Anda di halaman 1dari 3

SANG MURABBI, UMAR TILMISANI

8. Metode dalam Berdialog



Umat Tilmisani, 1322-1406 H 1904-1985 (inet)
dakwatuna.com -Metode dialog yang digunakan ustadz Tilmisani sangat memikat yang
menggambarkan karakter Tilmisani secara keseluruhan. Karakter tersebut tidak dibuat-buat, tapi
seperti itulah sifat sesungguhnya yang menonjol dalam dirinya saat berbicara, berbuat, berprilaku,
bergaul dan berinteraksi dengan individu dan kelompok, atau pemimpin dan masyarakat tanpa
membedakan yang besar atau kecil, kaya atau miskin. Dia meyakini prinsip-prinsip Ikhwan yang
berlandaskan pada Kitabullah dan Sunnah, serta ijma kaum Salaf.
9. Jamaahnya
Dia melihat bahwa jamaah ini adalah sebuah gerakan Islam yang jujur pada zaman ini. Beliau
berkata:
Sesungguhnya yang mengikuti pada langkah-langkah Jamaah Ikhwanul Muslimin sejak masa
kelahirannya pada tahun 1347H (1928) hingga hari ini, tidak tampak padanya kecuali pengorbanan
demi pengorbanan dalam menegakkan akidah yang mereka anut, serta usaha yang padat dan
memberi hasil dalam berbagai sisi kehidupan sosial masyarakat. Memberi dukungan
berkesinambungan untuk mempererat jalinan persaudaraan di antara berbagai masyarakat Islam
yang berbeda-beda, sekaligus menyebarluaskan kedamaian di seluruh dunia.
Ikhwanul Muslimin telah diperangi dengan sangat dahsyat dari berbagai arah, lokal dan
internasional. Namun demikian, tidak pernah terdengar sedikit pun bahwa mereka menyebar fitnah
di tengah masyarakat, memecah belah kesatuan, menghancurkan perusahaan-perusahaan, atau
berdemonstrasi sambil melakukan pengrusakan di jalan-jalan, atau berteriak-teriak dengan
mengatakan, Hidup si Fulan, dan matilah si fulan. Karena sifat mereka adalah kedamaian,
pekerjaan mereka membangun, dan kemenangan mereka adalah keikhlasan. Namun demikian,
mereka adalah sasaran kebencian yang bahkan dilakukan oleh orang-orang yang selama ini tidak
pernah bertemu dalam sebuah kesepakatan, selain kesepakatan mereka untuk memerangi Ikhwanul
Muslimin.
Setiap Muslim tidak mengenal adanya pemahaman yang mengatakan bahwa agama ini milik Allah,
sementara negara untuk seluruh manusia. Tapi yang dia ketahui adalah bahwa segala sesuatu di
atas muka bumi ini adalah milik Allah semata. Maka barang siapa yang ingin berpaling dari
pemahaman ini, niscaya dia adalah penipu yang ingin memisahkan seorang Muslim dari
menyatukan kekuatannya agar mereka lebih mudah mengalahkannya.
Seorang Muslim tidak mengenal pemahaman, Apa yang untuk Allah adalah milik Allah, dan apa
yang untuk Kaisar untuk Kaisar). Karena dia meyakini dengan sepenuh imannya bahwa Kaisar tidak
memiliki sesuatu pun yang juga menjadi milik Allah. Karena bila demikian, maka ia dianggap sekutu
dalam kekuasaan-Nya. Sementara setiap Muslim menolak segala bentuk kemusyrikan.
10. Sifat Zuhud, Rendah Hati dan Kesederhanaannya
Seperti itulah kehidupan ustadz Tilmisani, sang Dai, murabbi dan pemimpin yang jujur dan setia
pada janjinya dengan Allah, beramal untuk agama-Nya, terikat erat dalam dakwah kepada-Nya,
senantiasa bersabar dan berjuang dengan berpegang teguh kepada tali Allah yang kokoh. Beramal
bersama para mujahid yang jujur, apakah ia berposisi sebagai prajurit atau pemimpin. Sama juga
baginya apakah ia berada di dalam atau di luar penjara. Ia tidak pernah berubah, tidak terwarnai,
tidak berpaling, juga tidak pernah rakus kepada perhiasan dunia dan tipu daya kedudukan. Ia
bahkan menjalani kehidupannya dengan menjauh dari godaan dunia menuju Allah Taala.
Beliau tinggal di sebuah apartemen sederhana tanpa ada beban dalam jiwanya sedikit pun.
