terdakwa
menderita gangguan jiwa, atau Bagaimana
keadaan mental terdakwa.
Kasus hukum yg sering dimintakan VeR Psi. :
Kasus pidana : Terperiksa sebagai pelaku , atau
sebagai korban.
Kasus perdata : Pembatalan kontrak, hibah,
perceraian, adopsi.
Kasus lain : Kompetensi unt diinterview,
Kelayakan untuk diajukan disidang pengadilan.
Beberapa pemeriksaan yg lazim dilaksanakan :
Pemeriksaan kemampuan bertanggung jawab.
Pemeriksaan kompetensi akan lalulintas
hukum.
Penentuan hubungan sebab akibat (kausalitas)
antara suatu kondisi dengan timbulnya suatu
gangguan jiwa.
Kompetensi untuk ditanyakan dan kelayakan
untuk diajukan disidang pengadilan.

Dalam menentukan kemampuan bertanggung
jawab seseorang, harus ditentukan :
Diagnosis gangguan jiwa pada saat diperiksa.
Diagnosis adanya gangguan jiwa pada saat
pelanggaran hukum.

Dugaan bahwa tindakan pelanggaran hukum
merupakan bagian atau gejala dari gangguan
jiwa.

Penentuan kemampuan tanggung jawab a.l:
Tingkat kesadaran pada saat melakukan
pelanggaran hukum.
Kemampuan memahami nilai perbuatannya.
Kemampuan menilai resiko perbuatannya.
Kemampuan memilih dan mengarahkan
kemampuannya.
Tingkat kemampuan bertanggung jawab a.l:
Yang tidak mampu bertanggung jawab : tidak
menyadari, tidak memahami, tidak dapat
memilih dan mengarahkan kemauannya mis.
Os epilepsi lobus temporalis.
Yang menyadari, tp tidak memahami dan
tidak mampu memilih dan mengarahkan
kemauannya mis. pd os psikosis.
Yg bertanggung jawab sebagian yi. Yg
menyadari, memahami tetapi tak mampu
memilih dan mengarahkan kemauannya mis.
Pd os kompulsi.
> Yg mampu bertanggung jawab
penuh, yg melakukan suatu
pelanggaran hukum tanpa
merencanakan lebih dulu, yg
melakukan pelanggaran
hukum dengan suatu
perencanaan terlebih dahulu.
MEKANISME PERTAHANAN EGO
= Defens mekanisme
Yi sekumpulan pola perasaan, pikiran atau
perilaku yg bersifat involunter (tidak disadari,
unconsious) yg timbul akibat adanya bahaya
psikik yg mengancam, yg tujuannya unt
melenyapkan konflik psikik/ cemas/distres yg
mungkin timbul agar hilang dari kesadaran.
Secara fisiologis manusia dilengkapi dgn anti
bodi, dan secara psikologis dengan MPE ini.
Mekanisme ini tidak selalu diartikan sebagai
hal yang patologik, ok tidak jarang dapat
meningkatkan kemampuan seseorang unt
hidup damai dgn dirinya sendiri.
Banyak dan lamanya defens yg dipakai setiap
menghadapi stres, sampai dapat mengganggu
taraf penyesuaian diri seseorang dapat dipakai
sebagai indikator unt menentukan derajat
kesehatan jiwa
KLASIFIKASI
I. DEFENS NARSISISTIK :
1. Proyeksi
2. Denial
3. Distorsi
II. DEFENS IMATUR :
1. Acting out
2. Hipokondriasis
3. Bloking
4. Regresi
5. Introyeksi
6. Fantasi
7. Konversi
III. DEFENS NEUROTIK
1. Represi
2. Displacement
3. Disosiasi
4. Isolasi
5. Rasionalisasi
6. Reaksi Formasi
IV. DEFENS MATUR
1. Altruisme
2. Supresi
3. Sublimasi
4. Humor
5. Antisipasi
6. Ascetisisme
PROYEKSI.
Menyalahkan orang lain atas kelalaian a
kekurangannya a menyalahkan orang atas
dorongan/keinginannya yg tdk dapat diterima
oleh masyarakat umum.
Mis. Mah. Kalah ujian, dosen yg salah, a istri
serong/selingkuh, ok suami impoten.
DENIAL.
Menolak mengakui yg sebenarnya betul.
Mis.Ibu meninggal, dikatakan hanya tidur
DISTORSI.
Merubah realitas agar sesuai dengan
kebutuhan dunia dalamnya.
terbentuknya waham, halusinasi.
ACTING OUT.
Mengeluarkan keinginan yg tak disadari ke
alam sadar secara langsung.
Mis. Suami marah, langsung pukul istri.
HIPOKONDRIASIS.
Pikiran tertuju kepada fungsi tubuh dgn
mengatakan tubuhnya sakit yang gawat.
BLOKING.
Penghentian arus pikir yang tiba-tiba.
REGRESI.
Mundur ke fase perkembangan yang telah
dilalui secara terfiksasi.
Mis.Anak yg kembali ngompol.
INTROYEKSI.
Semua kekeliruan dibawa kedalam diri sendiri.
Mis.Mah. Kalah ujian, ok salahnya sendiri.
FANTASI
Khayalan yg memuaskan keinginan dan
kebutuhan yg tidak dimiliki dlm realita.
Mis.Anak mengkhayal jadi superman.
KONVERSI.
Konflik psikologis diubah kedalam dirinya
menjadi keluhan fisik.
Mis.Wanita mandul, tiba-tiba hamil.
REPRESI.
Menekan peristiwa tertentu dari alam sadar
kealam tak sadar.
Mis.Cemas, tapi seolah-olah tak cemas.
DISPLACEMENT.
Mengalihkan pikiran kepada bentuk yang lain,
dimana secara emosional pikiran tadi masih ada
hubungannya.
Mis.Bawahan marah pada atasannya, namun
marahnya ditujukan kpd istrinya.
DISOSIASI.
Mempunyai dua kepribadian yang berbeda dalam
waktu yang sama.
Mis.Somnabolisme/Sleep walking.
ISOLASI/AMNESIA LAKUNARIS.
Menghilangkan suatu pikiran/kenangan/ pengalaman
dari alam sadar.
Mis.Wanita diperkosa mengatakan tdk pernah
RASIONALISASI.
Mengalihkan segala sesuatu keproses rasio yg
bebas dari segala emosinya.
Mis.Mah. Mau ujian malah pergi nonton.
REAKSI FORMASI.
Perilaku yang berlawanan dgn perasaan kita
yang sebenarnya.
Mis.Seorang pembenci binatang, menjadi
penyayang binatang.
ALTRUISME.
Pelayanan yg berlebihan terhadap se se-orang
yg sifatnya membangun.
SUPRESI.
Menekan/mengendalikan suatu pikiran/
perasaan secara sadar.
SUBLIMASI.
Mengarahkan dorongan dari dalam dirinya
kepada yg dapat diterima masyarakat.
Mis.Wanita genit, memilih menjadi
peragawati a penari.
HUMOR.
Ekspresi perasaan yg ditinjukkan tanpa
menimbulkan rasa tidak senang orang lain.
ANTISIPASI.
Perencanaan untuk masa depan dalam
menghadapi rasa tidak senang yang timbul
dari dirinya.
ASCETISISME.
Menghilangkan perasaan yang menyenangkan
yang timbul dari suatu pengalaman yang
menyenangkan pula.

Anda mungkin juga menyukai