Membuatku sangat trenyuh saat mengunjunginya, seraya berusaha menahan air mata yang nyaris
keluar dari kelopak mataku agar ia tidak menyaksikanku. Dimanakah kita gerangan dari para lelaki
yang lebih tinggi dari dunia dengan iman mereka, dan mempersembahkan sesuatu yang mahal dan
murah demi agama yang mereka anut?
Apartemen Syaikh Umar Tilmisani berada di gang sempit di komplek al-Mulaiji asy-Syabiyah al-
Qadimah di wilayah az-Zahir di Kairo, di dalam gang sempit. Perabot apatemennya sangat
sederhana. Walau ia berasal dari keluarga kaya raya dengan status sosial cukup tinggi. Seperti
itulah sifat zuhud, kesederhanaan dan kerendahan hati ustadz Tilmisani. Beliau adalah sosok yang
dicintai oleh seluruh lapisan masyarakat Mesir. Bahkan pemeluk Kristen Koptik juga
menghormatinya. Demikian pula penguasa yang sangat menghargai kedudukannya dan mengetahui
dengan baik keutamaan yang dimilikinya.
Adapun Ikhwanul Muslimin, maka mereka melihatnya sebagai sosok yang patut diteladani. Mereka
berlomba untuk melaksanakan instruksi dan perintah yang datang darinya. Itulah yang terjadi ketika
cinta karena Allah menjadi intisari yang menjalin hubungannya dengan mereka; ketika penerapan
syariat Allah dan meraih redha-Nya adalah tujuan dan keinginan mereka.
Kunjungan Syaikh Umar Tilmisani ke negara-negara Arab Islam dan kaum Muslimin di negara-
negara tempat mereka bermigrasi, bagaikan obat yang berusaha menyembuhkan luka yang mereka
derita, sekaligus sebagai arahan bijak atas apa yang harus dilakukan oleh kaum Muslimin bagi
agama, umat dan negeri mereka.
Ceramah, pelajaran, dialog, nasehat dan bimbingan yang ia sampaikan seluruhnya mengandung
motivasi untuk umat, khususnya bagi para pemuda, kaum intelektual dan para tokoh ulama agar
mereka mampu memikul tanggung jawab dan segera bangkit menjalankan peran mereka. Setiap
elemen dari umat agar berada pada posisi masing-masing, beramal dan bekerja bersama untuk
mengembalikan kejayaan Islam dan memimpin umat. Inilah sesungguhnya peran para duat di
setiap waktu dan zaman. Seperti itu pula risalah para nabi hingga akhirnya diwariskan kepada para
ulama, para dai yang jujur, dan orang-orang mukmin yang senantiasa ikhlas di atas jalan-Nya.
11. Tulisan dan Karya-karyanya
Ustadz Tilmisani turut andil dalam kancah pemikiran Islam melalui sebagian karya tulisannya yang
diterbitkan dalam berbagai versi. Di antaranya adalah:
1. Syahid al-Mihrab, Umar bin Khaththab
2. Al-Khuruj min al-Maaziq al-Islami ar-Raahin
3. Al-Islam wa al-Hukuumah ad-Diniyah
4. Al-Islaam wa al-Hayaah
5. Aaraa fi ad-Diin wa as-Siyaasah
6. Al-Mulham al-Mauhuub, ustadz al-Banna, Ustadz al-Jiil
7. Beberapa tulisan terkait tema Nahwa an-Nuur.
8. Dzikrayaat laa Mudzakkiraat
9. Al-Islaam wa Nazhratuhu as-Samiyah li al-Marah
10. Badha ma Allamani al-Ikhwan al-Muslimun
11. Qola an-Naasu, wa lam aqul fi Hukmi Abdul Nasser
12. Ayyam maa as-Saadaat
13. Min Fikhi al-Ilaam al-Islami
14. Min shifaat al-Aabidin
15. Ya Hukkam al-Muslimin, alaa takhafuuna Allaha?
16. Fi Riyadh at-Tauhid
17. Laa nakhafu as-Salaam, walaakin
Ditambah lagi dengan tulisan-tulisannya di majalah Dakwah, Kairo dan yang terkait dengan
masalah-masalah Islam yang dimuat di majalah yang lain, serta ceramah-ceramahnya di berbagai
forum nasional dan internasional yang diadakan di negara-negara Arab Islam dan negara-negara
Barat. Demikian pula dengan ceramah-ceramah yang disampaikannya dalam berbagai forum yang
diadakan oleh Ikhwan.
12. Apa Kata mereka tentang Ustadz Tilmisani
Ustadz Muhammad Said Abdurrahim berkata dalam tulisannya Umar Tilmisani, Mursyid ke tiga
Ikhwanul Muslimin:
Binasalah sang tiran, dan mereka yang menghabiskan masa yang sangat panjang di dalam jeruji
besi akhirnya keluar setelah dibersihkan oleh berbagai ujian. Membuat jiwa mereka semakin kuat
membaja. Walau tubuh mereka dihinakan, namun ruh mereka semakin kuat menggantung kepada
Allah Taala, dan merendahkan berbagai kemewahan duniawi yang pasti lenyap, dan rasa takut
yang hilang dari dalam hati mereka selain hanya kepada-Nya.
Mereka keluar dari ujian dan fitnah itu sebagai lelaki laksana gunung kokoh tak goyah oleh oleh
terpaan badai. Di dalam penjara mereka menghafal Al-Quran, menimba pengetahuan, dan berhasil
mengalahkan hawa nasfu mereka. Bukan hanya itu, mereka juga mengajarkan manusia hakikat
keberadaannya di dunia. Seperti itulah fungsi pejara bagi mereka; menjadi sekolah yang memberi
mereka lebih banyak dari pada yang diminta dari mereka.
Di antara mereka yang keluar dari penjara itu adalah al-Akh Umar Tilmisani, dan sesungguhnya
Allah Azza wa Jalla telah mempersiapkannya untuk memimpin Jamaah Ikhwan pada fase tersebut.
Dia adalah pemimpin yang tepat menahkodai bahtera Ikhwan di tengah gelombang dahsyat dengan
bijak dan sabar, lembut dan tenang disertai iman yang teguh dan tekad yang tak tergoyahkan.
Dakwah tersebar luas pada masanya, sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Para pemuda
pun kembali kepada Islam, sehingga arus Islam menjadi arus sangat besar yang terjadi di berbagai
perguruan tinggi, diberbagai asosiasi dan perkumpulan, bahkan di Mesir pada umumnya. Karena ia
mampu mengendalikan bahtera tersebut dengan pengalamannya sebagai pemimpin piawai, dan
keahlian seorang nahkoda, sehingga ia mampu menaklukkan gelombang dan marabahaya serta
mengantarkannya tiba di pantai keselamatan.
Berbagai ujian dan cobaan dilalui Ustadz Tilmisani dalam kehidupannya. Di antaranya ketika ia di
penjara selama hampir 20 tahun lamanya. Beliau termasuk orang paling sabar dari kalangan Ikhwan
dalam menghadapi siksaan algojo di penjara. Namun demikian, betapa pun keras dan kejamnya
siksaan itu dan buruknya perlakuan yang diterimanya, lisannya tidak pernah putus dari menyebut
asma Allah Taala Senantiasa mendoakan saudaranya yang lain agar tetap sabar dan teguh
menghadapi berbagai ujian tersebut. Lisannya juga senantiasa bersih dan tidak terdengar darinya
kata-kata keji terhadap mereka yang menganiaya dan menzaliminya. Ia senantiasa menyandarkan
segala urusannya kepada Allah Taala. Cukuplah Ia sebaik-baik pelindung.
13. Kembali Keharibaan-Nya
Allah Taala memanggil hamba-Nya kembali keharibaan-Nya pada hari Rabu, 13 Ramadhan 1406,
bertepatan dengan 22 Mei 1986. Beliau meninggal di rumah sakit setelah mengidap penyakit saat
usianya 82 tahun. Jenazahnya lalu disalatkan di mesjid Umar yang mulia di Kairo. Lebih dari
seperempat juta orang, bahkan setengah juta mengiringi jenazahnya menuju pemakamannya. Di
antara mereka yang mengiringinya terdapat sejumlah utusan berasal dari dalam dan luar negeri.
Saya sendiri dimuliakan Allah saat diberi kesempatan mengiringi jenazah tersebut bersama
kalangan Ikhwan dari negeri Arab. Alhamdulillah.
Inilah profil ustadz Umar Tilmisani, mursyid ke tiga jamaah Ikhwanul Muslimin, dan sekilas dari
perjalan hidup beliau. Kita senantiasa berdoa kepada Allah Azza wa Jalla, semoga Ia
menjadikannya termasuk orang-orang shalih dari hamba-Nya. Dan kelak kita menyusul
kepergiannya di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa.
Tamat

Anda mungkin juga menyukai